Di susun oleh :
KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, wb
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini, mulai dari awal sampai akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua.
Wassalamualaikum Wr, wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
2.1 Pengertian...................................................................................................4
2.2 Etiologi.......................................................................................................5
2.3 Patofisiologis..............................................................................................6
2.5 Klasifikasi...................................................................................................7
2.6 Komplikasi..................................................................................................8
2.8 Pengobatan..................................................................................................9
2.9 Pencegahan.................................................................................................9
BAB IV PENUTUP..........................................................................................14
A. KESIMPULAN.........................................................................................14
B. SARAN......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pengetahuan masyarakat tentang penyakit selulitis, mulai dari pengertian tanda
gejala sampai cara mengatasi jika terjadi penyakit selulitis.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit selulitis
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Selulitis
2. Untuk mengetahui tentang etiologi dari Selulitis
3. Untuk mengetahui tentang patofisiologis Selulitis
4. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis Selulitis
5. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari Selulitis
6. Untuk mengetahui tentang komplikasi dari Selulitis
7. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan diagnosis dari Selulitis
8. Untuk mengetahui tentang pengobatan dari Selulitis
9. Untuk mengetahui tentang pencegahan dari Selulitis
1.4 Manfaat
1. Mampu memberikan informasi tentang pengertian dari Selulitis
2. Mampu memberikan informasi tentang etiologi dari Selulitis
3. Mampu memberikan informasi tentang patofisiologis dari Selulitis
4. Mampu memberikan informasi tentang manifestasi klinis dari Selulitis
2
5. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari Selulitis
6. Mampu memberikan informasi tentang komplikasi dari Selulitis
7. Mampu memberikan informasi tentang pemeriksaan diagnosis dari
Selulitis
8. Mampu memberikan informasi tentang pengobatan dari Selulitis
9. Mampu memberikan informasi tentang pencegahan dari Selulitis
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang, pada
orang-orang dengan imunisasi normal, biasanya disebabkan oleh
streptococcus pyrognes. Selulitis sering terjadi pada tungkai, walaupun bisa
terdapat pada bagian lain tubuh erysipelas biasanya terjadi di daerah muka,
organisme penyebab bisa masuk ke dalam kulit melalui lecet-lecet ringan
atauretakan kulit pada jaringan kaki yangterkena tinea pedis, dan banyak
kasusu, ulkus pada tungkai merupakan pintu masuk bakteri (Graham-Browen
& Burns, 2005)
Selulitis adalah infeksi pada kulit yang meliputi dermis dan jaringan
subkutan dengan karakteristik klinis berupa gejala akut, eritema, nyeri,
edematosa, inflamasi supuratif pada kulit, jaringan lemak subkutan, atau otot
dan sering disertai gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan
nyeri lokal. Penyebab tersering dari selulitis adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus grup A. Faktor risiko terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit, atau gangguan pada pembuluh vena
maupun pembuluh limfe.(wiraguna, 2009)
Adanya invasi bakteri dan melakukan infeksi ke lapisan dermis atau
subkutis biasanya terjadi setelah adanya suatu luka atau gigitan di kulit
kondisi invasi kemudian berlanjut dengan lesi kemerahan yang membengkak
di kulit serta terasa hangat dan nyeri.(Muttaqin, 2011)
Selulitis adalah infeksi kulit yang meluas ke bagían dalam dermis dan
jaringan subkutan dan menyebabkan eritema yang dalam dan merah tanpa
batas tegas yang menyebar luas melalui rongga jaringan (Figur 49-9). Kulit
eritematosus, edematosa, nyeri, dan kadang noduler. Streptococcus pyogenes
adalah penyebab umum infeksi ini, walaupun patogen lain mungkin
bertanggung jawab. Dapat terjadi limfangitis; jika selulitis tidak ditangani,
dapat terjadi gangren, abses metastatik, dan sepsis. Klien lansia memiliki
4
risiko lebih tinggi terhadap selulitis akibat penurunan resistansi karena
diabetes malnutrisi, terapi steroid, atau adanya luka atau ulkus. Faktor
predisposisi lain meliputi adanya edema dan inflamasi kulit lain atau luka
(misalnya tinea, eksim, luka bakar, trauma). Terdapat kecenderungan
rekurensi, terutama pada lokast obstruksi limfatik(Joyce & Hawks, 2009)
Selulitis adalah infeksi terlokalisasi pada dermis dan jaringan
subkutan. Selulitis dapat terjadi setelah ada luka atau ulkus kulit atau sebagai
perluasan furunkel atau karbunkel. Infeksi menyebar sebagai akibat zat yang
diproduksi oleh organisme penyebab, yang disebut faktor penyebar
(hialuronidase). Faktor ini memecah jaringan fibrin dan barier lain yang
biasanya melokalisasi infeksi. Area selulitis berwarna merah, bengkak, dan
nyeri (Gambar 16-5 ). Pada beberapa kasus, vesikel dapat terbentuk pada area
selulitis. Pasien juga dapat mengalami demam, menggigil, malaise, sakit
kepala, dan pem- bengkakan kelenjar limfe.(Lemone, M. Burke, & Bauldoff,
2004)
2.2 Etiologi
5
- Obesitas
- Pembekuan yang kronis pada kaki
- Penyalahgunaan obat terlarang
- Menurunnya daya tahan tubuh
- Cacar air
- Malnutrisi
- Gagal ginjal
2.3 Patofisiologis
Infeksi bakteri pada kulit muncul dari folikel rambut, tempat bakteri
menumpuk dan tumbuh serta menyebabkan infeksi terlokalisasi. Namun,
bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, menginvasi
jaringan yang lebih dalam, dan menyebabkan infeksi sistemik, suatu gangguan
yang berpotensi mengancam nyawa. Berbagai jenis infeksi bakteri melibatkan
kulit, mencakup folikulitis, furunkel dan karbunkel, selulitis, dan
Staphylococcus aureus(Lemone et al., 2004)
Gambaran klinis:
Eritema lokal pada kulit dan sistem vena dan limfatik pada kedua
ekstremitas atas dan bawah
Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri
tekan, demam dan bakterimia
Ulkus kulit yang tidak sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan
dapat mengalamai superinfeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin
merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi
derajat rendah.
6
2.4 Manifestasi Klinis
7
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua
spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung
serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya
berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
2. Selulitis Sikrumskripta Supuratif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut,
hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen.
Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat
yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran
infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
3. Selulitis Difsus Akut
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone /
Angina Ludwig’s . Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang
mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral,
kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal Selulitis dimulai dari
dasar mulut.Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/
unilateral disebut Pseudophlegmon.
2.6 Komplikasi
Menurut(Anggraini, Utami, Fauzia, & Rahmayani, 2018)
1. Berupa ganggren Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan
(Gangrene), dan dimana harus melakukan amputasi yang mana
mempunyai resiko kematian hingga 25%.
2. Bakteremia
3. Nanah atau local Abscess
4. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
5. Lymphangitis
6. Trombophlebitis
7. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
2.7 Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
8
1. Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah
putih, eosinofildan peningkatan laju sedimentasi eritrosit
2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran (Carpenito,
2000)
3. Rontgen Sinus, Sinus Para nasal(Selulitis Perioribital)
4. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa
infeksi cellulitis yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis,
necrotozing fascitis dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutan.
5. Bun level
6. Creatinin level
7. Pemeriksaan Imaging
2.8 Pengobatan
9
3. Lindungi tangan dan kaki
4. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
BAB III
A. KASUS
Pasien Ny.N datang ke RS pada 20 Juni 2019 dengan keluhan
nyeri yang pada kaki kirinya, klien merasa panas pada kakinya dan ada
pembengkakan pada kakinya, klien dengan wajah meringis datang ke RS.
4 hari sebelumnya pasien terkena serbitan kayu dan tidak mencuci luka
dengan baik hanya di bilas dengan air, lalu luka tambah meradang setelah
hari kedua pad ahari ke empat nyeri pada luka semakin parah. Nyeri pada
pasien hilang timbul. Setelah dikaji ditemukan hasil TTV TD : 90/60
mmHg, Suhu : 37OC, Nadi : 90x/m, RR : 25x/m
B. ANALISA DATA
DO : streptococcus beta
10
panas
R : kaki kiri Merangsang reseptor
S : skala 8 nyeri dari sistem saraf
T : Hilang timbul pusat
Mengeluarkan zat-zat
prostaglandin,
tradikinin, dan histamin
Nyeri
2 DS : Pasien tertusuk kayu Gangguan integritas
Pasien mengatakan panas kulit
pada arean kaki kirinya
DO : Invasi bakteri
kaki kiri
- Kemerahan di kaki
Peradangan jaringan di
- TD : 90/60 mmHg
bawah kulit (subkutis)
- Suhu : 37OC
- N : 90x/m
- RR : 25x/m
Eritema lokal pada kulit
Lesi
Gangguan integritas
kulit
11
C. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pada turgor
kulit
12
2 20/6/19. Kerusakan Setelah - Menunjukkan - Kaji/catat ukuran,
11.00 integritas kulit dilakukan regenerasi warna, kedalaman
berhubungan intervensi jaringan luka, perhatikan
dengan 2x24 jam - Mencapai jaringan nekrotik
penyembuhan dan kondisi sekitar
gangguan pada maka di
tepat pada luka
turgor kulit harapkan
waktunya - Tinggikan bagian
integritas tubuh yang terkena
kulit pasien dampak
kembali - Pertahankan posisi
normal yang diinginkan da
imobilisasi area bil
diindikasikan
- Jaga kulit agar teta
bersih dan kering
D. INTERVENSI
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Streptoccocus dan S. aureus, yang menyerang jaringan
subkutis dan daerahsuperfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini
adalah trauma lokal (robekankulit), luka terbuka di kulit atau gangguan
pada pembuluh balik (vena) maupunpembuluh getah bening. Daerah
predileksi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia, dan
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Pada pemeriksaan
klinismselulitis: adanya makula erimatous, tepi tidak meninggi, batas
tidak jelas, edema,minfiltrat dan teraba panas. Diagnosis penyakit ini
dapat ditegakkan berdasarkanmanamnesis dan gambaran klinis.
Penanganan perlu memperhatikan faktormpredisposisi dan komplikasi
yang ada.
B. SARAN
Hindari kerusakan kulit saat kerja dan berolahraga dengan
menggunakan perlengkapan yang lengkap dan tepat. Bersihkan setiap luka
dikulit, jaga kesehatan tubuh dan mengendalikan penyakit menahun.
Tubuh yang sehat lebih mudah melawan bakteri sebelum mereka
berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., Susila, T., & Radiono, S. (1998). Selulitis Fasialis dengan Trombosis
Sinus Kavernosus Facial, 51–56.
Anggraini, S. R., Utami, M. P., Fauzia, H., & Rahmayani, I. (2018). Auhan
Keperawatan Kepada Klien Dengan Selulitis.
Carpenito, L. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (8th ed.). Jakarta.
endrian, dicky. (2016). Aplikasi model konservasi levine dalam asuhan
keperawatan pasien selulitis, 40–48.
Graham-Browen, R., & Burns, T. (2005). Lecture Notes on Dermatologo. (A.
Safitri, Ed.) (8th ed.). jakarta: Erlangga.
Joyce, M. B., & Hawks, J. H. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. (R. G. Carroll
& A. Susanne, Eds.) (8th ed.). Singapura: Penerbit Salemba Medika.
Lemone, P., M. Burke, K., & Bauldoff, G. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. (M. Tiflani Iskandar, Ed.) (5th ed.). American: ECG
MEDIKAL PUBLISER.
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta:
Salemba Medika.
wiraguna. (2009). Dr. dr. AAGP. Wiraguna, Sp.KK (K), 1–19.
15