Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Pertama- tama penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat- Nya lah penulisan makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) serta untuk menambah wawasan penulis mengenai
Kewaspadaan Universal dalam pelayanan kesehatan yang nantinya dapat
dijadikan sebagai pegangan kita di masa mendatang.
Banyak kendala muncul yang dalam penyelesaian makalah ini. Namun karena
kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari banyak materi yang belum penulis sertakan dalam makalah
ini, Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dalam penulisan selanjutnya di masa yang akan datang. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca khususnya
bagi nusa dan bangsa umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………….............………. 1
B. Rumusan Masalah……………................………………..... 2
C. Tujuan ……………………..…........................…………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…................……………………………………
B. Saran……………………...........…………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………..........………………………....
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu reaksi tubuh menolak antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan atau
ibu rumah tangga/para isteri, bahkan Ibu dengan janin yang sedang
dikandungnya.
HIV bertambah lebih cepat diantara wanita dan dalam waktu yang tidak
terlalu lama akan menyusul jumlah infeksi pada laki-laki. Kasus HIV (+)
tidak menampilkan gejala dan tanda klinik yang spesifik, tetapi dapat
4
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas, ataupun diluar
sakit atau sarana kesehatan lainnya. Konsep yang dianut adalah bahwa semua
darah/cairan tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kewaspadaan Universal?
2. Bagaimana Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan ?
C. Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. KEWASPADAAN UMUM/UNIVERSAL PRECAUTION
Dalam semua sarana kesehatan, termasuk rumah sakit, puskesmas dan praktek
dokter gigi, tindakan yang dapat mengakibatkan luka atau tumpahan cairan tubuh, atau
penggunaan alat medis yang tidak steril, dapat menjadi sumber infeksi penyakit tersebut
pada petugas layanan kesehatan dan pasien lain. Jadi seharusnya ada pedoman untuk
mencegah kemungkinan penularan terjadi. Pedoman ini disebut sebagai kewaspadaan
6
universal. Harus ditekankan bahwa pedoman tersebut dibutuhkan tidak hanya untuk
melindungi terhadap penularan HIV, tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain
yang dapat berat dan sebetulnya lebih mudah menular.
7
b. Cuci Tangan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
8
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan
antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik
(handwash)
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60
detik.
3. 5 (lima) kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau penyakit akibat kerja. NIOSH menyatakan alat pelindung diri (APD)
alat yang mempunyai kemampuan melindungi pekerja dari bahaya ditempat kerja.
Penggunaan alat pelindung diri dimaksudkan untuk melindungi atau mengisolasi
pekerja dari hazard kimia atau fisik dan biologi yang mungkin dijumpai. Alat
pelindung diri digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu enak
dipakai, tidak menggangu kerja, memberikan perlindungan yang efektif terhadap
jenis bahaya.
a. Sarung tangan
9
Pemakaian pelindung wajah dimaksudkan untuk melindungi selaput lendir
hidung, mulut, dan mata selama melakukan tindakan atau perawatan pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan darah dan cairan tubuh lain. Jenis alat yang
digunakan meliputi masker, kaca mata,atau pelindung wajah digunakann sesuai
kemungkinan percikan darah selama tindakan berlangsung.
c. Penutup kepala
e. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian adalah melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah
atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam
atau kejatuhan alat kesehatan. Sepatu harus menutupi seluruh ujung dan telapak
kaki dan tidak dianjurkan untuk menggunakan sandal atau sepatu terbuka.
Tidak semua alat pelindung tubuh harus dipakai. Jenis pelindung tubuh
yang dipakai tergantung pada jenis tindakan atau kegiatan yang dkerjakan.
Pemilihan jenis alat pelindung diri yang sesuai setiap kali melakukan
tindakan :
1. Resiko rendah
10
2. Resiko sedang
3. Resiko tinggi
Hiv
Cacar air
Congjungtivitis
Hepatitis A
Hepatitis B
Influenza
Campak
Mump (gondongan)
Pertusis
Salmonela / shigela
Tuberkolosis
Jadi sangat penting bagi petugas kesehatan untuk menggunakan alat pelindung
diri (APD) untuk terhindar dari penularan penyakit infeksi.
11
tersebut maka perlu menyediakan alat limbah tajam atau tempat pembuangan alat
tajam di setiap ruangan, misalnya pada ruang tindakan atau perawatan yang
mudah dijangkau oleh petugas. Menurut Tietjen (2004) apabila jarum dan spuit
sekali pakai tidak tersedia dan perlu memasang kembali penutup jarum, maka
gunakan metode penutupan “satu tangan” dengan cara:
12
3. Risiko jika Kewaspadaan Universal Kurang Diterapkan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15