Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA REMAJA DENGAN PERILAKU

PENYALAHGUUNAAN NAPZA

Nama Mahasiswa : Nuril Qalbi, Nuraini Khairunnisa, Nurul Hanifah, Salsabila Firdausia
Pengkajian diambil tanggal : 27 Oktober 2020
Jam : 10.00 WIB

I. IDENTITAS UMUM/ DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.A

2. Alamat : Komplek Karya Rei Blok G No 6 Kel. Korong


Gadang, Kec Kuranji Kota Padang

3. Nomor Telp : 082284866465

4. Pekerjaan : Wiraswasta

5. Komposisi keluarga dan Genogram :

N Nam J Hub Umu Pendk Status Imunisasi Ket


o a K dg r n BC Polio DPT Campak Lainny
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK G a 
1. Ny. P Istri 49th SMK - - - - - - - - - - - - Tidak
A pernah
imunisa
si

2 An. P Ana 22th D3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - Lengka


A k p
3 An.I L Ana 17th SMP ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ - Lengka
k p

Genogram:

6. Tipe keluarga

Tipe keluarga anak I adalah tipe keluarga nuclear family yaitu dimana yang tinggal dirumah adalah
ayah, ibu, dan anak-anaknya

7. Suku bangsa

Keluarga anak I memiliki suku yang sama yaitu bersuku minang. Keluarga mengatakan masih
memegagang atau menganut kebiasaan dalam adat mereka.

8. Agama

Keluarga anak I menganut agama islam, mereka mengerjakan sholat 5 waktu sehari semalam.
Keluarga Tn.A mengajarkan sejak dini pendidikan agama. Keluarga Tn.A khususnya Ny.A
merupakan guru mengaji di salah satu masjid didekat rumah.

9. Status social ekonomi keluarga

Tn.A bekerja sebagai sales harian dan menjual barang-barang bekas seperti meja makan bekas,
tempat tidur bekas, kasur bekas, dan barang-barang lainnnya. Penghasilan Tn.A Rp.
3.000.000/bulan dan Ny.A bekerja sebagai guru ngaji yang berpenghasilan Rp 500.000/bulan.

10. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga anak I mengatakan untuk aktivitas rekreasi keluarga mereka tidak terjadwal. Keluarga
biasanya berkumpul sambil menonton televisi. Karena keluarga anak I sibuk bekerja jadi untuk
waktu libur digunakan untuk membersihkan rumah dan beristirahat. . Keluarga anak I mengatakan
tidak ada jadwal rekreasi yang terjadwal. Namun sekali-kali ada pergi rekreasi bersama keluarga
pada waktu tertentu seperti libur lebaran. Anak I mengatakan orang tua terlalu sibuk sehingga
waktu untukbercengkrama tidak ada. Anggota keluarga sibuk dengan urusan masing - masing
sehingga waktu untuk menyampaikan masalah tidak ada.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga anak I berada pada tahap perkembangan kelima yaitu
tahap keluarga dengan anak remaja. Tugas tahap perkembangan ini yaitu memberi
kebebasan seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja sudah bertambah dewasa
dan meningkatkan otonomi dan berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.
Pada saaat ini tahap perkembangan pada keluarga bapak A belum terjalin begitu baik
karena orang tua yang terlalu sibuk membuat anak I tidak merasakan kehangatan dalam
keluarga sehingga ia tidak mau menceritakan masalahnya ia tidak mau menceritakannya
pada siapapun, sehingga ia memilih untuk mengkonsumsi narkoba.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tn.A mengatakan bahwa ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu
memberikan kasih sayang yang penuh pada anak – anaknya. Tn.A menyadari bahwa ia dan
terlalu sibuk untuk bekerja sehingga anak- anak nya tidak terperhatikan khususnya anak I
dengan perilaku NAPZA.

13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Pada saat pengkajian pada Selasa, 27 Oktober 2020. Tn.A mengatakan bahwa saat ini
anak I setahun belakangan mengalami tingkah laku yang berbeda dari pada biasanya.
Setelah ditanya ia mengkonsumsi lem dan ganja. Anak I mengatakan pada saat ini ia
merasakan sangat cemas untuk keluar rumah bertemu orang lain, cemas untuk datang
kesekolah bertemu teman-temannya, cemas jika ada orang datang kerumah, dan
mengatakan sangat merasakan cemas yang luar biasa. Anak I saat dilakukan pengkajian
pada tanggal Rabu, 28 Oktober 2020 mengatakan dirinya tidak berguna, dirinya tidak
bermanfaat, dirinya bodoh, teman – temannya tidak mau berteman dengannya karena ia
aneh, dan orang tua sibuk bekerja.

14. Riwayat keluarga sebelumnya

Pada saat dilakukan pengkajian Tn.A mengakatakan bahwa 5 tahun yang lalu kedua
anaknya pernah dirawat dirumah sakit dengan demam berdarah. Anak I mengatakan
sebelumnya tidak pernah dirawat dengan penyalahgunaan NAPZA.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


15. Karakteristik rumah

Rumah yang dimiliki keluarga anak I adalah permanen dan milik sendiri dengan luas tanah 8 × 12
m² yang terdiri dari satu ruang tamu, ruang keluarga, satu dapur, tiga kamar tidur, satu kamar
mandi. Ventilasi rumah cukup banyak dan memiliki pencahayaan yang cukup baik karena rumah
memiliki banyak jendela. Sedangkan pada malam hari menggunakan lampu listrik.Sumber air yang
digunakan keluarga adalah PAM. Air ini dipakai untuk memasak, dan mandi, sedangkan air minum
menggunakan air isi ulang. Jarak antara septik tank dengan Wc ± 15 meter. Fasilitas yang ada
didalam rumah keluarga berupa seperangkat kursi dan meja tamu, lemari baju dan tempat tidur
tiap-tiap kamar, peralatan dapur, mesin cuci, kulkas, televisi dan peralatan lainnya. Pembuangan
limbah rumah tangga keluarga mengalir dengan baik kedalam got dibelakang rumah yang
kondisinya cukup bersih, mengalir dan tertutup.

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tipe lingkungan anak I adalah lingkungan sedikit nyaman dan lumayan tenang karena
rumahnya berada jauh dari jalan raya. Jarak rumah dengan tetangga rapat dan padat,
tetangga dengan mayoritas warganya bersuku minang dan beragama islam. Tipe
pekerjaan komunitas tetangga bermacam-macam, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta,
buruh, pedagang serta wiraswasta. Lingkungan rumah dengan anak remaja yang masih
banyak bersekolah, tetapi saat di lakukan observasi terdapat dilingkungan tersebut banyak
anak – anak remaja yang merokok di warung – warung didekat lingkungan rumah klien.

17. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga anak I mengatakan mereka menempati rumah ini sudah lama awal mereka
menikah dan sampai sekarang. Keluarga tidak ada pindah ke lingkungan yang baru karena
disini menurutnya sudah cukup nyaman dan tenang.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga mengatakan sudah menjalin hubungan dengan baik antar sesama tetangga sejak tinggal
di lingkungan tersebut keluarga anak I mengatakan mengikuti semua aturan yang berlaku
dilingkungan seperti jika ada himbauan dari ketua RT untuk gotong royong bersama keluarga.
Keluarga Anak I mengatakan sejak kecil anak I tidak mau untuk mengikuti kegiatan yang diadakan
dilingkungan rumah. Anak I mengatakan dia malu untuk bergabung dengan orang lain . lebih
senang dirumah. Bahasa yang digunakan oleh keluarga dalam berkomunikasi yaitu bahasa
minang dan bahasa indonesia.

19. Sistem pendukung keluarga

Keluarga anak I mengatakan memiliki sistem keluarga yang cukup erat, apabila ada anggota
keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain memberikan dorongan atau mengingatkan
serta mengantar berobat ke pelayanan kesehatan. Keluarga juga mempunyai kartu jaminan
kesehatan yang bisa digunakan sebagai pendukung keluarga dalam berobat.

20. Pola komunikasi keluarga

Keluarga anak I mempunyai pola komunikasi yang terbuka dimana dilakukan secara efektif, dan
proses komunikasi keluarga berlangsung dua arah, keluarga mengatakan jika ada masalah yang
sangat penting mereka selalu membicarakan dengan anggota keluarga untuk menyelesaikannya
secara bersama-sama. Tetapi sering masalah yang terjadi selalu diselesaikan dengan emosi,
sehingga tidak ada kesepakatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seperti
masalah yang di alami anak I orang tua selalu bertengkar untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi anak I. Anak I mengatakan orang tua khususnya ibu selalu tidak sabaran dalam menghapi
maslah yang terjadi.

21. Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah oleh keluarga. Keluarga


mengatakan berusaha saling menghargai pendapat setiap anggota keluarga. Namun setiap
keputusan yang diambil diputuskan oleh bapak dari anak I.

22. Struktur peran

Tn.A adalah kepala keluarga, Tn.A berperan sebagai suami, ayah yang bertugas untuk menjaga
keluarga, mendidik anaknya, dan memenuhi kebutuhan keluarga. Ny.A berperan sebagai istri dan
ibu untuk anak-anaknya. Ny.A juga berperan sebagai pengatur dan pengontrol pemasukan dan
pengeluaran keluarga serta mengurus pekerjaan rumah. Anak I berperan sebagai anak yang harus
mematuhi setiap peraturan yang berlaku dirumah dan menjalankan tugas sebagai anak. Keluarga
anak I belum mengetahui peran sebagai orang tua denggan remaja perilaku NAPZA.

23. Nilai atau norma keluarga

Keluarga anak I menganggap nilai dan norma dalam keluarga sesuai dengan apa yang ada pada
masyarakat seperti sopan santun dengan sesama manusia, saling menghargai dan menghormati,
menjaga perasaan orang lain saat berucap.

IV. Fungsi keluarga


24. Fungsi afektif
Keluarga anak I mengatakan mereka saling menghargai satu sama lain dimana mereka sama-
sama merasakan perasaan memiliki dan dimiliki serta mereka saling mendukung dan menjaga satu
sama lain.

25. Fungsi sosialisasi

Keluarga anak I mengatakan hubungan keluarga dengan tetangga berjalan dengan baik
dan lancar jika ada kegiatan dilingkungannya keluarga anak I juga aktif ikut serta dalam
kegiatan tersebut. Anak I mengatakan jarang untuk mengikuti kegiatan tersebut karena
sangat cemas untuk keluar rumah dan megatakan dirinya tidak bermanfaat.

26. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga anak I mengatakan sehat adalah apabila keluarga masih dapat melakukan aktivitas
dengan normal dan tanpa gangguan kesehatan, dan sedangkan sakit adalah dimana jika anggota
keluarga tidak dapat melakukan aktivitas secara normal karena ltekkes Kemenkes Padang sakit.
Keluarga anak I mengatakan tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga dengan remaja
perilaku NAPZA.

a. mengenal masalah kesehatan

Keluarga anak I mengatakan tidak mengetahu remja dengan perilaku NAPZA. Keluarga anak I
mengatakan baru mengetahui anak I mengkonsumsi NAPZA awalnya diberitahu oleh
tetengganya tetapi bapak A dan ibu A tidak mempercayainya. Anak I megatakan
mengkonsumsi lem pada saat kelas 2 SMP berusia 13 tahun, dan mengkonsumsi ganja pada
kelas satu SMK berusia 15 tahun.

b. mengambil keputusan

Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut dari penyalahgunaan NAPZA. Keluarga
mengatakan ingin mengetahui tentang cara perawatan remaja dengan perilaku NAPZA agar
dapat merawat anggota keluarga khususnya anak I yang mengalami penyalahgunaan NAPZA.

c. merawat anggota keluarga

Keluarga anak I mengatakan masih bingung dengan cara perawatan masalah remaja dengan
perilaku NAPZA.

d. modifikasi lingkungan

Keluarga mengatakan belum mengetahui cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk anak I
dengan perilaku NAPZA.

e. memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga mengatakan selalu menggunakan pelayanan yang ada seperti praktek bidan,
puskesmas maupun langsung ke rumah sakit terdekat.

27. Fungsi reproduksi

Tn.A menikah dengan Ny.A dan dikaruniai 2 orang anak. Ke dua anaknya belum menikah.
Sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami masalah penyalahgunaan NAPZA.

28. Fungsi ekonomi


Keluarga mengatakan mampu memenuhi kehidupan sehari-hari. Tetapi tidak memenuhi setiap
keinginan yang diminta naaknya. Seperti anak I yang meminta motor tidak dipenuhi oleh Tn.A.

29. Stres dan koping keluarga


 Stresor jangka pendek

Keluarga anak I mengatakan selalu mencemaskan anak I terjerumus kembali


kedalam masalah penyalahgunaan NAPZA dan mengalami ketergantungan
obat – obatan terlarang tersebut.

 Stressor jangka panjang

Keluarga anak I mengatakan takut jika anaknya akan mengalami gangguan


jiwa atas efek dari penyalahgunaan NAPZA.

30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor


Keluarga anak I mengatakan tindakan untuk stressor jangka pendek adalah keluarga
berusahan selalu untuk mengingatkan dan merawat anak I dengan masalah
penyalahgunaan NAPZA, sedangkan untuk stressor jangka panjang keluarga
mengatakan akan selalu memecahkan dengan musyawarah dan mencari solusinya
dengan anggota keluarga yang lain dengan cara mengemukakan pendapat masing -
masing.

31. Strategi koping yang digunakan


Keluarga anak I selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada anggota
keluarga yang sedang mengalami masalah khususnya pada anak I dengan
riwayat penyalahgunaan NAPZA, jika ada anggota keluarga yang bermasalah
dengan kesehatan keluarga akan memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, praktek dokter, dan rumah sakit.

32. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga mempunyai adaptasi disfungsional karena keluarga menggunakan
kekerasan dalam menghadapi masalah seperti akan memukul anaknya jika tidak
mendengarkan perkataan orang tua dan marah apabila anak tidak menurut
dengan perkataan orang tua.

33. Pemeriksaan Fisik


NO PEMERIK Tn.A Ny.A An.A An.I

SAAN
FISIK
1. Keadaan TB : 169cm TB : 156cm TB : 157cm TB : 160cm
umum BB : 65kg BB : 54kg BB : 50kg BB : 49kg
TD : 120/80mmHg TD : 130/80mmHg TD : TD : 130/80mmHg
N : 78x/m N : 85x/m 110/80mmHg N : 96x/m
P : 19x/m P : 20x/m N : 75x/m P : 22x/m
S : 36,5c S : 36,6c P : 20x/m S : 36,6c
S : 36,4c
2. Kepala Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
benjolan, kulit benjolan, kulit benjolan, kulit benjolan, kulit
kepala bersih. kepala bersih. kepala bersih. kepala bersih.
3. Rambut Bersih, pendek, Bersih, panjang, Bersih, panjang, Bersih, pendek ,
hitam hitam hitam hitam
4. Mata Konjungtiva, tidak Konjungtiva, tidak Konjungtiva, tidak Konjungtiva, tidak
anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak
ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan
baik baik baik terganggu
5. Hidung Bersih, penciuman Bersih, penciuman Bersih, penciuman Bersih, penciuman
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
sekret sekret sekret sekret
6. Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran baik,
baik, serumen baik, serumen baik, serumen serumen tidak
tidak ada,simetris tidak ada,simetris tidak ada,simetris ada,simetris kiri
kiri dan kanan kiri dan kanan kiri dan kanan dan kanan
7. Mulut Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi
lengkap lengkap lengkap lengkap
8. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan
klenjar limfe klenjar limfe klenjar limfe klenjar limfe
9. Dada Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan
kanan, tidak ada kanan, tidak ada kanan, tidak ada kanan, tidak ada
lesi lesi lesi lesi
10. Paru I : Pergerakan I : Pergerakan I : Pergerakan I : Pergerakan
dada simetris kiri dada simetris kiri dada simetris kiri dada simetris kiri
dan kanan dan kanan dan kanan dan kanan
P : Premitus kiri P : Premitus kiri P : Premitus kiri P : Premitus kiri
dan kanan dan kanan dan kanan dan kanan
P : Sonor P : Sonor P : Sonor P : Sonor
A : tidak ada A : tidak ada A : tidak ada A : tidak ada
bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas
tambahan tambahan tambahan tambahan
11. Jantung I : Iktus kordis tidak I : Iktus kordis tidak I : Iktus kordis tidak I : Iktus kordis tidak
terlihat terlihat terlihat terlihat
P : Iktus kordis P : Iktus kordis P : Iktus kordis P : Iktus kordis
teraba teraba teraba teraba
P : Redup P : Redup P : Redup P : Redup
A : Irama jantung A : Irama jantung A : Irama jantung A : Irama jantung
teratur teratur teratur teratur
12. Abdome I : Perut tidak buncit I : Perut tidak buncit I : Perut tidak buncit I : Perut tidak buncit
n P : Tidak ada nyeri P : Tidak ada nyeri P : Tidak ada nyeri P : Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan tekan
P : Tympani P : Tympani P : Tympani P : Tympani
A : Bising usus A : Bising usus A : Bising usus A : Bising usus
normal normal normal normal
13. Ekstremit Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
as

34. Harapan keluarga


Harapan keluarga anak I semoga anaknya bisa kembali berperilaku normal seperti
biasanya. Semoga anak I tidak terjerumu s lagi dengan penyalahgunaan NAPZA. Anak I
berharap semoga ia tidak kembali lagi mengkonsumsi NAPZA. Anak I ingin sembuh dan
menjalankan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
A. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1. Data Subjektif: Ansietas Penyalahgunaan zat
 An.I mengatakan sangat cemas
untuk keluar rumah bertemu orang
lain
 An.I mengatakan cemas untuk
datang ke sekolah bertemu dengan
teman-teman
 An.I mengatakan cemas jika ada
orang yang datang kerumah
 An.I mengatakan mengalami
kecemasan yang luar biasa
 Keluarga mengatakan kurang
mengetahui remaja dengan
perilaku NAPZA
 Tn.A ayah An.I mengatakan
setahun belakangan An.I
mengalami tingkat laku yang
berbeda dari biasanya, setelah
ditanya An.I mengkonsumsi lem
dan ganja.
Data Objektif:
 An.I terlihat suka menyendiri
dikamar
 An.I terlihat gugup
 An.I sering menunduk
 An.I sering memegang kepala saat
berbicara
 An.I terlihat tegang
 An.I terlihat tremor
 Kontak mata kurang
 TD: 130/80 mmHg
N: 96 x/i
P: 22 x/i
S: 36,6°C
2. Data Subjektif: Harga diri rendah Terpapar situasi
kronis traumatis
 An.I mengatakan dirinya tidak
berguna
 An.I mengatakan dirinya tidak
bermanfaat
 An.I mengatakan teman-temannya
tidak mau berteman dengan
dirinya karena dibilang aneh
 An.I mengatakan orangtuanya
sibuk bekerja
 An.I mengatakan jika diajak
teman untuk bermain ia
menolaknya
 An.I mengatakan dirinya bodoh

Data Objektif:
 An.I terlihat kurang percaya diri
 An.I terlihat malu
 An.I sering menunduk
 An.I saat berbicara kontak mata
kurang
 An.I sering memegang kepala saat
berbicara
3. Data Subjektif: Gangguan proses Krisis
keluarga perkembangan
 Tn.A mengatakan tahap
perkembangan pada keluarga
belum terjalin begitu baik karena
orangtua terlalu sibuk
 An.I mengatakan tidak merasakan
kehangatan dalam keluarga
sehingga ia tidak tau mau
menceritakan masalahnya pada
siapa
 Keluarga Tn.A khususnya Tn.A
dan Ny.A terlalu sibuk bekerja
 Keluarga Tn.A mengatakan
memiliki sifat yang keras dalam
mendidik anak-anaknya
 Keluarga Tn.A mengatakan
bekum mengetahui peran sebagai
orang tua menyikapi perilaku
anak-anaknya
 Keluarga Tn.A mengatakan sering
menyelesaikan masalah dengan
emosi
 Keluarga Tn.A mengatakan
orangtua selalu bertengkar untuk
menyelesaikan masalah yang
dihadapi An.I

Data Objektif:
 Keluarga Tn.A terlihat terlalu
sibuk berkerja
 Keluarga Tn.A terlihat keras
dalam mendidik anak-anaknya
 Keluarga Tn.A terlihat kurang
adanya kehangatan
B. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan
1. Ansietas b.d penyalahgunaan zat d.d tampak tegang, tremor,kontak mata buruk,
tekanan darah meningkat
2. Harga diri rendah kronis b.d terpapar situasi traumatis d.d menilai diri negatif,
merasa malu, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang
3. Gangguan proses keluarga b.d krisis perkembangan d.d keluarga tidak mampu
mengungkapkan perasaan secara leluasa, keluarga tidak mampu memenuhi
kebutuhan emosional anggota keluarga
C. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosa Kep : Ansietas b.d penyalahgunaan zat d.d tampak tegang,
tremor,kontak mata buruk, tekanan darah meningkat

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat masalah 1 3/3 x 1= 1 Masalah ini dikatakan aktual/kurang


- Tidak/ kurang sehat 3 sehat dengan data An.I selalu
mengatakan dirinya sangat cemas untuk
- Ancaman kesehatan 2 keluar rumah dan bertemu orang lain
- Keadaan sejahtera 1 dan Am.I mengatakan merasakan
cemas yang sangat luar biasa
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2= 1 Kemungkinan masalah ini diubah
dapat diubah sebagian jika keluarga An.I
mendapatkan motivasi dan semangat
- Mudah 2 dari keluarga
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk 1 3/3 x 1= 1 Potensial masalah ini untuk dicegah
dicegah tinggi jika An.I mengikuti dengan
benar cara mengatasi kecemasan
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1= 1 Keluarga melihat adanya permasalahan
- Masalah berat harus 2 pada An.I jika tidak segera ditangani
maka dapat menyebabkan gangguan
segera ditangani psikologis pada An.I
- Ada masalah tetapi 1
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
Dirasakan

Total 4
2. Diagnosa Kep : Harga diri rendah kronis b.d terpapar situasi traumatis d.d
menilai diri negatif, merasa malu, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat masalah 1 3/3 x 1= 1 Masalah ini bersifat aktual/tidak sehat


- Tidak/ kurang sehat 3 dimana tanda dan gejala harga diri
rendah sudah mulai muncul pada An.I
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah 2 ½ x 2 = 1 Kemungkinan masalah ini dapat diubah


dapat diubah sebagian jika Keluarga Tn.A
memberikan perhatian dan semangat
- Mudah 2 kepada An.I
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk 1 3/3 x 1= 1 Potensi masalah untuk dicegah tinggi
dicegah karena An.I menilai diri negatif dan
merasa tidak memiliki kelebihan
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1= 1 Masalah berat dan harus segera diatasi
- Masalah berat harus 2 karena An.I menilai diri negatif dan
kurang percaya diri
segera ditangani
- Ada masalah tetapi 1
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
Dirasakan

Total 4
3. Diagnosa Kep : Gangguan proses keluarga b.d krisis perkembangan d.d
keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa, keluarga tidak
mampu memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat masalah 1 3/3 x 1= 1 Masalah ini bersifat aktual/tidak sehat
- Tidak/ kurang sehat 3 karena keluarga terlalu sibuk yang
membuat krisis perkembangan dan
- Ancaman kesehatan 2 menyebabkan gangguan proses
- Keadaan sejahtera 1 keluarga

2 Kemungkinan masalah 2 ½ x 2= 1 Kemungkinan masalah ini dapat diubah


dapat diubah sebagian jika keluarga Tn.A
memberikan perhatian dan semangat
- Mudah 2 kepada An.I
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk 1 2/3 x 1= Potensial masalah dicegah cukup
dicegah 0,6 karena informasi yang telah diterima
keluarga mengenai proses keluarga
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1 ½ x 1 = 0,5Masalah ada tetapi tidak perlu segera
- Masalah berat harus 2 ditangani karena harus
memprioritaskan masalah 1 dan 2
segera ditangani terlebih
- Ada masalah tetapi 1
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan

Total 3,1
D. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosis Skor


Keperawatan
1 Ansietas b.d penyalahgunaan zat d.d tampak tegang, tremor,kontak 4
mata buruk, tekanan darah meningkat

2 Harga diri rendah kronis b.d terpapar situasi traumatis d.d menilai diri 4
negatif, merasa malu, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang

3 Gangguan proses keluarga b.d krisis perkembangan d.d keluarga 3,1


tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa, keluarga tidak
mampu memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnose SLKI SIKI


keperawatan
1. Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
penyalahgunaan zat
intervensi keperawatan Observasi
d.d tampak tegang,
tremor,kontak mata diharapkan tingkat  Identifikasi saat tingkat ansietas
buruk, tekanan ansietas menurun dengan berubah
darah meningkat
kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan
 Perilaku tegang mengambil keputusan
menurun skor 5  Monitor tanda-tanda ansietas
 Tremor menurun Terapeutik
skor 5  Ciptakan suasana terapeutik
 Tekanan darah untuk menumbuhkan
menurun skor 5 kepercayaan
 Kontak mata  Temani pasien untuk
membaik skor 5 mengurangi kecemasan
 Frekuensi nadi  Pahami situasi yang membuat
menurun skor 5 ansietas
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi
2. Harga diri rendah Setelah dilakukan Promosi Harga Diri
kronis b.d terpapar
intervensi keperawatan Observasi
situasi traumatis d.d
menilai diri negatif, diharapkan harga diri  Identifikasi budaya, agama, ras,
merasa malu, postur meningkat dengan kriteria jenis kelamin, dan usia terhadap
tubuh menunduk,
hasil: harga diri
kontak mata kurang
 Perasaan malu  Monitor verbalisasi yang
menurun skor 5 merendahkan diri sendiri
 Perasaan tidak  Monitor tingkat harga diri setiap
mampu melakukan waktu, sesuai kebutuhan
apapun menurun Terapeutik
skor 5  Motivasi terlibat dalam
 Kontak mata verbalisasi positif untuk diri
meningkat skor 5 sendiri
 Percaya diri  Motivasi menerima tantangan
berbicara atau hal baru
meningkat skor 5  Diskusikan pernyataan tentang
 Postur tubuh harga diri
menampakkan  Diskusikan kepercayaan
wajah meningkat terhadap penilaian diri
skor 5  Diskusikan persepsi negatif diri
 Berikan umpan balik positif atas
peningkatan pencapaian tujuan
 Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang meningkatkan
harga diri
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif
pasien
 Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
 Anjurkanmempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
 Anjurkan membuka diri terhadap
kritik negatif
 Keluarkan mengevaluasi
perilaku
 Latihan peningkatan tanggung
jawab untuk diri sendiri
 Latih cara berpikir untuk
berperilaku positif
 Latih meningkatkan
kepercayaan pada kemampuan
dalam menangani situasi
3. Gangguan proses Setelah dilakukan Terapi keluarga
keluarga b.d krisis
intervensi keperawatan Observasi
perkembangan d.d
keluarga tidak diharapkan proses  Identifikasi riwayat kesehatan
mampu keluarga membaik dengan keluarga
mengungkapkan
perasaan secara
kriteria hasil:  Identifikasi pola komunikasi
leluasa, keluarga  Kemampuan keluarga
tidak mampu keluarga  Identifikasi cara keluarga
memenuhi
kebutuhan
berkomunikasi memecahkan masalah
emosional anggota secara terbuka  Identifikasi pembuatan
keluarga diantara anggota keputusan dalam keluarga
keluarga  Identifikasi peran setiap anggota
meningkat skor 5 keluarga dalam sistem keluarga
 Kemampuan  Indikasi penyalahgunaan zat
keluarga pada anggota keluarga
memenuhi  Identifikasi kebutuhan dan
kebutuhan harapan dalam keluarga
emosional anggota Terapeutik
keluarga  Fasilitasi diskusi keluarga
meningkat skor 5  Fasilitasi strategi menurunkan
 Sikap respek stres
Antara anggota  Diskusikan cara terbaik dalam
keluarga menangani disfungsi perilaku
meningkat skor 5 dalam keluarga
 Perhatian pada  Diskusikan batasan keluarga
batasan anggota  Diskusikan strategi penyelesaian
keluarga masalah yang konstruktif
meningkat skor 5  Diskusikan rencana terapi dalam
 keluarga
 Diskusikan cara membudayakan
perilaku baru
Edukasi
 Anjurkan berkomunikasi lebih
efektif
 Anjurkan anggota
memprioritaskan dan memilih
masalah keluarga
 Anjurkan semua anggota
keluarga berpartisipasi dalam
pekerjaan rumah tangga
bersama-sama
 Anjurkan mengubah cara
berhubungan dengan anggota
keluarga lain

Anda mungkin juga menyukai