Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

TENTANG PENYAKIT SELULITIS

Dosen pembimbing : Atik Setiawan W.,S.Kep.Ns.,M.Kep.

Di susun oleh :

1. Putri Nurvita Dewi (1711B0060)

2. Yanisa Ariyati (1711B0071)

3. Illiyin Syahrun Faridatun Nisak (1711B0077)

4. Arta Lebrina Nakmofa (1811B0007)

5. Yanes Edel Trudis Rassi (1811B0089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Makalah Keperawatan tentang Penyakit
Selulitis” yang di ajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah.

Makalah ini berisikan informasi penjelasan tentang pengertian, etiologi,


manifestasi dan asuhan keperawatan pada pasien dengan selulitis. Kami
menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah kami,oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari berbagai pihak yang telah membaca, sangat kami
harapkan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini, mulai dari awal sampai akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua.

Wassalamualaikum Wr, wb

Kediri, 29 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................4

2.1 Pengertian...................................................................................................4

2.2 Etiologi.......................................................................................................5

2.3 Patofisiologis..............................................................................................6

2.4 Manifestasi Klinis.......................................................................................7

2.5 Klasifikasi...................................................................................................7

2.6 Komplikasi..................................................................................................8

2.7 Pemeriksaan Diagnosis...............................................................................8

2.8 Pengobatan..................................................................................................9

2.9 Pencegahan.................................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA SELULITIS...........................10

BAB IV PENUTUP..........................................................................................14

A. KESIMPULAN.........................................................................................14
B. SARAN......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selulitis merupakan kondisi adanya invasi bakteri dan melakukan
infeksi ke lapisan dermis atau subkutis biasanya terjadi setelah adanya suatu
luka atau gigitan di kulit kondisi invasi kemudian berlanjut dengan lesi
kemerahan yang membengkak di kulit serta terasa hangat dan nyeri.
(Muttaqin, 2011)
Penyakit kulit dalam dewasa ini masih menjadi salah satu
permasalahan kesehatan di Indonesia. Di Amerika Serikat lebih dari 600.000
pasien rawat inap tercatat pada tahun 2010 dengan angka 3,7% dari seluruh
kunjungan di bagian emergensi (endrian, 2016). Selulitis di beberapa Negara
di Asia ( exstrapolated statistic )menentukan angka kejadian di indonesia
318.332 orang. Yang terbesar cina sebanyak 3.247.119 orang dan India
sebanyak 2.662.676. orang. Di Amerika di perkirakan 400 atau 0.2 % atau
680.00 orang menderita selulitis (Aminah, Susila, & Radiono, 1998). Di
Indonesia Menurut depkesRI 2006 penyakit kulit dan penyakit subkutan
menurut rangking dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia menduduki
peringka kedua setelah penyakit infeksi saluranan pernafasan akut dengan
jumlah 501. 280 kasus atau 3,16%.
Penyebab tersering dari selulitis adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus grup A Penyebab tersering dari selulitis adalah Staphylococcus
aureus dan Streptococcus grup A faktor risiko terjadinya infeksi ini adalah
trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit, atau gangguan pada
pembuluh vena maupun pembuluh limfe biasanya didahului luka atau trauma
dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus
aureus. (wiraguna, 2009)
Dari banyak nya data yang sudah ditemukan selulitis memperoleh
peringkat kedua penyakit terbesar di Indonesia, maka dari itu masyarakat
harus lebih pham dan mengetahui tentang penyakit selulitis. Maka demikian
kami membuat makalah ini sebagai referensi untuk lebih meningkatkan

1
pengetahuan masyarakat tentang penyakit selulitis, mulai dari pengertian tanda
gejala sampai cara mengatasi jika terjadi penyakit selulitis.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu selulitis ?
b. Apa saja etiologi dari selulitis?
c. Apa saja patofisiologis dari selulitis?
d. Apa saja manifestasi dari selulitis?
e. Apa saja klasifikais dari selulitis?
f. Apa saja komplikasi dari selulitis?
g. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari selulitis?
h. Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari selulitis ?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit selulitis
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Selulitis
2. Untuk mengetahui tentang etiologi dari Selulitis
3. Untuk mengetahui tentang patofisiologis Selulitis
4. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis Selulitis
5. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari Selulitis
6. Untuk mengetahui tentang komplikasi dari Selulitis
7. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan diagnosis dari Selulitis
8. Untuk mengetahui tentang pengobatan dari Selulitis
9. Untuk mengetahui tentang pencegahan dari Selulitis

1.4 Manfaat
1. Mampu memberikan informasi tentang pengertian dari Selulitis
2. Mampu memberikan informasi tentang etiologi dari Selulitis
3. Mampu memberikan informasi tentang patofisiologis dari Selulitis
4. Mampu memberikan informasi tentang manifestasi klinis dari Selulitis

2
5. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari Selulitis
6. Mampu memberikan informasi tentang komplikasi dari Selulitis
7. Mampu memberikan informasi tentang pemeriksaan diagnosis dari
Selulitis
8. Mampu memberikan informasi tentang pengobatan dari Selulitis
9. Mampu memberikan informasi tentang pencegahan dari Selulitis

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang, pada
orang-orang dengan imunisasi normal, biasanya disebabkan oleh
streptococcus pyrognes. Selulitis sering terjadi pada tungkai, walaupun bisa
terdapat pada bagian lain tubuh erysipelas biasanya terjadi di daerah muka,
organisme penyebab bisa masuk ke dalam kulit melalui lecet-lecet ringan
atauretakan kulit pada jaringan kaki yangterkena tinea pedis, dan banyak
kasusu, ulkus pada tungkai merupakan pintu masuk bakteri (Graham-Browen
& Burns, 2005)
Selulitis adalah infeksi pada kulit yang meliputi dermis dan jaringan
subkutan dengan karakteristik klinis berupa gejala akut, eritema, nyeri,
edematosa, inflamasi supuratif pada kulit, jaringan lemak subkutan, atau otot
dan sering disertai gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan
nyeri lokal. Penyebab tersering dari selulitis adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus grup A. Faktor risiko terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit, atau gangguan pada pembuluh vena
maupun pembuluh limfe.(wiraguna, 2009)
Adanya invasi bakteri dan melakukan infeksi ke lapisan dermis atau
subkutis biasanya terjadi setelah adanya suatu luka atau gigitan di kulit
kondisi invasi kemudian berlanjut dengan lesi kemerahan yang membengkak
di kulit serta terasa hangat dan nyeri.(Muttaqin, 2011)
Selulitis adalah infeksi kulit yang meluas ke bagían dalam dermis dan
jaringan subkutan dan menyebabkan eritema yang dalam dan merah tanpa
batas tegas yang menyebar luas melalui rongga jaringan (Figur 49-9). Kulit
eritematosus, edematosa, nyeri, dan kadang noduler. Streptococcus pyogenes
adalah penyebab umum infeksi ini, walaupun patogen lain mungkin
bertanggung jawab. Dapat terjadi limfangitis; jika selulitis tidak ditangani,
dapat terjadi gangren, abses metastatik, dan sepsis. Klien lansia memiliki

4
risiko lebih tinggi terhadap selulitis akibat penurunan resistansi karena
diabetes malnutrisi, terapi steroid, atau adanya luka atau ulkus. Faktor
predisposisi lain meliputi adanya edema dan inflamasi kulit lain atau luka
(misalnya tinea, eksim, luka bakar, trauma). Terdapat kecenderungan
rekurensi, terutama pada lokast obstruksi limfatik(Joyce & Hawks, 2009)
Selulitis adalah infeksi terlokalisasi pada dermis dan jaringan
subkutan. Selulitis dapat terjadi setelah ada luka atau ulkus kulit atau sebagai
perluasan furunkel atau karbunkel. Infeksi menyebar sebagai akibat zat yang
diproduksi oleh organisme penyebab, yang disebut faktor penyebar
(hialuronidase). Faktor ini memecah jaringan fibrin dan barier lain yang
biasanya melokalisasi infeksi. Area selulitis berwarna merah, bengkak, dan
nyeri (Gambar 16-5 ). Pada beberapa kasus, vesikel dapat terbentuk pada area
selulitis. Pasien juga dapat mengalami demam, menggigil, malaise, sakit
kepala, dan pem- bengkakan kelenjar limfe.(Lemone, M. Burke, & Bauldoff,
2004)

2.2 Etiologi

Penyakit selulitis disebabkan oleh:


1. Infeksi bakteri dan jamur :
- Disebabkan oleh Streptococcus group Adan Staphylococcus
Aureus.
- Pada bayi yang terkena ini disebabkan oleh Streptococcus tipe B
- Infeksi dari jamur: tetapi infeksi yang disebabkan oleh jamur
termasuk  jarang
- Aeromonas hydrophila
- S. pneumonia (pneumococcus)
2. Penyebab lain :
- Gigitan binatang
- Kulit kering
- Eksim
- Kulit yang terbakar/melepuh
- Diabetes mellitus

5
- Obesitas
- Pembekuan yang kronis pada kaki
- Penyalahgunaan obat terlarang
- Menurunnya daya tahan tubuh
- Cacar air
- Malnutrisi
- Gagal ginjal

2.3 Patofisiologis
Infeksi bakteri pada kulit muncul dari folikel rambut, tempat bakteri
menumpuk dan tumbuh serta menyebabkan infeksi terlokalisasi. Namun,
bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, menginvasi
jaringan yang lebih dalam, dan menyebabkan infeksi sistemik, suatu gangguan
yang berpotensi mengancam nyawa. Berbagai jenis infeksi bakteri melibatkan
kulit, mencakup folikulitis, furunkel dan karbunkel, selulitis, dan
Staphylococcus aureus(Lemone et al., 2004)
Gambaran klinis:
 Eritema lokal pada kulit dan sistem vena dan limfatik pada kedua
ekstremitas atas dan bawah
 Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri
tekan, demam dan bakterimia
 Ulkus kulit yang tidak sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan
dapat mengalamai superinfeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin
merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi
derajat rendah.

6
2.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik pada kulit sistem


vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas (alat gerak), kelainan kulit berupa
infiltrate difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan
infiltrative ke jaringan dibawahnya. Bengkak, merah dan hangat nyeri tekan.

Infeksi paling sering ditemukan: kerusakan kulit akibat cedera ringan,


luka terbuka di kulit. Infeksi jamur diantara jari-jari kaki.
1. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi
2. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba
hangat. Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang
tegas.
3. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil
4. Gejala lainnya adalah : demam, sakit kepala, nyeri otot, tidak enak
badan, malaise, edema, dan lesi
2.5 Klasifikasi

Menurut (Berini et al.,1999)Selulitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu


1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut

7
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua
spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung
serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya
berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
2. Selulitis Sikrumskripta Supuratif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut,
hanya infeksi  bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen.
Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat
yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran
infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
3. Selulitis Difsus Akut
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone /
Angina Ludwig’s . Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang
mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral,
kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal Selulitis dimulai dari
dasar mulut.Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/
unilateral disebut Pseudophlegmon.
2.6 Komplikasi
Menurut(Anggraini, Utami, Fauzia, & Rahmayani, 2018)
1. Berupa ganggren Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan
(Gangrene), dan dimana harus melakukan amputasi yang mana
mempunyai resiko kematian hingga 25%.
2. Bakteremia
3. Nanah atau local Abscess
4. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
5. Lymphangitis
6. Trombophlebitis
7. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
2.7 Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium

8
1. Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah
putih, eosinofildan peningkatan laju sedimentasi eritrosit
2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran (Carpenito,
2000)
3. Rontgen Sinus, Sinus Para nasal(Selulitis Perioribital)
4. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa
infeksi cellulitis yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis,
necrotozing fascitis dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutan.
5. Bun level
6. Creatinin level
7. Pemeriksaan Imaging
2.8 Pengobatan

Menurut (Anggraini et al., 2018)Pengobatan selulitis antara lain :


1. Mengistirahatkan area kaki
2. Meninggikan area yang sakit untuk membantu mengurangi pembengkakan
dan meringannkan ketidaknyamanan
3. Minum antibiotik selama seminggu atau lebih dari 14 hari bisa via IV atau
oral tergantung pada berat tidak nya selulitis
4. Gunakan penghilang rasa nyeri bisa menggunakan obat anti nyeri
2.9 Pencegahan
Menurut(Anggraini et al., 2018), pencegahan dari selulitis adalah :
a. Jika memiliki luka
1. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
2. Oleskan antibiotic
3. Tutupi luka dengan perban
4. Sering-sering mengganti perban tersebut
5. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
b. Jika kulit masih normal
1. Lembabkan kulit secara teratur
2. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati

9
3. Lindungi tangan dan kaki
4. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG PENYAKIT SESULITIS

A. KASUS
Pasien Ny.N datang ke RS pada 20 Juni 2019 dengan keluhan
nyeri yang pada kaki kirinya, klien merasa panas pada kakinya dan ada
pembengkakan pada kakinya, klien dengan wajah meringis datang ke RS.
4 hari sebelumnya pasien terkena serbitan kayu dan tidak mencuci luka
dengan baik hanya di bilas dengan air, lalu luka tambah meradang setelah
hari kedua pad ahari ke empat nyeri pada luka semakin parah. Nyeri pada
pasien hilang timbul. Setelah dikaji ditemukan hasil TTV TD : 90/60
mmHg, Suhu : 37OC, Nadi : 90x/m, RR : 25x/m

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS : Pasien tertusuk kayu Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri
pada daerah luka di kaki
bagian kiri Invasi bakteri

DO : streptococcus beta

- Klien tampak meringis haemolyticus

- Klien tampak menahan


nyeri yang di deritanya
Peradangan jaringan di
- TD : 90/60 mmHg
bawah kulit (subkutis)
- Suhu : 37OC
- N : 90x/m
- RR : 25x/m
Mengiritasi daerah
- Pengkajian nyeri
sekitar
P:-
Q : nyeri tekan dan

10
panas
R : kaki kiri Merangsang reseptor
S : skala 8 nyeri dari sistem saraf
T : Hilang timbul pusat

Mengeluarkan zat-zat
prostaglandin,
tradikinin, dan histamin

Nyeri
2 DS : Pasien tertusuk kayu Gangguan integritas
Pasien mengatakan panas kulit
pada arean kaki kirinya
DO : Invasi bakteri

- Adanya hematoma streptococcus beta

- Pembengkakan pada haemolyticus

kaki kiri
- Kemerahan di kaki
Peradangan jaringan di
- TD : 90/60 mmHg
bawah kulit (subkutis)
- Suhu : 37OC
- N : 90x/m
- RR : 25x/m
Eritema lokal pada kulit

Lesi

Gangguan integritas
kulit

11
C. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pada turgor
kulit

No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan NOC NIC


1 20/6/19. Nyeri akut Setelah - Skala nyeri stabil - Kaji skala nyeri (0
10.00 berhubungan dilakukan (0-3) 10), karakteristik
dengan agen intervensi - Menunjukkan nyeri, dan lokasi
cedera fisik 2x24 jam nyeri nyeri.
hilang/terkontrol - Monitoring TTV
maka di
- Terlihat rileks, - Dukung istirahat
harapkan
dapat atau tidur yang
nyeri pasien tidur/beristirahat adekuat untuk
berkurang dan berpatisipasi membantu
dalam aktivitas penurunan nyeri
sesuai - Dorong pasien
kemampuan menggunakan obat
- Mengikuti obatan penurun
program nyeri
farmakologis yang - Dorong penggunaa
dianjurkan teknik manajemen
stres, misalnya
relaksasi progresif,
sentuhan terapeutik
biofeedback,
visualisasi,
pedoman imajinasi
hipnotis diri, dan
pengendalian napa
Kolaborasi
- Beri obat sebelum
aktivitas/latihan
yang direncanakan
sesuai petunjuk
- Berikan aspirin
untuk pereda nyer

12
2 20/6/19. Kerusakan Setelah - Menunjukkan - Kaji/catat ukuran,
11.00 integritas kulit dilakukan regenerasi warna, kedalaman
berhubungan intervensi jaringan luka, perhatikan
dengan 2x24 jam - Mencapai jaringan nekrotik
penyembuhan dan kondisi sekitar
gangguan pada maka di
tepat pada luka
turgor kulit harapkan
waktunya - Tinggikan bagian
integritas tubuh yang terkena
kulit pasien dampak
kembali - Pertahankan posisi
normal yang diinginkan da
imobilisasi area bil
diindikasikan
- Jaga kulit agar teta
bersih dan kering
D. INTERVENSI

13
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Streptoccocus dan S. aureus, yang menyerang jaringan
subkutis dan daerahsuperfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini
adalah trauma lokal (robekankulit), luka terbuka di kulit atau gangguan
pada pembuluh balik (vena) maupunpembuluh getah bening. Daerah
predileksi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia, dan
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Pada pemeriksaan
klinismselulitis: adanya makula erimatous, tepi tidak meninggi, batas
tidak jelas, edema,minfiltrat dan teraba panas. Diagnosis penyakit ini
dapat ditegakkan berdasarkanmanamnesis dan gambaran klinis.
Penanganan perlu memperhatikan faktormpredisposisi dan komplikasi
yang ada.

B. SARAN
Hindari kerusakan kulit saat kerja dan berolahraga dengan
menggunakan perlengkapan yang lengkap dan tepat. Bersihkan setiap luka
dikulit, jaga kesehatan tubuh dan mengendalikan penyakit menahun.
Tubuh yang sehat lebih mudah melawan bakteri sebelum mereka
berkembang biak dan menyebabkan infeksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., Susila, T., & Radiono, S. (1998). Selulitis Fasialis dengan Trombosis
Sinus Kavernosus Facial, 51–56.
Anggraini, S. R., Utami, M. P., Fauzia, H., & Rahmayani, I. (2018). Auhan
Keperawatan Kepada Klien Dengan Selulitis.
Carpenito, L. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (8th ed.). Jakarta.
endrian, dicky. (2016). Aplikasi model konservasi levine dalam asuhan
keperawatan pasien selulitis, 40–48.
Graham-Browen, R., & Burns, T. (2005). Lecture Notes on Dermatologo. (A.
Safitri, Ed.) (8th ed.). jakarta: Erlangga.
Joyce, M. B., & Hawks, J. H. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. (R. G. Carroll
& A. Susanne, Eds.) (8th ed.). Singapura: Penerbit Salemba Medika.
Lemone, P., M. Burke, K., & Bauldoff, G. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. (M. Tiflani Iskandar, Ed.) (5th ed.). American: ECG
MEDIKAL PUBLISER.
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta:
Salemba Medika.
wiraguna. (2009). Dr. dr. AAGP. Wiraguna, Sp.KK (K), 1–19.

15

Anda mungkin juga menyukai