Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN TROPIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS CHIKUNGUNYA

Disusun Oleh: Kelompok 4


1. Eka Aprillia Diyah Santi K (131611133125)
2. Achmad Ubaidillah Mughni (131611133128)
3. Ariska Windy Hardiyanti (131611133131)
4. Sanidya Nisita Pratiwimba (131611133132)
5. Nabiila Rahma Ulinnuha (131611133136)
6. Rizky Try Kurniawati (131611133142)
7. Retno Galuh Kusumawardhani (131611133145)

Dosen Pembimbing:
Dr. Makhfudli, S.Kep. Ns., Mked. Trop.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Tropik.
Dalam penyelesaian makalah ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
petunjuk dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Makhfudli,
S.Kep. Ns., Mked. Trop. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Tropik.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempura, diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi
penggunaan kalimat dan kata yang tepat, dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah terlibat membantu dalam melakukan penyususnan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan.

Surabaya, 23 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1. Latar Belakang.....................................................................................
1.2. Rumusan Masalah................................................................................
1.3. Tujuan..................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
1. Definisi...........................................................................................
2. Etiologi...........................................................................................
3. Patofisiologi....................................................................................
4. Faktor Risiko..................................................................................
5. Klasifikasi.......................................................................................
6. Manifestasi Klinis...........................................................................
7. Komplikasi......................................................................................
8. Pentalaksanaan................................................................................
9. Pemeriksaan Penunjang..................................................................
2.10 WOC....................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ASKEP..................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................
4.1. Kesimpulan..........................................................................................
4.2. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

3
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Chikungunya adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang


ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebabkan oleh
virus Chikungunya (CHIKV). Virus CHIKV merupakan virus RNA yang
termasuk ke dalam genus Alphavirus dari keluarga Togaviridae. Virus ini
ditularkan dari manusia ke manusia oleh gigtan nyamuk Auded Aegypti dan
Aedes Albopictus (WHO, 2008). Penyakit chikungunya mempunyai
manifestasi tentang kesehatan sangat penting dalam menjalani kehidupan
sehari-hari terlebih pengetahuan tentang chikungunya (Suriptiastusi, 2007)
manusia mempunyai hubungan timbal balik terhadap lingkungan dalam hal ini
menitikberatkan pada interaksi manusia dengan lingkungannya. Kejadian
penyakit merupakan hasil hubungan antara penduduk dengan lingkungan yang
memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan, salah satunya adalah penyakit
yang ditularkan oleh vector. Mewabahnya penyakit yang disebabkan oleh
vector diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang. Demam chikungunya
banyak ditemukan didaerah tropis dan sub tropis (Anies, 2006). Kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern
yang meliputi semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.

Menurut data World Health Organization (WHO) didapatkan hasil bahwa


pada bulan November 2013 terdapat lima kasus chikungunya yang sudah
terbukti dengan adanya ciri-ciri seperti nyeri sendi dan badan terasa lemah.
Kemudian pada Desember 2013 terdapat 20 kasus terinfeksi chikungunya
(WHO, 2013). Data di tahun 2007 sampai tahun 2007 sampai 2012 dibeberapa
provinsi di Indonesia terjadi KLB Chikungunya dengan jumlah 149.526 kasus
tanpa kematian (Kemenkes, 2013). Pada tahun 2013 kasus chikungunya
terjadi di daerah Karanganyar sebanyak 515 orang, dan pada tahun 2014 kasus
Chikungunya terjadi lagi sebanyak 127 orang. Meskipun dari 515 kasus
Chikungunya tidak terjadi kematian namun perlu diwaspadai.

4
Tingginya kasus demam Chikungunya ini salah satunya bisa disebabkan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini serta pentingnya
memperhatikan lingkungan sekitar. Perilaku hidup sehari-hari mempengaruhi
dalam lingkungan dimana kita tinggal. Kurangnya perhatian terhadap
lingkungan seperti kubangan air dimana-mana, membuang sampah
sembarangan yang dapat menyebabkan tempat perkembangbiakan nyamuk
aedes aegepty karena nyamuk menyukai tempat yang lembab. Selain itu
tumpukan-tumpukan pakaian dari keranjang terbuka maupun yang tergantung
juga dapat mengakibatkan sarang nyamuk.

Maka dari itu perlunya perhatian terhadap lingkungan sangat berpengaruh


dalam upaya menghindari kejadian ini. Merubah kebiasaan perilaku dan gaya
hidup yang sehat serta menambah pengetahuan akan kebersihan lingkungan
untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan diharapkan dapat
diterapkan oleh seluruh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.1.1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Chikungunya?
1.1.2. Apa penyebab penyakit Chkungunya?
1.1.3. Apa saja manifestasi klinis Chikungunya?
1.1.4. Apa komplikasi dari Chikungunya?
1.1.5. Apa saja pemeriksaan pada Chikungunya?
1.1.6. Bagaimana penatalaksanaan pada Chikungunya?
1.1.7. Bagaimana Asuhan Keperawatan terhadap kasus Chikungunya?

1.3 TUJUAN MASALAH

1.1.1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan penyakit


Chikungunya

1.1.2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab penyakit Chikungunya

1.1.3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit


Chikungunya

1.1.4. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi penyakit Chikungunya

1.1.5. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit


Chikungunya

5
1.1.6. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan pada penyakit Chikungunya

1.1.7. Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan yang diberikan pada


penderita Chikugunya

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya
yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar
penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes
albopictus (Sumarmo,2002) . Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili
yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur
penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi
berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut
yang berlangsung 3-10 hari (Sumarmo, 2002).
Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang kadang
berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah
dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan karena
penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi yang
mengakibatkan pasien lumpuh.

2. ETIOLOGI
Chikungunya (CHIK) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari
genus Alphavirus, famili Togaviridae, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terinfeksi oleh virus tersebut Nyamuk
Aedes aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4
mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya; dan pada
kakinya warna putih melingkar. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia
makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk
membuat telur. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi,
sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya. Terbangnya
sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan
(dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk
dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes aegypti
merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa
nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata
Susceptbility gene berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah

7
Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes
africanus.

3. PATOFISIOLOGI
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala sekitar 2 hingga 4 hari).
Pada saat virus masuk ke dalam sel secara endositosis, virus tersebut menuju
sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses
sisntesis DNA dan sintesis RNA virus, sedangkan di dalam reticulum
endoplasma terjadi proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi
tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa
dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka
virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat
menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat
menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi
metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin
sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus.
Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap
persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan
tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi
menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna
kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti
membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk.

Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap
persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan
tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi
menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna
kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti
membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekukGejala lain
adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota
badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka
penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian
belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari

8
(kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya
yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.

4. FAKTOR RISIKO
Gigitan nyamuk aedes perjalanan ke tempat tinggal di daerah endemik
paparan luaran ruangan. Faktor lingkungan yang mendukung
perkembangbiakan nyamuk neonatus dengan ibu yang terinfeksi, penyakit
komorbid (risiko penyakit yang lebih berat), neonatus (risiko penyakit yag
lebih parah dan ini merupakan faktor resiko yang lemah terjadi).

5. KLASIFIKASI
Nyamuk yang menjadi vektor penular Chikungunya adalah nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang paling berperan utama
(primary vector) dalam penularan Chikungunya karena nyamuk tersebut
hidup di dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga banyak kontak
dengan manusia. Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang hidup di dataran
rendah beriklim tropis sampai sub tropis (Anggraeni, 2010).

6. MANIFESTASI KLINIS
Demam chikungunya merupakan infeksi viral akut dengan onset
mendadak. Masa inkubasinya berkisar antara 2-20 hari, namun biasanya 3-7
hari. Manifestasi klinis berlangsung 3-10 hari, yang ditandai oleh demam,
nyeri sendi (artralgia), nyeri otot (mialgia), rash (ruam) makulopapuler, sakit
kepala, rasa lemah, mual, muntah, limfadenopati servikal, dan fotofobia.
Manifesatasi pada demam chikungunya memiliki karakteristik :

1) Demam timbul mendadak tinggi, biasanya sampai 39-40°C, disertai


menggigil intermiten. Fase akut ini menetap selama 2 atau 3 hari.
Temperatur dapat kembali naik selama 1 atau 2 hari sesudah suatu gap
selama 4-10 hari, menghasilkan kurve demam pelana kuda (saddle back
fever curve).

2) Nyeri sendi biasanya berat, dapat menetap, mengenai banyak sendi


(poliartikular), berpindah- pindah, terutama pada sendi-sendi kecil tangan
(metakarpofalangeal), pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki dan
kaki dengan gejala yang lebih ringan pada sendi-sendi yang lebih besar.

9
Karena rasa nyeri yang hebat, penderita seolah sampai tidak dapat
berjalan. Nyeri sendi yang memanjang biasanya tidak dijumpai pada
infeksi dengue.

3) Anak-anak kurang sering mengalami nyeri sendi, tetapi lebih sering


menunjukkan gejala seperti serangan demam mendadak, muntah, nyeri
abdomen, dan konstipasi. Pada anak usia kurang dari 3 tahun sering
terjadi kejang.

4) Mialgia generalisata seperti nyeri pada punggung dan bahu biasa


dijumpai. Karena gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal,
ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, maka ada yang
menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.

5) Kulit dan konjungtiva juga tampak memerah. Petekia atau ruam


makulopapuler dapat dijumpai pada awal atau setelah beberapa hari
perjalanan penyakit. Biasanya timbul bersamaan dengan penurunan
demam yang biasanya terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 sakit.

6) Selama penyakit akut, sebagian besar pasien mengeluh sakit kepala,


tetapi biasanya tidak berat.

7) Fotofobia ringan dan nyeri retro-orbita juga dapat terjadi.

8) Injeksi konjungtiva, adanya faringitis, mual sampai muntah.

9) Uji torniquet jarang didapatkan positif. Pada beberapa pasien dapat


terjadi perdarahan minor seperti epistaksis atau perdarahan gusi.

7. KOMPLIKASI

Penyebab morbiditas yang tertinggi adalah dehidrasi berat,


ketidakseimbangan elektrolit dan hipoglikemia. Beberapa komplikasi lain
yang dapat terjadi meskipun jarang berupa gangguan perdarahan, komplikasi

10
neurologis, pneumonia dan gagal nafas (Swaroop, A., Jain, A., Kumhar, M.,
Parihar, N., and Jain, S., 2007).

8. PENATALAKSANAAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan
terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.
Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited
disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila
kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue,
maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera
dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Demam Chikungunya termasuk “Self Limiting Disease” atau penyakit
yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk
penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau
menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau
demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan
obat sejenis asetosal.Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan
antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak
bermanfaat.Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan
makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum
sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau
minum jus buah segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk
penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup
banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya
tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan
penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan
yang meningkat saat terjadi demam.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium:
1) Isolasi Virus (paling akurat)

11
a) 2,5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit

b) Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK


spesifik

c) Hasil didapat dalam 1-2 minggu

2) Pemeriksaan Serologi

A. 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik


terjadi) dan padafase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel I
diambil.

B. Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari.

C. Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan


HIA.

D. Diagnosa (+):

a) Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase


penyembuhan.

b) Antibody IgM spesifik CHIKV (+)

3) Polymerase Chain Reaction (PCR)


a) Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR.
b) Specimen sama dengan untuk isolasi virus.
c) Hasil didapat dalam 1-2 hari .

12
10. WOC

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. PENGKAJIAN
a) Riwayat Sekarang: Keluhan saat ini, biasanya demam tinggi timbul
mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan, panas tinggi selama 2–
4 hari kemudian kembali normal, nyeri persendian, nyeri otot, bercak
kemerahan (ruam), sakit kepala, kejang dan penurunan kesadaran dan
pembesaran kelenjar getah bening.
b) Riwayat Penyakit Terdahulu: apakah ada anggota keluarga maupun
tetangga di sekitar rumah yang pernah atau sedang terkena penyakit
dengan gejala yang sama, bagaimana kondisi lingkungan di sekitar rumah.
c) Pemeriksaan Fisik: lihat adakah kemerahan dan bentuk luka dikulit, sesak
dan palpasi adakah pembengkakan, demam, nyeri lambung.
d) Pemeriksaan Penunjang: adakah pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui bakteri antraks, dan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui
kelainan perdarahan, dan komplikasi.
e) Penatalaksanaan : terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.

3.2. ANALISA DATA

MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN

14
DS: Virus gigitan nyamuk Hipertemi b.d penyakit
Demam beredar dalam darah (infeksi virus
DO: chikungunya)
Suhu >37,50C, pucat, Mengaktifkan sistem
akral teraba hangat komplemen

Mempengaruhi
termoregulator di
hipotalamus

Hipertermi
DS: Virus gigitan nyamuk Nyeri akut b.d agens
Nyeri pada tulang dan beredar dalam darah cedera fisik (proses
persendian inflamasi pada
DO: Tulang persendian persendian)
Wajah tampak meringis,
skala nyeri Nyeri pada tulang
persendian

Peradangan

Nyeri akut
DS: Virus gigitan nyamuk Hambatan mobilitas
Nyeri pada tulang dan beredar dalam darah fisik b.d nyeri
persendian
DO: Tulang persendian
Wajah tampak meringis,
skala nyeri, aktivitas Nyeri pada tulang
dibantu penuh persendian

Peradangan

Sulit bergerak dan

15
bengkak kemerahan pada
sendi

Hambatan mobilitas fisik

3.3. DIAGNOSA DAN INTERVENSI

DIAGNOSA NOC NIC


Hipertermi (00007) Setelah dilakukan Perawatan deman
Domain 11. tindakan keperawatan (3740)
Keamanan/Perlindunga selama 2x24 jam,  Pantau suhu dan
n diharapkan hipertermi tanda-tanda vital
Kelas 6. Termoregulasi pada klien dapat teratasi lainnya
Definisi: dengan kriteria hasil:  Monitor warna kulit

Suhu inti di atas kisaran Termoregulasi (0800) dan suhu


 Beri obat atau cairan
normal diurnal karena  Peningkatan suhu
IV (misalnya.,
kegagalan termregulasi kulit
 Hipertermia antipiretik, agen
 Perubahan warna antibakteri, dan agen
kulit anti menggigil)
 Monitor asupan dan
Tanda-tanda vital
keluaran, sadari
(0802)
perubahan kehilangan
 Suhu tubuh
 Denyut nadi radial cairan yang tak
 Tekanan nadi dirasakan
 Pastikan tanda lain
dari infeksi yang
terpantau pada orang
tua, karena hanya
menunjukkan demam

16
ringan atau tidak
demam sama sekali
selama proses infeksi
Pengaturan suhu (3900)
 Monitor suhu paling
tidak setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan
 Monitor tekanan
darah, nadi dan
respirasi, sesuai
kebutuhan
 Monitor suhu dan
warna kulit
 Monitor dan laporkan
adanya tanda dan
gejala dari hipotermia
dan hipertermia
 Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
adekuat
Nyeri Akut (00132) Setelah dilakukan Pemberian analgesik
Domain 12. tindakan keperawatan (2210)
Kenyamanan selama 2x24 jam,  Tentukan lokasi,
Kelas 1. Kenyamanan diharapkan nyeri pada karakteristik, kualitas
fisik klien dapat teratasi dan keparahan nyeri
Definisi: dengan kriteria hasil: sebelum megobati
Pengalaman sensori dan Kontrol nyeri (1605) klien
 Berikan kebutuhan
emosional tidak  Mengenali kapan
menyenangkan berkaitan kenyamanan dan
nyeri terjadi
dengan kerusakan jaringan  Menggunakan aktivitas lain yang

aktual atau potensial, atau tindakan dapat membantu

yang digambarkan sebagai pengurangan nyeri relaksasi untuk

kerusakan (International tanpa analgesik memfasilitasi


 Menggunakan
Association for the Study penurunan nyeri

17
of Pain); awitan yang tiba- analgesik yang  Berikan analgesik
tiba atau lambat dengan direkomendasikan tambahan dan/atau
intensitas ringan hingga Tingkat nyeri (2102) pengobatan jika
berat, dengan berakhirnya  Nyeri yang diperlukan untuk
dapat diantisipasi atau dilaporkan meningkatkan efek
diprediksi, dan dengan  Ekspresi nyeri wajah
pengurangan nyeri
 Kehilangan nafsu
durasi kurang dari 3 bulan  Evaluasi keefektifan
makan analgesik dengan
 mual
interval yang teratur
pada setiap setelah
pemberian khususnya
setelah pemberian
pertama kali, juga
observasi adanya
tanda dan gejala efek
samping (misal,
depresi pernafasan,
mual dan muntah,
mulut kering dan
konstipasi)
 Lakukan tindakan-
tindakan untuk
menurunkan efek
samping analgesik
(misalnya, konstipasi
dan iritasi lambung)
Manajemen nyeri
(1400)
 Lakukan penkajian
nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristik,
onset/durasi,

18
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan
faktor pencetus
 Pastikan perawatan
analgesik bagi klien
dilakukan dnegan
pemantauan ketat
 Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur
 Pilih dan
implementasikan
tindakan beragam
(misalnya
farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
sesuai dnegan
kebutuhan
 Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan Peningkatan mekanika
Fisik (00085) tindakan keperawatan tubuh (0140)
Domain 4. selama 2x24 jam,  Kaji komitmen klien
Aktivitas/Istirahat diharapkan hambatan untuk belajar dan

19
Kelas 2. moblitas pada klien menggunakan postur
Aktivitas/Olahraga dapat teratasi dengan tubuh yang benar
 Kolaborasikan
Definisi: kriteria hasil:
dengan fisioterapis
Keterbatasan dalam Pergerakan (0208)
dalam
gerakan fisik atau satu  Keseimbangan
atau lebih ekstremitas  Gerakan otot mengembangkan
 Gerakan sendi peningkatan
secara mandiri dan terarah  Berjalan
 Bergerak dengan mekanika tubuh,

mudah sesuai indikasi


 Edukasi klien tentang
Tingkat kecemasan
pentingnya postur
(1211)
tubuh yang benar
 Tidak dapat
untuk mencegah
berisitirahat
 Rasa cemas yang kelelahan, ketegangan

disampaikan secara atau injuri


 Instruksikan klien
lisan
 Gangguan tidur menggerakkan kaki
 Perubahan pada pola terlebih dahulu
makan kemudian badan
ketika memulai
berjalan dari posisi
berdiri
 Berikan informasi
tentang kemungkinan
posisi penyebab nyeri
otot atau sendi
Terapi latihan:
ambulasi (0221)
 Konsultasikan pada
ahli terapi fisik
mengenai rencana
ambulasi, sesuai
kebutuhan
 Banu klien untuk

20
perpindahan, sesuai
kebutuhan
 Terapkan/sediakan
alat bantu (tongkat,
walker, atau kursi
roda) untu ambulasi,
jika klien tidak stabil
 Instruksikan
klien/caregiver
mengenai
pemindahan dan
teknik ambulasi yang
aman

3.4. IMPLEMENTASI
Implementasi sesuai intervensi

3.5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP dan masalah keperawatan
teratasi.

3.6. KASUS

Tuan A, umur 35 tahun, mengeluh demam dengan suhu 39,70C sejak 3 hari
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri di sendi pada lutut dan tulang
belakangnya dan nyeri seperti tertusuk-tusuk. Kadang-kadang ia merasa
pusing, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Pada kulit pasien timbul bercak
kemerahan. Keluarga pasien mengatakan selama empat bulan terakhir ini, di
daerah tempat tinggal pasien sering turun hujan dan sanitasi lingkungan
tempat tinggal mereka kurang bagus. Keluarga pasien juga mengatakan
saluran pembuangan di lingkungan tempat tinggal mereka kurang lancar.

21
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya
yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar
penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes
albopictus. (Sumarmo,2002). Chikungunya (CHIK) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dari genus Alphavirus, famili Togaviridae, dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang
terinfeksi oleh virus tersebut. Tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah
Demam timbul mendadak tinggi, biasanya sampai 39-40°C, nyeri sendi
merupakan keluhan utama pasien, yang kadang kadang berlangsung
beberapa minggu sampai bulan hingga mual dan muntah. Meskipun tidak
pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan
karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi
yang mengakibatkan pasien lumpuh. Penggunaan antibiotika dengan
pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.Untuk
memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang
bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak
mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah
segar.Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat
untuk penanganan penyakit.

4.2. SARAN
Pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan sekitar kita
hidup akan memberi dampak positif bagi setiap individu. Membuang sampah
pada tempatnya, memperhatikan tempat penampungan air dengan benar,
menutup kubangan air dapat mengurangi perkembangbiakan nyamuk Aedes
Aegypti dimana hal-hal tersebut dapat menjadi sarang nyamuk. Selain itu
memngkonsumsi gizi dan vitamin yang cukup serta istirahat cukup dapat
meningkatkan daya tahan tubuh juga mempercepat proses penyembuhan
penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

23
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.
2013. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. dan Nancy R. Ahren. 2012. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC.
Suriptiastuti. 2007. Remergensi Chikungunya: Epidemiologi dan Peran Vektor
pada Penyebaran Penyakit. UNIVERSA MEDICINA: Vol.26 No.2.
Mangguang, Mdt. 2010-2011. Penyakit menular: Chikungunya. Jurnal Kesehatan
Masyarakat: Vol.5 No.1.

24

Anda mungkin juga menyukai