Anda di halaman 1dari 25

Oleh :

MIFTAHUL JANNAH
70200122033

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT Yang MahaPenyayang, Yang


Maha Pengasih dan Maha Pemberi Pertolongan sehingga penulisan dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Urtikaria (Biduran)” Shalawat dan salam
selalu senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat-sahabatnya sarta orang-orang yang mengikuti ajarannya.
Saya menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segi pembaca
guna menjadi acuan agar penulisan bias menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Akhir kata,
saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiin.

Gowa, 11 Januari 2024

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................…..............3

C. Tujuan......................................................................................................3

D. Manfaat....................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Penyakit Urtikaria (Biduran).................................................4

B. Jenis-Jenis Penyakit Urtikaria (Biduran).................................................5

C. Epidemiologi Penyakit Urtikaria (Biduran) ..................................................6

D. Gejala dan Penyebab Penyakit Urtikaria (Biduran).............................7


E. Pengobatan Penyakit Urtikaria (Biduran)..............................................8
F. Integrasi Keislaman Penyakit Urtikaria (Biduran).................................10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penyakit Urtikaria (Biduran)..............................................................4

Gambar 2.2 Urtikaria (Biduran) akut.....................................................................6

Gambar 2.3 Urtikaria (Biduran) Kronis.................................................................7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO)
pada survei American Academy of Allergy, Asthma and Immunology (AAAAI)
Tahun 2013, alergi merupakan masalah kulit yang umum dan terdapat 5,7 juta
kunjungan dokter pertahun akibat penyakit alergi. Penyakit alergi umumnya
sering terjadi pada remaja atau dewasa yang berlangsung lama, kemudian
cenderung berangsur membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia
pertengahan, hanya sebagian kecil terus berlangsung sampai tua.
Alergi merupakan hal yang umum, gen maupun lingkungan dapat
menjadi penyebab alergi. Sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai pelindung
terhadap zat-zat berbahaya, seperti bakteri dan virus. Pada penderita alergi,
sistem imun tubuh juga bereaksi terhadap zat-zat yang tidak berbahaya, yang
disebut alergen. Alergen biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
masalah bagi orang lain. Bagi orang yang memiliki riwayat alergi, sistem
kekebalan tubuh terlalu sensitif sehingga bahan tidak berbahaya sekalipun
menyebabkan respon. Alergi sebagai bentuk menyimpang dari tubuh ternyata
bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak.
Kenyataannya setiap orang memiliki resiko terserang alergi meskipun tidak
memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarganya. Salah satu jenis alergi yang
biasa kita temukan ialah urtikaria atau yang dikenal dengan istilah biduran.
(Agustin, D. 2017).
Urtikaria adalah salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak. Kejadian
kasus urtikaria cukup tinggi sekitar 15-20% penduduk di dunia pernah

1
mengalami urtikaria pada masa kehidupannya. Studi di Eropa melaporkan

prevalensi urtikaria sekitar 8-10% dari total populasi. Penelitian di Swedia

sebanyak 0,1% dari total populasi dan penelitian di Spanyol sebanyak 0,1%

dari total populasi (Hide and Takahgi, 2019).

Urtikaria dapat terjadi pada semua kelompok umur dan jenis kelamin,
tetapi umumnya sering terjadi pada usia dewasa muda dengan rata-rata usia 35
tahun. Urtikaria lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan 2:1.2
Data survei di Amerika pada tahun 1990-1997 menyimpulkan bahwa 69%
kunjungan pasien urtikaria adalah wanita. Urtikaria merupakan penyakit
dermatologis umum, 15–25% penduduk dalam waktu tertentu dalam hidupnya
pernah mengalaminya. Urtikaria dapat terjadi pada semua jenis kelamin dan
berbagai kelompok umur. Angka kejadian pada urtikaria akut (40–60%)
dibandingkan pada urtikaria kronik (10–20%). (Nettis E,2019).
Urtikaria merupakan gangguan pada kulit yang sering dijumpai.
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit yang ditandai dengan edema
setempat (wheal) berwarna pucat dan kemerahan, umumnya dikelilingi oleh
halo kemerahan (flare). Biasanya kelainan ini bersifat sementara (transient)
dan menghilang dalam satu hari. Berdasarkan durasi penyakit, urtikaria
dikelompokkan menjadi urtikaria akut dan urtikaria kronis.
Urtikaria akut (UA) yang berlangsung kurang dari enam minggu dan
urtikaria kronik (UK) yang berlangsung lebih dari enam minggu. Urtikaria
akut sering terjadi pada anak-anak. Penyebab paling umum untuk urtikaria
akut adalah obat-obatan, vitamin, suplemen, makanan, food additives,
minuman, infeksi, kontak alergi, bahan inhalasi, transfusi darah, vaksinasi.
Urtikaria kronik biasanya penyebabnya bukan lagi karena alergi makanan.
Ada beberapa sumber yang bisa menimbulkan urtikaria kronik, yaitu faktor

2
nonimunologik (bahan kimia, paparan fisik, zat kolinergik, infeksi dan
penyakit infeksi) dan faktor imunologik.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan
di atas, penulis merasakan pentingnya dilakukan pengkajian teori mengenai
penyakit urtikaria (Biduran).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut:

1. Apa itu penyakit urtikaria (biduran)?


2. Apa saja jenis-jenis penyakit urtikaria (biduran)?
3. Apa epidemiologi penyakit urtikaria (biduran)?

4. Apa gejala dan penyebab penyakit urtikaria (biduran)?

5. Bagaimana pengobatan penyakit urtikaria (biduran)?

6. Bagaimana integrasi keislaman penyakit urtikaria (biduran)?

C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:


1.Untuk mengetahui penyakit urtikaria (biduran)

2.Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit urtikaria (biduran)

3.Untuk mengetahui epidemiologi penyakit urtikaria (biduran)

4.Untuk mengetahui gejala dan penyebab penyakit urtikaria (biduran)

5.Untuk mengetahui pengobatan penyakit urtikaria (biduran)

6.Untuk mengetahui integrasi keislaman penyakit urtikaria (biduran)

3
D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini ialah untuk menambah
wawasan penulis mengenai penyakit urtikaria (biduran) dan sebagai sarana
pembelajaran bagi penulis agar makalah selanjutnya lebih baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Urtikaria (Biduran)


Urtikaria, atau juga dikenal dengan istilah biduran, merupakan kondisi
di mana terdapat adanya lesi pada kulit yang meninggi dan gatal. Umumnya,
lesi tersebut berwarna merah, merah muda, atau sewarna kulit, dan terkadang
juga dapat terasa nyeri. Pada sebagian besar kasus, urtikaria disebabkan oleh
reaksi alergi terhadap suatu pengobatan atau makanan, atau reaksi terhadap
iritan yang terdapat di lingkungan.

Gambar 2.1. Penyakit Urtikaria

Urtikaria merupakan reaksi vakular dari kulit berwarna merah atau


keputihan akibat udema interselulerlokal yang terbatas pada kulit atau
mukosa. Reaksi ini dapat diakibatkan bermacam-macam sebab, biasanya
ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-
lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit,sekitarnya
dapat dikelilingi halo. Keluhan subjektif biasanya gatal, rasa tersengat atau
tertusuk.

5
Pada sebagian kasus, urtikaria merupakan kondisi yang berlangsung
sementara dan dapat teratasi dengan pengobatan untuk alergi. Sebagian besar
ruam akibat urtikaria juga dapat mereda dengan sendirinya. Namun, bila
terjadi secara berulang, atau bila urtikaria disertai dengan tanda dan gejala
alergi lainnya, hal ini dapat membutuhkan penanganan segera.

B. Jenis-jenis Penyakit Urtikaria (Biduran)


a. Urtikaria Akut

Urtikaria akut biasanya berlangsung kurang dari enam minggu. Penyebab


paling umum adalah makanan tertentu, obat-obatan, atau infeksi akibat
dari gigitan serangga. Contoh makanan yang sebabkan gatal-gatal adalah
kacang-kacangan, coklat, ikan, tomat, telur, beri segar, dan susu. Aditif
dan pengawet makanan tertentu juga bisa menyebabkannya.( Romadona,
2017 ). Sedangkan obat-obatan yang menyebabkan gatal-gatal termasuk
aspirin atau ibuprofen, obat tekanan darah tinggi (penghambat ACE), atau
obat penghilang rasa sakit seperti kodein.

Gambar 2.2 Urtikaria(Biduran) akut

Urtikaria akut lebih sering dijumpai dan biasanya cepat


menghilang, tetapi identifikasi etiologi penting untuk mencegah
kekambuhan. Etiologi urtikaria akut sebagian besar dapat diketahui

6
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik menyeluruh, jarang dibutuhkan
pemeriksaan penunjang. Pada anak, etiologi yang sering adalah infeksi
virus dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Makanan dan obat-
obatan, seperti antibiotik dan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory
drug), dapat sebagai penyebab pada anak ataupun dewasa. Tes diagnostik
hanya diindikasikan apabila dicurigai didasari oleh alergi tipe
b. Urtikaria Kronis

Jenis ini juga berlangsung lebih dari enam minggu. Penyebab jenis
urtikaria ini biasanya lebih sulit diidentifikasi. Kebanyakan orang yang
mengidap urtikaria kronis, penyebabnya mungkin penyakit tiroid,
hepatitis, infeksi, atau kanker. Selain itu, urtikaria kronis memengaruhi
organ internal lainnya seperti paru-paru, otot, dan saluran pencernaan.
Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri otot, muntah, dan diare.

Gambar 2.3. Penyakit Urtikaria (Biduran) Kronis

Urtikaria kronis mempunyai lebih banyak etiologi dan subtipe,


sehingga selain anamnesis dan pemeriksaan fisik menyeluruh, dibutuhkan
tes diagnostik rutin; antara lain darah lengkap, fungsi hati, laju endap
darah (LED), dan kadar C-reactive protein (CRP). Tes diagnostik lanjutan
dipertimbangkan pada urtikaria kronis berat dan persisten untuk

7
identifikasi faktor pencetus dan menyingkirkan diagnosis banding.
Urtikaria, terutama tipe kronis, dapat mengganggu kualitas hidup. Salah
satu kriteria penilaian kualitas hidup adalah Urticaria activity score.

C. Epidemiologi Penyakit Urtikaria (Biduran)


Urtikaria merupakan suatu kelompok penyakit yang mempunyai kesamaan
pola reaksi kulit yang khas yaitu perkembangan lesi kulit urtikarial yang
berakhir 1- 24 jam dan/atau angioedema yang berakhir sampai 72 jam.1,2
Sampai saat ini data tentang pasien urtikaria dan angioedema yang dirawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo belum diteliti.
Urtikaria dan angioedema adalah salah satu masalah kesehatan yang
umum dijumpai di dunia. Urtikaria akut memiliki durasi kurang dari 6 minggu
sedangkan urtikaria kronik lebih dari 6 minggu. Urtikaria akut biasanya dapat
ditangani dengan mudah, namun adanya manifestasi klinis angioedema dapat
menyebabkan obstruksi nafas apabila mengenai laring dan merupakan suatu
kegawatan. Urtikaria kronis diasosiasikan dengan tingginya angka morbiditas
dan penurunan kualitas hidup. Angioedema dan lesi urtikaria yang bertahan
lebih dari 72 jam merupakan indikasi pasien dirawat di rumah sakit. Pendekatan
klinis yang dilakukan terhadap pasien urtikaria atau angioedema meliputi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik untuk mencari
penyebab dan tipe urtikaria. Penatalaksanaan utama pada semua bentuk urtikaria
adalah identifikasi dan penghindaran faktor pencetus serta pemberian
antihistamin (AH) dengan pilihan utama AH1. Pasien dengan urtikaria hebat
atau angioedema dapat ditambahkan terapi kortikosteroid. Penelitian retrospektif
ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pasien urtikaria dan
angioedema dalam kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011-2013 di
Instalasi Rawat Inap Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai faktor risiko,
gambaran klinis, evaluasi pemeriksaan, serta terapi urtikaria dan angioedema
yang banyak.

8
D. Penyebab dan Gejala Penyakit Urtikaria (Biduran)
a. Penyebab Urtikaria

Urtikaria sering kali disebabkan oleh reaksi alergi terhadap sesuatu hal
yang terekspos atau tertelan. Saat seseorang mengalami reaksi alergi, tubuh
melepaskan histamin ke dalam aliran darah. Histamin merupakan zat
kimiawi yang diproduksi oleh tubuh guna melindungi dirinya terhadap
benda atau zat asing. Namun, pada sebagian orang, histamin dapat
menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, dan gejala lainnya yang dialami
saat timbul urtikaria.
Faktor pemicu timbulnya reaksi alergi, yang disebut sebagai alergen,
dapat berupa serbuk sari tanaman, pengobatan, makanan, tungau debu
rumah, gigitan serangga, dan sebagainya. Urtikaria juga dapat disebabkan
oleh hal lain selain alergi. Terkadang, sebagian individu dapat mengalami
urtikaria akibat stres, pakaian yang ketat, atau adanya kondisi kesehatan
tertentu. Selain itu, seseorang juga dapat mengalami urtikaria akibat ekspos
yang berlebih terhadap suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas, atau juga
akibat berkeringat yang berlebih. Karena terdapat berbagai hal yang
berpotensi memicu timbulnya urtikaria, seringkali penyebab sulit untuk
ditentukan.
Orang yang diketahui mengalami alergi memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami urtikaria. Seseorang juga dapat berisiko untuk
mengalami urtikaria apabila mengonsumsi pengobatan tertentu atau
terekspos secara tidak sengaja terhadap hal yang menimbulkan reaksi alergi
pada individu tersebu, seperti makanan tertentu atau serbuk sari tanaman.
9
b. Gejala Urtikaria

Tanda dan gejala yang paling khas pada urtikaria adalah terdapatnya ruam
meninggi pada kulit. Ruam tersebut dapat berwarna kemerahan, namun juga
dapat sewarna dengan kulit. Ruam dapat kecil dan bulat, berbentuk cincin,
atau besar dan tidak berbentuk. Ruam yang timbul pada kulit umumnya
disertai dengan rasa gatal, dan dapat terjadi berkelompok pada kulit bagian
tubuh yang terlibat. Ruam tersebut juga dapat membesar, berubah bentuk,
atau menyebar.
Ruam yang timbul pada kulit dapat hilang dan timbul selama perjalanan
penyakit. Durasi dari timbulnya ruam dapat bervariasi, dari hanya setengah
jam hingga sepanjang hari. Ruam tersebut juga dapat berubah warna menjadi
lebih putih saat ditekan. Terkadang, timbulnya ruam kulit dapat disertai
gejala lain, seperti sulit bernapas, dan sebagainya, yang membutuhkan
penanganan segera.

E. Pengobatan Penyakit Urtikaria (Biduran)


1. Pengobatan yang dapat dilakukan dirumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu

meringankan gejala biduran, antara lain:


a. Hindari menggaruk bagian yang bergelombang.

b. Jangan gunakan sabun yang mengandung bahan kimia keras, seperti

wewangian.

c. Cobalah untuk menjaga area kulit yang terkena tetap dingin. Jika perlu,

oleskan losion pendingin atau berikan kompres dingin untuk

mengurangi rasa gatal.

d. Gunakan pakaian yang longgar dan ringan.

e. Hindari factor pemicu tidur, seperti makanan, alcohol, obat penghilang

rasa sakit, stress, dan udara panas atau dingin.

f. Catat setiap aktivitas yang anda lakukan dan makanan yang anda
makan sebelum ruam muncul, sehingga anda bisa mengetahui

pemicunya.

10
2. Penggunaan Obat-obatan

Jika ruam tidak sembuh setelah beberapa hari, temui dokter untuk
perawatan. Perawatan yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan
tingkat keparahan gejala dan penyebab herpes. Obat yang biasa digunakan untuk
mengobati herpes yaitu;
a) Obat Anti Alergi

Obat ini dapat meredakan gatal dan mengurangi


benjolan. Contohnya loratadine,cetirizine,dimethindene,maleate,dan
fexofenadine
b) Kortikosteroid
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala diare berat. Contohnya
adalah metilprednisolon .
c) Krim antidepresan

Obat ini dapat meredakan rasa gatal pada kulit akibat


pusing. Contohnya adalah doxepin .

d) Omaluzimab
Obat ini diberikan jika pemberian antihistamin tidak mampu
mengatasi biduran, terutama pada biduran berulang. Itu diberikan melalui
suntikan.
e) Ciclosporin
Ciclosporin akan menghambat sistem imun yang menyerang sel-

sel tubuh sendiri.

11
E.Integrasi Keislaman Penyakit Urtikaria (Biduran)

Hadits ini mengisyaratkan diizinkannya seseorang Muslim mengobati


penyakit yang dideritanya. Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat
yang digunakan tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT
penyakit tersebut akan hilang dan orang yang sakit akan mendapatkan
kesembuhan. Meski demikian, kesembumbuhan kadang terjadi dalam waktu
yang agak lama, jika penyebab penyakitnya belum diketahui atau obatnya belum
ditemukan.
Dan dalam Islam, Allah Swt. menganjurkan umatnya untuk selalu
bertawaqal, termasuk dalam hal kesembuhan atas suatu penyakit. Sebuah hadits
Riwayat Bukhari, Rasulullah saw. menyampaikan, “Tidaklah Allah menurunkan
suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut.

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.
Muslim)
Hadits ini menjadi gambaran akan pentingnya dalam berikhtiar untuk
mencari kesembuhan.
Semua manusia tentunya ingin selalu diberikan kesehatan. Bahkan,
kesehatan disebut-sebut sebagai kenikmatan yang tiada tara. Akan tetapi, ketika
manusia diberikan penyakit, misalnya penyakit Urtikaria (Biduran),mereka
diminta untuk bersabar dan memohon kesembuhan dari Allah SWT. Nabi
Ayyub AS tak pernah menyerah dan terus memohon kesembuhan kepada sang
pencipta. Doa Nabi Ayyub AS tersebut terabadikan dalam Al Qur’an surat Al
Anbiya ayat 83. Berikut ini bacaan doa untuk mengatasi penyakit yang diderita,
termasuk gatal-gatal.

12
Artinya

" Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah

Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."(QS.Al Anbiya:83)

Oleh para ulama, doa tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka
yang sedang dalam cobaan berupa penyakit. Doa di atas juga dapat
menjadi doa gatal-gatal yang manjur untuk membuat Anda lebih tenang
dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan segera mengangkat rasa gatal di
tubuh Anda.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Urtikaria, atau juga dikenal dengan istilah biduran, merupakan kondisi di

mana terdapat adanya lesi pada kulit yang meninggi dan gatal. Umumnya,
lesi tersebut berwarna merah, merah muda, atau sewarna kulit, dan
terkadang juga dapat terasa nyeri.

2. Berdasarkan waktu, urtikaria dibagi menjadi dua jenis yaitu urtikaria akut

yang berlangsung kurang dari enam minggu. Penyebab paling umumnya


ialah obat obatan, vitamin, suplemen, makanan, food additives, minuman
dan lainnnya. Sedangkan urtikaria kronik yang berlangsung lebih dari
enam minggu. Penyebabnya adalah faktor nonimunologik (bahan kimia,
paparan fisik, zat kolinergik, infeksi dan penyakit infeksi) dan faktor
imunologik.

3. Urtikaria terjadi ketika tubuh terpapar oleh reaksi alergi, bahan kimia
pada makanan, sengatan serangga, paparan sinar matahari, atau obat-
obatan. Hal-hal tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan senyawa kimia
yang disebut histamin. Gejala pada urtikaria adalah terdapat ruam
meninggi pada kulit.

4. Salah satu pengananggan jika terkena penyakit urtikaria (biduran) ialah

hindari menggaruk bagian yang bergelombang, jangan gunakan sabun


yang mengandung bahan kimia keras, seperti wewangian,cobalah untuk
menjaga area kulit yang terkena tetap dingin, Jika perlu, oleskan losion
pendingin atau berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa gatal.
14
5. ketika manusia diberikan penyakit, misalnya penyakit Urtikaria
(Biduran),mereka diminta untuk bersabar dan memohon kesembuhan dari
Allah SWT. Nabi Ayyub AS tak pernah menyerah dan terus memohon
kesembuhan kepada sang pencipta. Doa Nabi Ayyub AS tersebut
terabadikan dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 83.

B. SARAN

Dengan adanya pembahasan tentang penyakit urtikaria


(Biduran),diharapkan kepada pembaca untuk bisa lebih memahami dan
mengetahui mengenai penyakit urtikaria (Biduran) dan dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. (2017). Alergi dan Rhitis Alergi. Jurnal Cakrawala 7 (1), 115.
Djuanda, A. d. (2019). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Indonesia, D. K. (2018). Pedoman Penggunakan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan RI.
Inomata, N., Tatewaki, S., & Ikezawa Z. (2019). Multiple H1- Antihistamine - Induced Urticaria. Jurnal
of Dermatol.
Kurniawati, A. (2020). Konsentrasi dan Efektivitas Obat Dalam Tubuh. Jurnal Farmasi, Jakarta.
Nettis, E., Colagiuri, G., & Leo, E. (2019). Once Daily Levocetirizine for The Treatment of allergic
Rhinitis and Chronic Idiopathic Urticaria. Journal of Asthma and Allergy , 17-23.
Organization, W. H. (n.d.). The Role of the Pharmacist in Self Care and Self Mendication Available.
Romadona. (2017). Urtikaria Akut, Responsi Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.
Widyastuti, D. S., Budianti, W. K., & Indriatmi, W. (n.d.). Terapi Farmakologis Urtikaria Kronik
Spontan. Jurnal Kesehatan andalas.

16

Anda mungkin juga menyukai