Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BUDI PEKERTI

“ADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN TEMPAT KERJA BARU ”

Dosen Pengampu : DESI ROCHMAWATI, SS., M.Hum. (K)

DISUSUN OLEH:

RIZNI
WAHDALENA : P07125319003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG DIPLOMA IV KESEHATAN GIGI
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena, atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Budi Pekerti yang berjudul
“ADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN TEMPAT KERJA BARU ”

ini. Penulisan tugas makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat tugas
Mata Kuliah Budi Pekerti pada Program Studi DIV Kelas Alih Jenjang Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Tugas makalah ini terwujud
atas bimbingan pengarahan dari dosen-dosen mata kuliah Budi pekerti serta
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap semoga Allah,SWT berkenan membalas segala


kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas Mata Kuliah Budi
Pekerti ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. ii


DAFTAR ISI ............................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................... 1
C. Tujuan ............................................... 1
D. Manfaat ............................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Lingkungan .............................................. 3
B. Adaptasi/Penyesuaian Diri ............................................ 3
C. Proses Yang dilalui Untuk Berdaptasi ...................... 5
D. Karakteristik Penyesuaian Diri .................................. 5
E. Kendala-kendala Penyesuaian Diri .................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................... 9
B. Saran ............................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika seseorang masuk kedalam lingkungan baru seperti memasuki tempat
kerja yang baru, tentu akan dipertemukan dengan orang – orang yang belum dikenal
dan suasana yang masih asing. Hal itu seringkali membuat sikap seseorang baik yang
memang dasarnya aktif ataupun pasif, berubah menjadi pendiam, merasa asing dan
bingung, karena belum saling mengenal satu sama lain.

Didalam lingkungan yang baru kita dituntut untuk beradaptasi kembali, yaitu
dengan cara bersosialisasi/bergaul. Kemampuan seseorang dalam bersikap dan
bergaul bisa menjadi nilai ukur, apakah orang tersebut termasuk kedalam golongan
orang – orang yang cepat beradaptasi dan mudah diterima di lingkungan baru atau
tidak, karena ada sebagian golongan yang memiliki kesulitan untuk melakukan proses
adaptasi dengan lingkungan baru.

Oleh karena itu makalah ini disusun untuk mengetahui tentang tata krama
dalam bersikap yang baik dan benar serta tata krama dalam bergaul untuk
mempermudah proses adaptasi dengan lingkungan baru.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah Budi Pekerti yang berjudul “ADAPTASI
DENGAN LINGKUNGAN BARU DALAM DUNIA KERJA” adalah
1. Apa pengertian lingkungan baru?
2. Apa pengertian penyesuaian diri / adaptasi ?
3. Bagaimana proses yang dilalui untuk menyesuaikan diri / adaptasi ?
4. Apa saja karakteristik penyesuaian diri ?
5. Apa saja kendala menyesuaikan diri / adaptasi ?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman budi pekerti mengenai cara
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ditempat kerja baru.
2. Tujuan Khusus

1
a. Untuk mengetahui bagaimana cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru ditempat kerja baru
b. Mahasiswa mampu menerapkan budi pekerti dalam mengatasi masalah
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ditempat kerja baru

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti,
memahami dan menerapkan budi pekerti tentang menyesuaikan diri dilingkungan
baru di tempat kerja baru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. LINGKUNGAN
Lingkungan juga bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang terdapat di sekitar
manusia kemudian tinggal bersama dan saling mempengaruhi bagi perkembangan
kehidupan manusia.

Menurut Emil Salim bahwa lingkungan hidup adalah  segala sesuatu termasuk
benda, kondisi, keadaan maupun pengaruh yang terdapat di sekitar kita. Lingkungan
hidup sangat berpengaruh terhadap ruangan yang kita tempati termasuk kehidupan
manusia.

Menurut Jonny purba mengemukakan bahwa pengertian Lingkungan adalah


wilayah yang menjadi tempat berlangsungnya bermacam-macam kegiatan baik berupa
interaksi sosial antar berbagai kelompok dan pranatanya serta aktivitas lainnya yang
dipengaruhi simbol  serta nilai yang berlaku

B. ADAPTASI /PENYESUAIAN DIRI


Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional.
Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional
yang tepat pada setiat situasi.

Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian


ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat
berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi1 . Menurut Karta
Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian
diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan
pengertian yang kedua penyesuaian diri yang alloplastis (allo artinya yang lain, plastis
artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi di
tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya “aktif” yang mana pribadi
mempengaruhi lingkungan Menurut Suparlan2 adaptasi itu sendiri pada hakekatnya
adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan
kehidupan.

Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk


menjaga kesetabilan tempratur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan
harmonis secara menyeluruh dengan tubuh lainnya).

2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh


dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3
3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat
melangsungkan keturun, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai
kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

Menurut Soerjono Soekanto memberikan beberapa batasan pengertian dari


adaptasi, yakni :

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.

4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan


dan sistem.

6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan


proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial
terhadap norma-norma, proses perubahan ataupun suatu kondisi yang diciptakan.
Lebih lanjut tentang proses penyusuaian tersebut.

Aminuddin menyebutkan bahwa penyesuaian dengan tujuan-tujuan tertentu, di


antaranya:

a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.


b. Menyalurkan ketegangan sosial.
c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
d. Bertahan hidup

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan


lingkungan. Menurut Suyono, pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah
menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipaki sebagai contoh dalam hal
menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri.

Dalam upaya pencapaian harmonisasi hubungan antara tuntutan diri dan


lingkungan ini akan muncul konflik, tekanan dan frustasi, dan inidvidu didorong
untuk meneliti kemungkinan perilaku yang berbeda guna membebaskan diri dari
ketegangan yang dialaminya

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha


manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

4
C. PROSES YANG DILALUI UNTUK MENYESUAIKAN DIRI / ADAPTASI

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan


diri daam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Respon penyesuaian,
baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk
mereduksi taua menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi
keseimbangan yang lebih wajar. Dalam proses penyesuaian itu dapat saja muncul
konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan
perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

   Elemen-elemen umum dan esensial dalam semua situasi frustasi ialah :


motivasi, frustasi, respon yang bervariasi, dan pemecahan untuk mereduksi masalah,
ketegangan dengan beberapa bentuk respon. Motivasi mengambil variasi bentuk dan
setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh
beberapa aspek realitas, misalnya : pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan
social, dan semacamnya. Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaina
diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau
apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu
lingkungannya.

Sugeng Haryadi, dkk. (1995: 105) mengemukakan bahwa proses penyesuaian


diri dapat ditunjukkan sebagai berikut:

 Mula-mula individu di satu sisi memiliki dorongan keinginan untuk memperoleh


arti atau makna (eksistensi) dalam kehidupannya, dan di sisi lain individu
mendapat peluang atau tuntutan dari luar dirinya sendiri.
 Kemudian individu mempelajari (memikirkan dan merasakan) kondisi dan
keadaan dirinya serta mempelajari peluang, tuntutan dan keterbatasan lingkungan
hidupnya.
 Terjadilah tahap pemahaman tertentu tentang dirinya sendiri dan lingkungannya,
tergantung pada persepsi dan kemampuan individu dalam belajar.
 Selanjutnya individu secara dinamis melakukan upaya-upaya menginteraksikan
antara dorongan, kemampuan, dan persepsi dengan peluang, tuntutan dan
keterbatasan lingkungan hidupnya.
 Upaya-upaya berupa suatu tindakan pada gilirannya dapat berupa tindak positif
atau negatif, aktif atau pasif, ataupun kombinasi antara keduanya.

D. KARAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI

Ada beberapa karateristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri
yang salah.

1. Penyesuaian diri secara positif

Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif


ditandai hal-hal sebagai berikut :

5
 Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional
 Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
 Tidak menunujukkan adanya frustasi pribadi
 Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
 Mampu dalam belajar
 Menghargai pengalaman
 Bersikap realistic dan objektif

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan


dalam berbagai bentuk, antara lain :

a. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung

Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan


segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapinya.

b. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi

Dalam situasi ini individu mencari bahan pengalaman untuk dapat


menghadapi dan memecahkan masalahnya.

c. Penyesuaian dengan trial and error (coba-coba)

Dalam cara ini, Individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan

d. Penyesuaian dengan substitusi

Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat


memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.

e. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi

Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya,


dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.

f. Penyesuaian diri dengan belajar

Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan


ketrampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri.

g. Penyesuaian diri dengan inhibisi dan control diri

Dalam situasi ini, individu berusaha memilih tindakan mana yang harus
dilakukan, dantindakan mana yang tidak perlu dilakukan.

h. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

6
Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil
berdasarkan perencanaan cermat.

2. Penyesuaian diri yang salah

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian secara positif, dapat mengakibatkan


individu melakukan penyesuaian yang salah. Ada tiga bentuk reaksi dalam
penyesuaian yang salah yaitu sebagai berikut :

a. Reaksi bertahan

Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya seolah-olah tidak


menghadapi kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini adalah :

1) Rasionalisasi, yaitu bertahan mencari-cari alasan untuk membenarkan


alasannya.
2) Repressi, yaitu berusaha unutk menekan pengalamannya yang dirasakan
kurang enak ke dalam tidak sadar.
3) Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
4) Sour grapes, yaitu dengan memutar balikkan kenyataan untuk mencari alasan
yang dapat diterima.
b. Reaksi menyerang

Reaksi-reaksi nampak dalam tingkah laku :

1) Selalu membenarkan diri sendiri


2) Mau berkuasa dalam setiap situasi
3) Mau memilikinya
4) Bersikap senang mengganggu orang lain
5) Bersikap balas dendam
6) Marah secara sadis
7) Keras kepala dalam perbuatannya
8) Tindakan yang serampangan

c. Reaksi melarikan diri

Reaksi-reaksi nampak dalam tingkah laku yaitu berfantasi, banyak tidur, minum-
minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja dan narkotika, dan regresif.

E. KENDALA –KENDALA YANG DIALAMI UNTUK MENYESUAIKAN DIRI


Kendala – kendala yang dihadapi penulis berdasarkan pengalaman pribadi ketika
memasuki tempat kerja baru :
1. Perbedaan kebiasaan masyarakat setempat, disaat kita memasuki lingkungan baru
ditempat kerja yang baru maka akan di temukan kebiasaan masyarakat yang berbeda
dengan kebiasaan kita. Maka solusinya adalah dengan mempelajari kebiasaan mereka

7
tersebut, sehingga kita akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan dan membaur
dengan mereka.
2. Adanya label senior dan junior, hal ini memang pasti banyak yang merasakan dimana
mereka yang merasa lebih senior akan menunjukkan sikap yang selalu ingin dihargai.
Maka solusinya kita tetap bersikap menghormati kepada senior karena memang
mereka lebih tua dan lebih lama telah bekerja di tempat kerja, tetap menjaga sopan
santun dan menjaga etika. Semisalkan ada pembahasan mengenai pekerjaan walaupun
kita yang junior memiliki kemampuan, keterampilan, keahlian yang lebih dari mereka,
akan tetapi kita harus tetap santun dalam menyampaikan dan berperilaku dengan etika
yang baik.
3. Belum memiliki pengalaman kerja yang memadai, karena kita baru memasuki
lingkungan tempat kerja baru maka kita sangat minim pengalaman. Maka solusinya
adalah banyak belajar dari rekan-rekan sejawat dan para senior sehingga dapat
melakukan pekerjaan sebaik mungkin sesuai prosedur kerja ditempat kerja baru kita.
4. Belum mengerti karakteristik watak atasan ditempat kerja baru, apabila atasan
memberikan tugas yang belum kita pahami terkadang kita takut melakukan kesalahan.
5. Maka solusinya bertanya kepada rekan sejawat dan para senior apa yang seharusnya
kita kerjakan sehingga mengurangi resiko kesalahan dalam pekerjaan.
Dengan kata lain etika ditempat kerja baru bukan hanya dipahami akan tetapi harus
dilaksanakan sehingga kita akan mudah beradaptasi dilingkungan tempat kerja baru.
Etika yang diperlukan dalam menghadapi lingkungan kerja baru, antara lain :
 Memiliki kepribadian yang positif
 Jangan terlalu banyak bertanya yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
 Berpakaian yang sopan
 Mempelajari budaya kantor
 Memberikan yang terbaik dalam pekerjaan

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari
kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan
penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.

Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: kondisi fisik,
tingkatan perkembangan dan kematangan, factor psikologis,lingkungan dan
kebudayaan.

Terdapat dua karateristik penyesuaian diri yaitu :

a). penyesuaian diri secara positif yaitu tidak ada ketegangan secara emosional, tidak
terjadi frustasi, menggunakan pertimbangan rasional, realistic dan objektif,

b). penyesuaian diri yang salah, yaitu antara lain berupa reaksi bertahan, menyerang,
dan melarikan diri.

 Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyesuaian diri antara lain:


kondisi jasmaniah, perkembangan dan kematangan, kondisi lingkungan dan
kebudayaan dan agama.

Di mana pun kita bekerja, jadilah orang baik yang mempunyai banyak teman.
Pahami etika-etika yang ada ketika kita sebagai karyawan baru. Jangan terlalu sok
akrab apalagi sampai mau tahu urusan orang. Hindari bertanya yang tidak ada
faedahnya. Yang paling penting adalah sebagai anak baru tunjukkan sifat dan sikap
yang baik, santun, terpuji, dan menyenangkan.

B. Saran

 Penyusun menyadari bahwa hasil makalah ini yang membahas tentang


“Adaptasi dengan lingkungan tempat kerja baru ” belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang
penyusun miliki pada saat ini. Penyusun sangat mengharapkan kritikan terutama dari
pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi
makalah ini di masa mendatang.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kreativitashadirdariketerbatasan.blogspot.com/2011/02/bab-12-etiket-
pergaulan.html

Daruma, A.Razak dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Makassar : Universitas


Negeri      Makassar

Anthony Yeo. Konseling suatu Pendekatan Pemecahan–Masalah. terj. Antonius Muisan.


Jakarta. Gunung Mulia, 2007

Sunarto dan Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai