Disusun oleh :
Nim : 18334096
Tingkat : III D
SUMATERA BARAT
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah
melimpahkan rahmat hidayah-Nya pada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahini dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................
1. SISTEM INTEGUMENT ...................................................................................
a. Pengertian Kulit.......................................................................................
b. Lapisan Kulit............................................................................................
c. Pembuluh Darah dan Saraf......................................................................
d. Kelenjar-kelenjar Kulit.............................................................................
e. Pelengkap Kulit........................................................................................
f. Fungsi Kulit.............................................................................................
2. SISTEM IMUN....................................................................................................
a. Pengertian imun.........................................................................................
b. fungsi dari sistem imun.............................................................................
c. macam-macam sistem Imun......................................................................
d. jenis-jenis antibodi.......................................................................................
e. penyebab menurunnya sistem imun........................................................
f. mekanisme dari sitem imum...................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi kulit
2. Menjelaskan pengertian urtikaria
3. Menjelaskan etiologi urtikaria
4. Menjelaskan tanda dan gejala urtikaria
5. Menjelaskan tentang patofisiologi urtikaria
6. Menyebutkan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan urtikaria
7. Menjelaskan penatalaksanaan dari urtikaria
8. Menjelaskan Askep pada pasien dengan urtikaria.
9. Menjelaskan sistem Imun.
10. Menjelaskan fungsi dari sistem imun.
11. Menjelaskan macam-macam sistem Imun.
12. Menjelaskan jenis-jenis antibodi.
13. Menjelaskan penyebab menurunnya sistem imun.
14. Menjelaskan mekanisme dari sitem imum.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami konsep dan proses keperawatan pada pasien
dengan gangguan integument dan imun sehingga dapat menunjang mata
kuliah keperawatan medical bedah 2.
2. Mahasiswa mampu mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga
dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. SISTEM INTEGUMENT
a. Pengertian Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kulit mencakup kulit
pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut
dan kelenjar. (Syaifuddin, 2006).
Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. Luas : 1,50 – 1,75 m.
Tebal rata – rata : 1,22 mm. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada
telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis : 0,5 mm, pada daerah
genetalia.
b. Lapisan Kulit
Menurut (Syaifuddin, 2006) Lapisan kulit terdiri dari beberapa
lapisan, yaitu:
EPIDERMIS
Epidermis memiliki beberapa lapisan sel:
Stratum Korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti
selnya sudah mati, dan mengandung zat keratin.
Stratum Lusidumi, selnya pipih, bedanya dengan stratum
granulosum ialah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan
butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan
ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam
lapisan terlihat seperti suartu pita yang bening, batas-batas sel
sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidum.
Stratum Granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti
kumparan. Sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir
yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam
pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum
granulosum.
Stratum Spinosum/stratum akantosum, lapisan ini merupakan
lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-
8 lapisan. Berbentuk seperti poligon (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina).
Stratum Basal/germinativum, terletak di bagian basal. Sel ini
merupakan sel-sel induk. Berbentuk silindris (tabung) dengan inti
yang menonjol. Terdapat butir melanin warna.
DERMIS
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan
epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatas
dengan subkutis, tapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan
ialah mulainya terdapat sel lemak.
SUBKUTIS
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara
gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak
ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga
membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus, yang tebalnya tidak
sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan
perempuan tidak sama (berlainan).
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shok breker = pegas / bila
terkena trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu. Penimbunan kalori, dan tambahan untuk keantikan
tubuh.
d. Kelenjar-kelenjar Kulit
a. Kelenjar Sebasea
Berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut
untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan.
b. Kelenjar Keringat
Kelenjar tubular bergelung tidak berabang pada seluruh kulit
kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telinga.
Dan paling banyak pada telapak tangan dan kaki. Terdapat 2 kelenjar
keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin.
1) Kelenjar keringat ekrin: tersebar di seluruh tubuh kecuali
kulit pembungkus penis, bagian dalam telinga luar, telapak tangan/kaki,
dan dahi. Badan kelenjar terdapat antara perbatasan kulit ari dan kulit
jangat, salurannya berbelok-belok keluar dan berada pada lapisan jangat,
lalu berjalan lurus ke lapisan epidermis dan bermuara pada permukaan
kulit pada pori-pori keringat.
e. Pelengkap Kulit
Pelengkap kulit terdiri dari 2 macam yaitu, Rambut dan Kuku.
RAMBUT
Rambut adalah batang sel gepeng mati, berisi keratin dan memiliki
peran utama sebagai pelindung. Akar rambut atau bulbus, terkubur dalam
lubang atau folikel. Saat sel baru bertambah banyak bagian akar, rambut
memanjang dari bawah. Berbagai jenis rambut tumbuh dengan kecepatan
yang berbeda, rambut kulit kepala memanjang sekitar 0,3 mm setiap hari.
Namun demikian, rambut tidak tumbuh terus-menerus. Setelah tida sampai
empat tahun, folikel masuk dalam fase istirahat dan rambut terlepas dari
dasarnya. Tiga sampai enam bulan kemudian, folikel aktif kembali dan
mulai menghasilkan rambut baru. (Ensiklopedia Tubuh Manusia, 2007).
Rambut terdiri dari:
a. Rambut panjang dikepala, pubis dan jenggot.
b. Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis.
c. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh.
d. Rambut seksual dipubis dan aksila (ketiak).
KUKU
Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah tertanam
dalam palung kuku menurut garis lekukn pada kulit. Palung kuku mendapat
persarafan dan pembuluh darah yang banyak.
Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit merupakan awal kuku
tumbuh, bdan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam
palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas. (syarifuddin,
2006).
Bagian dari kuku, terdiri dari:
a. Ujung kuku atas ujung batas
b. Badan kuku yang merupakan bagian yang besar
c. Akar kuku (radik).
f. Fungsi Kulit
a. Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan termis karena
epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan
terhadap kulit.
b. Perlindungan terhadap mikro organisme patogen.
c. Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah.
d. Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar.
e. Alat indera melalui persarafan sensorik dan tekanan temperatur dan
nyeri.
f. Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh
saraf sensorik dan motorik keotak.
2. SISTEM IMUN
d. Jenis-jenis Antibodi
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan
lain-lain. Organ imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus,
limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun
terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang dalam sumsum tulang,
apabila sistem darah diserang, ia akan memproses antibodi untuk
menentang virus dan bakteria. Sel T dihasil oleh sumsum tulang,
bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak menghasilkan
antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang sel yang dijangkiti virus,
bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan
normal, tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau
bagaimana, jika daya imun berada dalam paras rendah, peluang
menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya bayi, kanak-kanak
dan orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Keletihan
6. Kurang bersenaman
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita
mendapat jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah
mudah berasa letih, tidak bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus
(makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual), luka
sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang
tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
f. Antibodi - imunologlobulin
b. Bereaksi khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil reaksinya
mudah diamati
Struktur Imuoglobulin:
Imunoglobulin adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua
pasang rantai polipeptida yang ukurannya berbeda terikat oleh ikatan disulfide
(S-S). Rantai pendek disebut rantai ringan (light = L) dan rantai panjang
disebut rantai berat (heavy = H). Berat molekul rantai L ialah 25.000
sedangkan rantai H 50.000. Rantai L menempel pada rantai H oleh ikatan
disulfide. Kedua rantai H diikat oleh 1-5 ikatan S-S tergantung jenis kelas
immunoglobulin tersebut. Secara structural dan antigenic rantai H berbeda
untuk tiap-tiap kelas.
Kelas-kelas immunoglobulin:
IgG
IgA
IgA adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat,
merupakan 10% globulin serum. Kadar normalnya di dalam serum ialah 0,6-
4,2 mg/ml. Waktu paruhnya 6-8 hari. Berat molekulnya 160.000 dengan angka
sendimentasi 7S. Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum, air mata,
cairan empedu, air liur serta secret saluran pencernaan dan hidung. Jumlahnya
akan sangat meningkat pada kasus myeloma multiple. Tidak dapat melewati
plasenta. IgA tidak mengikat komplemen tetapi secara aktif mengubah jalur
reaksi complement. IgA mengikat fagositosit dan penghancuran
mikroorganisme di dalam sel.
IgM
IgD
IgE
Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas
memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang
bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta
membantu tubuh menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnya adalah
netrofil, yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar netrofil meningkat,
maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya. Limfosit sendiri
terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit dihasilkan
oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi limfosit
sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan menjadi
limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana
limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk
mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang
bisa menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan
mereka.
A. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem integumen dan imun
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien urtikaria menggunakan
pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1) Pengumpulan data
Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal MRS, tanggal pengkajian, diagnostic medic.
b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, hubungan dengan klien.
Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama, Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating
ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta
pengobatan.
b) Riwayat kesehatan sekarang Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya
: pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan penurunan kemampuan
untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll.
c) Riwayat kesehatan masa lalu Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan
dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien. apakah alergi
terhadap zat makanan, cuaca, obat-obatan, dsb.
Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita
infeksi saluran kemih sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal
,riwayat penyakit DM, dan jantung.
d) Riwayat kesehata keluarga Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita
penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.
Pemeriksaan Fisik, Meliputi:
a) Keadaan Umum
(1) Keadaan fisik : sedang, ringan, berat
(2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,suhu, pernafasan
(3) Tingkat kesadaran : composmentis, apatis, spoor, somnolent
b) Kulit
(1) Inspeksi : apakah ada kelainan, warna kulit
(2) Palpasi : suhu, tekstur, kelembaban, apakah ada nyeri tekan, apakah
ada massa / benjolan atau apakah ada odema.
c) Kepala
(1) Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di
kepala,apakah kebersihan kulit terjaga.
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan
d) Wajah
(1) Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau
tidak.
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
e) Mata
(1) Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat
atau tidak, apakah palpebra oedema atau tidak.
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
f) Hidung
(1) Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
g) Telinga
(1) Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan.
h) Mulut
(1) Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan
i) Leher
(1) Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
(2) Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar
limfe
j) Ketiak
(1) Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
(2) Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
l) Jantung
(1) Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis
pada ventrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri
(2) Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/
kekuatan getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu
menit penuh.
(3) Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
(4) Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
m) Abdomen
(1) Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase, apakah permukaan
abdomen datar, pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan.
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
(3) Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
(4) Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik
ususnya normal atau tidak.
o) Ekstermitas
Ekstermitas atas
(1) Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
(3) Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan
pemeriksaan tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
(4) Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
(5) Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,
temperature, rasa , gerak dan tekanan.
Ekstermitas bawah
(1) Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
(2) Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
(3) Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan
pemeriksaan tonus kekuatan otot, dan tes keseimbangan.
(4) Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
(5) Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,
temperature, rasa , gerak dan tekanan.
B. ANALISA DATA
Proses analisa merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian
setelah dilakukan pengumpulan data dan validasi data dengan
mengidentivikasi pola atau masalah yang mengalami gangguan yang
dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan (Hidayat, 2008:104).
C. Diagnosa Keperawatan
INTEGUMEN
1. Gangguan citra diri tubuh b/d perubahan bentuk tubuh
2. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri
3. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer ( kerusakan
integritas kulit )
IMUN
1. Defisit nutrisi b/d faktor psikologi
2. Gangguan mobilitas fisik b/d ketidakbugaran fisik
3. resiko infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan sekunder
(imununosupresi)
D. LUARAN KEPERAWATAN
INTEGUMEN
1. Gangguan citra diri tubuh b/d perubahan bentuk tubuh
Citra tubuh
Kriteria hasil :
- Verbalisasi kecacatan bagian tubuh
- Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh
- Fokus pada bagian tubuh
- Fokus pada penampilan masa lalu
IMUN
1. Defisit nutrisi b/d faktor psikologi
Status nutrisi
Kriteria hasil :
- Berat badan
- Frekuensi makan
- Nafsu makan
- Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
Terapeutik
Edukasi
6. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yan menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan,
sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2009 : 135).
Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi hasil atau formatif
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil sumatif
dilakukan dengan membandingkan respons klien pada tujuan khusus dan
umum yang telah ditentukan. Problem-Intervention-Evaluation adalah
suatu singkatan masalah, intervensi dan evaluasi. Sistem
pendokumentasian PIE adalah suatau pendekatan orientasi-proses pada
dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa
keperawatan (Nursalam, 2009 : 207) Proses dokumentasi dimulai
pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian sistem
tubuh setiap hari setiap pergantian jaga (8 jam), data masalah hanya
dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu yang lama
dengan masalah yang kronis, intervensi yang dilaksanakan dan rutin
dicatat dalam “flowsheet”, catatan perkembangan digunakan untuk
pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan
dengan masalah, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan “I” (intervensi) dan nomor masalah klien, keadaan klien
sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasikan dengan tanda “E”
(Evaluasi) dan nomor masalah klien, setiap masalah yang diidentifikasi
dievaluasi minimal setiap 8 jam (2009 : 208).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urtikaria adalah reaksi vaskuler di kulit akibat faktor imunologik dan non-
imunologik, biasanya ditandai dengan edema setempat yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan. Urtikaria dapat terjadi pada semua umur.
Penyebabnya yaitu faktor imunologik (reaksi hipersensitivitas tipe I, II, III, IV,
dan genetik) dan faktor non-imunologik (bahan kimia pelepas mediator, faktor
fisik, efek kolinergik, alkohol, emosi, demam). Gejala yang timbul biasanya
berupa edema setempat yang eritem, kemudian biasanya disertai gatal.
Pengobatan yang selama ini diberikan sesuai dengan kausa dan diberikan juga anti
histamin.
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau
imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk ke
dalam tubuh. Zat asing dapat berupaVirus, Bakteri, Protozoa atau parasit. Sistem
imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu Sistem Imun
Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan lini pertama sedangkan Sistem Imun
Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi) merupakan lini kedua dan
juga berfungsi terhadap serangan berikutnya oleh mikroorganisme patogen yang
sama.
B. Saran
Setelah kami menyimpulkan tentang URTIKARIA, kami menyarankan dan
menghimbau kepada segenap pembaca untuk dapat menjaga kesehatannya agar
tidak mudah terserang penyakit, Karena tanpa kita sadari bahwa timbulnya suatu
penyakit disebabkan oleh lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Dan tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, A. AP., Munasir, Z., & Kurniati, N. 2007. Alergi-Imunologi Anak,
Edisi 2. Jakarta: IDAI