Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK (MAGK) STUDI KASUS PADA PASIEN


SELULITIS SUSPECT DIABETES MELITUS DI LANTAI 7 BARAT KAMAR 706
KELAS III RSUD BUDHI ASIH JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH

FITRI NURYANI 1405025047

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Belajar lapangan (PBL) Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
yang berjudul “Studi Kasus Selulitis Suspect Diabetes Melitus di Lantai 7 Barat Kamar 706
Kelas III RSUD Budhi Asih Jakarta Timur” telah dipresentasikan dan disetujui perbaikannya.

Jakarta, Mei 2018

Mengetahui Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi RSUD Budhi Asih Pembimbing PBL

(dr. Tan Lina, Ms, SpGK) (Tuty Sumiati, S.ST., RD)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kulit dalam dewasa ini masih menjadi salah satu
permasalahan kesehatan di Indonesia. Menurut Depkes RI (2006) penyakit
kulit dan penyakit subkutan menurut rangking dari 10 penyakit terbanyak
di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah penyakit infeksi saluran
pernapasan akut dengan jumlah 501.280 kasus atau 3.16% (Bahar, 2009
dalam Furlan 2016).Infeksi bakteri jamur, virus, dan karena dasar alergi
menjadi dominasi terbesar dalam penyebab penyakit kulit di Indonesia,
sedangkan faktor degeneratif menjadi penyebab penyakit kulit di Negara
Barat.Selain faktor yang disebutkan di atas life style, lingkungan yang
tidak bersih, personal hygine juga menjadi penyebab timbulnya penyakit
kulit (Siregar, 2015).
Selulitis merupakan infeksi bakteri akut pada dermis dan jaringan
subkutan yang ditandai lesi kemerahan berbatas tidak jelas dan disertai
tanda-tanda radang. Umumnya selulitis ditemukan pada usia lanjut,
perempuan lebih sering daripada laki-laki, dengan riwayat lesu, demam,
dan rasa nyeri sebagai gejala prodromal, disertai pembesaran kelenjar
getah bening setempat. Selulitis dapat terjadi pada bagian tubuh manapun
dengan predileksi pada tungkai bawah diikuti lengan, kepala, dan leher.
Selain itu, selulitis biasanya timbul pada lokasi dengan lesi yang telah ada
sebelummya, yaitu dermatitis, ulkus stasis (termasuk ulkus varikosum),
luka tusuk, gigitan binatang, atau trauma.
Selulitis merupakan penyakit serius sampai harus dilakukan
pembedahan, tapi bisa dicegah, jika pasien menderita selulitis harus
dilakukan perawatan untuk mengurangi kesakitan serta mengecilkan
pembengkakan sehingga penyebaran infeksi ke darah dan organ lain dapat
di cegah (Susanto dan Made, 2013). Dari beberapa referensi, ciri
manifestasi klinis dari selulitis adalah nyeri akut disertai bengkak, jika
nyeri dan bengkak tersebut menyerang ektermitas bawah tentu akan
mengganggu mobilitas pasien, terjadi kekakuan otot dan kekuatan otot
pasien menurun sehingga mengganggu pergerakan.

B. Rumusan Masalah

Mengetahui apakah ada hubungan antara pemberian makan


terhadap proses penyembuhan pada pasien selulitis suspect DM.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Pengamatan ini bertujuan untuk mengethaui apakah ada hubungan


antara pemberian makan terhadap proses penyembuhan pada pasien
selulitis suspect DM.

2. Tujuan Khusus

a) Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien


dengan selulitis.

b) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gizi (NCP) pada pasien


dengan selulitis.

c) Mahasiswa mampu melakukan asuhan gizi untuk pasien dengan


selulitis sesuai dengan kondisi biokimia, lingkungan pasien.

d) Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan energi dan kebutuhan


zat gizi makro pasien dengan selulitis

e) Mahasiswa mampu membuat usulan Bahan Makanan Penukar


(BMP) yang sesuai dengan preskripsi diet dan dapat dijadikan
pedoman bagi pasien dan keluarga pasien setelah pulang dari
rumah sakit.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menerapkan ilmu yang sudah di dapat selama proses


perkuliahan.
2. Bagi Pasien

Dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terdekat


pasien tentang asuhan gizi yang baik untuk pasien dengan selulitis.

3. Bagi RSUD Budhi Asih

Dapat memberikan gambaran dan informasi tentang keadaan pasien


dengan seulitis terhadap diet yang diberikan dan untuk meningkatkan
mutu pelayanan gizi di RSUD Budhi Asih.

E. Metode

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah wawancara


dan observasi kepada pasien. Dimana wawancara dilakukan dengan
menanyakan riwayat penyakit serta asupan makan pasien 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Sedangkan observasi yang dilakukan adalah melihat
status dan rekam medis pasien untuk melihat hasil pemeriksaan penunjang
untuk hasil asuhan gizi yang akan diberikan.

F. Waktu dan Tempat

Waktu : 3 s/d 5 April 2018

Tempat : Lantai 7 barat kamar 706 kelas III RSUD Budhi Asih
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Selulitis

Selulitis merupakan penyakit serius sampai harus dilakukan pembedahan,


tapi bisa dicegah, jika pasien menderita selulitis harus dilakukan perawatan
untuk mengurangi kesakitan serta mengecilkan pembengkakan sehingga
penyebaran infeksi ke darah dan organ lain dapat di cegah (Susanto dan Made,
2013 dalam Furlan 2014).

B. Tanda dan Gejala


Gejala yang muncul pada kulit yaitu berupa perubahan warna, perubahan
sensasi (nyeri), dan suhu permukaan kulit. Kemerahan pada kulit terjadi
dengan batas yang tidak jelas dan dengan area yang terkena bisa luas.
Pembengkakan yang terjadi biasanya cepat menyebar, bila terjadi pada kaki,
bengkak dapat terjadi dari telapak kaki kemudian menjalar ke atas.
Pembengkakan yang terjadi tampak mengkilat dan dengan batas yang tidak
jelas. Pada daerah yang terkena dapat dirasakan nyeri dant teraba hangat. Pada
daerah luka dapat terbentuk nanah. Selain gejala lokal pada daerah yang
terkan, pasien juga merasakan demam dengan suhu dapat lebih tinggi dari
380 C, kemudian dapat pula disertai dengan gejala seperti pegal-pegal, merasa
tidak enak badan, nafsu makan berkurang.
Bila tidak diterapi dengan segera, infeksi dapat menyebar ke kelenjar
getah bening sehingga menyebabkan peradangan di kelenjar getah bening itu
sendiri (limfadenitis), bahkan dapat menyebar melalui aliran darah
(bakterimia), atau ke jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang jarang,
infeksi Streptococcus dapat menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam
terutama pada lapisan pembungkus otot, sehingga dapat menyebabkan
kematian lapisan pembungkus otot tersebut.

C. Penyebab
Penyebab selulitis adalah kelompok–kelompok bakteri yang sering
berkembang biak di daerah luka, seperti  Streptococcus,  Staphylococcus, 
Pseudomonas, Bacteriodes, dan lain sebagainya. Dalam keadaan normal, kulit
merupakan benteng perlindungan yang efektif melawan mikroorganisme yang
sebenarnya hidup di permukaan kulit kita. Kulit juga merupakan benteng
pertahanan pertama yang mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh
dan berkembang biak. Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri berhasil
menginvasi jaringan lunak kulit melalui luka kecil pada permukaan kulit atau
melalui suatu kondisi seperti ulkus pada kaki atau adanya infeksi jamur pada
kaki.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh dapat membunuh bakteri yang
berhasil masuk, namun pada pasien-pasien dengan risiko tinggi, bakteri lebih
mudah masuk dan berkembang biak dan menyebabkan terjadinya infeksi pada
tubuh. Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami
selulitis adalah, adanya luka yang terkontaminasi, infeksi jamur yang
berlangsung lama pada kaki, diabetes, ulkus pada kaki, gangguan sirkulasi
terutama pada kaki, gangguan pembuluh darah tepi, penyakit pada hati seperti
hepatitis kronis atau sirosis, obesitas dengan kaki yang membengkak, penyakit
kulit seperti psoriasis atau dermatitis alergi, penyakit infeksi pada kulit
seperti cacar air, jerawat yang parah, luka bakar, infeksi yang berhubungan
dengan prosedur pembedahan, infeksi tulang di bawah kulit, dan gigitan
serangga atau binatang.
D. Pengobatan
Terapi yang terutama diberikan adalah pemberian antibiotik. Pemberian
antibiotik yang cukup efektif adalah golongan penisilin atau sefalosporin
generasi pertama. Bila tidak ada respon dalam 12-24 jam, penderita dicurigai
mengalami abses atau infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang sudah
kebal terhadap pengobatan yang diberikan. Antibotik diberikan dengan
suntikan kemudian dapat diganti dengan diminum bila keadaan sudah lebih
baik. Bila terdapat lentingan atau nanah, jaga kebersihan luka dengan betadine
atau kompres dengan bahan yang bersifat menyerap (alginate, hydrofibre)
untuk mengurangi terjadinya luka lebih parah. Bila yang terkena bagian kaki,
kaki dapat dinaikan atau saat tidur posisi kaki lebih tinggi daripada badan
dengan tujuan untuk mengurangi bengkak yang terjadi. Selain itu pasien juga
dapat menggerak-gerakan telapak kaki ke atas dan ke bawah untuk membantu
mengurangi bengkak yang terjadi Penderita dapat pual diberikan obat anti
nyeri untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dan obat penurun demam untuk
menurunkan suhu tubuh.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

I. ASESMEN
A. Riwayat Personal
Nama Pasien : Tn. LH
Tanggal Lahir : 04/03/1863
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosis Medis : Selulitis Susp. DM
Ruang Rawat : Cempaka Barat
Kamar : 706
Jenis DIIT : MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren DM 1x100cc
Pekerjaan : Karyawan

B. Antropometri
Berat Badan : 95 Kg
Berat Badan Ideal : 72 Kg
Tinggi Badan : 172 Cm
IMT : 32 Kg/m2
Status Gizi : Obesitas

C. Biokimia
Kreatinin : 1,34 mg/dl
Natrium : 135 mg/dl
GDS : 120 md/dl

D. Klinis
Tekanan Darah : 134 / 99
Nadi : 99x/mnt
Pernafasan : 22x/mnt
Suhu : 36,7ºC

E. Dietary History
1. Asupan Makan
Bahan Satuan
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Penukar
Nasi 4,5 787,5 18 - 180
Sawi 3 75 3 - 15
Wortel 1,5 37,5 1,5 - 7,5
Kentang 1,5 262,5 6 - 60
Kol 1 25 1 - 5
TOTAL 1187,5 29,5 - 267,5

Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS


Kebutuhan Energi
Mifflin untuk pria
BMR = 10(W) + 6,25(H) – 5(A) + 5
= 10(95) + 6,25(172) – 5(55) + 5
= (950 + 1075) – (280)
= 2025 – 280 = 1745 Kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1745 x 1,2 x 1,2
= 2513 Kkal
Pemberian secara bertahap, diberikan diet MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren DM
1x100cc
Kebutuhan Zat Gizi Makro
 Protein

 Lemak
 Karbohidrat

Perbandingan Asupan dan Kebutuhan

Indikator Asupan Kebutuhan % Perbandingan Keterangan


Energi 1187,5 Kkal 2513 Kkal 68 % Kurang
Protein 29,5 gram 64 gram 46 % Kurang
Lemak 0 47 gram 0% Kurang
Karbohidrat 267,5 gram 255 gram 104,5 % Normal
(Adisty Cytia Anggraeni, 2012, Asuhan NCP)
2. Pola makan : Os tidak mengonsumsi makanan yang amis sejak sakit
karena takut lukanya semakin parah.

3. Aktivitas Fisik : aktivitas Os termasuk kategori ringan karena tidak


bekerja karena luka di kaki sebelah kanan.

4. Ketersediaan makanan : Pemilihan makanan Os masih belum tepat karena


keyakinan Os jika makanan amis akan mebuat lukanya
semakin parah, sehingga membuat asupan lemak Os
sangat kurang.

II. DIAGNOSIS GIZI

a. Diagnosis Asupan

NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan pemilihan bahan makanan yang
kurang tepat ditandai dengan asupan 68% dari kebutuhan.

b. Diagnosis Klinis

NC 2.2 Perubahan nilai laboratoriun berkaitan dengan penuruan fungsi endokrin


ditandai dengan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) 120 mg/dL.
c. Diagnosis Perilaku

NB 1.2 Sikap yang salah tentang pangan dan gizi berkaitan dengan tidak
mengkonsumsi lauk hewani semenjak memiliki luka dibagian kaki sebelah
kanan ditandai dengan asupan lemak 0% dari kebutuhan.

III. INTERVENSI

1. Tujuan

Memberikan makanan dengan kandungan gizi seimbang sesuai dengan keadaan


penyakit dan dapat memperbaiki asupan makan pasien.

2. Implementasi

a. Tujuan

o Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan pasien

o Menurunkan BB pasien

o Membantu mempercepat penyembuhan luka pada kaki

b. Syarat

o Energi yang diberikan bertahap yaitu 1700 Kkal

o Protein diberikan 15% dari total energi yaitu sebesar 65 gram

o Lemak diberikan 25% dari total energi yaitu sebesar 48,5 gram

o Karbohidrat diberikan 60% dari total energi yaitu sebesar 222,5 gram

3. Preskripsi Diet

a. Jenis Diet : MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren DM 1x100cc

b. Bentuk makanan : Makanan Biasa

c. Pola pemberian : 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan

d. Route pemberian : Oral

e. Pemberian Makan

Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Makro


Mifflin untuk pria
BMR = 10(W) + 6,25(H) – 5(A) + 5
= 10(95) + 6,25(172) – 5(55) + 5
= (950 + 1075) – (280)
= 2025 – 280 = 1745 Kkal

TEE = BMR x FA x FS
= 1745 x 1,2 x 1,2
= 2513 Kkal
Pemberian secara bertahap, diberikan diet MB DM 1700 + Putel 6,
Ekstra Nutren DM 1x100cc

 Protein

 Lemak

 Karbohidrat

Toleransi pemberian energi dan zat gizi


o Energi : 2513 Kkal (2261 – 2764)
o Protein : 64 gram (60,8 – 67,2)
o Lemak : 47 gram (45 – 49)
o Karbohidrat : 255 gram (229,5 – 280,5)
Rancangan Diet
MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren DM 1 x 100cc
Satuan
Golongan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Penukar
Karbohidrat 5 875 20 - 200
Protein
Hewani 3½ 262,5 24,5 17,5 -
lemak sedang
Protein
2 187,5 12,5 7,5 17,5
Nabati
Sayur B 2 50 2 - 10
Buah 4 200 - - 48
Minyak 4 200 - 20 -
TOTAL 1775 59 45 275,5
Putih Telur 6 120 Kkal 16,8 4,8 -
Ex Nutren DM 1 x 100 CC 100 Kkal 4 5 11
TOTAL 1995 79,8 54,8 286,5

Distribusi Bahan Makanan Penukar


Golongan Sp Pagi 10.00 Siang 15.00 Malam 21.00
Sumber karbohidrat 5 100 - 100 - 100 -
Protein hewani lemak sedang 3½ 262,5 24,5 17,5 - 3½ 262,5
Protein nabati 2 - - 55 - 25 -
Sayur B 2 - - 100 - 100 -
Buah 4 110 110 40 110 180 -
Minyak 4 5 - 5 - 10 -
Ekstra susu nutren DM 2 - - - - - 100
Putih Telur 6 52 - 52 - 52 -
Riwayat Makan Os selama di RS

Waktu Bahan Satuan Berat


Menu Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makan Makanan Penukar (gram)
Selasa, 3 April 2018

Nasi Beras 1 100 175 4 - 40

Ungkep hati Hati ayam 1 30 75 7 5 -


ayam Minyak 1 5 50 - 5 -
PAGI Bening labu
Labu siam S S S S S S
siam
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah
Pepaya 1 110 50 - - 12
potong
Buah
SNACK Pepaya 1 110 50 - - 12
Potong
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Tumis Daging sapi
1 35 75 7 5 -
daging sapi giling
giling
Minyak 1 5 50 - 5 -
Wortel ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
Buncis ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
SIANG Sayur kare
Minyak 1 5 50 - 5 -
Minyak 1 5 50 - 5 -
Tahu kucai Tahu 1 110 75 5 3 7
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah
Pisang barangan 1 20 25 - - 6
potong
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Orak arik Tempe 1 50 75 5 3 7
tempe
Minyak 1 5 50 - 5 -
Telur ayam 1 55 75 7 5 -
Fuyunghai
Daging sapi ½ 17,5 37,5 3,5 2,5
Bening
Bayam 1 100 25 1 - 5
bayam
MALAM
Putel kukus Putih Telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah
Semangka 1 180 50 - - 12
potong
Ekstra jam Nutren DM 1 x
SUSU 2 100 100 4 5 11
21:00 100 cc
TOTAL ASUPAN 2007,5 74,5 55,3 273
Waktu Bahan Satuan Berat
Menu Energi Protein Lemak Karbohid
Makan Makanan Penukar (gram)
Rabu, 4 April 2018
Nasi Beras 1 100 175 4 - 40
Ayam tanpa
1 55 50 7 2 -
Ayam mentega kulit
Margarin 1 5 50 - 5 -
PAGI
Wortel ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
Sayur sop
Buncis ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah potong Melon 1 190 50 - - 12
SNACK Buah potong Melon 1 190 50 - - 12
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Daging sapi 1 35 75 7 5 -
Krengseng
Kecap 1 5 2,3 0,3 0,06 0,45
daging
Minyak 1 5 50 - 5 -
SIANG
Tumis tahu Tahu 1 110 75 5 3 7
Bening bayam Bayam 1 100 25 1 - 5
Buah Melon 1 190 50 - - 12
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
MALAM Tahu bacem Tahu 1 110 75 5 3 7
Ayam tanpa
Opor ayam 1 55 50 7 2 -
kulit
panggang
Minyak 1 5 50 - 5 -
Oyong S S S S S S
Sop oyong Soun ½ 50 87,5 2 - 20
Minyak 1 5 50 - 5 -
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Papaya 1 110 50 - - 12
Ekstra jam
Susu 1 x 100 cc Nutren DM 2 100 100 4 5 11
21:00
TOTAL ASUPAN 1960 71,3 44,8 303,45

Waktu Bahan Satuan Berat


Menu Energi Protein Lemak Karbohid
Makan Makanan Penukar (gram)
Kamis, 5 April 2018
Nasi Beras 1 100 175 4 - 40
Ayam tanpa
1 55 50 7 2 -
Rolade ayam kulit
Telur ayam 1/5 10 15 1,4 1 -

PAGI
Asam-asam Buncis 1 100 25 1 - 5
buncis
Minyak 1 5 50 - 5 -
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Semangka 1 180 50 - - 12
SNACK Buah Semangka 1 180 50 - - 12
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Daging sapi 1 35 75 7 5 -
Semur daging Kecap 1 5 2,3 0,3 0,06 0,45
SIANG
Minyak 1 5 50 - 5 -
Kacang
Sayur lodeh ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
panjang
Labu siam S S S S S S
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Melon 1 190 50 - - 12
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Pepes ikan Ikan
1 40 50 7 2 -
tenggiri
Tempe ½ 25 37,5 3,5 2,5 1,5
Tempe bacem Minyak 1 5 50 - 5 -
MALAM Kecap 1 5 2,3 0,3 0,06 0,45
Labu siam S S S S S S
Kacang
Sayur asem ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
panjang
Minyak 1 5 50 - 5 -
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Semangka 1 190 50 - - 12
Ekstra jam
Susu 1 x 100 cc Nutren DM 2 100 100 4 5 11
21:00
TOTAL ASUPAN 1777 64,5 42,42 271,4

Penilaian Asupan Os
o Asupan Kuantitaif

%
Zat Gizi Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Rata-Rata Kebutuhan Keterangan
Perbandingan
Energi 2007,5 1960 1777 1915 1920 99,7 % Normal
Peotein 74,5 71,3 64,5 70 72 97 % Normal
Lemak 55,3 44,8 42,42 47,5 53,33 89 % Defisit
ringan
Karbohidrat 273 303,45 271,4 282,6 288 98 % Normal

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pemenuhan energi Os sudah baik,


pemenuhan protein dan karbohidrat Os sudah normal, sedangkan untuk asupan lemak masih
kurang yang disebabkan masih ada keyakinan bahwa nanti lukanya semakin susah untuk
sembuh
4. Edukasi dan Konseling Gizi
o Edukasi Gizi

- Pasien diinformasikan tentang pola makan yang benar untuk mengubah


keyakinannya kepada protein dan lemak dapat memperburuk kondisi lukanya.

- Pasien juga diberitahu makanan apa yang dianjurkan dan makanan yang dihindari.

o Konseling Gizi

- Menginformasikan kepada pasien tentang status gizi , serta asupan energi dan zat
gizi makro.

- Menjelaskan kepada psien tujuan dari pengaturan pola makan.

- Menjelaskan tentang makanan yang baik dikonsumsi dan yang harus dihindari agar
dapat diterapkan di rumah dan dapat membantu proses penyembuhan.

IV. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring Evaluasi
Asupan Makan Adanya peningkatan asupan makan Os
yang sebelum masuk rumah sakit
sebesar 1187,5 Kkal menjadi 1915 Kkal
selama 3 hari dilakukan pemantauan
asupan makan.
Perubahan kebiasaan makan Os sudah mau mengkonsumsi makanan
sumber protein dan lemak, yang pada
awalnya berkeyakinan bahwa makanan
sumber protein dan lemak dapat
memperburuk keadaannya.
Pengetahuan terkait pangan dan zat gizi Setelah dilakukan konseling gizi Os dan
orang yang menjaganya selama di RS
mengerti pola makan yang baik seperti
apa serta makanan apa yang sebaiknya
dikonsumsi dan makanan apa yang yang
sebaiknya dihindari.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Status Gizi


Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan data berat badan pasien
yaitu 95 kg dan tinggi badan 172 cm. hasil perhitungan berat badan dan tinggi
badan didapatkan IMT yaitu 32 Kg/m2 yang termasuk ke dalam kategori
obesitas. Pengamatan dilakukan selama 3 hari, dimulai dari tanggal 3 April
sampai dengan 5 April tahun 2018.

B. Evaluasi Data Asupan Makan


Selama 3 hari dilakukan pengamatan, nafsu makan os mulai membaik
sudah hampir menghabiskan setengan makanan RS dan sudah mulai mau
mengkonsumsi makanan sumber protein yang diberikan, hal ini dikarenakan
berkurangnya keluhan os yang sudah tidak merasakan gatal berlebihan pada
lukanya, pemberian makan bertahap yaitu 1900 Kkal yaitu 3 kali makanan
utama + 2 kali dengan ekstra putih telur dan susu.

C. Evaluasi Data Biokimia


Selama 3 hari dilakukan pengamatan data biokimia Os mengalami
perubahan, terutama pada kada gula darahnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil intervensi selama 3 hari yang dilaksanakan pada
tanggal 3 – 5 April 2018, dapat disimpulkan bahwa:

Os didiagnosis medis Selulitis suspect DM.

Status gizi Os adalah obesitas dengan IMT 32 Kg/m2

Os diberikan makanan dengan diet MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren
DM 1x100cc

Selama 3 hari intervensi nafsu makan os mulai membaik ini terlihat dari os
telah menghabiskan setengah makanan RS yang diberikan.

B. Saran
Diharapkan os dan keluarga pasien dapat menerapkan dietnya dengan
disiplin untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit os. Rutin kembali
ke poli gizi untuk melihat perkembangan kepatuhan diet os setelah pulang ke
rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Apriliaty, Leslie, Alvernia. 2016. Laporan Praktek Kerja Lapangan Manajemen


Asuhan Gizi Klinik (MAGK) Diabetes Melitus, Colic Abdomen Dan
Dyspepsia Pada Pasien Lantai 7 Barat Kelas III Di RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur.

Mitaart, Andravita F. & Herry E. J. Pandaleke. 2014. Selulitis Dengan Ulkus


Varikosum. Manado : SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Vol 6, No 1.

http://www.kerjanya.net/faq/6620-selulitis.html

Anda mungkin juga menyukai