Anda di halaman 1dari 40

Laporan Pendahuluan Hemodialisa

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI

Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan

produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut.

Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien

sampai fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi

dan peritoneal dialisis.

Pada dialisis molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara

mengalir dari sisis cairan yang lebih pekat (konsentarsi solut lebih tinggi) ke cairan yang

lebih encer (kondisi solut yang lebih rendah). airan mengalir lewat membran

semipermeabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan e!sternal pada

membran) pada hemodialisis membran merupakan bagian dari dialeser atau ginjal

artifisial. Pada perritoneal dialisis, merupakan peritoneum atau lapisan dinding abdomen

berfungsi sebagai membran semipermeabel .

Tisher dan "ilco! (#$$%) hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan

dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel (diali&er) ke dalam dialisat.

Diali&er juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar 'olume cairan.

emodialisa adalah menggerakkan cairan dari partikelpertikel lewat membran

semi permiabel yang mempunyai pengobatan yang bisa membantu mengembalikan

keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal, mengendalikan asam dan basa, dan

membuang &at&at toksis dari tubuh. ( *ong, .+.  -#).

Membran selaput semipermiabel adalah lembar tipis, berporipori, terbuat dari

selulosa atau bahan sintetik. /kuran poripori membrane memungkinkan difusi &at

dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air
juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein

plasma, bakteri dan sel darah terlalu besar untuk melewati poripori membrane.

Perbedaan konsentrasi &at pada dua kompartemen disebut gradian konsentrasi.

2. EPIDEMIOLOGI

emodialisis di 0ndonesia mulai tahun #$%1 dan sampai sekarang telah

dapatdilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. 2ualitas hidup yang diperoleh cukup

baik danpanjang umur yang tertinggi sampai sekarang #3 tahun.0ndonesia termasuk

4egara dengantingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.5aat ini jumlah penderita

gagal ginjalmencapai 3611 orang. Dari jumlah itu banyak penderita yang meninggal

dunia akibat tidakmampu berobat atau cuci darah (hemodialisis) karena biaya yang

sangat mahal.

3. ETIOLOGI

emodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik

akibat dari  a&otemia, simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia

berat, kelebihan cairan yang tidak responsi'e dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa

diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.

4. PATOFISIOLOGI

7injal adalah organ penting bagi hidup manusia yang mempunyai fungsi utama

untuk menyaring 8 membersihkan darah. 7angguan pada ginjal bisa terjadi karena sebab

primer ataupun sebab sekunder dari penyakit lain. 7angguan pada ginjal dapat

menyebabkan terjadinya gagal ginjal atau kegagalan fungsi ginjal dalam menyaring 8

membersihkan darah. Penyebab gagal ginjal dapat dibedakan menjadi gagal ginjal akut

maupun gagal ginjal kronik. Dialisis merupakan salah satu modalitas pada penanganan
pasien dengan gagal ginjal, namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis

sering tidak diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi,

atau bisa juga dilakukan han ya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. 9aktorfaktor

yang harus dipertimbangkan sebelum melalui hemodialisis pada pasien gagal ginjal

kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan pasien. "aktu untuk terapi

ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejalagejala.emodialisis biasanya dimulai

ketika bersihan kreatin menurun dibawah #1 ml8mnt, yang biasanya sebanding dengan

kadar kreatinin serum #1 mge8d* namun demikian yang lebih penting dari nilai

laboratorium absolut adalah terdapatnya gejalagejala uremia.

5. TUJUAN

Menurut a'ens dan Terra (:116) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain 

a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisasisa

metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang

lain.

b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya

dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.

c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.

d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

Menurut P;<4;9<0 (:11-) waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan

kebutuhan indi'idu. Tiap hemodialisa dilakukan 3 = 6 ja m dengan frekuensi : kali

seminggu. emodialisa idealnya dilakukan #1 = #6 jam8minggu dengan +lood flow (>+)

:11=-11 m*8menit. 5edangkan menurut orwin (:111) hemodialisa memerlukan waktu

- = 6 jam dan dilakukan - kali seminggu. Pada akhir inter'al : = - hari diantara

hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan p sudah tidak n ormal lagi. emodialisa ikut

berperan menyebabkan anemia karena sebagian sel darah merah rusak dalam proses

hemodialisa.
6. PRINSIP PRINSIP YANG MENDASARI HEMODIALIASIS

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil &at&at nitrogen toksik dari dalam

darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran darah yang penuh

dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke tempat darah tersebut

dibersihkan dan kemudian di kembalikan lagi ke tubuh pasien. ?da tiga prinsip yang

mendasar kerja hemodialisis yaitu difusi, osmosis dan ultra filtrasi.

Toksin dan &at limbah di dalam darah di keluarkan melalui proses difusi dengan

cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis dengan

konsenterasi yang lebih rendah.

?ir yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses

osmosis. Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien tekanan,

dengan kata lain bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke

tekanan yang lebih rendah (cairan dialist).

7radient ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang

dikenal sebagai ultrafiltasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat

fasilitasi pengeluaran air. 2arena pasien tidak dapat mengekresikan air, kekuatan ini di

perlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai iso'olemia (keseimbangan cairan).

7. KOMPONEN HEMODIALISA

1. Dia!"#$ % Gi&'a B(a)a&

5uatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, bila

fungsi kedua ginjal sudah tidak memadai lagi, mengatur keseimbangan cairan dan

elektrolit, mengeluarkan racunracun atau toksin yang merupakan komplikasi dari 7agal

7injal. 5edangkan fungsi hormonal8 endokrin tidak dapat diambil alih oleh ginjal buatan.

Dengan demikian ginjal buatan hanya berfungsi sekitar %11 @ saja dari ginjal alami

yang normal.

Macammacam ginjal buatan 

a. ParallerPlate Diyali&er
7injal pertama kali ditemukan dan sudah tidak dipakai lagi, karena darah

dalam ginjal ini sangat banyak sekitar #111 cc, disamping cara menyiapkannya sangat

sulit dan membutuhkan waktu yang lama.

b. oil Dialy&er

7injal buatan yang sudah lama dan sekarang sudah jarang dipakai karena

'olume darah dalam ginjal buatan ini banyak sekitar -11 cc, sehingga bila terjadi

kebocoran pada ginjal buatan darah yang terbuang banyak. 7injal ini juga

memerlukan mesin khusus, cara menyiapkannya juga memerlukan waktu yang lama.

c. ollow 9ibre Dialy&er

7injal buatan yang sangat banyak saat ini karena 'olume darah dalam ginjal

buatan sangat sedikit sekitar A11 cc, disamping cara menyiapkannya mudah dan

cepat.

2. Diai*a)

?dalah cairan yang terdiri dari air, elektrolit dan &at&at lain supaya mempunyai

tekanan osmotik yang sama dengan darah.

9ungsi Dialisat pada dialisit

a. /ntuk mengeluarkan dan menampung cairan dan sisa metabolisme

b. /ntuk mencegah kehilangan &at&at 'ital dari tubuh selama dialisa

Ta+# ,#$+a&-i&a& -a$a/ -a& -iai*a) 0

2omponen elektrolit Darah Dialisat

4atrium8sodium #-Am;B8* #-3m;B8*

2alium8potassium 3,Am;B8* :,Am;B8*

2alsium 3,6m;B8* :,6m;B8*

hloride #1Am;B8* #1Am;B8*


Magnesium #,Am;B8* #,6m;B8*

?da - cara penyediaan cairan dialisat 

a. +atch <ecirculating

airan dialisat pekat dicampur air yang sudah diolah dengan perbandingan # 

-3 hingga #:1 * dimasukan dalam tangki air kemudian mengalirkannya ke ginjal

buatan dengan kecepatan 611 = A11 cc8menit.

b. +atch <ecirculating8single pas

ampir sama dengan cara batch recirculating hanya sebagian langsung buang.

c. Proportioning 5ingle pas

?ir yang sudah diolah dan dialisat pekat dicampus secara konstan oleh

porpropotioning dari mesin cuci darah dengan perbandingan air  dialisat C -3  #

cairan yang sudah dicampur tersebut dialirkan keginjal buatan secara langsung dan

langsung dibuang, sedangkan kecepatan aliran 311 = A11 cc8menit.

3. A*#*a*(a$H#-iai*i*

/ntukmelakukanhemodialisisintermitenjangkapanjang,

makaperluadajalanmasukkedalamsistem 'ascular

penderita.Darahharuskeluardanmasuktubuhpenderitadengankecepatan :11 sampai 311

ml8menit.Teknikakses'askulardiklasifikasikansebagaiberikut

#. ?ksesaskuler;ksternal (sementara)

a. Pirauarterio'enosa (?)

atausistemkanuladiciptakandenganmenempatkanujungkanuladariteflondalamarteri

dansebuah 'ena yang berdekatan. /jung

kanuladihubungkandenganselangkaretsilikondansuatusambunganteflon yang

melengkapipirau.
b. 2ateter 'ena

femoralisseringdipakaipadakasusgagalginjalakutbiladiperlukanakses'askularseme

ntara, ataubilateknikakses'askuler lain tidakdapatberfungsi.

Terdapatduatipekateterdialisisfemoralis.

2atetersaldonadalahkateterberlumentunggal yang memerlukanakseskedua.

Tipekateterfemoralis yang lebihbarumemiliki lumen ganda, satu lumen

untukmengeluarkandarahmenujualatdialisisdansatulagiuntukmengembalikandarah

ketubuhpenderita. 2omplikasipadakateter 'ena

femoralisadalahlaserasiarteriafemoralis, perdarahan, thrombosis, emboli,

hematoma, daninfeksi.

c. 2ateter 'ena

subkla'iasemakinbanyakdipakaisebagaialatakses'askularkarenapemasangan yang

mudahdankomplikasinyalebihsedikitdibandingkateter 'ena femoralis. 2ateter

'ena subkla'iamempunyai lumen gandauntukaliranmasukdankeluar. 2ateter 'ena

subkla'iadapatdigunakansampaiempatminggusedangkankateter 'ena

femoralisdibuangsetelahsatusampaiduaharisetelahpemasangan. 2omplikasi yang

disebabkanolehkaterisasi 'ena subkla'iaserupadengankaterisasi 'ena femoralis

yang termasukpneumotoraksrobeknyaarteriasubkla'ia, perdarahan, thrombosis,

embolus, hematoma, daninfeksi.

:. ?ksesaskular 0nternal (permanen)

a. 9istula

9istula yang lebih permanen dibuat melalui pembedahan yang (biasanya

dilakukan pada lengan bawah) dengan cara menghubungkan atau

menyambungkan (anastomosis) pembuluh aretri dengan 'ena secara side toside

(dihubungkan antarsisi) atau endtoside (dihubungkan antara ujung dan sisi

pembuluh darah). 5egmenarteri fistula diganakan untuk aliran darah arteri dan
segmen 'ena digunakan untuk memasukan kembali (reinfus) darah yang sudah

didialisis. /mur fistula ?

adalahempattahundankomplikasinyalebihsedikitdenganpirau ?. Masalah yang

paling utamaadalahnyeripadapungsi 'ena terbentuknyaaneurisma, trombosis,

kesulitanhemostatispascadialisis, daniskemiapadatangan.

b. Tandur

Dalam menyediakan lumen sebagai tempat penusukan jarum dialisis,

sebuah tandur dapat dibuat dengan cara menjahit sepotong pembuluh arteri atau

'ena dari sapi, material 7oreTe! (heterograft) atau tandur 'ena safena dari

pasien sendiri. +iasanya tandur tersebut dibuat bila pembuluh darah pasien sendiri

tidak cocok untuk dijadikan fistula.Tandur biasanya dipasang pada lengan bawah,

lengan atas atau paha bagian atas. Pasien dengan sistem 'askuler yang terganggu,

seperti pasien diabetes, biasanya memerlukan pemasangan tandur sebelum

menjalani hemodialisis. 2arena tandur tersebut merupakan pembuluh drah

artifisial risiko infeksi akan meningkat.2omplikasitandur ? samadengan fistula

?.trombosis, infeksi, aneurismadaniskemiatangan yang

disebabkanolehpiraudarahmelalui prosthesis danjauhdarisirkulasi distal. (Sylvia,

2005: 975)

. INDIKASI

#. 7agal ginjal akut

:. 7agal ginjal kronik, bila laju filtrasi gromelurus kurang dari 6 ml8menit

-. 2alium serum lebih dari A m;B8l

3. /reum lebih dari :11 mg8dl

6. p darah kurang dari %,#

A. ?nuria berkepanjangan, lebih dari 6 hari


%. 0ntoksikasi obat dan &at kimia

. 5indrom epatorenal

$. 9luid o'erload

The 4ational 2idney 9oundation /5? menyarankan apabila 


• *97 E #1ml 8menit8#,%-m:

0ndikasi absolut untuk dimulainya hemodialisis

#. Perikarditis

:. 2eadaan o'erload sampai menimbulkan gejalagejala oedem paru

-. ipertensi berat dan progresif

3. /remic +leeding

6. Mual muntah yang persisten

A. 2reatinin serum F #1 mg@

. KONTRA INDIKASI

Menurut Thiser dan "ilco! (#$$%) kontra indikasi dari hemodialisa adalah

hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan sindrom

otak organik. 5edangkan menurut P;<4;9<0 (:11-) kontra indikasi dari hemodialisa

adalah tidak mungkin didapatkan akses 'askuler pada hemodialisa, akses 'askuler sulit,

instabilitas hemodinamik dan koagulasi. 2ontra indikasi hemodialisa yang lain

diantaranya adalah penyakit al&heimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal,

sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut (P;<4;9<0, :11-).

Tidakdilakukanpadapasien yang mengalamisuhu yang

tinggi.airandialisispadasuhutubuhakanmeningkatkankecepatandifusi, tetapisuhu yang

terlalutinggimenyebabkanhemodialisissel

seldarahmerahsehinggakemungkinanpenderitaakanmeninggal.
1. PENATALAKSANAAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS JANGKA8

PANJANG

Di#) -a& a*aa/ 9ai$a&. Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang

menjalani hemodialisis mengingat adanya efek uremia. ?pabila ginjal yang rusak tidak

mampu mengeksresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini ak an

menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksik. 7ejala yang

terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagaigejala uremik dan

akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. *ebih banyak toksin yang menumpuk, lebih

berat gejala yang timbul. Diet rend protein akan mengurangi penumpukan limbah

nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat

terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestif serta edema paru. Dengan

demikian, pembatasan cairan juga merupakan bagian dengan resep diet untuk pasien ini.

Dengan penggunaan hemodialisis yang efektif, asupan makanan pasien dapat

diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada

asupan protein, natrium, kalium dan cairan. +erkaitan dengan pembatasan protein, maka

protein dari makanan harus memiliki nilai biologis yang tinggi dan tersusun dari asam

amino esensial untuk mencegah penggunaan protein yang buruk serta mempertahankan

keseimbangan nitrogen yang positif. ontoh protein dengan nilai biologis yang tinggi

adalah telur, daging, susu dan ikan.

Dampak Diet Rendah Prtein!Diet yang bersifat membatasi akan merubah gaya

hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak penderita

gagal ginjal kronis. 2arena makanan dan minuman merupakan aspek penting dalam

sosialisasi, pasien sering merasa disingkirkan ketika berada bersama orangorang lain

karena hanya ada beberapa pilihan makanan saja yang tersedia baginya. Gika pembatasan

ini dibiasakan, komplikasi yang dapat membawa kematian seperti hiperkalemia dan

edema paru dapat terjadi.

P#$)i+a&a& #-ia*i. +anyak obat yang dieksresikan seluruhnya atau sebagian

melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obatobatan (preparat glikosida jantung,


antibiotik, antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar

kadar obatobat ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa menimbulkan

akumulasi toksik.

+eberapa obat akan dikeluarkan dari darah pada saat dialisis oleh karena itu,

penyesuaian dosis oleh dokter mungkin diperlukan. Hbatobat yang terikat dengan

protein tidak akan dikeluarkan selama dialisis. Pengeluaran metabolit obat yang lain

bergantung pada berat dan ukuran molekulnya. ?pabila seorang pasien menjalani dialisis,

semua jenis obat dan dosisnya harus die'aluasi dengan cermat. Pasien harus mengetahui

kapan minum obat dan kapan menundanya. 5ebagai contoh, jika obat antihipertensi

diminum pada hari yang sama dengan saat menjalani hemodialisis, efek hipotensi dapat

terjadi selama hemodialisis dan menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.

11. KOMPLIKASI HEMODIALISA

Menurut Tisher dan "ilco! (#$$%) serta a'ens dan Terra (:116) selama tindakan

hemodialisa sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain

a. 2ram otot

2ram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa

sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. 2ram otot seringkali terjadi pada

ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan 'olume yang tinggi.

b. ipotensi

Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya

dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan

tambahan berat cairan.

c. ?ritmia

ipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan k alsium,

magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia

pada pasien hemodialisa.

d. 5indrom ketidakseimbangan dialisa


5indrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari

osmolosmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari

darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen

kompartemen ini. 7radien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak

yang menyebabkan oedem serebri. 5indrom ini tidak la&im dan biasanya terjadi pada

pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan a&otemia berat.

e. ipoksemia

ipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada

pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.

f. Perdarahan

/remia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. 9ungsi trombosit dapat dinilai

dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga

merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.

g. 7anguan pencernaan

7angguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan

karena hipoglikemia. 7angguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.

h. 0nfeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses 'askuler.

i. Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak

adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.


BAB II

ASUHAN KEPERA:ATAN PASIEN DENGAN HEMODIALISIS

1. PENGKAJIAN

a. K#(/a& ()aa

2eluhan utama pada pasien hemodialisa adalah

a. 5indrom uremia

b. Mual, muntah, perdarahan 70.

c. Pusing, nafas kusmaul, koma.

d. Perikarditis, cardiar aritmia

e. ;dema, gagal jantung, edema paru

f. ipertensi

Tandatanda dan gejala uremia yang mengenai system tubuh (mual, muntah,

anoreksia berat, peningkatan letargi, konfunsi mental), kadar serum yang

meningkat. ("runner # Suddarth, 200$ : $%97)


+. Ri;a!a) ,#&!ai) *#a$a&

Pada pasien penderita gagal ginjal kronis (stadium terminal).("runner # Suddarth,

200$: $%9&)

9. Ri;a!a) +a)8+a)a&

Pasien yang menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus die'aluasi

dengan cermat. Terapi antihipertensi, yang sering merupakan bagian dari susunan

terapi dialysis, merupakan salah satu contoh di mana komunikasi, pendidikan dan

e'aluasi dapat memberikan hasil yang berbeda. Pasien harus mengetahui kapan

minum obat dan kapan menundanya. 5ebagai contoh, obat antihipertensi diminum

pada hari yang sama dengan saat menjalani hemodialisis, efek hipotensi dapat terjadi

selama hemodialisis dan menyebabkan tekanan darah rendah yang

berbahaya. ("runner # Suddarth, 200$: $'0$)

-. P*i*,i$i)(a

Penderita hemodialisis jangka panjang sering merasa kuatir akan kondisi penyakitnya

yang tidak dapat diramalkan. +iasanya menghadapi masalah financial, kesulitan

dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang serta

impotensi, dipresi akibat sakit yang kronis dan ketakutan terhadap

kematian. ("runner # Suddarth, 200$: $'02)

Prosedur kecemasan merupakan hal yang paling sering dialami pasien yang pertama

kali dilakukan hemodialisis.(uttain, 20$$: 2*7)

#. ADL <A9)i=i)! Da! Li>#?

4utrisi  pasien dengan hemodialisis harus diet ketat dan pembatasan cairan

masuk untuk meminimalkan gejala seperti penumpukan cairan yang dapat


mengakibatkan gagal jantung kongesti serta edema paru, pembatasan pada asupan

protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian

meminimalkan gejala, mual muntah. ("runner # Suddarth, 200$ : $'00)

;liminasi  Hliguri dan anuria untuk gagal

?kti'itas  dialisis menyebabkan perubahan gaya hidup pada keluarga. "aktu yang

diperlukan untuk terapi dialisis akan mengurangi waktu yang tersedia untuk

melakukan akti'itas sosial dan dapat menciptakan konflik, frustasi. 2arena waktu

yang terbatas dalam menjalani akti'itas sehaihari.

>. P##$i*aa& >i*i

++  5etelah melakukan hemodialisis biasanya berat badan akan menurun.

TT 5ebelum dilakukan prosedur hemodialisis biasanya denyut n adi dan tekanan

darah diatas rentang normal. 2ondisi ini harus di uk ur kembali pada saat prosedur

selesai dengan membandingkan hasil pra dan sesudah prosedur.(uttain, 20$$: 2*&)

Manifestasi klinik

a. 2ulit  kulit kekuningan, pucat, kering dan bersisik, pruritus atau gatal

gatal

b. 2uku  kuku tipis dan rapuh

c. <ambut  kering dan rapuh

d. Hral  halitosis 8 faktor uremic, perdarahan gusi

e. *ambung  mual, muntah, anoreksia, gastritis ulceration.

f. Pulmonary  uremic IlungJ atau pnemonia

g. ?sam basa  asidosis metabolik

h. 4eurologic  letih, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan otot  pegal

i. ematologi  perdarahan

. P##$i*aa& P#&(&'a&
2adar kreatinin serum diatas A mg8dl pada lakilaki, 3mg8dl pada perempuan, dan

79< 3 ml8detik. (Sylvia +! Ptter, 2005 : 97$)

B. DIAGNOSA KEPERA:ATAN

a. P$# HD

#. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, b E % gr8dl,

Pneumonitis dan Perikarditis d.dPenggunaan otot aksesoris untuk bernafas,

Pernafasan cuping hidung, Perubahan kedalaman nafas, dan Dipneu

:. 2elebihan 'olume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet cairan berlebih, retensi

cairan K natrium b.d Perubahan berat badan dalam waktu sangat singkat, 7elisah,

;fusi pleura, Hliguria, ?supa melebihi haluran, ;dema, Dispnea, Penurunan

hemoglobin, Perubahan pola pernapasan , dan Perubahan tekanan darah

-. 2etidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual K

muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa oral d.d nyeri abdomen

bising usus hiperaktif, kurang makanan, diare, kurang minat pada makanan, dan berat

badan :1@ atau lebih dibawah berat badan ideal.

3. ?nsietas b.d krisis situasional d.d gelisah, wajah tegang, bingung, tampak waspada,

ragu8tidak percaya diri dan khawatir


6. 2erusakan integritas kulit b.d 7angguan sirkulasi, 0ritasi &at kimia, Defisit cairan d.d

2erusakan jaringan (Mis. 2ornea, membrane mukosa, integument, atau subkutan)

dan 2erusakan jaringan.

+. I&)$a HD

#. <esiko cedera b.d akses 'askuler K komplikasi sekunder terhadap penusukan K

pemeliharaan akses 'askuler.

:. <isiko terjadi perdarahan b.d penggunaan heparin dalam proses hemodialisa

9. P*) HD

#. 0ntoleransi akti'itas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur

dialisis d,d menyatakan merasa lemah, menyatakan merasa letih, dispnea setelah

beraktifitas, ketidaknyamanan setelah beraktifitas, dan respon tekanan darah

abnormal terhadap akti'itas.

:. <isiko arga diri rendah b.d ketergantungan, perubahan peran dan perubahan citra

tubuh dan fungsi seksual d.d gangguan citra tubuh, Mengungkapkan perasaan yang

mencerminkan perubahan indi'idudalam penampilan, <espon non'erbal terhadap

persepsi perubahan pada tubuh (misLpenampilan,steruktur,fungsi), 9okus pada

perubahan, Perasaan negatif tentang sesuatu

-. <esiko infeksi b.d prosedur in'asif berulang


@. INTERENSI KEPERA:ATAN

a. P$# HD

N Dia&*a T('(a&  K$i)#$ia Ha*i I&)#$=#&*i Ra*i&a

# Pola nafas 5etelah diberikan asuhan #. Hbser'asi #. /ntuk

tidak efektif keperawatan selama #!:3 jam penyebab menentukan

b.d edema diharapkan nafas tidak tindakan yang

paru, asidosis Pola nafas efektif setelah efektif harus segera

metabolic, b dilakukan tindakan D 36 jam, dilakukan

E % gr8dl, dengan 2riteria hasil

Pneumonitis a. 4afas #A: !8m :. Hbser'asi

dan b. edema paru hilan respirasi K :. Menentukan

Perikarditis c. tidak sianosis nadi tindakan

-. +erikan -. Melapangkan

posisi semi dada klien

fowler sehingga nafas


lebih longgar

3. ?jarkan 3. emat energi

cara nafas sehingga nafas

yang tidak semakin

efektif berat

6. b rendah,

6. +erikan edema, paru

H: pneumonitis,

asidosis,

perikarditis

menyebabkan

suplai H: ke

jaringan 

A. 5/ adalah

A. *akukan penarikan

5/ pada secara cepat

saat D pada D,

mempercepat

pengurangan

edema paru

%. /ntuk Nb,
%. 2olaborasi sehingga

pemberian suplai H: ke

tranfusi jaringan cukup

darah

. /ntuk

. 2olaborasi mengatasi

pemberian infeksi paru K

antibiotic perikard

$. 2olaborasi $. 9ollou up

foto torak penyebab

nafas tidak

#1. ;'aluasi efektif

kondisi

klien pada #1. Mengukur

D keberhasilan

berikutnya tindakan

##. ;'aluasi ##. /ntuk follou

kondisi up kondisi

klien pada klien

D

berikutnya

: 2elebihan 5etelah diberikan asuhan #. Hbser'asi#. Pengkajian

'olume cairan keperawatan selama #!:3 jam status merupakan dasar


b.d penurunan diharapkan cairan, untuk memperoleh

haluaran urine, 2eseimbangan 'olume cairan timbang bb data, pemantauan %

diet cairan tercapai setelah dilakukan D 36 pre dan e'aluasi dari

berlebih, jam dengan 2riteria asil post D, inter'ens

retensi cairan a. ++ post D sesuai dry keseimban

K natrium weight gan

b. ;dema hilang masukan :. Pembatasan cairan

c. <etensi #A: !8m dan akan menetukan

d. 2adar natrium darah #-:#36 haluaran, dry weight,

m;B8l turgor kulit haluaran urine K

dan edema, respon terhadap

distensi terapi.

'ena leher

dan

monitor -. /9 K TMP yang

'ital sign sesuai akan O

kelebihan 'olume

cairan sesuai dg

:. +atasi target ++ edeal8dry

masukan weight

cairan pad

a saat

priming K3. 5umber kelebihan

wash out cairan dapat

D diketahui
-. *akukan

D

dengan /9

K TMP 6. Pemahaman

sesuai dg Nkerjasama klien

kenaikan K keluarga dalam

bb pembatasan cairan

interdialisi

s A. 2ebersihan mulut

mengurangi

kekeringan mulut,

sehingga O

keinginan klien

3. 0dentifikas untuk minum

i sumber

masukan

cairan

masa

interdialisi

6. Gelaskan

pada

keluarga K

klien

rasional
pembatasa

n cairan

A. Moti'asi

klien untuk

kebersihan

mulut

- 2etidakseimba 5etelah diberikan asuhan #. Hbser'asi st #. 5ebagai

ngan nutrisi, keperawatan selama #!:3 jam atus nutrisi dasar untuk

kurang dari diharapkan a. Perub memantau

kebutuhan 2eseimbangan nutrisi tercapai ahan perubahan

tubuh b.d setelah dilakukan D yang ++ K inter'ensi

anoreksia, sdekuat (#1#: jam8mg) selama - b. Pengu yang sesuai

mual K bulan, diet protein terpenuhi, kuran

muntah, dengan antrop

pembatasan 2riteria asil ometri

diet dan a. Tidak terjadi penambahan c. 4ilai

perubahan atau O ++ yang cepat lab.

membrane b. Turgor kulit normal tanpa (elektr

mukosa oral udema olit,

c. 2adar albumin plasma -,6 +/4,

6,1 gr8dl kreatin

d. 2onsumsi diet nilai protein in, :. Pola diet

tinggi kadar dahulu K

albumi sekarang
n, berguna

protein untuk

menentukan

:. Hbser'asi pola menu

diet

-. Memberika

n informasi,

faktor mana

yang bisa

-. Hbser'asi faktor dimodifikasi

yang berperan .

dalam merubah

masukan nutrisi

3. Tindakan

3. 2olaborasi D yang

menentukan adekuat, O

tindakan D 36 kejadian

jam :- minggu mual

muntah K

anoreksia,

sehingga N

6. 2olaborasi nafsu makan

pemberian infus

albunin # jam 6. Pemberian

terakhir D albumin

lewat infus

i' akan N

A. Tingkatkan albumin
masukan protein serum

dengan nilai

biologi tinggi

telur, daging,

produk susu A. Protein

lengkap

%. ?njurkan akan N

camilan rendah keseimbang

protein, rendah an nitrogen

natrium, tinggi

kalori diantara

waktu makan

. Gelaskan %. 2alori akan

rasional N energi,

pembatasan diet, memberikan

hubungan kesempatan

dengan penyakit protein

ginjal dan Nurea untuk

dan kreatinin pertumbuha

$. ?njurkan

timbang ++ tiap . N

hari pemahaman

klien

sehingga

#1. Hbser'asi adany mudah

a masukan menerima
protein yang masukan

tidak adekuat,

edema,

penyembuhan

yang lama,

albumin serum

turun $. /ntuk

menentukan

status cairan

K nutrisi

#1. Penurunan

protein

dapat O

albumin,

pembentuka

n udema K

perlambatan

penyembuha

3 ?nsietas b.d 5etelah dilakukan asuhan #. ;'aluasi #. 2etakutan

krisis keperawatan selama #!:3 jam respon dapat

situasional diharapkan kesadaran pasien 'erbal terjadi

terhadap perasaan dan cara yang dan non karena

sehat untuk menghadapi masalah 'erbal nyeri


2riteria hasil  pasien. hebat,

a. Melaporkan ansietas meningkat

menurun sampai tingkat kan

dapat ditangani. perasaan

b. Tampak rileks. sakit, dan

kemungkin

:. +erikan an

penjelas pembedaha

an n.

hubunga

n antara :. Meningkat

proses kan

penyakit pemahama

dan n,

gejalany mengurang

a. i rasa takut

karena

ketidaktahu

an, dan

dapat

-. +erikan membantu

kesempa menurunka

tan n ansietas.

pasien

untuk -. Mengungk

mengun apkan rasa

gkapkan takut

isi secara
pikiran terbuka

dan dimana

perasaan rasa takut

takutnya dapat

. ditujukan.

3. atat

perilaku

dari 3. Hrang

orang terdekat8ke

terdekat8 luarga

keluarga mungkin

yang secara

meningk tidak sadar

atkan memungki

peran nkan

sakit pasien

pasien. untuk

mempertah

ankan

ketergantu

ngan

dengan

melakukan

sesuatu

yang

pasien
sendiri

6. 0dentifik mampu

asi melakukan

sumber nya.

yang

mampu 6. Memberik

menolon an

g. keyakinan

bahwa

pasien

tidak

sendiri

dalam

menghadap

i masalah

6. 2erusakan 5etelahdilakukanaskepselama -! #. Hbser'asi #. Mengetahui

integritas kulit :3 jam kulit dengan efek yang

berhubungan diharapkanintegritaskulitpasienterj sering terjadi pada

dengan agadengan criteria hasil  terhadap kulit.

kerusakan  2ulitpasiennampakbersih. efek

jaringan akibat  Menunjukkan perubahan samping :. Mengurangi

radiasi yang minimal pada kulit dan kanker iritasi pada

menghindari trauma pada area :. Mandikan kulit.

kulit yang sakit. dengan

menggunaka

n air hangat -. Mencegah

dan sabun terjadinya


ringan perlukaan

-. indari pada kulit.

menggosok 3. Mencegah

atau iritasi pada

menggaruk kulit pasien.

area.

3. ?njurkan

pasien untuk

menghindari 6. Mencegah

krim kulit terjadinya

apapun, perlukaan.

bedak, salep

apapun A. Memberikan

kecuali asupan nutrisi

diijinkan pada kulit dan

dokter. mencegah agar

kulit tidaak
6. indarkan
kering.
pakaian

yang ketat %. Mengetahui

pada aea perubahan

tersebut. yang terjadi

pada kulit
A. Hleskan
pada saat
'itamin ?
pengobatan
dan D pada
kemoterapi.
area

tersebut.
%. Tinjau ulang

efek

samping

dermatologis

yang

dicurigai

pada

kemoterapi.

+. I&)$a HD

N Dia&*a T('(a&  I&)#$=#&*i Ra*i&a

K$i)#$ia /a*i

# <esiko cedera b.d 5etelah #. Hbser'asi #. ? yg sudah tidak

akses 'askuler K dilakukan kepatenan ? baik bila dipaksakan

komplikasi asuhan shunt sebelum bisa terjadi rupture

sekunder terhadap keperawatan D 'askuler

penusukan K selama #!:3

pemeliharaan jam diharapkan

akses 'askuler. pasien tidak :. Posisi kateter yg

mengalami berubah dapat terjadi

cedera dengan :. Monitor rupture


2riteria hasil kepatenan kateter 'askuler8emboli

a. 2ulit pada sedikitnya setiap

sekitar ? : jam

shunt

utuh8tidak -. 2erusakan jaringan

rusak -. Hbser'asi warna dapat didahului

b. Pasien tidak kulit, keutuhan tanda kelemahan

mengalami kulit, sensasi pada kulit, lecet

komplikasi sekitar shunt bengkak, Osensasi

D

3. Posisi baring lama

3. Monitor TD stlh D dpt

setelah D menyebabkan

orthostatik hipotensi

6. 5hunt dapat

mengalami sumbatan

6. *akukan K dapat dihilangkan

heparinisasi pada dg heparin

shunt8kateter

pasca D A. 0nfeksi dapat

mempermudahkerus

akan jaringan

A. egah

terjadinya infeksi

pd area

shunt8penusukan
kateter

: <esiko terjadi 5etelah #. Monitor tandatanda #. Penurunan trombosit

perdarahan dilakukan penurunan trombosit merupakan tanda adanya

berhubungan asuhan yang disertai tanda kebocoran pembuluh

dengan keperawatan klinis. darah yang pada tahap

penggunaan selama #!3jam, tertentu dapat

heparin dalam diharapkan tidak menimbulkan tandatanda

proses terjadi klinis seperti epistaksis,

hemodialisa perdarahan ptekie

dengan

2riteria hasil  :. ?ktifitas pasien yang

#. TD #:181 tidak terkontrol dapat

mmg, :. ?njurkan pasien untuk menyebabkan terjadinya

4 1 banyak istirahat perdarahan.

#11!8menit (bedrest)

reguler, pulsasi -. 2eterlibatan pasien dan

kuat keluarga dapat membantu

:. Tidak ada tanda untuk penaganan dini

perdarahan lebi-h. +erikan penjelasan bila terjadi

lanjut, trombosit kepada klien dan perdarahan

meningkat. keluarga untuk

melaporkan jika ada

tanda

perdarahan

seperti

hematemesis,

melena, 3. Mencegah terjadinya

epistaksis. perdarahan lebih lanjut.


3. ?ntisipasi adanya

perdarahan gunakan

sikat gigi yang lunak,

pelihara kebersihan

mulut, berikan tekanan

6#1 menit setiap

selesai ambil darah

6. 2olaborasi, monitor 6. Dengan trombosit yang

trombosit setiap hari dipantau setiap hari, dapat

diketahui tingkat

kebocoran pembuluh

darah dan kemungkinan

perdarahan yang dialami

pasien.

9. P*) HD

N Dia&*a T('(a&  K$i)#$ia I&)#$=#&*i Ra*i&a

 Ha*i

# 0 nto le ra nsi 5etelah dilakukan #. Hbser'asi faktor #. Menyediakan


akti'itas b.d tindakan keperawatan yang menimbulkan informasi

keletihan, K D, selama #!:3 keletihan ?nemia, tentang indikasi

anemia, retensi jam diharapkan klien 2etidakseimbangan tingkat

produk sampah mampu berpartisipasi cairan K elektrolit, keletihan

dan prosedur dalam akti'itas yang <etensi produk

dialisis dapat ditoleransi, sampah depresi

dengan 2riteria

asil :. Tingkatkan

a. +erpartisipasi kemandirian dalam

dalam akti'itas aktifitas perawatan

perawatan diri yang dapat :. Meningkatkan

mandiri yang ditoleransi, bantu jika aktifitas

dipilih keletihan terjadi ringan8sedang

b. +erpartisipasi K memperbaiki

dalamN akti'itas -. ?njurkan akti'itas harga diri

dan latihan alternatif sambil

c. 0stirahat K istirahat

akti'itas

seimbang8berga

ntian -. Mendorong

latihan K

3. ?njurkan untuk aktifitas yang

istirahat setelah dapat

dialisis ditoleransi K

istirahat yang

adekuat

3. 0stirahat yang
adekuat

dianjurkan

setelah dialisis,

karena adanya

perubahan

keseimbangan

cairan K

elektrolit yang

cepat pada

proses dialisis

sangat

melelahkan

: arga diri 5etelah diberikan #. Hbser'asi respon #. Menyediaka

rendah b.d asuhan keperawatan K reaksi klien K n data klien

ketergantungan selama #!:3 jam keluarganya K keluarga

, perubahan diharapkan terhadap penyakit dalam

peran dan Memperbaiki konsep K penanganannya. menghadapi

perubahan citra diri, dengan perubahan

tubuh dan 2riteria asil :. Hbser'asihubunga hidup

fungsi seksual a. Pola koping n klien dan

klien dan keluarga terdekat :. Penguatan K

keluarga efektif dukungan

b. 2lien K terhadap

keluarga bisa -. Hbser'asi pola klien

mengungkapkan koping klien K diidentifikasi

perasaan K keluarganya

reaksinya

terhadap -. Pola koping


perubahan hidup yang efektif

yang diperlukan dimasa lalu

bisa berubah

jika

menghadapi

3. iptakan diskusi penyakit K

yang terbuka penanganan

tentang perubahan yang

yang terjadi akibat ditetapkan

penyakit K sekarang

penangannya

Perubahan peran, 3. 2lien dapat

Perubahan gaya mengidentifik

hidup, Perubahan asi masalah

dalam pekerjaan, dan langkah

Perubahan seksual langkah yang

dan 2etergantungan harus

dg center dialisis dihadapi

6. 7ali cara alternatif

untuk ekspresikan

seksual lain selain

hubungan seks

A. Diskusikan peran

memberi dan

menerima cinta,
kehangatan dan

kemesraan 6. +entuk

alternatif

aktifitas

seksual dapat

diterima.

A. 5eksualitas

mempunyai

arti yang

berbeda bagi

tiap indi'idu,

tergantung

dari

maturitasnya.

- <esiko infeksi 5etelah diberikan

b.d prosedur asuhan keperawatan#. Pertahankan area steril #. Mikroorganisme

in'asif selama -!:3 jam selama penusukan kateter dapat dicegah

berulang diharapkan masuk kedalam

Pasien tidak tubuh saat insersi

mengalami infeksi kateter

dengan 2riteria :. Pertahankan teknik steril

asil selama kontak dg akses :. 2uman tidak

a. 5uhu tubuh 'askuler penusukan, masuk kedalam


normal (-A-% pelepasan kateter area insersi

)

b. Tak ada -. Monitor area akses D

kemerahan terhadap kemerahan,

sekitar shunt bengkak, nyeri

c. ?rea shunt -. 0nflamasi8infeksi

tidak 3. +eri pernjelasan pada ditandai dg

nyeri8bengkak pasien pentingnya Nstatus kemerahan, nyeri,

gi&i bengkak

6. 2olaborasi pemberian

antibiotik 3. 7i&i yang baik

Ndaya tahan tubuh

6. Pasien D

mengalami sakit

kronis, Oimunitas

D. IMPLEMENTASI KEPERA:ATAN

0mplementasi dilakukan sesuai dengan inter'ensi atau tindakan yang direncanakan.

E. EALUASI

a. P$# HD

#. 4afas kembali normal, tidak terdapat edema paru dan sianosis

:. olume cairan kembali dalam keadaan seimbang

-. 4utrisi pasien kembali dalam keadaan seimbang

Anda mungkin juga menyukai