Anda di halaman 1dari 24

Askep Perioperatif

I. PENGERTIAN

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan


perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima
pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan.

Perawatan intra operatif dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah


dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang pemulihan.
Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan
intra operatif yang dimulai saat klienditerima di ruang pemulihan / pasca

anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya

II. PRE OPERATIF

Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi


persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi
(khusus pasien).

A. Persiapan Psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yangakan menjalani operasi emosinya


tidak

stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :

1. Takut akan perasaan sakit,narcosa atau hasilnya.

2. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga. Penyuluhan merupakan fungsi


penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat mengurangi cemas
pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan kepada
pasien pra bedah.

1. Penjelasan tentang peristiwa

Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum


operasi :

- Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan

persiapan).

- Hal-hal yang rutin sebelum operasi.

- Alat-alat khusus yang diperlukan

- Pengiriman ke ruang bedah.


- Ruang pemulihan.

- Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :

. Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.

. Perlu kebebasan saluran nafas.

. Antisipasi pengobatan.

1. Bernafas dalam dan latihan batuk

2. Latihan kaki

3. Mobilitas

4. Membantu kenyamanan

B. Persiapan Fisiologi

1. Diet

8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam


sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi
dengan anaesthesi umum.

Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan


ringan

diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat makan/minum sebelum

pembedahan antara lain :

- Aspirasi pada saat pembedahan

- Mengotori meja operasi.

- Mengganggu jalannya operasi.

2. Persiapan Perut.

Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah


saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk pembedahan pada
saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari
menjelang operasi.

Maksud dari pemberian lavement antara lain :

- Mencegah cidera kolon

- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan


dioperasi.
- Mencegah konstipasi.

- Mencegah infeksi.

3. Persiapan Kulit

Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran


dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur
bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang
akan dioperasi.

Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm .

4. Hasil Pemeriksaan

Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.

5. Persetujuan Operasi / Informed Consent Izin tertulis dari pasien /


keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat
yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat. Pada
kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk
melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga,
setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan anggota
keluarga pada sisa waktu yang masih

mungkin.

C. Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima

dengan perawat OK)

1. Mencegah Cidera

Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu


dilakukan hal tersebut di bawah ini :

1. Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).

2. Cek gelang identitas / identifikasi pasien.

3. Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.

4. Lepas perhiasan

5. Bersihkan cat kuku.

6. Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.

7. Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.


8. Alat pendengaran boleh terpasangbila pasien kurang / ada gangguan
pendengaran.

9. Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko
terhadap tromboplebitis.

10. Kandung kencing harus sudah kosong.

11. Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek meliputi ;

- Catatan tentang persiapan kulit.

- Tanda-tanda vital (suhu,nadi, respirasi, TN).

- Pemberian premedikasi.

- Pengobatan rutin.

- Data antropometri (BB, TB)

- Informed Consent

- Pemeriksan laboratorium.

2. Pemberian Obat premedikasi

Obat-obat pra anaesthesi diberikan untuk mengurangi kecemasan,


memperlancar induksi dan untuk pengelolaan anaesthesi. Sedative
biasanya diberikan pada malam menjelang operasi agar pasien tidur
banyak dan mencegah terjadinya cemas.

i. Pengkajian Keperawatan Pra Bedah

A. Data Subyektif

i. Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu.

1. Pengertian tentang bedah yang duanjurkan

1. Tempat

2. Bentuk operasi yang harus dilakukan.

3. Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah sakit, keterbatasan


setelah di bedah.

4. Kegiatan rutin sebelum operasi.

5. Kegiatan rutin sesudah operasi.

6. Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi.


1. Pengalaman bedah terdahulu

1. Bentuk, sifat, roentgen

2. Jangka waktu

ii. Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah

1. Penghayatan-penghayatan dan ketakutan-ketakutan menghadapi bedah


yang dianjurkan.

2. Metode-metode penyesuaian yang lazim.

3. Agama dan artinya bagi pasien.

4. Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah.

5. Keluarga dan sahabat dekat

- Dapat dijangkau (jarak)

- Persepsi keluarga dan sahabat sebagai sumber yang memberi bantuan.

1. Perubahan pola tidur

2. Peningkatan seringnya berkemih.

iii. Status Fisiologi

1. Obat-obat yang dapat mempengaruhi anaesthesi atau yang mendorong


komplikasi-komplikasi pascabedah.

2. Berbagai alergi medikasi, sabun, plester.

3. Penginderaan : kesukaran visi dan pendengaran.

4. Nutrisi : intake gizi yang sempurna (makanan, cairan) mual, anoreksia.

5. Motor : kesukaran ambulatori, gerakan tangan dan kaki, arthritis, bedah


orthopedi yang terdahulu (penggantian sendi, fusi spinal).

6. Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas.

7. Kesantaian : bisa tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman, harapan


mengenai terbebas dari nyeri setelah operasi.

B. Data Obyektif

1. Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang


perasaan (cemas), kemampuan berbahasa Inggris.

2. Tingkat interaksi dengan orang lain.


3. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktifitas
yang sibuk (cemas).

4. Tinggi dan berat badan.

5. Gejala vital.

6. Penginderaan : kemampuan penglihatan dan pendengaran.

7. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.

8. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.

9. Thorak : bunyi nafas (terdapat,sisanya) pemekaran dada, kemampuan


bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk
perbandingan pada pasca bedah).

10. Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi perifer


sebelum bedah vaskuler atau tubuh.

11. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau


bergerak di tempat duduk, koordinasi waktu berjalan.

ii. Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul

1. Takut

2. Cemas

3. Resiko infeksi

4. Resiko injury

5. Kurang pengetahuan

III. INTRA OPERATIF

i. Anggota Tim Asuhan Keperawatan Intra Operatif

Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua
bagian. Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak
steril :

A. Anggota steril

1. Ahli bedah utama / operator

2. Asisten ahli bedah.

3. Scrub Nurse / Perawat Instrumen


B. Anggota tim yang tidak steril,

terdiri dari :

1. Ahli atau pelaksanaanaesthesi.

2. Perawat sirkulasi

3. Anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang


rumit).

ii. Prinsip Tindakan Keperawatan

Selama Pelaksanaan Operasi.

A. Persiapan Psikologis Pasien

B. Pengaturan Posisi

Ò Posisi diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan


keadaan psikologis pasien.

ÒFaktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien

adalah :

1. Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.

2. Umur dan ukuran tubuh pasien.

3. Tipe anaesthesia yang digunakan.

4. Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan


(arthritis).

ÒPrinsip-prinsip di dalam pengaturan posisi pasien :

1. Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman.

2. Sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan
kakinya ditutup dengan duk.

3. Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk yang baik
yang biasanya dililitkan diatas lutut. Saraf, otot dan tulang dilindungi untuk
menjaga kerusakan saraf dan jaringan.

4. Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk


meyakinkan terjadinya pertukaran udara.
5. Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena tekanan
dapat menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang merupakan faktor
predisposisi terjadinya thrombus.

6. Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi karena


hal ini dapat melemahkan sirkulasi dan menyebabkan terjadinya
kerusakan otot.

7. Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien.

8. Yakinkan bahwasirkulasi pasien tidakberhenti ditangan ataudi lengan.

9. Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua ekstremitas bawah


secara bersamaan untuk menjaga agar lutut tidak mengalami dislokasi.

1. Membersihkan dan Menyiapkan Kulit.

2. Penutupan Daerah Steril

3. Mempertahankan Surgical Asepsis

4. Menjaga Suhu Tubuh Pasien dariKehilangan Panas Tubuh

5. Monitor dari MalignantHyperthermia

6. Penutupan luka pembedahan

7. Perawatan Drainase

8. Pengangkatan Pasien Ke RuangPemulihan, ICU atau PACU.

iii. Pengkajian

1. Sebelum dilakukan operasi

a. Pengkajian psikososial

- Perasaan takut / cemas

- Keadaan emosi pasien

b. Pengkajian Fisisk

- Tanda vital : TN, N, R,

Suhu.

- Sistem integumentum

. Pucat

. Sianosis
.

Adakah penyakitkulit di areabadan.

- Sistem Kardiovaskuler

. Apakah adagangguanpadasisitemcardio ?

. Validasi apakahpasienmenderitapenyakitjantung ?

. Kebiasaan minumobat jantungsebelumoperasi.

. Kebiasaan merokok,minumalcohol

. Oedema

.Irama danfrekuensijantung.

. Pucat

- Sistem pernafasan

Ò Apakah pasien bernafasteratur ?

Ò Batuk secara tiba-tibadikamaroperasi.

- Sistem gastrointestinal

. Apakah pasiendiare ?

- Sistem reproduksi

Ò Apakah pasien wanitamengalami menstruasi ?

- Sistem saraf

. Kesadaran ?

- Validasi persiapan fisikpasien

Ò Apakah pasien puasa ?

Ò Lavement ?

Ò Kapter ?

Ò Perhiasan ?

Ò Make up ?

Ò Scheren / cukur bulupubis ?

Ò Pakaian pasien /perlengkapan operasi ?


Ò Validasi apakah pasien alaergi terhadap obat ?

1. Selama dilaksanakannya operasi

Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang


diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada
pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian

psikososial.

Secara garis besar hal-hal yang

perlu dikaji adalah :

a. Pengkajian mental

Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar / terjaga maka
sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan
terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut
menghadapi prosedur tersebut.

b. Pengkajian fisik

- Tanda-tanda vital

(Bila terjadi ketidaknormalan tanda-tanda vital dari pasien maka perawat


harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).

- Transfusi (Monitor flabot transfusi sudah habis apa belum. Bila


hampir habis segera diganti dan juga dilakukan observasi

jalannya aliran transfusi).

- Infus (Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila hampir
habis harus segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran
infuse).

- Pengeluaran urin Normalnya pasien akan mengeluarkan urin


sebanyak 1 cc/ kg BB/jam.

MASALAH KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL

Diagnosa keperawatan yang mungkin sering muncul pada pasien selama


pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :

1. Cemas

2. Resiko perlukaan/injury
3. Resiko penurunan volume cairan tubuh

4. Resiko infeksi

5. Kerusakan integritas kulit

iv. Fase Pasca Anaesthesi

Periode segera sesudah anaesthesi adalah gawat. Pasien harus diamati


dengan jeli dan harus mendapat bantuan fisik dan psikologis yang intensif
sampai pengaruh utama dari anaesthesi mulai berkurang dan kondisi
umum mulai stabil.

Banyaknya asuhan keperawatan yang dilaksanakan segera setelah


periode pasca anaesthesi tergantung kepada prosedur bedah yang
dilakukan. Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi :

1. Mempertahankan ventilasi pulmonari

1. Berikan posisi miring atau setengah telungkup dengan kepala tengadah


ke belakang dan rahang didorong ke depan pada pasien sampai reflek-
reflek pelindung pulih.

2. Saluran nafas buatan.

Saluran nafas pada orofaring biasanya terpasang terus setelah pemberian


anaesthesi umum untuk mempertahankan saluran tetap terbuka dan lidah

kedepan sampai reflek faring pulih. Bila pasien tidak bisa batuk dan
mengeluarkan dahak dan lendir harus dibantu dengan suction.

3. Terapi oksigen

O sering diberikan pada pasca operasi, karena obat anaesthesi dapat


menyebabkan lyphokhemia. Selain pemberian

O harus diberikan latihan nafas dalam setelah pasien sadar.

1. Mempertahankan sirkulasi.

Hipotensi dan aritmia adalah merupakan komplikasi kardiovaskuler yang


paling sering terjadi pada pasien post anaesthesi.

Pemantauan tanda vital dilakukan tiap 15 menit sekali selama pasien


berada di ruang pemulihan.
1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Pemberian infus
merupakan usahapertama untuk mempertahankankeseimbangan cairan
dan elektrolit.

Monitor cairan per infus sangat penting untuk mengetahui kecukupan


pengganti dan pencegah kelebihan cairan. Begitu pula cairan yang keluar
juga harus dimonitor.

1. Mempertahankan keamanan dan kenyamanan

Pasien post operasi atau post anaesthesi sebaiknya pada tempat tidurnya
dipasang pengaman sampai pasien sadar betul. Posisi pasien sering
diubah untuk mencegah kerusakan saraf akibat tekanan kepada saraf otot
dan persendian. Obat analgesik dapat diberikan pada pasien yang
kesakitan dan gelisah sesuai dengan program dokter.

Pada pasien yang mulai sadar, memerlukan orientasi dan merupakan


tunjangan agar tidak merasa sendirian. Pasien harus diberi penjelasan
bahwa operasi sudah selesai dan diberitahu apa yang sedang dilakukan.

v. Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan/Recovery Room

Uraian diatas telah membahas tentang hal yang diperhatikan pada pasien
post anaesthesi. Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini adalah petunjuk
perawatan / observasi

diruang pemulihan :

1. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada pasien
dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi
regional posisi semi fowler.

2. Pasang pengaman pada tempat tidur.

3. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.

4. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.

5. Beri O 2,3 liter sesuai program.

6. Observasi adanya muntah.

7. Catat intake dan out put cairan.

Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya


situasi krisis

- Tekanan sistolik < 90 -100 mmHg atau > 150 - 160 mmH,

diastolik < 50 mmHg atau > dari90 mmHg.


- HR kurang dari 60 x menit >10 x/menit

- Suhu > 38,3 C atau kurang dari 35 C.

- Meningkatnya kegelisahan pasien

- Tidak BAK + 8 jam post operasi.

Pengeluaran dari ruang pemulihan / Recovery Room

Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :

1. Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.

2. Tanda-tanda vital harus stabil.

3. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.

4. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.

5. Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah
sempurna.

6. Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus


dicatat dan dilaporkan.

7. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.

8. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat


untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang
bertugas pada unit dimana pasien akan dipindahkan.

9. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk
menyiapkan dan menerima pasien tersebut.

Pengangkutan Pasien keruangan

Hal-hal yang harus diperhatikan

selama membawa pasien ke ruangan

antara lain :

- Keadaan penderita serta

order dokter.

- Usahakan pasien jangan

sampai kedinginan.

- Kepala pasien sedapat


mungkin harus dimiringkan

untuk menjaga bila muntah

sewaktu-waktu, dan muka

pasien harus terlihat sehingga

bila ada perubahan sewaktu-

waktu terlihat.

vi. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post

Operasi

A. Pengkajin awal

1. Status Respirasi

Melipuiti :

- Kebersihan jalan nafas

- Kedalaman pernafasaan.

Kecepatan dan sifat

pernafasan.

- Bunyi nafas

1. Status sirkulatori

Meliputi :

- Nadi

- Tekanan darah

- Suhu

- Warna kulit

1. Status neurologis

Meliputi : tingkat kesadaran

1. Balutan

Meliputi :
- Keadaan drain

Terdapat pipa yang harus

disambung dengan

sistem drainage.

1. Kenyamanan

Meliputi :

- Terdapat nyeri

- Mual

- Muntah

1. Keselamatan

Meliputi :

- Diperlukan penghalang

samping tempat

tidur.

- Kabel panggil yang mudah

dijangkau.

- Alat pemantau dipasang

dan dapat

berfungsi.

1. Perawatan

Meliputi :

- Cairan infus, kecepatan,

jumlah cairan, kelancaran

cairan.

- Sistem drainage : bentuk

kelancaran pipa, hubungan


dengan alat penampung, sifat

dan jumlah drainage.

1. Nyeri

Meliputi :

- Waktu

- Tempat.

- Frekuensi

- Kualitas

Faktor yang

memperberat /

memperingan

A. Data Subyektif

Pasien hendakanya ditanya mengenai

gejala-gejala ketidaknyamanan setelah

ditempatkan ditempat tidur dengan

posisi tubuh yang menunjang.

Pertanyaan-pertanyaan yang langsung

misalnya :"Bagaimana perasaan anda?",

dapat memperlihatkan data mula dan

nyeri tanpa memfokuskan pada daerah

yang spesifik, dimana tidak ada

keluhan. Penginderaan rasa nyeri

sering kali meningkat pada waktu ini

akibat pemindahan dari brankard ke

tempat tidur. Sangat penting untuk

mengetahui lokasi, bentuk serangan


dan perubahan intensitas rasa nyeri,

dan bukan menyangka bahwa nyeri

berasal dari torehan.

Mual

jarang timbul setelah pasca

anaesthesi baru. Sangat besar

kemungkinan terjadi mual bila perut

mengalami manipulasi yang ekstensif

pada waktu prosedur bedah atau telah

mendapat narkotika yang cukup

banyak.

B. Data Objektif

1. Sistem Respiratori

2. Status sirkulatori

3. Tingkat Kesadaran

4. Balutan

5. Posisi tubuh

6. Status Urinari / eksresi.

C. Pengkajian Psikososial

Yang perlu diperhatikan : umur,

prosedur pembedahan, efek samping

dari prosedur pembedahan dan

pengobatan, body image dan pola/gaya

hidup. Juga tanda fisik yang

menandakan kecemasan termasuk

denyut nadi, tekanan darah, dan

kecepatan respirasi serta ekspresi


wajah.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berdasarkan

pada prosedur pembedahan, riwayat

medis, dan manifestasi klinik post

operasi.

Pemeriksaan laboratorium lab post

operasi secara umum anatara lain :

1. Analisa serum dan elektrolit,

glukosa dan pemeriksaaan darah

lengkap.

2. Pemeriksaann urine sekitar setiap

4 jam untuk klien dengan resiko

dehidrasi dan insufisisensi ginjal.

Masalah Keperawatan Yang Lazim Muncul

A. Diagnosa Umum

a. Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan efek

samping dari anaesthesi.

b. Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan luka post

operasi.

c. Nyeri akut berhubungan dengan

proses pembedahan.

d. Resiko injury berhubungan

dengan kelemahan fisik, efek

anaesthesi, obat-obatan
(penenang, analgesik) dan imobil

terlalu lama.

B. Diagnosa Tambahan

a. Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi sekret.

b. Resiko retensi urine

berhubungan dengan

anaesthesi, bedah pelvis, dan

kurang gerak.

c. Kurang pengetahuan

berhubungan dengan salah

memahami informasi.

d. Cemas berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang

prosedur pembedahan.

e. Nausea berhubungan dengan

efek anaesthesi, narkotika,

ketidaseimbangan elektrolit.

f. Kerusakan mobilitas fisik

berhubungan dengan nyeri.

g. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan anoreksoia,

lemah, nyeri, mual.

h. Konstipasi berhubungan dengan

efek anaesthesi.
Be the first to like this.

Suka

by Gravity

Swarms of Asian

Giant Hornets... 7 TV Character

Kill-Offs That...

Wall St. Cheat

5 Amazing Ways

To Get Rid Of... Shreddies

underwear won't...

About these ads

Nama

Surel

Situs web

Komentar

Askep Lengkap pada 12

Agustus 2009 pada 23:39

Download Askep Lengkap

ASUHAN KEPERAWATAN
GRATIS

pada 12 Agustus

2009 pada 23:45

ASUHAN KEPERAWATAN

GRATIS

iswan lamaga pada 13

Oktober 2009 pada 06:47

terus patofisnya gmana???

apakah berhubungan dgn

operasi atau penyakit

operasi tsb, misalnya vularis

laseratum

nur pada 30 Oktober 2009

pada 13:44

mau nanya dong?

menyiapkan tempat tidur

pasca operasi itu gimana???

Abror S pada 26 November

2009 pada 21:51

Maaf yg Anda maksud

dengan menyiapkan tempat

tidur pasca operasi itu di

ruang RR atau di bangsal

ya¿¿?

abror shodiq pada 23 Maret

2010 pada 20:04

Berhubungan dengan
jalannya operasi (intra

operatif)¿¿¿

abror shodiq pada 23 Maret

2010 pada 20:06

Tempat tidur pasca operasi

disesuaikan dengan jenis

anestesinya. GA atau

Regional. kalao Regional,

posisi kepala lebih tinggi

dibanding tubuhnya. Kalo GA

diusahakan posisi

recovery¿¿¿.

rizky pada 21 Juli 2010

pada 15:58

apa efek lavemen pada

kasus bedah ?klo bab d

kamar op apa keselahan dari

levemen?jawab please

rizky pada 21 Juli 2010

pada 15:59

apa lavemen masih dipakai?

pada kasus apa aja?

ert pada 19 Oktober 2010

pada 19:17

thank you

firman pada 25 Mei 2011

pada 18:15
sukrn

Laki Beneran pada 7

Agustus 2011 pada 22:58

sukses¿.maju terus

yuli widyastuti pada 13

Desember 2011 pada 18:57

sip pak abror.., bolehkah

pinjam referensinya pak?..,

ithaswar pada 15 Desember

2011 pada 16:38

ada yang tau referensi

tentang kranioplasti g??

minta dong,,, kirim lewat e-

mail aja plis..

makasih¿

eka pada 19 Oktober 2012

pada 17:21

Pak abror ijin ngopy yaa¿.

saya anak pelatihan dari

bjm

abror shodiq pada 22

Oktober 2012 pada 18:14

Ya okey¿monggo

silahkan.Mudah2an

bermanfaat. Selamat

belajar¿¿¿..

heni pada 7 Januari 2013


pada 12:10 terimakasih informasinya

Anda mungkin juga menyukai