Pasien atas nama andika datang diantar oleh bapaknya ke klinik, sebelum
andika diperiksa, tenaga tim perawat menjelaskan terlebih dahulu hak dan
kewajiban pasien yang ada di klinik sumarno medika, seperti bukti gambar
dibawah ini.
1.3 Pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya
Berikut ini adalah beberapa alasan atau fungsi dan pentingnya penulisan rencana
asuhan :
1. Kartu berobat
2. Kertas resep
3. Rak arsip
7. Alat dan
4. Meja kursi
Bahan
5. Atk
6. komputer
8. Unit a. Klinik
Terkait b. Masyarakat
9. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubaha
n
Petugas mempersilahkan
pasien mencuci tangan di
tempat yang telah di
sediakaan
10.Unit c.Klinik
Terkait d. Masyarakat
11.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
Tujuan:
Prosedur:
Subjective (Data Subjektif)
Berisikan keluhan yang dirasakan oleh pasien sekarang / saat ini.
Objective (Data Objektif)
Berisikan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Asessment (Pengkajian)
Kesimpulan dalam bentuk suatu diagnosis kerja, diagnosis differensial,
atau suatu penilaian keadaan berdasarkan hasil data subjektif dan data
objektif.
Plan (Rencana)
Tuliskan rencana diagnostik, rencana terapi atau tindakan, rencana
monitoring dan rencana edukasi, kolaborasi
Semua petugas kesehatan menulis SOAP lurus ke bawah dikolom
hasil pemeriksaan, analisis, rencana penatalaksanaan pasien.
Kolom penatalaksanaan (SOAP) oleh tenaga kesehatan adalah
semua rencana tindakan yang dilakukan terhadap pasien.
Konsul dilakukan oleh perawat, bidan dan petugas tenaga
kesehatan lainnya ke dokter umum ditulis dikolom instruksi
tenaga kesehatan di sebelah kanan.
Konsul dilakukan oleh dokter umum ke DPJP maka instruksi
DPJP tetap ditulis di kolom penatalaksanaan sebagai bagian
dari Plan (SOAP).
1. Ada regulasi proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi sesuai dengan populasi pasiennya serta penetapan risiko
tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi. (R)
2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi. (lihat MKI 8.1, EP 3).
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi. (lihat MKI 8.1, EP 3).
4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam
program peningkatan mutu rumah sakit.
Elemen Penilaian PPA 3.1
1. Ada regulasi pelayanan darah dan produk darah meliputi butir 1 sampai
dengan 6 pada maksud dan tujuan. (lihat AP5.11 EP 2).
2. Ada bukti pelaksanaan proses meliputi butir 1) sampai dengan 6) pada
maksud dan tujuan.
3. Ada bukti staf yang kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan
darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi.
(lihat AP 5.11, EP 1)
PELAYANAN PASIEN RESTRAIN
1. Ada regulasi pelayanan khusus terhadap pasien yang lemah, lanjut usia,
anak, dan yang dengan ketergantungan bantuan, serta populasi yang
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko
bunuh diri.
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang lemah dan lanjut usia yang
tidak mandiri menerima asuhan sesuai dengan regulasi.
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dengan
ketergantungan sesuai dengan regulasi.
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap populasi pasien dengan
risiko
Rekam medis adalah bagian penting dari seluruh pelayanan kepada pasien mulai saat
kunjungan pertaman hingga kunjungan-kunjungan berikutnya. Sebagai informasi
tertulis tentang perawatan kesehatan pasien, rekam medis digunakan dalam
pengelolaan dan perencanaan fasilitas dan pelayanaan kesehatan, juga digunakan
untuk penelitian medis dan untuk kegiatan statistik pelayanan kesehatan.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian rekam medis menurut para ahli, terdiri atas:
1. Menurut Edna K Huffman
Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan
dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau
menjalani pengobatan.
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas
pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang
diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat
penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
Ada dua kelompok data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah sakit yaitu
kelompok data medik dan kelompok data umum (Permenkes, 1992: 28).
Data Medik
1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat
Berisi identitas pasien, hasil anemnesis (keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat
penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin
diturungkan atau yang ditularkan diantara keluarga), hasil pemeriksaan, (fisik
laboratorium, pemeriksaan kasus lainnya), diagnostik karja, dan pengobatan atau
tindakan, pencatatan data ini harus diisi selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah
pasien diperiksa.
Hampir sama dengan isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, kecuali persetujuan
pengobatan atau tindakan, catatan konsultasi, catatan perawatan oleh perawat dan
tenaga kesehatan lainnya, catatan observasi klinik, hasil pengobatan, resume akhir,
dan evaluasi pengobatan.
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan
lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi
rekam medis atas perintah/ pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi
yang menjalankan praktik kedokteran.
Data Umum
Data umum dihasilkan oleh kelompok kegiatan non medik yang akan
mendukung kegiatan kelompok data medik di poliklinik. Beberapa contoh
kegiatan Poliklinik adalah kegiatan persalinan, kegiatan radiologi, kegiatan
perawatan, kegiatan pembedahan, kegiatan laboratorium dan sebagainya. Data
umum pendukung didapatkan dari kegiatan pemakaian ambulans, kegiatan
pemesanan makanan, kegiatan kepegawaian, kegiatan keuangan dan
sebagainya (Permenkes, 1992: 28).
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak mungkin tertib
administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan
tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena Isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para
medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data /
informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data
/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
6. Aspek Pendidikan
uatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data
/ informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
Berikut ini terdapat beberapa tata cara penyelenggaraan rekam medis, terdiri atas:
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi
wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah
memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi
segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan
praktik kedokteran yang telah dilakukannya.Setiap catatan dalam rekam medis
harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan
atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi
informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan
menggunakan nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).Dalam hal
terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas
tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas
kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan
kemudian dibubuhi parafpetugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang
tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis
dan pedoman pelaksanaannya.
Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi,
atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen
menjadi milik pasien.
Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan
pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25
tahun.
5.3
5.4
5.5
5.6
13.Bagan Alir -
14.Unit e.Klinik
Terkait f. Masyarakat
15.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubaha
n