Anda di halaman 1dari 11

PRE

OPERATIF
Pengertian pre operatif
Keperawatan pre operatif adalah praktik
keperawatan yang akan dilakukan secara
berkesinambungan sejak keputusan untuk operasi
diambil hingga sampai ke meja pembedahan, dan
berakhir di ruang rawat post operasi.
Faktor resiko pre operatif
Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik.
Masalah kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor
penyebab ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi,
gangguan fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan
penyakit lain yang menjadi kontraindikasi tindakan operasi.
Persiapan pre operatif
a. Persiapan psikologis a. Persiapan Fisiologi
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani 1. Diet (puasa) pada operasi dengan anestesi
operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan umum, 8 jam
karena takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya dan 2. Menjelang operasi pasien tidak
keadaan sosial ekonomi dari keluarga. Maka hal ini dapat diperbolehkan makan, 4 jam sebelum
diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk mengurangi operasi pasien tidak diperbolehkan
kecemasan pasien. Meliputi penjelasan tentang peristiwa minum. Operasi dengan anaestesi
operasi, pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan), lokal/spinal anaestesi makanan ringan
alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke ruang bedah, diperbolehkan. Tujuannya supaya tidak
ruang pemulihan, kemungkinan pengobatan- pengobatan aspirasi pada saat pembedahan, mengotori
setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk, latihan meja operasi dan mengganggu jalannya
kaki, mobilitas dan membantu kenyamanan. operasi.
 
3. Persiapan perut, yaitu pemberian leuknol/lavement a. Persiapan Fisik

sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran 1. Status kesehatan fisik secara umum
Pemeriksaan status kesehatan secara umum,
pencernaan atau pelvis daerah periferal. Tujuannya
meliputi identitas klien, riwayat penyakit
mencegah cidera kolon, mencegah konstipasi dan
seperti kesehatan masa lalu, riwayat
mencegah infeksi. kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik
4. Persiapan kulit, yaitu daerah yang akan dioperasi lengkap, antara lain status hemodinamik,
harus bebas dari rambut. status kardiovaskuler, status pernafasan,

5. Hasil pemeriksaan ,diantarany hasil laboratorium, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin,

foto rontgen, elektrokardiogram (EKG), ultrasonografi fungsi imunologi, dan lain- lain. Selain itu
pasien harus istirahat yang cukup. karena
(USG) dan lain-lain.
dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien
6. Persetujuan operasi / informed Consent, yaitu izin
tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih
tertulis dari pasien/keluarga harus tersedia (Brunner & rileks
Suddarth, 2016)
2. Status nutrisi 4. Kebersihan lambung dan kolon
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan Lambung dan kolon harus dibersihkan
dan berat badan, lingkar lengan atas, kadar protein darah terlebih dahulu. Tindakan yang bisa
(albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. diberikan diantaranya adalah pasien
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipuasakan dan dilakukan tindakan
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengosongan lambung dan kolon dengan
input dan output cairan. Keseimbangan cairan dan elektrolit tindakan enemalavement. Lamanya puasa
terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya
mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat- puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB).
obatan anestesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat Tujuan dari pengosongan lambung dan
dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami kolon adalah untuk menghindari aspirasi
gangguan seperti oligurianuria, insufisiensi renal akut, nefritis (masuknya cairan lambung ke paru-paru
akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi
ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa.
5. Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah
yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat
bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat penyembuhan dan perawatan luka.
proses
6. Personal Hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi, karena tubuh yang kotor dapat
merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Apabila
masih memungkinkan, klien dianjurkan membersihkan seluruh badannya sendiri/dibantu
keluarga di kamar mandi. Apabila tidak, maka bidan melakukannya diatas tempat tidur.
7. Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. Selain untuk
pengosongan isi kandung kemih, tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
balance cairan.
Teknik Keterampilan pasca pre operatif
a. Latihan nafas b. Batuk efektif
Dalam bermanfaat untuk memperingan keluhan Bermanfaat untuk mengeluarkan secret yang menyumbat
saat terjadi sesak nafas, sebagai salah satu teknik jalan nafas. Cara batuk efektif adalah:
relaksasi, dan memaksimalkan supply oksigen ke 1. Tarik nafas dalam 4-5 kali
jaringan. Cara latihan teknik nafas dalam yang 2. Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2
benar adalah: detik
1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal 3. Angkat bahu dan dada batukan dengan kuat
kemudian tahan 1-2 detik dilonggarkan serta
2. Keluarkan secara perlahan dari mulut 4. Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi
3. Lakukanlah 4-5 kali latihan, lakukanlah disesuaikan dengan kebutuhan
● Perhatikan kondisi klien
minimal 3 kali sehari (pagi, siang, sore)
Persiapan pemeriksaan
penunjang

c. Latihan gerak sendi Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah


Bermanfaat untuk meningkatkan atau berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium
mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan maupun pemeriksaan lain, seperti: pemeriksaan
otot, mempertahankan fungsi jantung dan masa perdarahan (bleeding time) dan masa
pernapasan, serta mencegah kontraktur dan pembekuan (clotting time) darah pasien,
kekakuan pada sendi. Beberapa jenis gerakan elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan
sendi: fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, hasil pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks,
oposisi, dll EKG dan ECG.
Sumber :
● RAHMAWATI, N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN
HEMOROID DENGAN TINDAKAN HEMOROIDEKTOMI DI RUANG INSTALASI BEDAH
SENTRAL RSUD ALIMUDIN UMAR LAMPUNG BARAT TAHUN 2021 (Doctoral dissertation,
Poltekkes Tanjungkarang).
● 
● Indah Mauludiyah, S. S. T. (2023). PEMENUHAN KEBUTUHAN PERIOPERATIF (PRE DAN
POST) PADA TINDAKAN OPERASI DI PRAKTIK KEBIDANAN. Keterampilan Dasar Praktik
Kebidanan, 207.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics and images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai