Anda di halaman 1dari 11

pembedahan maka idak terlalu membahayakan.

Contoh : perbaikan Scar, hernia


sederhana, perbaikan vaginal.
5)Pilihan
Keputusan
tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya pada pasien. Indikasi
pembedahan merupakan pilihan pribadi dan biasanya terkait dengan estetika. Contoh :
bedah kosmetik.
Sedangkan menurut faktor resikonya, tindakan pembedahan di bagi menjadi :
1)Minor
M
enimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang minim. Contoh :
incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi
2)Mayor
Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius. Contoh : Total
abdominal histerektomi, reseksi colon,
dll.
I. PRE OPERATIF
Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan
psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
A.
Persiapan Psikologi
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani opera
si emosinya tidak stabil.
Hal ini dapat disebabkan karena :
1.
Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya.
2.
Keadaan sosial ekonomi dari keluarga.
Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat
mengurangi ce
mas pasien. Hal
-
hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan
kepada pasien pra bedah.
1.
Penjelasan tentang peristiwa
Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi :
-
Pemeriksaan
-
pemeriksaan sebelum operasi (alasan
persiapan).
-
Hal
-
hal yang rutin sebelum operasi.
-
Alat
-
alat khusus yang diperlukan
-
Pengiriman ke ruang bedah.
-
Ruang pemulihan.
-
Kemungkinan pengobatan
-
pengobatan setelah operasi :
Perlu peningkat
an mobilitas sedini mungkin.
Perlu kebebasan saluran nafas.
Antisipasi pengobatan.
1.
Bernafas dalam dan latihan batuk
2.
Latihan kaki
3.
Mobilitas
4.
Membantu kenyamanan
B.
Persiapan Fisiologi
1.
Diet
8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 j
am sebelum operasi
pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum.
Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan
diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat makan/minum sebelum
pembedahan anta
ra lain :
-
Aspirasi pada saat pembedahan
-
Mengotori meja operasi.
-
Mengganggu jalannya operasi.
2.
Persiapan Perut.
Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran
pencernaan atau pelvis daerah per
iferal. Untuk pembedahan pada saluran
pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari menjelang
operasi.
Maksud dari pemberian lavement antara lain :
-
Mencegah cidera kolon
-
Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada
daerah yang akan dioperasi.
-
Mencegah konstipasi.
-
Mencegah infeksi.
3.
Persiapan Kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut.
Pencukuran dilakukan pada
waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu sa
ja, lemak dan
kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi.
Luas daerah yang
dicukur sekurang
-
kurangnya 10
-
20 cm
2
.
4.
Hasil Pemeriksaan
Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain
-
lain.
5.
Persetujuan Operasi / Inf
ormed Consent
Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari
keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua,
orang tua dan kelurga terdekat.
Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk melaksanakan
ope
rasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan
berbagai usaha untuk mendapat kontak
dengan anggota keluarga pada sisa waktu
yang masih mungkin.
C.
Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima dengan
perawa
t OK)
1.
Mencegah Cidera
Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu dilakukan hal
tersebut di bawah ini :
a.
Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).
b.
Cek gelang identitas / identifikasi pasien.
c.
Lepas tus
uk konde dan wig dan tutup kepala / peci.
d.
Lepas perhiasan
e.
Bersihkan cat kuku.
f.
Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.
g.
Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.
h.
Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada gangguan
pendengaran.
i.
Kaus kak
i anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko terhadap
tromboplebitis.
j.
Kandung kencing harus sudah kosong.
k.
Status pasien beserta hasil
-
hasil pemeriksaan harus dicek meliputi ;
-
Catatan tentang persiapan kulit.
-
Tanda
-
tanda vita
l (suhu, nadi, respirasi, TN).
-
Pemberian premedikasi.
-
Pengobatan rutin.
-
Data antropometri (BB, TB)
-
Informed Consent
-
Pemeriksan laboratorium.
2.
Pemberian Obat premedikasi
Obat
-
obat pra anaesthesi
diberikan untuk mengurangi kecemasan, memperlancar
induksi dan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative biasanya diberikan pada malam
menjelang operasi agar pasien tidur banyak dan mencegah terjadinya cemas.
Pengkajian Keperawatan Pra Bedah
A.
D
ata Subyektif
Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu.
a.
Pengertian tentang bedah yang duanjurkan
1.
Tempat
2.
Bentuk operasi yang harus dilakukan.
3.
Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah sakit, keterbatasan
setelah di bedah.
4.
Keg
iatan rutin sebelum operasi.
5.
Kegiatan rutin sesudah operasi.
lj
6.
Pemeriksaan
-
pemeriksaan sebelum operasi.
a.
Pengalaman bedah terdahulu
1.
Bentuk, sifat, roentgen
2.
Jangka waktu
Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah
a.
Penghayatan
-
penghayata
n dan ketakutan
-
ketakutan menghadapi bedah yang
dianjurkan.
b.
Metode
-
metode penyesuaian yang lazim.
c.
Agama dan artinya bagi pasien.
d.
Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah.
e.
Keluarga dan sahabat dekat
-
Dapat dijangkau (jarak)
-
Perseps
i keluarga dan sahabat sebagai sumber yang memberi bantuan.
7.
Hindari
penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.
8.
Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti ditangan atau di
lengan.
9.
Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua ekstremitas bawah
secara bersamaan untuk menjaga agar lutut tidak m
engalami dislokasi.
Pengkajian
1.
Sebelum dilakukan operasi
a.
Pengkajian psikososial
-
Perasaan takut / cemas
-
Keadaan emosi pasien
b.
Pengkajian Fisisk
-
Tanda vital : TN, N, R, Suhu.
-
Sistem integumentum
Pucat
Sianosis
Adakah penyakit kulit di area badan.
-
Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada gangguan pada sisitem cardio ?
Validasi apakah pasien menderita penyakit jantung ?
Kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi.
Kebiasaan merokok, minum al
cohol
Oedema
Irama dan frekuensi jantung.
Pucat
-
Sistem pernafasan
Apakah pasien bernafas teratur ?
Batuk secara tiba
-
tiba di kamar operasi.
-
Sistem gastrointestinal
Apakah pasien diare ?
-
Sistem reproduksi
Apakah pasien wani
ta mengalami menstruasi ?
-
Sistem saraf
Kesadaran ?
-
Validasi persiapan fisik pasien
Apakah pasien puasa ?
Lavement ?
Kapter ?
Perhiasan ?
Make up ?
Pakaian pasien / perlengkapan operasi ?
Validasi apakah pasien alaergi terhadap obat ?
Selama dilaksanakannya operasi
Hal
-
hal yang dikaji selama dilaksanakann
ya operasi bagi pasien yang diberi
anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang diberi
anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial.
Secara garis besar hal
-
hal yang perlu dikaji adalah :
a.
Pengkajian mental
B
ila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar / terjaga maka
sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan terhadapnya
dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut menghadapi prosedur
tersebut.
b.
Pengkajian fisik
-
Tanda
-
tanda vital
(Bila terjadi ketidaknormalan tanda
-
tanda vital dari pasien maka perawat
harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
-
Transfusi
(Monitor flabot transfusi sudah habis apa belum. Bila hampir habis segera
di
ganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran transfusi).
-
Infus
(Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila hampir habis harus
segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran infuse).
-
Pengeluaran urin
Normalnya pasi
en akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.
MASALAH KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL
Diagnosa keperawatan yang mungkin sering muncul pada pasien selama pelaksanaan
operasi adalah sebagai berikut :
1.
Cemas
2.
Resiko perlukaan/injury
3.
R
esiko penurunan volume cairan tubuh
4.
Resiko infeksi
5.
Kerusakan integritas kulit
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
-
Lepas semua perhiasan pasien
-
Lepas gigi palsu atau alat
-
alat yang palsu lainnya
-
Jaga kesterilan alat
-
alat dan tim kesehatan
-
Cek balance
cairan
Fase Pasca Anaesthesi
Periode segera sesudah anaesthesi adalah gawat. Pasien harus diamati
dengan jeli dan harus mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif sampai
pengaruh utama dari anaesthesi mulai berkurang dan kondisi umum mul
ai stabil.
Banyaknya asuhan keperawatan yang dilaksanakan segera setelah periode pasca
anaesthesi tergantung kepada prosedur bedah yang dilakukan. Hal
-
hal yang harus
diperhatikan meliputi :
A.
Mempertahankan ventilasi pulmonari
1.
Berikan posisi miring at
au setengah telungkup dengan kepala tengadah
kebelakang dan rahang didorong ke depan pada pasien sampai reflek
-
reflek
pelindung pulih.
2.
Saluran nafas buatan.
Saluran nafas pada orofaring biasanya terpasang terus setelah pemberian
anaesthesi umum unt
uk mempertahankan saluran tetap terbuka dan lidah
kedepan sampai reflek faring pulih. Bila pasien tidak bisa batuk dan
mengeluarkan dahak dan lendir harus dibantu dengan suction.
3.
Terapi oksigen
O
2
sering diberikan pada pasca operasi, karena obat ana
esthesi dapat
menyebabkan lyphokhemia. Selain pemberian O
2
harus diberikan latihan
nafas dalam setelah pasien sadar.
Mempertahankan sirkulasi.
Hipotensi dan aritmia adalah merupakan komplikasi kardiovaskuler yang paling
sering terjadi pada pasien post anae
sthesi.
Pemantauan tanda vital dilakukan tiap 15 menit sekali selama pasien berada di
ruang pemulihan.
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pemberian infus merupakan usaha pertama untuk mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Monito
r cairan per infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan pengganti
dan pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar juga harus
dimonitor.
Mempertahankan keamanan dan kenyamanan
Pasien post operasi atau post anaesthesi sebaiknya pada tempat
tidurnya dipasang
pengaman sampai pasien sadar betul. Posisi pasien sering diubah untuk mencegah
kerusakan saraf akibat tekanan kepada saraf otot dan persendian.
Obat analgesik dapat diberikan pada pasien yang kesakitan dan gelisah sesuai
dengan program d
okter.
Pada pasien yang mulai sadar, memerlukan orientasi dan merupakan tunjangan
agar tidak merasa sendirian.
Pasien harus diberi penjelasan bahwa operasi sudah
selesai dan diberitahu apa yang sedang dilakukan.
Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan/Recover
y
Room
Uraian diatas telah membahas tentang hal yang diperhatikan pada pasien post
anaesthesi. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini adalah petunjuk perawatan
/
observasi diruang pemulihan :
1.
Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringka
n pada pasien dengan
pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi regional posisi semi
fowler.
2.
Pasang pengaman pada tempat tidur.
3.
Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai