Anda di halaman 1dari 15

RUMAH SAKIT ROSELA

Jl. Interchange Tol Karawang Barat, Desa Wadas


Kecamatan Teluk Jambe Timur – Karawang
Telp: (0267) 8637207, 8637208, Fax : (0267) 8637205
Email : marketingrosela@gmail.com

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ROSELA KARAWANG
Nomor : 088/SK/DIR/I/2021
TENTANG
KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN RISIKO
TAMBAHAN
DI RUMAH SAKIT ROSELA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Rosela, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan pasien risiko
tinggi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan pasien risiko tinggi di Rumah Sakit Rosela dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Rosela ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Rosela;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1438 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Kabupaten Karawang No. : 503/4518/8/SIO.RS/XI /DPMPTRSP/2021
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Di Desa Wadas Kecamatan
Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang Atas Nama PT. Sanjaya
RUMAH SAKIT ROSELA
Jl. Interchange Tol Karawang Barat, Desa Wadas
Kecamatan Teluk Jambe Timur – Karawang
Telp: (0267) 8637207, 8637208, Fax : (0267) 8637205
Email : marketingrosela@gmail.com
Putra Perwira ( RS Rosela)

DIREKTUR RUMAH SAKIT ROSELA

MEMUTUSKAN

Menetapkan:
KESATU:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROSELA TENTANG
KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN PASIEN
RISIKO TINGGI
Kebijakan pelayanan pasien risiko tinggi di Rumah Sakit Rosela sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA :
:Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
KETIGA

Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 11 Januari 2021
Direktur,
RS Rosela

dr. Yesi Karya Lianti, MARS


NIK. 114001
RUMAH SAKIT ROSELA
Jl. Interchange Tol Karawang Barat, Desa Wadas Kecamatan Teluk
Jambe Timur – Karawang Telp: (0267) 8637207, 8637208, Fax : (0267)
8637205
Email : marketingrosela@gmail.com/roselaindah185@gmail.com

RUMAH SAKIT
ROSELA
PEDOMAN PELAYANAN
PASIEN RISIKO TINGGI DAN
RISIKO TAMBAHAN

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kami haturkan kehadirat Allah SWT,


Tuhan yang maha kuasa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan penyusunan “Panduan Penanganan Pasien Risiko
Tinggi di RS ROSELA” dengan lancar dan tanpa hambatan yang
berarti.
Panduan Penanganan Pasien Risiko Tinggi di RS ROSELA ini
disusun dalam rangka memberikan acuan kepada semua tenaga Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) dan tenaga terkait lainnya dalam memberikan
pelayanan yang baik.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan
penerbitan panduan ini. Semoga keinginan untuk dapat lebih
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dapat tercapai seiring
dengan pemberdayaan para pelaksananya.
Panduan ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur
asuhan pasien terintegrasi karena keterbatasan ilmu dan referensi yang
ada pada kami. Oleh karena itu, permohonan maaf perlu kami haturkan
apabila dalam penyusunan panduan ini masih banyak kekurangan di sana-
sini dan masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi perbaikan
panduan ini untuk kedepannya.

Karawang, 11 Januari 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................ i


DAFTAR ISI ................................................ ii

BAB I DEFINISI ................................................ 1


BAB II RUANG ................................................ 2
LINGKUP
BAB III TATALAKSANA ................................................ 3
BAB IV DOKUMENTASI ................................................ 7
BAB V PENUTUP ................................................ 8

3
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Pelayanan yang bersiko tinggi merupakan pelayanan yang memerlukan peralatan
yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa,resiko bahaya
pengobatan,potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat bersiko tinggi

Rumah sakit memberi pelayanan berbagi macam pasien dengan berbagai variasi
kebutuhan pelayanan kesehatan.Beberapa pasien yang di golongkan resiko tinngi karena
umur,kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis.Anak dan lanjut usia umumnya
dimasukan dalam golongan ini.
Rumah sakit juga menyediakan barbagai variasi pelayanan,sebagian termasuk yang
beresiko tinggi karena memerlukan peralatan yang kompleks.yang di perlukan untuk
pengobatan penyakit yangmengancam jiwa(pasien dialisis),sifat pengobatan(penggunaan
darah atau produk darah),potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat
beresiko tinggi(misalnya kemoterapi).

B. TUJUAN
Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorentasi untuk dapat secara optimal
memberikan pelayanan dan perwatan paien dengan menggunakan sumber daya,obat-obat
dan pealatan sesuai standar pedoman yang berlaku.panduan ini disusun dalam rangka
penyelengaraan pelayanan pasien beresiko tinggi yang berkualitas dan mengedapankan
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.

4
BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN

Pelayanan pasien yang beresiko tinggi antara lain


a. Pasien gawat darurat/emergency
b. Pasein yang menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau koma
c. Pasien dengan penyakit menular dan daya tahan menurun
d. Pasien dialisis
e. Pasien usia lanjut,cacat,anak-anak dan kekerasan fisik
f. Pasien yang kemoterapi dan terapi yang beresiko tinngi
g. Restraint
h. Penanganan resusitasi
i. Pelayanan tranfusi darah

5
BAB III
TATALAKSANA

PELAYANANA PASIEN YANG BERESIKO TINGGI


a. Pasien gawat darurat/kasus emergency
pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badanya akan(cacat) bila tidak dilakukan pertolongan aktifnya.pengkajian pada kasus
gawat pada tahap primer yaitu:
 A (AIRWAY) :Mengecek jalan nafas dengan tujuan mengecek jalan nafas
 B (Pernafasan):oksigenasi
 C (Sirkulasi):mengecek sistem sirkulasi dan kontrol perdarahan
 D (Cacat): mengecek status neurologis
 E (Paparan):buka baju penderita tapi mencegah hipotermia
Pengkajian secara primer di unit gawat darurat dilakukan secara efisien dan singkat
dengan respon time <10 menit.bila terjadi kekurangan noksigen 6-8 menit akan
menyebabkan kerusakan otak permanen. Dan kematian.
Pengkajian primer difokuskan pada Airway,Breathing,circulation (A,B,C).oleh
karena itu pengkajian primer dilakukan secara Tepat dan efisien.

b. Pasien dengan mengunakan alat bantu hidup dasar


pasien stupor dan koma beresiko tinggi untuk terjadinya aspirasi yang disebabkan
karena hilangnya refleks batuk dan muntah.hipoksi,endotracheal tube (ETT). Dengan
intubasi merupakan cara yang efektif untuk menjaga jalan nafas baik dan oksigenasi
yang adekuat.Bila pasien dalam keadaan coma yang dalam atau adanya tanda gangguan
respirasi lebih baik dilakukan intubasi.pada pasien stupor dengan pernafasan yang normal
dapat kita berikan 100% oksigen degan face mask sampai hipoksemia tidak kita temukan.

c. Pasien dengan penyakit menular dan daya tahan tubuh rendah


1. Penerimaan pasien untuk perawatan terpisah
Adalah penting bahwa kondisi darurat penerimaan dan pasien potensial untuk di
pisahkan dari penerimaan bedah elektif untuk meminimalkan kemungkinan
penyebaran infeksi.pada pasien masuk harus di nilai untuk faktor resiko seperti

6
diduga/infeksi dikonfirmasi dan kehadiran multi resisten organisme misal
MRSA.

2. Indikasi perawatan terpisah


Untuk mengetahui pasien mempunyai indikasi masuk ke ruang perawatan
terpisah atau,dengan prioritas yang harus di berikan kepada pasien yang curiga
atau di konfirmasi:
Prioritas 1:
a.pasien dengan resiko tinggi menularkan penyakit ke orang lain:
Tuberkolosis BTA (+) dan tersangka TB.HIV,Varisela, dan herpes
b.Pasien dengan daya tahan tubuh rendah (immunocompromental), yang mudah
menular orang lain: Malignasi hematologi (Leukimia) dengan neutropenia,febrile
neutropenia,steven jhonson.
c.pasien dengan iritablitas tinggi yang mudah terangsang dengan suasana
lingkungan:terutama grad I-II
Prioritas II:
Pasien dengan penaganan khusus yang menggangu kenyaman pasien lain:
Hematomesis melena,ketoasidosis diabeticum (KAD)/hyperglikemia hiprosmolar
state (HHS)

d. pasien dialisis (cuci darah)


pelayanan pasien dengan dialisis (Cuci darah) Rumah sakit melakukan kebijakan:
1.cuci darah diberikan kepada pasien yang didiagnosa oleh dokter dan berdasarkan
oleh hasil pemeriksaan dokter di perlukan untuk tindakn cuci darah atau dialisis.
2.Apabila pasien ditentukan oleh dokter untuk cuci darah/dialisis maka pasien tersebut
akan di lakukan perujukan untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

e. Pelayanan Pasien Populasi Anak – Anak/Pediatric


Pasien yang berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah yang datang kerumah
sakit untuk mendapat pelayanan kesehatan akan mendapatkan pelayanan kesehatan
khusus untuk pasien anak-anak dengan tata laksana perlindungan terhadap anak-anak
sebagai berikut:

7
1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak
boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga.
2. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan
dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan.
3. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien.
4. Pemasangan CCTV diruang perinatologi untuk memantau setiap orang yang keluar
masuk dari ruang tersebut.
5. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatologi hanya kepada ibu kandung bayi
bukan kepada keluarga yang lain.

f. Pasien lanjut usia,cacat,


pasien usia pada usia lanjut gejala klinik gangguan jiwa sering kali berbeda dengan
penderita usia lebih muda.perubahan yang terjadi pada lanjut usia sejalan dengan periodik
penuaan menunjukan adanya kelainan patologi yang multiple,pemberian pengobatan dan
rehabilitasi.
Pelayanan pasien cacat,rumah sakit melakukan peneriamaan pasien penderita cacat
baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan
kecacatan yang di sandang sampai proses selesai di lakukan.perawat memastikan
pengamanan tempat tidur pasien.

g. Pasien dengan restrain


adapun kriteria/indikasi pasien yang indikasi restrain;
1.pasien menunjukan perilaku yang beresiko atau membahayakan diri sendir
2.pasien yang memerlukan pengawasan dan penjagaan ketat di ruangan yang aman
3.restrain di gunakan apabila intervensi lainya yang lebih tidak restriktif tidak
berhasil/tidak efektif untuk melindungi pasien,stsf,atau orang lain dari ancaman bahaya.

h. Pasien dengan penanganan resusitasi


tatalakasana
1. dokter harus mengidentifikasi pasien yang memiliki kemungkinan henti nafas/jantung.

8
2. dokter ataupun perawat wajib memberikan informasi selengkanya dan berdiskusi
mengenai kondisi dan pronosa penyakit pasien,harapan hidup pasien serta hasil yang
mungkin terjadi kepada keluarga pasien.
3. pengambilan keputusan resusitasi harus di setujui oleh pasien,keluarga harus di catat di
rekam medis pasien melalui informed consent tentang tindakan resusitasi
4. harus tetap ada anggapan untuk melalukanresusitasi kecuali telah di buat keputusan
secara lisan dan tertulis untuk melakuan tidak melakukan resustasi DNR (DONT NOT
RESUSITASI)

i. Pelayanan darah
tranfusi adalah pemindahan darah dan komponenya dari seseorang yang sehat (donor) ke
dalam peredaran darah penerima (resipien).dalam pelayanan pasien kondisi
tranfusi,memerlukan obervasi mentenen secara khusus/ pantau 15 menit pertama
kemudian 1 jam pertama.hal ini bertujuan untuk melihat adanya reaksi alergi
transfusi.jika terjadi alergi reaksi transfusi segera dihentikan.

j. Pelayanan Pasien Populasi Obgyn

Ginekologi
kesehatan adalah yang
sesuai standart dokterdidanberikan
perawatoleh
yangtenaga
menyediakan perawatan
kesehatan kepadamedis
bayi
sedikitnya
dan bedah 4 kali,selama
untuk wanita
periode
dan
29 hari
memiliki
sampaikeahlian
dengan 11khusus
bulan setelah
dalam bayi
kehamilan,
lahir.
Tujuannya,
melahirkan,resiko
dan gangguan
terbesar kematian
sistem reproduksi.
neonatus terjadi
Ini termasuk
pada 24 perawatan
jam pertama
pencegahan,
kehidupannya
perawatan prenatal,
. sehingga
deteksi
jika bayi
penyakit
lahir menular
di fasilitasseksual,
kesehatan
skrining
sangattes
di anjurkan
Pap, keluarga
untuk
tetap
berencana,
tinggaldll.
di fasilitas kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai


standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas
maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Seluruh informasi yang di berikan/dijelaskan kepada pasien maupun keluarga,seluruh


tindakan yang di lakukan kepada pasien,seluruh persetujuan maupun penolakan terhadap
tindakan atau prosedur yang akan di berikan ke pasien tercatat dalam status rekam medis
pasien.
Pencatatan tersebut dapat dilakukan pada from pencatatan perkembangan pasien
terintegrasi dan formulir observasi pasien.semua catatan tersebut akan menjadi bukti semua
asuhan pelayanan di Rumah sakit.

1
BAB V
PENUTUP

Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagi macem pasien dengan berbagi variasi
kebutuhan pelayanan kesehatan.berberapa pasien yang di golongkan resiko-tinggi karena
umur,kondisi atau kebutuhan yang bersifat kritis.dengan adanya panduan ini,dapat di gunakan untuk mela

1
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI
RS ROSELA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Interchange Tol
Karawang Barat No.3 010/SPO/YANMED/I/2021 0 1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Rosela
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR 11 Januari 2021
OPERASIONAL
dr. Yesi Karyalianti, MARS
NIK.114001
Pasien mengalami risiko tinggi akan menerima perawatan medis, seperti
PENGERTIAN
pasien yang menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter
untuk memulihkan pasien dengan memperoleh pelayanan kesehatan
berdasarkan kebutuhan pasien dan kondisi yang dialami pasien.
1. Untuk mengidentifikasi pasien dalam memnerikan pelayanan kepada
pasien yang dianggap berisiko tinggi di rumah sakit.
2. Mengembangkan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pimpinan RS
TUJUAN
dalam hal penanganan pasien risiko tinggi.
3. Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan prosedur
mengenai pelayanan pasien berisiko tinggi RS.
SK Direktur RS. ROSELA NO. 088/SK/DIR/I/2021 tentang Penanganan
KEBIJAKAN
pasien dengan risiko tinggi
PROSEDUR 1. Pada pasien resiko tinggi, tim medis harus memberikan tindakan pelayanan
dengan segera dan tepat waktu untuk menghindari penyakit yang
menganam kehidupan pasien. Pelayanan terintegrasi dan terkoordinasi
diberikan oleh tim kesehatan yang kompeten merawat pasien.
2. Sebelum melakukan penanganan, terlebih dahulu tim medis melakukan
identifikasi pasien yang tergolong resiko tinggi.
3. Tim medis harus mengambil keputusan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan pimpinan rumah sakit dalam melakukan tindakan medis
berdasarkan kondisi pasien tergolong resiko tinggi.
4. Tim medis mengkaji secara akurat tentang pasien dan menetapkan prioritas
tindakan untuk pasien. Hal tersebut termasuk terapiutik, prosedur
diagnostik dan tugas dalam suatu tempat yang dapat diterima untuk uatu
pengobatan dalam menghindari risiko tinggi.
5. memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien untuk
menghindari terjadinya risiko tinggi dengan memperhatikan kondisi pasien
berdasarkan masalah kesehatan yang dialami pasien.
1. IGD
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai