Jalan Bhakti Luhur No 17 Medan | Kode Pos. 20123 | Telp. (061) 8449183
Email. kliniknusantarakesehatan19@gmail.com
VISI DAN MISI
KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN NUSANTARA KESEHATAN
VISI
“Menjadi Klinik Yang Unggul Dan Terpercaya Dalam Mewujudkan Masyarakat Indonesia
Yang Sehat Secara Paripurna”
MISI
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, prevemtif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Mendukung akses layanan kesehatan yang berkelanjutan.
4. Mendukung program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Pengertian Proses urutan pelayanan pasien di Klinik Pratama Nusantara Kesehatan sesuai
kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan paham terhadap tahapan dan
prosedur pelayanan klinis.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
Prosedur 1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk mengambil nomor urut
dan meminta pasien untuk menunggu di ruang tunggu.
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan mendaftarkan
pasien.
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam medis (bila
pasien baru) atau menyiapkan rekam medis bila pasien lama.
4. Dokter dan perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien.
5. Bila diperlukan pasien melakukan pemerikaan laboratorium sederhana.
6. Berdasarkan pemeriksaan, dokter menentukan diagnosa medis dan perawat
menetukan diagnosa keperawatan prioritas.
7. Dokter memberikan terapi atau resep obat (jika obat yang diperlukan tidak
tersedia) dan berkolaborasi dengan perawat memberikan edukasi kesehatan
kepada pasien dan keluarga.
8. Dokter atau perawat memberikan obat kepada pasien atau keluarga dan
menjelaskan prosedur mengkonsumsinya.
9. Jika kondisi pasien membutuhkan fasilitas khusus atau tidak dapat ditangani
di Klinik Pratama Nusantara Kesehatan, dokter akan menyiapkan resume
medis dan merujuk pasien.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
- Kartu status pasien
Dokumen - Buku Register
terkait - Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Proses awal bagi pasien yang akan mendapatkan layanan kesehatan di Klinik
Pratama Nusantara Kesehatan
Tujuan Sebagai acuan dalam menertibkan urutan pelayanan dan memudahkan
mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh fasilitas pelayanan
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Petugas pendaftaran meminta pasien yang datang untuk mengambil nomor
urut dan meminta pasien untuk menunggu di ruang tunggu.
2. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan
mendaftarkan pasien
3. Petugas pendaftaran menuliskan nama pasien di buku rekam medis dan
buku register
4. Pasien dibuatkan kartu kontrol dan kartu status pasien
5. Dokter atau perawat menanyakan keluhan pasien
6. Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien
7. Dokter atau perawat menuliskan hasil pengkajian pasien di buku status
8. Kartu status akan disimpan kembali sesuai dengan nomor rekam medis
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
- Kartu status pasien
Dokumen - Buku Register
terkait - Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai kebutuhan dengan
cara :
Lakukan pemeriksaan dengan
cara melihat (inspeksi)
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang ditandai
dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan saluran
pernafasan, menyebabkan penderita jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi Dokter/Perawat dalam melakukan pelayanan
penanganan Syok Anafilaktik.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
1. Handscoen
2. Duk Lubang steril
3. Kasa steril
4. Lidokain steril
5. Spuit 3 cc
6. Betadine
7. Alcohol 70%
8. Benang Silk Kulit
9. Benang Catgut
10. Bak instrumen steril berisi :
a. Pinset chirugis d. Nalvouder
b. Pinset anatomi e. Nald heacing
c. klem arteri kecil f. Gunting
11. Cairan Na Cl
12. Cairan H2O2 hidrogen peroksida
Prosedur
1. Siapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan ke pasien atau keluarga
pasien (Informed Consent)
2. Cuci tangan dan memakai handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan NaCl.
Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. cc disekitar
pingiran luka tunggu 5 menit kemudian Anastesi
6. Pasang Duk bolong sesuaikan dengan ukuran luka
7. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah yang
terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
8. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil
dengan pinset anatomi
9. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir luka
dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Lalu tutup
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Anastesi Lokal adalah teknik memasukan Obat yang mampu menghambat
konduksi syaraf
Tujuan Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada tubuh ketika dilakukan
tindakan pembedahan atau heacting
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Pasien masuk ke dalam ruangan tindakan
2. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar Informed Consent
petugas menyiapkan alat, diantaranya: spuit 3/5 cc, Lidokain 1%, Kassa
sterile, betadine dan sarung tangan.
3. Dokter atau perawat memberi tahu pasien akan dilakukan penyuntikan untuk
mengurangi rasa sakit saat tindakan panjahitan atau pembedahan minor
lainnya
4. Dokter atau perawat cuci tangan terlebih dahulu kemudian menggunakan
sarung tangan.
5. Bersihkan area yang akan dilakukan tindakan dengan kassa sterile dan
betadine.
6. Pasang doek atau kain steril untuk memperkecil ruang tindakan.
7. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk kearah
bawah antara mukosa dan kulit sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum
jahitnya akan masuk atau keluar
8. Aspirasi dan kemudian injeksikan anastesi tersebut sambil menarik jarum ke
titik dimana jarum masuk. Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka setelah
spuit dimasukkan sampai dalam kemudian ditarik sambil disemprotkan
perlahan-lahan
9. Hentikan penginjeksian anastesi atau jarum dicabut tapi dibelokkan kembali
jarum sepanjang garis lain dimanadirencanakan akan dibuat jahitan.
10. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya, sehingga
seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah dianastesi.
11. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan gaas pada
luka
12. Tanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak
13. Jika pasien merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan
14. jika pasien sudah tidak merasa nyeri,lakukan penjahitan luka atau tindakan
pembedahan minor lainnya
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Pemasangan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah banyak dan dalam waktu yang lama denganmenggunakan infuse
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memberikan obat langsung melalui
vena pasien
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Standard infuse f. Gunting
b. Cairan infuse g. Plester
c. Handscoon h. Pengalas
d. Kapas alcohol i. Bengkok
e. Gaas Bethadine
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan
b. Perawat cuci tangan
c. Bawa alat ke dekat pasien
d. Cek dan pasang cairan yang akan diberikan, gantungkan di standard
infuse
e. Pasang pengalas
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Siapkan area yang akan dipasang
c. Tekan vena yang akan ditusuk
d. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10cm
e. Tusukkan jarum / abocath pada vena yang telah ditentukan
f. Tutup bagian yang ditusuk dengan gaas bethadine, fiksasi yang kuat
g. Atur tetesan infuse sesuai program pengobatan
h. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
i. Rapikan Pasien, bereskan alat-alat kemudian mencuci tangan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Pemeriksaan untuk menilai kadar Asam urat didalam tubuh dengan
pengambilan sampel darah perifer
Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Asam Urat Pasien dan sebagai data
dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta pengobatannya
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan asam urat
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip asam urat
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akandilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip asam urat pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang telahterpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehata
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Pemeriksaan untuk menilai kadar Gula Darah didalam tubuh dengan
pengambilan sampel darah perifer
Sebagai acuan untuk mengetahui kadar Gula Darah Pasien dan sebagai
Tujuan data dalam menentukan diagnosa dan proses penyakit serta pengobatannya
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Alat
a. Multi Check Pemeriksaan Gula Darah
b. Blood lancet
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Strip Gula Darah
2. Langkah-langkah
a. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
b. Petugas mencuci tangan
c. Dekatkan alat dengan pasien
d. Pastikan alat bisa digunakan
e. Pasang strip Gula Darah pada alat
f. Desinfeksi jari pasien pada area penusukan
g. Menusukkan lancet dijari tangan pasien
h. Memasukkan darah pasien ke dalam strip yang telah
terpasang pada alat
i. Menutup area penusukan dengan kapas alkohol
j. Menunggu hasilnya selama 10 detik dan membaca hasil
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi meter untuk
mengetahui tekanan darah
Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tekanan darah
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Alat
a. Stetoskop
b. Tensi Meter
c. Buku Catatan
d. Alat Tulis
2. Langkah-langkah
a. Informed Consent
b. Lengan baju dibuka atau digulung
c. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya
berada disisi luar tangan.
d. Pompa tensi meter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop di tempatkan pada
daerah tersebut.
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar
lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Sekrup balon dibuka perlahan – lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
h. Hasil dicatat
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
f. Letakan termometer pada daerah aksila dan lengan pasienfleksi diatas
dada.
g. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca hasilnya.
h. Catat hasil.
i. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
j. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan kedua tangan penderita telentang disisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujungjari
telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
g. Tentukan frekuensi permenit, keteraturan irama dankekuatan
denyutan.
h. Catat hasil
i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Prosedur 1. Alat
a. Arloji (jam) atau stop-watch.
b. Buku catatan.
c. Pena
2. Langkah-langkah
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Proses pemasukan terapi melalui pembuluh darah vena (pembuluh darah)
1. Pasien yang tidak bisa mendapatkan terapi secara oral
Tujuan 2. Pasien dengan kontra indikasi obat oral
3. Pasien tidak sadar
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Persiapan Tempat:
a. Pasang tirai untuk privasi dokter
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan
tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah.
Tujuan Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan otot agar cepat terserap oleh tubuh
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Penyuntikan obat atau vaksin ke dalam hipodermis, yaitu lapisan kulit yang
berada di antara dermis dan epidermis.
Tujuan Memasukkan terapi pengobatan pada jaringan subcutan (dibawah kulit) untuk
diarbsorbsi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur A. Persiapan Tempat:
1. Pasang tirai untuk privasi dokter
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah
digunakan untuk satu orang guna memadamkan api/ kebakaran pada mula
terjadi kebakaran
Tujuan Pedoman langkah – langkah pemakaian APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Penggunaan APA ( Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam
Kebakaran :
a. Tarik / Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.
b. Arahkan selang ke titik pusat api
c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / TabungPemadam.
d. Sapukan secara merata sampai api padam
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Sterilisasi alat merupakan tingkat pemrosesan ulang yang diperlukan saat
memproses peralatan/perangkat medis dengan menghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba termasuk bakteri, virus, SOPra dan jamur.
Tujuan Mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit menular kepada pasien.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas menyiapkan peralatan yang akan disteril
3. Petugas memastikan kondisi sterilisator berfungsi denganbaik
4. Petugas memasukan peralatan yang akan disteril kedalamsterilisator
5. Petugas menghidupkan sterilisator dan menunggu proses sterilisasi selesai
kurang lebih 20 menit
6. Petugas membuka pintu sterilisator dan mengeluarkan peralatan yang
sudah steril menggunakan korentang steril.
7. Petugas meletakan peralatan yang sudah disteril ditempatyang semestinya.
8. Petugas mencuci tangan.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Kartu pemeliharaan alat
SOP ANAMNESA
Nomor SOP KPRJ-NS/SM/SOP/024
Tanggal Pembuatan 16 Januari 2017
Tanggal Revisi -
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Tanya jawab antara petugas dan pasien untuk mendapatkan gambaran
kesehatan pasien secara sistematis
Tujuan Mengetahui tentang riwayat kesehatan pasien dan digunakan untuk menentukan
tindakan dokter/perawat dan menentukan diagnosa
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Menerima pasien datang
2. Memanggil pasien sesuai nomor urut
3. Bina hubungan saling percaya dengan memberi senyum, salam dan sapa
pada pasien dan keluarga
4. Mempersilahkan pasien duduk
5. Menjaga privacy pasien
6. Memulai anamnesa dengan menanyakan biodata pasien
7. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien
8. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
9. Menanyakan keluhan atau riwayat penyakit terdahulu
10. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
11. Riwayat alergi
12. Mengisi status pasien dengan data – data yang ditemukan
13. Melakukan kegiatan selanjutnya ( pemeriksaan fisik)
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai dari
penyimpanan obat dengan tepat, pengecekan kembali terhadap jenis obat
dan dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan obat yang telah di
beri etiket/label
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjamin
ketepatan pemberian obat kepada pasien dalam dosis dan cara pemakaian
yang benar
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Petugas menerima resep dari pasien dan menuliskan nomor antrian
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep
3. Petugas memeriksa ketersediaan obat, jika obat yang diresepkan tersedia
maka resep dapat langsung dikerjakan, apabila terdapat obat yang tidak
tersedia, konsultasikan dengan dokter penulis resep
4. Petugas meracik/menyiapkan obat
5. Petugas memberi etiket/label, dengan mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Tanggal pemberian obat
c. Waktu pemberian obat
d. Frekuensi pemberian obat
e. Informasi obat
6. Petugas memeriksa kembali resep yang dikerjakan dengan obat yang
telah disiapkan oleh petugas
7. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan urutannya
8. Petugas menyerahkan obat satu persatu kepada pasien dengan
menjelaskan cara pemakaian obat dan indikasinya
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Buku Obat
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Prosedur penyimpanan obat – obat (obat paten, obat generik, injeksi,
infus) di instalasi farmasi
Tujuan 1. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi
2. Untuk memudahkan pelayanan
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Pisahkan penyimpanan obat – obat kategori V ( Vital) ditempat sendiri, beri
tanda khusus, susun menurut alfabet
2. Obat disimpan berdasarkan jenisnya, tablet, syrup, injeksi dalam ampul, vial,
cairan infus dan sebagainya, disusun menurut alfabet
3. Jangan meletakan sediaan farmasi langsung diatas lantai, simpanlah dalam
rak/lemari atau diatas palet
4. Periksa tanggal kadaluarsanya obat yang tanggal kadaluarsanya pendek
sebaiknya digunakan terlebih dahulu
5. Beri tanda/label nama obat pada wadah penyimpanan
6. Stock disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
7. Bila obat disimpan dalam dus/kardus besar, maka pada dus harus ada
keterangan: jumlah isi, nama obat, tanggal expire date, nama pabrik, dan
tanggal penerimaan.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Buku Obat
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk memindahkan /
mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya
Tujuan Untuk tranSOPrtasi memindahkan pasien
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Prosedur 1. Pastikan kunci roda aman dan siap pakai
2. Kunci rem pada roda dengan benar
3. Bantu pasien untuk duduk diatas kursi roda dengan benar
4. Buka kunci rem roda sebelum menjalankan kursi roda
5. Dorong kursi dengan pasien diatasnya dengan tenang dan hati -hati
6. Sebelum menurunkan pasien kunci rem roda lagi
7. Bantu pasien untuk turun dari kursi roda
8. Beresekan kursi roda dan kembalikan ketempat semula
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Buku Obat
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
B. Skrining
1. Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d
60 detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
2. Semua pasien WAJIB menggunakan masker.
3. Proses skrining tetap harus memperhatikan jarak antar individu >1 meter.
4. Bila dari hasil skrining pasien/ pengunjung dan petugas klinik dicurigai
COVID-19 maka pasien/ pengunjung dan petugas klinik tersebut diarahkan
ke fasilitas triase COVID-19.
5. Bila dari hasil skrining pengunjung dan petugas tidak memenuhi kriteria
kecurigaan COVID-19, maka bisa langsung ke tempat yang ingin dituju.
6. Bagi pasien dalam keadaan gawatdarurat yang tidak memungkinkan
dilakukan skrining, maka pasien tersebut dikelompokan ke dalam pasien
suspek COVID-19 sampai dapat dibuktikan hasilnya negatif.
7. Tempat skrining harus dipastikan memiliki ventilasi alami yang memadai.
8. Lokasi tempat skrining :
- Pastikan lokasi sedekat mungkin dengan pintu masuk klinik guna
memusatkan semua pintu masuk.
- Pastikan akses yang baik untuk pasien, pengunjung dengan keamanan
yang terjamin.
- Upayakan lokasi skrining cukup luas untuk menghindari antrian.
9. Alur semua pasien dan pengunjung yang mengakses bersifat satu arah.
10. Rekomendasi untuk fasilitas dan sarana prasarana:
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dari potensi bahaya/risiko.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dalam rangka pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
3. Standar Alat Pelindung Diri Dalam Manajemen Penanganan Covid-19,
Kemenkes RI tahun 2020.
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir dan sabun atau
hand sanitizer.
2. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD).
a. Masker Bedah
(Surgical/facemask);
b. Masker N95;
d. Pelindung mata
(goggles);
f. Sarung tangan
g. Penutup Kepala
h. Sepatu bot
Keterangan :
1. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik
warna kuning) untuk dimusnahkan di incinerator.
2. APD yang akan dipakai ulang dimasukkan ke tempat linen infeksius dan
dilakukan pencucian sesuai ketentuan.
3. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan
(pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan
observasi atau wawancara terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal 1 m
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Buku Inventaris APD
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Prosedur pemeriksaan
A. Prosedur:
1.
2.
C. Pelaporan
Hasil deteksi antigen: positif
Saran:
a. Pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR;
b. Lakukan karantina atau isolasi mandiri selama 14 hari;
c. Menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat: mencuci tangan,
menerapkan etika batuk, menggunakan masker saat sakit, menjaga
stamina), dan physical distancing;
d. Sarankan melakukan isolasi mandiri dan lapor diri ke Puskesmas sesuai
domisili untuk dilakukan pemantauan.
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk memindahkan /
mobilisasi klien dari satu tempat ke tempat lainnya
Tujuan Untuk transoprtasi memindahkan pasien
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit Coronavirus (2019-
nCoV) Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020.
Prosedur Dokter/ Perawat menanyakan gejala ISPA (demam/batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak
napas) dan melakukan tindakan sesuai kriteria sebagai berikut:
1. Bila tidak ada gejala ISPA, tanyakan tentang riwayat kontak erat
Tidak ada riwayat kontak dengan Pasien Dalam Pemantauan (PDP), diperlakukan
sesuai kondisi klinis dan dianjurkan untuk observasi (karantina) mandiri di tempat
tinggal;
Adanya riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19, termasuk
dalam kriteria Orang Tanpa Gejala (OTG) disarankan melakukan isolasi mandiri dan
lapor diri ke Puskesmas sesuai domisili untuk dilakukan pemantauan.
2. Bila memiliki gejala ISPA namun tidak ada sesak napas/gambaran klinis pneumonia,
masuk kedalam kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Lakukan pencatatan di surat keterangan dan dilaporkan ke Puskesmas terdekat.
Selanjutnya pasien pergi ke rumah sakit terdekat dengan domisili untuk
mendapatkan terapi obat.
Sarankan melakukan isolasi mandiri dan lapor diri ke Puskesmas sesuai domisili
untuk dilakukan pemantauan
3. Apabila memiliki gejala ISPA dengan sesak napas/gambaran klinis pneumonia, lakukan
sesuai tata laksana Pneumonia COVID-19.
Lakukan pencatatan dan dibuatkan surat keterangan untuk dibawa ke rumah sakit
rujukan covid-19 oleh pasien guna mendapatkan pengobatan rawa inap.
Catatan:
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan
atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan, probable
atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah
kasus timbul gejala.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
- Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)
Dokumen terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Surat Hasil Pemeriksaan
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah
Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui hembusan napas.
Tujuan Sebagai acuan dalam mempermudah memahami cara pembersihan alat GeNose
C19 yang baik oleh petugas klinik.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Manual V1-1 Direktorat Pengembang Usaha dan Inkubasi UGM.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. GeNose C19 di tempatkan pada ruang terbuka atau ruang dengan sistem
sirkulasi udara adekuat dimana terdapat aliran udara konstan mengalir.
2. GeNose C19 dipanaskan dan disetel pada mode “Flushing” selama 30
menit hingga 1 jam.
3. Klik “shift signal” pada kolom bar diatas, dan pastikan sinyal tertinggi
tidak diatas 2500 mV.
4. Bila memungkinkan dilakukan analisis kondisi saturasi ruangan sebelum
memulai proses pemeriksaan.
5. Diklik “Analyze” dengan kondisi mesin tanpa tersambung kantung nafas.
6. Apabila hasil prediksi: "LOW SIGNAL" muncul , maka kondisi ruangan
ditengarai "oversaturasi" dan poisis GeNose C19 disarankan dipindahkan
ke tempat lain.
7. Dipastikan katup ungu HME filter dipasang pada selang sampling dalam
kondisi tertutup. Setelah beberapa kali lepas pasang kantung napas,
terkadang katup ungu HME filter terlepas, sehingga hasil bacaan napas
inkonklusive/ invalid. Apabila terjadi, tutup kembali katup ungu.
8. Apabila mesin dipindahkan maka power mesin dimatikan terlebih dahulu
dan disetup pada tempatyang baru. Setelah setup selesai dilakukan flushing
terlebih dahulu selama kurang lebiih 5 menit.
9. Selalu pastikan GeNose tidak terkontaminasi bau yang kuat dengan cara
mengecek kondisi bau ruangan secara manual sebelum mulai menyalakan
GeNose
B. Koleksi Sampel
1. Pastikan individu telah menjalani puasa yang cukup ½ -1 jam sebelum
melakukan pemeriksaan napas.
2. Individu diharap tidak makan / minum bahan makanan yang mengandung:
bawang putih, petai, durian, jengkol, petis, alkohol, kopi, teh,
minuman soda, serta TIDAK MEROKOK kurang lebih ½-1 jam
sebelum pemeriksaan.
C. Interpretasi
1. Pembacaan dan interpretasi pada GeNose C19 adalah sampel dengan
• NEGATIF(0,50-0,60);
• POSITIVE (0,50-0,60);
• NEGATIVE WITH HIGH PROBABILITY dan
• POSITIVE WITH HIGH PROBABILITY
2. Apabila Pasien yang dinyatakan NEGATIVE dan NEGATIVE WITH
HIGH PROBAILITY, maka dapat dipastikan pasien negatif COVID-19.
3. Apabila terdapat pembacaan POSITIVE (0,50-0,60), maka disarankan
dilakukan pengambilan ulang ke- 2, 30 menit sesudah pengambilan
pertama. Tanyakan kepada pasien riwayat makan, minum dan merokok
sebelum pengambilan napas
4. Selama menunggu arahkan Pasien untuk meminum banyak air putih,
berkumur
5. Apabila hasil pembacaan kedua terbaca NEGATIVE, maka diulang
kembali ke-3 secara langsung, dan apabila tetap NEGATIVE, maka
disimpulkan hasil pembacaan NEGATIVE.
6. Apabila hasil konsisten POSITIVE setelah pengulangan kedua, maka
disarankan untukmengkonfirmasi dengan PCR
7. Apabila pasien dinyatakan POSITIVE WITH HIGH PROBBABILITY
pada satu kali kantung nafas, maka tidak perlu diilakukan pengulangan dan
pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan PCR
8. PERLU DIPERHATIKAN BAHWA HASIL NEGATIF ATAU
POSITIF
Tetap selaku lakukan anamnesis terutama 3 hal :
Adakah gejala? Sejak kapan?
Adakah riwayat kontak? Sejak kapan?
Perjalanan? Sejak kapan?
PENTING: untuk merekomendasikan kapan PCR konfirmasi
dilakukan
9. Disarankan untuk melakukan update dari AI secara berkala melalui unduh
informasi di lamandaring nantinya
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian 1. GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas
Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui
embusan napas.
2. Flushing juga dapat menunjukkan kestabilan masing- masing sensor.
3. Screening mode Merupakan mode sederhana, analisis data secara langsung
diprediksi tanpa harus menyimpan data.
4. Advanced mode Merupakan mode lengkap, data harus disimpan agar dapat
diprediksi.
Tujuan Sebagai acuan dalam mempermudah memahami penggunaan alat GeNose C19
yang baik oleh petugas klinik.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Manual V1-1 Direktorat Pengembang Usaha dan Inkubasi UGM.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. GeNose C19 ditempatkan pada ruang terbuka atau ruang dengan sistem
sirkulasi udara adekuat dimana terdapat aliran udara konstan mengalir.
2. GeNose C19 dipanaskan dan disetel pada mode "Flushing" selama 30
menit hingga 1 jam.
3. Klik "shift signal" pada kolom bar diatas, dan pastikan sinyal tertinggi
tidak di atas 2500 mV.
4. Bila memungkinkan dilakukan analisis kondisi saturasi ruangan
sebelum memulai proses pemeriksaan
5. Diklik "Analyze" dengan kondisi mesin tanpa tersambung kantung
nafas.
6. Apabila hasil prediksi: "LOW SIGNAL" muncul, maka kondisi ruangan
ditengarai "oversaturasi" dan poisis GeNose C19 disarankan
dipindahkan ke tempat lain.
7. Dipastikan katup ungu HME filter dipasang pada selang sampling
dalam kondisi tertutup. Setelah beberapa kali lepas pasang kantung
napas, terkadang katup ungu HME filter terlepas, sehingga hasil bacaan
napas inkonklusive/ invalid. Apabila terjadi, tutup kembali katup ungu.
8. Apabila mesin dipindahkan maka power mesin dimatikan terlebih
dahulu dan disetup pada tempat yang baru. Setelah setup selesai
dilakukan flushing terlebih dahulu selama kurang lebiih 5 menit.
9. Selalu pastikan GeNose tidak terkontaminasi bau yang kuat dengan
cara mengecek kondisi bau ruangan secara manual sebelum mulai
menyalakan GeNose.
C. Interpretasi
1. Pembacaan dan interpretasi pada GeNose C19 adalah sampel dengan
a. NEGATIF(0,50-0,60);
b. POSITIVE (0,50-0,60);
c. NEGATIVE WITH HIGH PROBABILITY dan
d. POSITIVE WITH HIGH PROBABILITY
2. Apabila Pasien yang dinyatakan NEGATIVE dan NEGATIVE WITH
HIGH PROBAILITY, maka dapat dipastikan pasien negatif COVID-
19.
3. Apabila terdapat pembacaan POSITIVE (0,50-0,60), maka disarankan
dilakukan pengambilan ulang ke- 2, 30 menit sesudah pengambilan
pertama. Tanyakan kepada pasien riwayat makan, minum dan merokok
sebelum pengambilan napas
4. Selama menunggu arahkan Pasien untuk meminum banyak air putih,
berkumur
5. Apabila hasil pembacaan kedua terbaca NEGATIVE, maka diulang
kembali ke-3 secara langsung, dan apabila tetap NEGATIVE, maka
disimpulkan hasil pembacaan NEGATIVE.
6. Apabila hasil konsisten POSITIVE setelah pengulangan kedua, maka
disarankan untuk mengkonfirmasi dengan PCR
7. Apabila pasien dinyatakan POSITIVE WITH HIGH PROBBABILITY
pada satu kali kantung nafas, maka tidak perlu diilakukan pengulangan
dan pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan PCR
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian 1. GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas
Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan
napas.
2. HEPA adalah singkatan dari high-efficiency particulate absorbing atau
penyerap udara partikulat berefisiensi tinggi.
Tujuan Sebagai acuan dalam mempermudah memahami cara mengganti HEPA/Filter alat
GeNose C19 yang baik oleh petugas klinik.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Manual V1-1 Direktorat Pengembang Usaha dan Inkubasi UGM.
Prosedur 1. Unit HEPA dibuka
2. HEPA filter dilepas dari unit HEPA
3. Selang PU dicabut dari HEPA filter
4. HEPA filter baru dipasang ke selang PU melalui konektor PLUG. (Katup
warna ungu pada HEPA filter dipastikan dalam keadaan tertutup dengan baik.
5. HEPA filter dimasukkan ke dalam unit HEPA dengan cara selang dimasukkan
terlebih dahulu.
6. Unit HEPA ditutup kembali
7. Dilakukan RESET pada menu device-Reset (GeNose AI Dashboard)
8. Dilakukan proses pembersihan HEPA filter baru melalui opsi Cleaning tool
pada menu Tools (GeNose AI Dashboard)
Disusun Oleh,
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Jalan
Nusantara Kesehatan
Ditetapkan oleh,
Ketua Yayasan
Pengertian GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas
Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan
napas.
Tujuan Sebagai acuan dalam mempermudah memahami cara pembersihan alat
GeNose C19 yang baik oleh petugas klinik.
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Manual V1-1 Direktorat Pengembang Usaha dan Inkubasi UGM.
Prosedur A. Pemeliharaan
1. Pada pemeliharaan awal penggunaan GeNose C19, mesin perlu
dikalibrasi dan dicek ulang setelah testing 5000 sampel nafas.
2. Pengecekan dan pemeliharaan berikutnya dilakukan setelah pemeriksaan
100.000 sampel nafas atau apabila muncul malfungsi atau gangguan.
B. Pembersihan Bagian Luar
1. Dipastikan GeNose C19 dalam keadaan mati dan catu daya dilepas.
2. Tunggu selama 10 detik untuk mencegah kemungkinan terjadi elektro-
statik.
3. Gunakan lap lembut yang dibasahi sedikit air.
4. Lap permukaan luar GeNose C19 sampai bersih.
5. Lakukan sesering mungkin jika dibutuhkan.
C. Pembersihan Ruang Sensor
Pembersihan ruang sensor di dalam mesin GeNose, secara otomatis
dilakukan pada saat proses Flushing dan Waiting time (setelah proses
analisis sampel nafas). Selama proses ini, udara dari referensi akan
membersihkan ruang sensor.
Catatan Tambahan
Dalam kondisi tertentu, untuk mencegah pantogen di permukaan luar
GeNose C19, gunakan cairan desinfektan tanpa pewangi. Jangan
menyemprot langsung cairan desinfektan, tetapi gunakan lap seperti dalam
metode pembersihan (desinfektan tipe swab/oles, seperti alkohol 96%).
Pastikan tidak perangkat GeNose C19 dalam keadaan mati dan catu daya
dilepaskan. Mengggunakan cairan disinfektan dalam keadaan GeNose C19.
Gunakan cairan disifektan yang mudah menguap. Apabila perlu keringkan
dibawah sinar maytahari dan tidak mengoperasikan secara langsung setelah
dilakukan disifektan.
Unit terkait - Klinik Pratama Nusantara Kesehatan
Dokumen terkait - Buku Petujuk Penggunaan Alat