MIFTAHUL JANNAH
70200122033
2024
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................…..............3
C. Tujuan......................................................................................................3
D. Manfaat....................................................................................................4
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO)
pada survei American Academy of Allergy, Asthma and Immunology (AAAAI)
Tahun 2013, alergi merupakan masalah kulit yang umum dan terdapat 5,7 juta
kunjungan dokter pertahun akibat penyakit alergi. Penyakit alergi umumnya
sering terjadi pada remaja atau dewasa yang berlangsung lama, kemudian
cenderung berangsur membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia
pertengahan, hanya sebagian kecil terus berlangsung sampai tua.
Alergi merupakan hal yang umum, gen maupun lingkungan dapat
menjadi penyebab alergi. Sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai pelindung
terhadap zat-zat berbahaya, seperti bakteri dan virus. Pada penderita alergi,
sistem imun tubuh juga bereaksi terhadap zat-zat yang tidak berbahaya, yang
disebut alergen. Alergen biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
masalah bagi orang lain. Bagi orang yang memiliki riwayat alergi, sistem
kekebalan tubuh terlalu sensitif sehingga bahan tidak berbahaya sekalipun
menyebabkan respon. Alergi sebagai bentuk menyimpang dari tubuh ternyata
bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak.
Kenyataannya setiap orang memiliki resiko terserang alergi meskipun tidak
memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarganya. Salah satu jenis alergi yang
biasa kita temukan ialah urtikaria atau yang dikenal dengan istilah biduran.
(Agustin, D. 2017).
Urtikaria adalah salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak. Kejadian
kasus urtikaria cukup tinggi sekitar 15-20% penduduk di dunia pernah
1
mengalami urtikaria pada masa kehidupannya. Studi di Eropa melaporkan
sebanyak 0,1% dari total populasi dan penelitian di Spanyol sebanyak 0,1%
Urtikaria dapat terjadi pada semua kelompok umur dan jenis kelamin,
tetapi umumnya sering terjadi pada usia dewasa muda dengan rata-rata usia 35
tahun. Urtikaria lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan 2:1.2
Data survei di Amerika pada tahun 1990-1997 menyimpulkan bahwa 69%
kunjungan pasien urtikaria adalah wanita. Urtikaria merupakan penyakit
dermatologis umum, 15–25% penduduk dalam waktu tertentu dalam hidupnya
pernah mengalaminya. Urtikaria dapat terjadi pada semua jenis kelamin dan
berbagai kelompok umur. Angka kejadian pada urtikaria akut (40–60%)
dibandingkan pada urtikaria kronik (10–20%). (Nettis E,2019).
Urtikaria merupakan gangguan pada kulit yang sering dijumpai.
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit yang ditandai dengan edema
setempat (wheal) berwarna pucat dan kemerahan, umumnya dikelilingi oleh
halo kemerahan (flare). Biasanya kelainan ini bersifat sementara (transient)
dan menghilang dalam satu hari. Berdasarkan durasi penyakit, urtikaria
dikelompokkan menjadi urtikaria akut dan urtikaria kronis.
Urtikaria akut (UA) yang berlangsung kurang dari enam minggu dan
urtikaria kronik (UK) yang berlangsung lebih dari enam minggu. Urtikaria
akut sering terjadi pada anak-anak. Penyebab paling umum untuk urtikaria
akut adalah obat-obatan, vitamin, suplemen, makanan, food additives,
minuman, infeksi, kontak alergi, bahan inhalasi, transfusi darah, vaksinasi.
Urtikaria kronik biasanya penyebabnya bukan lagi karena alergi makanan.
Ada beberapa sumber yang bisa menimbulkan urtikaria kronik, yaitu faktor
2
nonimunologik (bahan kimia, paparan fisik, zat kolinergik, infeksi dan
penyakit infeksi) dan faktor imunologik.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan
di atas, penulis merasakan pentingnya dilakukan pengkajian teori mengenai
penyakit urtikaria (Biduran).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini ialah untuk menambah
wawasan penulis mengenai penyakit urtikaria (biduran) dan sebagai sarana
pembelajaran bagi penulis agar makalah selanjutnya lebih baik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pada sebagian kasus, urtikaria merupakan kondisi yang berlangsung
sementara dan dapat teratasi dengan pengobatan untuk alergi. Sebagian besar
ruam akibat urtikaria juga dapat mereda dengan sendirinya. Namun, bila
terjadi secara berulang, atau bila urtikaria disertai dengan tanda dan gejala
alergi lainnya, hal ini dapat membutuhkan penanganan segera.
6
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik menyeluruh, jarang dibutuhkan
pemeriksaan penunjang. Pada anak, etiologi yang sering adalah infeksi
virus dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Makanan dan obat-
obatan, seperti antibiotik dan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory
drug), dapat sebagai penyebab pada anak ataupun dewasa. Tes diagnostik
hanya diindikasikan apabila dicurigai didasari oleh alergi tipe
b. Urtikaria Kronis
Jenis ini juga berlangsung lebih dari enam minggu. Penyebab jenis
urtikaria ini biasanya lebih sulit diidentifikasi. Kebanyakan orang yang
mengidap urtikaria kronis, penyebabnya mungkin penyakit tiroid,
hepatitis, infeksi, atau kanker. Selain itu, urtikaria kronis memengaruhi
organ internal lainnya seperti paru-paru, otot, dan saluran pencernaan.
Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri otot, muntah, dan diare.
7
identifikasi faktor pencetus dan menyingkirkan diagnosis banding.
Urtikaria, terutama tipe kronis, dapat mengganggu kualitas hidup. Salah
satu kriteria penilaian kualitas hidup adalah Urticaria activity score.
8
D. Penyebab dan Gejala Penyakit Urtikaria (Biduran)
a. Penyebab Urtikaria
Urtikaria sering kali disebabkan oleh reaksi alergi terhadap sesuatu hal
yang terekspos atau tertelan. Saat seseorang mengalami reaksi alergi, tubuh
melepaskan histamin ke dalam aliran darah. Histamin merupakan zat
kimiawi yang diproduksi oleh tubuh guna melindungi dirinya terhadap
benda atau zat asing. Namun, pada sebagian orang, histamin dapat
menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, dan gejala lainnya yang dialami
saat timbul urtikaria.
Faktor pemicu timbulnya reaksi alergi, yang disebut sebagai alergen,
dapat berupa serbuk sari tanaman, pengobatan, makanan, tungau debu
rumah, gigitan serangga, dan sebagainya. Urtikaria juga dapat disebabkan
oleh hal lain selain alergi. Terkadang, sebagian individu dapat mengalami
urtikaria akibat stres, pakaian yang ketat, atau adanya kondisi kesehatan
tertentu. Selain itu, seseorang juga dapat mengalami urtikaria akibat ekspos
yang berlebih terhadap suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas, atau juga
akibat berkeringat yang berlebih. Karena terdapat berbagai hal yang
berpotensi memicu timbulnya urtikaria, seringkali penyebab sulit untuk
ditentukan.
Orang yang diketahui mengalami alergi memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami urtikaria. Seseorang juga dapat berisiko untuk
mengalami urtikaria apabila mengonsumsi pengobatan tertentu atau
terekspos secara tidak sengaja terhadap hal yang menimbulkan reaksi alergi
pada individu tersebu, seperti makanan tertentu atau serbuk sari tanaman.
9
b. Gejala Urtikaria
Tanda dan gejala yang paling khas pada urtikaria adalah terdapatnya ruam
meninggi pada kulit. Ruam tersebut dapat berwarna kemerahan, namun juga
dapat sewarna dengan kulit. Ruam dapat kecil dan bulat, berbentuk cincin,
atau besar dan tidak berbentuk. Ruam yang timbul pada kulit umumnya
disertai dengan rasa gatal, dan dapat terjadi berkelompok pada kulit bagian
tubuh yang terlibat. Ruam tersebut juga dapat membesar, berubah bentuk,
atau menyebar.
Ruam yang timbul pada kulit dapat hilang dan timbul selama perjalanan
penyakit. Durasi dari timbulnya ruam dapat bervariasi, dari hanya setengah
jam hingga sepanjang hari. Ruam tersebut juga dapat berubah warna menjadi
lebih putih saat ditekan. Terkadang, timbulnya ruam kulit dapat disertai
gejala lain, seperti sulit bernapas, dan sebagainya, yang membutuhkan
penanganan segera.
wewangian.
c. Cobalah untuk menjaga area kulit yang terkena tetap dingin. Jika perlu,
f. Catat setiap aktivitas yang anda lakukan dan makanan yang anda
makan sebelum ruam muncul, sehingga anda bisa mengetahui
pemicunya.
10
2. Penggunaan Obat-obatan
Jika ruam tidak sembuh setelah beberapa hari, temui dokter untuk
perawatan. Perawatan yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan
tingkat keparahan gejala dan penyebab herpes. Obat yang biasa digunakan untuk
mengobati herpes yaitu;
a) Obat Anti Alergi
d) Omaluzimab
Obat ini diberikan jika pemberian antihistamin tidak mampu
mengatasi biduran, terutama pada biduran berulang. Itu diberikan melalui
suntikan.
e) Ciclosporin
Ciclosporin akan menghambat sistem imun yang menyerang sel-
11
E.Integrasi Keislaman Penyakit Urtikaria (Biduran)
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.
Muslim)
Hadits ini menjadi gambaran akan pentingnya dalam berikhtiar untuk
mencari kesembuhan.
Semua manusia tentunya ingin selalu diberikan kesehatan. Bahkan,
kesehatan disebut-sebut sebagai kenikmatan yang tiada tara. Akan tetapi, ketika
manusia diberikan penyakit, misalnya penyakit Urtikaria (Biduran),mereka
diminta untuk bersabar dan memohon kesembuhan dari Allah SWT. Nabi
Ayyub AS tak pernah menyerah dan terus memohon kesembuhan kepada sang
pencipta. Doa Nabi Ayyub AS tersebut terabadikan dalam Al Qur’an surat Al
Anbiya ayat 83. Berikut ini bacaan doa untuk mengatasi penyakit yang diderita,
termasuk gatal-gatal.
12
Artinya
" Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah
Oleh para ulama, doa tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka
yang sedang dalam cobaan berupa penyakit. Doa di atas juga dapat
menjadi doa gatal-gatal yang manjur untuk membuat Anda lebih tenang
dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan segera mengangkat rasa gatal di
tubuh Anda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urtikaria, atau juga dikenal dengan istilah biduran, merupakan kondisi di
mana terdapat adanya lesi pada kulit yang meninggi dan gatal. Umumnya,
lesi tersebut berwarna merah, merah muda, atau sewarna kulit, dan
terkadang juga dapat terasa nyeri.
2. Berdasarkan waktu, urtikaria dibagi menjadi dua jenis yaitu urtikaria akut
3. Urtikaria terjadi ketika tubuh terpapar oleh reaksi alergi, bahan kimia
pada makanan, sengatan serangga, paparan sinar matahari, atau obat-
obatan. Hal-hal tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan senyawa kimia
yang disebut histamin. Gejala pada urtikaria adalah terdapat ruam
meninggi pada kulit.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D. (2017). Alergi dan Rhitis Alergi. Jurnal Cakrawala 7 (1), 115.
Djuanda, A. d. (2019). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Indonesia, D. K. (2018). Pedoman Penggunakan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan RI.
Inomata, N., Tatewaki, S., & Ikezawa Z. (2019). Multiple H1- Antihistamine - Induced Urticaria. Jurnal
of Dermatol.
Kurniawati, A. (2020). Konsentrasi dan Efektivitas Obat Dalam Tubuh. Jurnal Farmasi, Jakarta.
Nettis, E., Colagiuri, G., & Leo, E. (2019). Once Daily Levocetirizine for The Treatment of allergic
Rhinitis and Chronic Idiopathic Urticaria. Journal of Asthma and Allergy , 17-23.
Organization, W. H. (n.d.). The Role of the Pharmacist in Self Care and Self Mendication Available.
Romadona. (2017). Urtikaria Akut, Responsi Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.
Widyastuti, D. S., Budianti, W. K., & Indriatmi, W. (n.d.). Terapi Farmakologis Urtikaria Kronik
Spontan. Jurnal Kesehatan andalas.
16