Anda di halaman 1dari 6

Dental Auxilaries International

Dental Auxilaries International adalah tim kesehatan yang terdiri dari dentist,
hygienist, assistant, secretary, technician serta therapist.
Dentist : Dokter gigi yang mempunyai wewenang lebih (mencakup keseluruhan)
dalam kesehatan gigi dibandingkan dengan anggota tim lainnya.
Hygiene : memberikan pencegahan dan promosi kesehatan, mengelola anestesi lokal
dan radiografi, penggunaan X-ray, scaling, polishing, dan pemberian fluorida.
Assistant : menyiapkan peralatan yang digunakan dalam praktik kesehatan gigi.
Secretary : melayani, mendata data setiap pasien.
Technician : membuat, mencetak, memperbaiki gigi palsu serta membuat mahkota gigi.
Therapist : terapi gigi atau pelengkap gigi.
Sejarah
Sejarah Dental Hygiene
Tahun 1900-an Drg. Alfred Civilion Fones prihatin terhadap tingkat kehilangan gigi yang
tinggi di Amerika Serikat
Tahun 1906, Irene Newman menjadi Dental Hygiene pertama di dunia
Tahun 1913 didirikan sekolah Dental Hygiene
Sejarah Dental Assistant
Tahun 1885 dikenal pertama kalinya dental assistant.
Saat itu, dokter gigi dari New Orleans, Dr. C Edmund Kells seorang pelopor dalam profesi
kedokteran gigi khususnya dalam penggunaan X-ray dan pengobatan abses gigi, memasukan
istrinya bernama Malvina Cueria dalam praktiknya untuk mencampur bahan gigi dan
membersihkan setelah prosedurnya. Malvina Cueria menjadi dental assistant pertama pada
jaman modern tersebut. Tahun 1978 di akuinya dental assistant
Sejarah Dental Therapist
Tahun 1948 pemerintah Inggris mengakui banyaknya penderita penyakit gigi di
masyarakatnya sehingga didirikannya sekolah pelatihan di rumah sakit New Cross, London,
untuk melatih enam puluh Organisasi Pelengkap Gigi (therapist gigi) oleh banyak tutor dari
Selandia Baru. Para siswa dilatih selama 2 tahun secara intensif untuk menjadi dentally fit
yakitu memahami konservasi (penambalan), ekstraksi ( pencabutan) scaling, polishing dan
pendidikan kesehatan gigi.
Di Indonesia terdapat dokter gigi dan perawat gigi
Sejarah perawat gigi di Indonesia
SK Menkes tanggal 30 september 1950 No.27998/kab untuk mendirikan Pendidikan Perawat
Gigi
1 agustus 1951 berdirinya Sekolah Perawat Gigi di Jakarta
Tahun 1953 lulusan pertama dari Sekolah Perawat Gigi di Jakarta
Tahun 1957 diubahnya Sekolah Perawat Gigi menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG)
Tahun 1959 berdirinya Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di Jakarta (SPTG)
Tahun 1960 lulusan pertama dari Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di Jakarta (SPTG)
Tahun 1967 berdirinya Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi Indonesia (IPTGI)
Tahun 1989 disusunnya konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi, Perawat Gigi, Tehnisi Gigi.
Tahun 1991 konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak oleh Menteri Pendayagunaan
karena latar belakangnya yang berbeda sehingga perlu dipisah
13 september 1996 berdirinya Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI)
Peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional menyatakan untuk
menjadi Jabatan Fungsional dipersyaratkan adanya profesi yang jelas, etika profesi, dan tugas
mandiri dari tenaga kesehatan tersebut dan Jabatan Fungsional menghendaki adanya
organisasi profesi.
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa tenaga kesehatan harus
mempunyai keahlian professional yang ditunjang pendidikannya.
Undang-undang Nomor 32 tahun1996 tentang tenaga kesehatan tidak termasuk perawat gigi
Perawat gigi adalah setiap orang yang telah mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan
Perawat Gigi yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai SK Menkes No.1035
tahun 1998 tentang perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan kelompok
keperawatan.
Registrasi dan ijin kerja perawat gigi tertuang dalam SK Menkes No.1392 /SK/XII/2001
Tugas perawat gigi adalah memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai
SK Menkes No.284 /SK/IV/2006
Perawat gigi telah mengalami banyak perubahan kurikulum sehingga perawat gigi telah
mempunyai beberapa wajah atau profil sesuai SK Menkes No.62/KEP/DIKLAT/KES/81.
Falsafah Keperawatan Gigi
Falsafah keperawatan gigi adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat
sebagai kerangka dalam berpikir, mengambil keputusan, dan bertindak yang diberikan pada
klien dalam rentang sehat sakit yang memandang manusia sebagai makhluk yang utuh
(holistic), yang harus dipenuhi dalam hal kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural, dan
spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis dan tidak
bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya dengan memperhatikan aspek
kemanusiaan bahwa setiap klien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku,
agama, status sosial, dan ekonomi.
Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang
penerima jasa yang pasif.
Keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
Manusia adalah individu yang memiliki biopsikososio-spiritual yang unik
Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal
Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim
kesehatan dengan pasien serta keluarganya.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk
memnuhi kebutuhan klien.
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang dalam
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan staf.
Ciri profesi sejati dari dental hygiene :
Bertanggung jawab atas kualitas pelayanan yang diberikan.
Bertanggung jawab pada standard yang sudah diakui oleh pemerintah
Menggunakan bukti ilmiah dalam membuat keputusan keperawatan
Memperhatikan etika dan hukum dalam membuat suatu keputusan keperawatan
Menjalin hubungan dengan pasien dan pasien membuat keputusan sendiri tanpa paksaan
Sebagai fasilisator
Menghormati nilai-nilai budaya, agama, keyakinan dari tiap individu atau kelompok
masyarakat yang dilayani.
Dental hygiene
Praktek keilmuan yang telah diakui dalam pencegahan dan pengobatan penyakit gigi dan
mulut
Tenaga profesional yang telah lulus pendidikan dari institusi yang terakreditasi
Mitra dokter gigi
Integrasi peran dokter sebagai edukator, advokasi manager dan peneliti untuk mencegah
penyakit gigi dan mulut dan promosi kesehatan gigi
Expert dalam bidang konsultasi tentang intervensi kebersihan gigi
Membuat keputusan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi komponen kesehatan gigi dari
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
Menetapkan diagnosa keperawatan gigi sesuai dengan tugas dan wewenang yang ditetapkan
(standard kompetensi)
Tingkat pendidikan perawat gigi Indonesia
Sekolah Perawat Gigi
Sekolah Pengatur Rawat Gigi
Akademi Kesehatan Gigi Program DIII
DIV Perawat Gigi Pendidik/ DIV Keperawatan Gigi
Kualifikasi pendidikan lanjutan formal
Bidang kesehatan
DIV Perawat Gigi Pendidik/ DIV Keperawatan Gigi
S2 promosi Kesehatan Gigi atau Managemen Kesehatan Gigi dan mulut
Bidang lain.
S1 Kesehatan Masyarakat
S1 Pendidikan
S1 Administrasi/Managemen
S1 Komputer
S1 Bahasa Asing
Kualifikasi pendidikan Informal
Belajar ke luar negeri dalam bidang kesehatan gigi untuk meningkatkan kemampuan.
Mengikuti study banding / studu tour, pertemuan-pertemuan internasional yang berhubungan
dengan perawat gigi
Tujuan pendidikan
Mengutamakan pendidikan melalui penguasaan keahlian dan keterampilan dibidang
kesehatan gigi
Menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang kompeten dan berkualitas
Mampu dan bersikap positif secara mandiri mengembangan ilmu yang dimilikinya dan
menerapkannya secara arif bijaksana bagi tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan gigi di
masyrakat.
Mampu bekerja dan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi
Meningkatkan keterampilan dan inovasi serta menganalisa pelayanan asuhan keperawatan
Sarjana yang kompeten harus memiliki :
Kemampuan komunikasi secara lisan (Oral communications skills)
Keemampuan komunikasi secara tertulis (Written communications skills)
Kemampuan logika (Logical skill)
Kemampuan menganalisis (Analytical skill)
Pengetahuan dalam bidangnya (Knowledge of fields)
Pengetahuan dalam mengajar (Knowledge of teaching)
Kemampuan untuk bekerja secara mandiri (Ability to work independently)
Naluri untuk bekerja dalam pengaturan tim (Naluri to work in team setting)
Practice Setting
Pendidik (Educator)
Advokasi (Advocate)
Administrator / manager
Peneliti (Researcher)
Jenis pelayanan
Pelayanan pencegahan untuk mempromosikan dan menjaga kesehatan mulut yang baik
Pelayanan pendidikan untuk membantu pasien mengembangkan prilaku yang
mempromosikan kesehatan yang lebih baik
Pelayanan terapi pengobatan untuk menghentikan penyakit dan memelihara jaringan sehat di
mulut
Tugas perawat gigi
Promotif
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada individu, kelompok, masyarakat
Pelatihan kader
Pengunaan alat peraga penyuluhan
Pembuatan dan penyebaran poster, leaflet
Preventif
Periksa plak
Teknik sikat gigi
Pembersihan karang gigi
Pencegahan karien gigi dengan fluor dengan teknik kumur-kumur dan pengolesan pada gigi
Penumpatan pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien umum rawat inap
Kuratif
Pengobatan darurat sesuai standard pelayanan
Pencabutan gigi sulung dan topikal anestesi
Penumpatan gigi sulung dan gigi tetap 1 bidang dengan bahan sewarna gigi dan bahan
amalgam
Perawatan pasca tindakan
Pelayanan Hygiene Kesehatan Gigi dan Mulut
Hygiene petugas kesehatan gigi dan mulut
Sterilisasi alat kesehatan gigi
Pemeliharaan alat kesehatan gigi
Lingkungan kerja
Komponen proses
Assesment (kajian data)
Diagnosa keperawatan gigi
Perencanaan
Pelaksaan
Evaluasi

Dokumentasi
http://duniaci.blogspot.co.id/2014/03/makalah-dental-auxilaries-
international.html

Anda mungkin juga menyukai