Kebutuhan Pada
Pasien Fase
Perioperatif Pada
KELOMPOK 4 :
Anak 1.Adi Yusup
2.Chintya Putri A
3.Dian Oktaviani
4.Dini Safitri
5.Frilia Putri
6.Hasna Fauziyyah
7.Irfan Ifandi
8.Mega Rahmah
9.Melani R Zanah
10.Siti Dhini Fathonah
Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan da
pat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat dib
erikan kepada pasien pra bedah.
• Penjelasan tentang peristiwa
• Bernafas dalam dan latihan batuk
• Latihan kaki
• Mobilitas
• Membantu kenyamanan
6 Persiapan Fisiologi
• Puasa: 8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam seb
elum operasi pasien tidak diperbolehkan minum.
• Persiapan saluran pencernaan : Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi
dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal.
• Persiapan Kulit : Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencuk
uran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicuku
r bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang a
kan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.
• Hasil Pemeriksaan : Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan
lain-lain.
Lanjutan …
• Persetujuan Operasi / Informed Consent : Izin tertulis dari pasien / keluarga har
us tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat yaitu suami / ist
ri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat.
7. Persiapan Akhir Sebelum Operasi Di Kamar Operasi (Serah terima dengan pera
wat OK)
• Mencegah Cidera
Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera
• Pemberian Obat premedikasi
Pemberian obat premedikasi bertujuan :
a. Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran, mem
berikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi).
b. memperlancar induksi, rumatan dan sadar dari anastesi.
c. Mengurangi jumlah obat-obatan anstesi.
d. Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual dan muntah pascaanast
esi.
e. Mengurangi stres fisiologis (takikardia, napas cepat dll).
f. Mengurangi keasaman lambung.
FASE INTRA OPERATIF
1 Pengkajian
Meliputi pengumpulan data subjektif yaitu: usia, alergi (iodin, medikasi,
lateks, larutan antiseptik atau larutan pencuci kulit, plester), obat dan zat la
in yang sedang dipakai (obat dari dokter, rokok, alkohol), tinjauan sistem tu
buh, pengalaman pembedahan yang dulu dan yang sekarang, latar belakang
kebudayaan (termasuk kepercayaan, keyakinan, agama), dan psikososial
(Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).
a. Usia
Mempengaruhi pembedahan dan hasil pascaoperasi. Kapasitas fungsional dar
i setiap sistem tubuh menurun sekitar 1% setiap tahunnya.
b. Alergi
Pasien harus dikaji untuk mengetahui adanya alergi terhadap iodin, lateks, ob
at- obatan, larutan antiseptik, atau larutan pencuci kulit dan plester. Povid
on iodin dipakai untuk mencuci kulit, apabila pasien ragu-ragu apakah i
a alergi terhadap iodin atau tidak, tanya apakah ia alergi terhadap kerrang
.
c. Obat dan zat yang digunakan
Data ini penting sekali karena zat atau obat-obatan ini dapat menimbulkan ef
ek yang tidak baik pada anestesia dan berisiko menimbulkan komplikasi int
raoperasi dan pascaoperasi.
Lanjutan …
d. Riwayat medis
Pemeriksaan ulang terhadap sistem tubuh sangat penting untuk mengetahui s
tatus imunologis, endokrin, kardiovaskuler, pernafasan, ginjal, gastrointest
inal, neurologis, muskuluskeletal, dan dermatologis.
e. Status nutrisi
Pasien dengan gangguan nutrisi berisiko tinggi mengalami komplikasi karena
pembedahan atau anestesia.
f. Pengalaman pembedahan terdahulu dan sekarang
Pengertian pasien mengenai pembedahan yang akan dilaksanakan dan rutinit
as praoperasi dan pascaoperasi harus dikaji.
g. Latar belakang budaya dan agama
Kebudayaan dan kepercayaan bisa mempengaruhi respon seseorang terhadap
kesehatan, sakit, pembedahan, dan kematian.
h. Psikososial
Pengkajian psikososial yaitu data subjektif dan objektif. Pengetahuan dan pers
epsi pasien tentang pembedahannya dapat ditanyakan langsung pada pasie
n.
Lanjutan …
Pemeriksaan fisik dan diagnostik yang dilakukan oleh perawat meliputi
pemeriksaan head to toe. Pada tahap preoperatif, data objektif dikumpulkan d
engan dua tujuan yaitu memperoleh data dasar untuk digunakan sebagai pem
banding data pada tahap intraoperatif dan tahap pascaoperatif dan mengetah
ui masalah potensial yang memerlukan penanganan sebelum pembedahan dil
aksanakan.
Pengkajian preoperasi mengenai status sistem pernafasan perlu dikaji deng
an teliti. Terganggunya ventilasi karena efek dari anestesia serta meningkatnya s
ekresi mukus bisa mengakibatkan atelektasis dan pneumonia.
2. Anamnesis
Keluhan utama merupakan alasan yang menyebabkan seorang anak dibaw
a oleh orangtuanya ke dokter. Informasi durasi, onset, progresivitas dan berat ri
ngannya keluhan utama serta keluhan dan gejala yang menyertainya harus dig
ali seteliti mungkin. Riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dah
ulu berguna untuk mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatlkan ketidak
berhasilan operasi. Riwayat operasi sebelumnya dan pemberian obat yang ber
hubungan dengan keluhan utama dicatat. Kondisi lain seperti terdapat dyspne
a, riwayat sianosis, edema, perdarahan yang sulit berhenti, dan riwayat alergi h
arus ditanyakan. Obat yang sedang digunakan juga harus diketahui jenis, dosis
dan jadwal pemberiannya. Riwayat persalinan, riwayat imunisasi, asupan
nutrisi serta pertumbuhan dan perkembangan sebaiknya diperhatikan
Lanjutan …
Riwayat penyakit dan silsilah keluarga (family tree) berguna pada penyakit-penya
kit kongenital, genetik atau keganasan. Riwayat sosial terutama berperan pad
a kondisi tempat tinggal dan lingkungan serta perkembangan sosial dan aka
demik seorang anak.
3 Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk identifikasi bagian mana yang akan menjal
ani operasi dan menyakinkan bahwa sistim organ yang lain dalam keadaan seh
at. Pemeriksaan pasien anak harus disesuaikan dengan keadaan setiap
anak.
a. Kulit dan Integumen
Lesi atau benjolan didefinisikan sesuai dengan ukuran, bentuk, konsistensi d
an mobilitas. Kemerahan (rash) merupakan indikasi proses infeksi atau vaskulitis.
Skar dari operasi sebelumnya juga harus dicari. Selulitis dapat timbul setelah tra
uma seperti laserasi, benda asing atau luka operasi. Abses diindikasikan dengan e
ritema, indurasi dan fluktuasi. Pada kasus penganiayaan, dapat ditemukan mema
r dan bekas luka bakar.
b. Nodus Limfatikus
Limfadenopati dapat terjadi pada berbagai lokasi dan sering melibatkan
daerah servikal, aksiler, epitroklear atau inguinal dan umumnya disebabkan oleh i
nfeksi sehingga sumber infeksi harus diidentifikasi pada pemeriksaan. Penyebab
dapat bakteri, virus, jamur atau protozoa. Pembesaran kelenjar getah bening jug
a dapat merupakan tanda metastasis atau keganasan seperti leukemia limfobla
Lanjutan …
Persetujuan Tindakan
Secara hukum pembedahan tidak boleh dilakukan sebelum pasien memahami p
erlunya prosedur tersebut, tahap-tahap yang harus dilalui, risiko, hasil yang dihar
apkan, dan terapi alternatifnya. Memberi informasi pada klien merupakan ta
nggung jawab utama dokter, persetujuan tidak bisa diinformasikan jika pasien d
alam keadaan bingung, tidak sadar, mengalami gangguan mental, atau dibawah
pengaruh obat penenang. Seluruh format persetujuan harus ditandatangani ol
eh pasien sebelum perawat memberi obat- obatan preoperatif (Potter & Perry,
2005).
6. Intervensi Keperawatan
• Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anestesi, nyeri) dan
hasil akhir dari pembedahan.
a. Identifikasi sumber rasa cemas
b. Bantu pasien memakai mekanisme koping yang efektif
c. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang bisa mengurang rasa cemas, m
isalnya mendengarkan musik, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing dan se
bagainya.
d. Libatkan sistem pendukung pasien seperti keluarga dan orang yang berarti b
aginya.
e. Berikan obat-obatan yang bisa mengurangi rasa cemas seperti diazepam (Vali
um 5-15 mg IV/IM/oral), midazolam (Versed 1-4 mg IV/IM), dan obat-obat la
in yang dapat mengurangi kecemasan.
• Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan tidak ada informasi mengena
i rutinitas perioperatif.
a. Lakukan penyuluhan kesehatan terkait rutinitas perioperatif.
b. Berikan informasi yang singkat dan jelas tentang pembedahan.
c. Jelaskan prosedur pembedahan kepada pasien dan keluarganya.
Lanjutan …
6. Implementasi
Tahap dilakukannya intervensi keperawatan berdasarkan prioritas masalah, meli
puti tindakan mandiri, kolaboratif, maupun health promotion.
7. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien:
Mengungkapkan bahwa perasaan cemas berkurang, merasa nyaman, nampak r
elaks, dan memakai mekanisme koping yang efektif
Berpartisipasi dan mengikuti instruksi serta rutinitas perioperatif, menjelaskan ras
ional dan intervensi perioperatif
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN INTRAOPEATIF
1. PENGKAJIAN
1. Sebelum dilakukan operasi
a. Pengkajian psikososial
• Perasaan takut / cemas
• Keadaan emosi pasien
b. Pengkajian Fisisk
• Tanda vital : TN, N, R, Suhu.
• Sistem integumentum : Pucat, Sianosis, Adakah penyakit kulit di area badan.
• Sistem Kardiovaskuler :
- Apakah ada gangguan pada sisitem cardio ?
- Validasi apakah pasien menderita penyakit jantung ?
- Kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi.Kebiasaan merokok, minu
m alcohol
- Oedema
- Irama dan frekuensi jantung.
- Pucat
Lanjutan …
• Sistem pernafasan
- Apakah pasien bernafas teratur ?
- Batuk secara tiba-tiba di kamar operasi.
• Sistem gastrointestinal
- Apakah pasien diare ?
• Sistem reproduksi
- Apakah pasien wanita mengalami menstruasi ?
• Sistem saraf
- Kesadaran ?
• Validasi persiapan fisik pasien
- Apakah pasien puasa ?
- Lavement ?
- Kapter ?
- Perhiasan ?
- Make up ?
- Scheren / cukur bulu pubis ?
- Pakaian pasien / perlengkapan operasi ?
- Validasi apakah pasien alaergi terhadap obat ?
Lanjutan …
2. Selama dilaksanakannya operasi
Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi anaesth
esi total adalah yang bersifat fisik, sedangkan pada pasien yang diberi anaesthe
si lokal ditambah dengan pengkajian psikososial.
Secara garis besar hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Pengkajian mental
Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar / terjaga maka sebaiknya
perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan terhadapnya dan memberi
dukungan agar pasien tidak cemas/takut menghadapi prosedur tersebut.
b. Pengkajian fisik
- Tanda-tanda vital
(Bila terjadi ketidaknormalan tanda-tanda vital dari pasien maka perawat harus
memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
- Transfusi
(Monitor flabot transfusi sudah habis apa belum. Bila hampir habis segera diganti
dan juga dilakukan observasi jalannya aliran transfusi).
- Infus
(Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila hampir habis harus segera diga
nti dan juga dilakukan observasi jalannya aliran infuse).
- Pengeluaran urin
Normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.
Lanjutan …
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin sering muncul pada pasien selama pelaksan
aan operasi adalah sebagai berikut :
• Cedera, Resiko Tinggi berhubungan dengan posisi, pemajanan alat/suhu, hipok
sia, lingkungan.
• Infeksi, Resiko tinggi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang rusak, p
rosedur invasif.
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah selama
pembedahan
3 INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Menginterpretasi variabel-variabel umum dan menggabungkan variabel tersebu
t ke dalam rencana asuhan :
Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anastesia yang direncanakan,
ahli anastesi dan anggota tim.
Ketersediaan peralatan spesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan ahli beda
h.
Kebutuhan medikasi non rution, komponen darah, instrumen.
Kesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik, kelengkapan in
strumen, peralatan jahit dan pengadaan balutan
Lanjutan ..
b. Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan ruang operasi yang dapat secara neg
atif mempengaruhi pasien :
1) Fisik
Suhu dan kelembaban ruangan
Bahaya peralatan listrik
Kontaminasi potensial
Hilir mudik yang tidak perlu
2) Psikososial
Kebisingan
Kurang mengenal sebagai individu
Rasa diabaikan tanpa pengantar di tempat tunggu
Percakapan yang tidak perlu
4 IMPLEMENTASI
1). Atur dan jaga agar peralatan syaktion berguna dengan baik.
2). Atur peralatan pemantauan invasif.
3). Bantu saat pemasangan jalur (arteri /CVP ).
4). Lakukan tindakan kenyamanan fisik yang sesuai bagi pasien.
5). Posisikan pasien dengan tepat untuk prosedur anastesi dan pembedahan,
pertahankan kelurusan tubuh sesuai fungsi.
Lanjutan …
6). sesuai dengan prosedur bedah :
Lakukan scrab/bersihan dengan terampil
b.Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan antisipasi peralatan dan baha
n apa yang dibutuhkan sebelu diminta.
7). Ikuti prosedur yang telah ditetapkan sebagai contoh :
Perawatan dan pemakaian darah dan komponen darah
b.Perawatan dan penanganan spesimen, jaringan dan kultur.
c.Persiapan kulit antiseptik
d.Membuka dan menutup sarung tangan.
e.Menghitung kasa, instrumen, jarum.
f.Tekhnik septik
g.Penatalaksanaan kateter urine.
h.Penatalaksanaan drainase
8). Komunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli anastesi/ peraw
at yang bertanggung jawab/ bertindak yang tepat untuk mengontrol atau mena
ngani situasi.
9). Gunakan peralatan secara bijaksana untuk menghemat biaya.
10) Bantu ahli bedah dan anastesi untuk menerapkan rencana penerapan merek
a.
Bertindak sebagai advotkat pasien
1) Berikan privasi fisik
2) Jaga kerahasiaan
3) Berikan keselamatan dan kenyamanan fisik
Lanjutan …
• Informasikan pasien dengan pengalaman intraoperatif
1) Jelaskan segala stimulasi sensori yang akan dialami.
2) Gunakan keterampilan komunikasi umum
d. Koordinasi aktivitas bagi personil lain yang terlibat dalamperawatan pasien. S
eperti X – ray, laboratorium, ICU.
• Operasikan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan dirua
ng operai dan tugaskan dilayanan khusus.
• Ikutserta dalam konferensi perawatan pasien.
• Dokumentasikan semua observasi dan tindakan.
• Komunikasikan baik verbal dan tulisan mengenai status kesehatan pasien saat p
emindahan dari ruang operasi
5. Evaluasi
Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari ruang oper
asi yaitu cara bernafas, warna kulit, selang invasif (IV), drain kateter berfungsi se
cara normal, balutan adekuat tidak terlalu ketat.
• Ikut serta dalam mengidentifikasi praktek keperawatan pasien yang tidak aman
dan menenganinya dengan baik.
• Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan.
• Melaporkan dan mendokumentasikan.
• Menunjukkan pemahaman tentang prinsip aseptik dan praktek keperawatan tek
nis.
• Mengenali tanggung gugat legal dari keperawatan preoperatif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN PASCAOPERATIF
1 PENGKAJIAN
• Sistem pernafasan
Untuk mengkaji status pernafasan segera pascaopeerasi. Kepatenan jalan nafas da
n fungsi pernafasan yang adekuat harus dipastikan. Komplikasi yang bisa segera m
uncul adalah obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hipoventilasi, aspirasi, dan laring
ospasme.
• Cairan dan elektrolit
Pasien bisa kehilangan cairan tubuh karena perdarahan intraoperasi atau karna
hiperventilasi. Hilangnya banyak darah harus diganti dengan transfusi darah
atau pemberian penggantian darah, koloid, dan kristaloid. Volume cairan
tubuh bisa dipertahankan dengan pemberian salin normal atau ringer laktat intrav
ena.
• Sistem gastrointestinal
Mual dan muntah adalah dua gangguan yang lazim dialami pasien pascaoperasi. D
ua gangguan ini dikaitkan dengan anestesia umum, obesitas, pembedahan abd
omen, pemakaian obat opiat, analgesik, adanya riwayat mabuk perjalanan,
dan faktor psikologis. Hampir semua pembedahan mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri
terjadi akibat luka, penarikan, dan manipulasi jaringan serta organ. Apabil
a pasien mengeluh nyeri pasca operasi, perawat tidak boleh langsung menafsi
rkannya sebagai nyeri insisi, perawat harus mengkaji nyeri yang dialami pasien. Ny
eri adalah suatu pengalaman yang sangat subjektif dan hanya pasien yang tahu te
Lanjutan …
• Status neurologis
Dapat ditentukan dengan mengamati tingkat kesadaran pasien. Respons terhadap
stimulus verbal atau stimulus yang menyakiti harus didokumentasikan. Respon pupil
terhadap cahaya dan persamaan respon kedua pupil juga harus dkaji.
• Sistem kardiovaskuler
Trombosis vena dan embolisme paru adalah dua komplikasi yang timbul kemudian.
Pemantauan terhadap tanda-tanda vital, cairan IV, dan haluaran urine secara ketat
harus dilakukan. Trombosis vena diakibatkan karena pembentukan darah beku dala
m pembuluh darah vena di pelvis dan tungkai bawah yang bisa menganggu sirkulas
i darah. Embolisme paru terjadi karena darah beku atau sebagian dari darah bek
u bisa lepas dari dinding vena dan ikut dengan sirkulasi darah menuju ke jantung d
an sirkulasi pulmona, kemudian bisa menyumbat salah satu pembuluh darah
pulmonal (embolisme pulmonal) .
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN PASCAOPERATIF
• Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan banyak sekresi,
penyumbatan jalan nafas, posisi yang tidak benar.
• Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan nyeri luka bedah, balutan
yang kencang, efek dari obat.
• Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah jantung s
ebelum pembedahan, hipotensi.
• Kekurangan/kelebihan volume cairan yang berhungan dengan cairan intravena,
gangguan ginjal, gangguan endokrin.
Lanjutan …
3 INTERVENSI KEPERAWATAN
• Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan efek depresan da
ri medikasi dan agen anestetik.
a. Memastikan fungsi pernafasan yang optimal.
b. Tingkatkan ekspansi paru, seperti meminta pasien untuk menguap atau melak
ukan inspirasi maksimal tertahan dapat menciptakan tekanan intratoraks nega
tif -40mmHg dan mengembangkan volume paru sampai kapasitas total, setid
aknya setiap 2 jam pasien dibalik dan didorong untuk melonggarkan sumbata
n mukus.
c. Ajarkan batuk efektif.
• Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan nyeri luka bedah,
balutan yang kencang, efek dari obat.
a. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Ajarkan nafas dalam.
c. Ajarkan batuk efektif
d. Buat posisi yang membantu pasien dalam hal pernafasan.
e. Berikan obat (kolaborasi).
Lanjutan …
• Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah
jantung sebelum pembedahan, hipotensi.
a. Ukur TTV pasien.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Anjurkan pasien untuk memakai stoking anti embolik jika diperlukan.
d. Lakukan penggerakan kedua tungkai bawah pasien
e. Lakukan miring kanan/kiri setiap 2 jam
• Kekurangan/kelebihan volume cairan yang berhungan dengan cairan
intravena, gangguan ginjal, gangguan endokrin.
a. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien.
b. Pantau masukan dan haluaran
c. Kontrol kecepatan infus yang diberikan pada pasien.
d. Berikan cairan per oral (bisa dimulai apabila sudah ada gerakan peristaltis, re
fleks muntah maupun batuk).
4 IMPLEMENTASI
Tahap dilakukannya intervensi keperawatan berdasarkan prioritas masalah, meli
puti tindakan mandiri, kolaboratif, maupun health promotion.
Lanjutan …
5 EVALUASI
Untuk mengevaluasi berhasilnya intervensi keprawatan, perlu dibandingkan a
ntara perilaku pasien dan hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan dikatakan berhasil apabila pasien dapat:
• Mempertahankan jalan nafas yang paten dan auskultasi paru tidak menun
jukkan rales
• Mempertahankan nilai gas darah dalam batas normal dan saturasi oksigen
pada kadar 96% atau lebih.
• Bisa batuk secara efektif.
• Memiliki haluaran urine lebih dari 30 ml per jam; tidak ada edema.
• Berkemih secara spontan 8-10 jam setelah pembedahan.