Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan anugrah yang
telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed Consent) RS Maryam Citra Medika ini dapat selesai disusun.
Informed consent merupakan persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah
diberi penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap
pasien terkait dengan proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan. Pada panduan ini, rumah
sakit memberikan penjelasan tentang informed consent kepada pasien dan keluarga, dimana
pasien dan keluarga berhak menerima atau menolak tindakan selama di rumah sakit.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Persetujuan Tindakan
Kedokteran (Informed Consent) RS Maryam Citra Medika. Semoga Panduan inii dapat
bermanfaat dan diimplementasikan serta menjadi standar dalam pelayanan kesehatan pada
pasien.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB 1 DEFENISI....................................................................................................................4
BAB 2 RUANG LINGKUP…………………………………………………….…................7
BAB 3 TATA LAKSANA.....................................................................................................15
BAB 4 DOKUMENTASI......................................................................................................17
3
Lampiran Keputusan Direktur
RS Maryam Citra Medika
Nomor : 015/SK/RS-MCM/I/2018
Tanggal: 15-01-2018
Tentang: Hak dan Kewajiban Pasien
BAB I
DEFENISI
A. PENGERTIAN
1. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
4. Tindakan Kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan medis yang
berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan,
5. Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien untuk menerima
rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk risiko terapi
dan fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut telah diberikan oleh dokter. Oleh
karena itu. Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis dan bedah spesifik
adalah tanggung jawab dokter. Meskipun tanggung jawab ini didelegasikan kepada
perawat di beberapa institusi dan tidak terdapat hukum yang melarang perawat untuk
menjadi bagian dalam proses pemberian informasi tersebut.
4
6. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
7. Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut perundang-
undangan atau telah/ pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu
berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami kemunduran perkembangan
(retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat
keputusan secara bebas.
8. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun
diluar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
9. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak
kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
10. Wali adalah orang yang menurut hokum menggantikan oranglain yang belum dewasa
untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang menurut
hokum menggantikan kedudukan orangtua.
11. Induk semang adalah orang yang berkewajiban untuk mangawasi serta ikut
bertangungjawab terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari anak
perantauan atau kepala rumahtangga dari seorang pembantu rumahtangga yang
belum dewasa
12. Gangguan Mental adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku yang secara
klinis menimbulkan penderitaan dangan gangguan dalam fungsi kehidupan
seseorang, mencakup Gangguan Mental Berat, Retardasi Mental Sedang,
RetardasiMental Berat, Dementia Senilis.
13. Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang tiba-tiba beradadalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
5
B. KEBIJAKAN
C. TUJUAN
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter, dokter gigi dan
seluruh tenaga kesehatan RS Maryam Citra Medika dalam Pelaksanaan persetujuan
tindakan kedokteran.
Persetujaun tindakan kedokteran ini mempunyai peran dan manfaat yang sangat
penting dalam penyelenggaraan praktik, yaitu:
1. Membantu kelancaran tindakan medis. Melalui informed consent, secara tidak
langsung terjalin kerjasama antara tenaga medis dan klien sehingga memperlancar
tindakan yang akan dilakukan. Keadaan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu
dalam upaya tindakan kedaruratan.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Tindakan medis
yang tepat dan segera, akan menurunkan resiko terjadinya efek samping dan
komplikasi.
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit, karena pasien
memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu ditunjang oleh tindakan yang
lancar, efek samping dan komplikasi yang minim, dan proses pemulihan yang
cepat
5. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hukum. Jika tindakan medis
menimbulkan masalah, tenaga medis memiliki bukti tertulis tentang persetujuan
pasien
6
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Persetujuan
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan
2. Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus
memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
3. Dalam keadaaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan
atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan
kedokteran.
4. Persetujan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh
yang memberi persetujuan sebelum dimulainya tindakan.
10
3. Bagi Pasien dewasa, atau yang masih dibawah 18 tahun namun sudah
menikah,persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan oleh
mereka menurut urutan hak tersebut.
a. Suami/ Istri
b. Ayah/Ibu Kandung
c. Anak-anak Kandung
d. Saudara–saudara Kandung
4. Dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali/ keluarga terdekat
dan dalam keadaan darurat yang perlu tindakan medik segera tidak
dibutuhkan informed consent dari siapapun
11
4. Jika orang yang berhak memberikan persetujuan menolak menerima
informasi dan kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan
dokter atau dokter gigi maka orang tersebut dianggap telah menyetujui
kebijakan medis apapun yang akan dilakukan dokter atau dokter gigi.
5. Apabila yang bersangkutan, sesudah menerima informasi, menolak untuk
memberikan persetujuannya maka penolakan tindakan kedokteran
tersebut harus dilakukan secara tertulis. Akibat penolakan tindakan
kedokteran tersebu tmenjadi tanggungjawab pasien.
6. Penolakan tindakan kedokteran tidak memutuskan hubungan dokter
pasien.
7. Persetujuan yang sudah diberikan dapat ditarik kembali (dicabut) setiap
saat, kecuali tindakan kedokteran yang direncanakan sudah sampai pada
tahapan pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan.
8. Dalam hal persetujuan tindakan kedokteran diberikan keluarga maka
yang berhak menarik kembali (mencabut) adalah anggota keluarga
tersebut atau anggota keluarga lainnya yang kedudukan hukumnya lebih
berhak sebagai wali.
9. Penarikan kembali (pencabutan) persetujuan tindakan kedokteran harus
diberikan secara tertulis dengan menandatangani format yang disediakan.
14
BAB III
TATALAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Bukti dalam berkas rekam medis (RM 27, RM 41, RM 48, RM 83)
2. Bukti edukasi DPJP dan PPJA/Staf Klinis dalam pemberian informasi
persetujuani penolakan tindakan kedokteran (informed consent) dalam rekam
medis (RM 26)
Ditetapkan di : Takalar
Pada Tanggal : 15-01-2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT MARYAM
CITRA MEDIKA