DISUSUN OLEH
Laporan Praktek Belajar lapangan (PBL) Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
yang berjudul “Studi Kasus Selulitis Suspect Diabetes Melitus di Lantai 7 Barat Kamar 706
Kelas III RSUD Budhi Asih Jakarta Timur” telah dipresentasikan dan disetujui perbaikannya.
Mengetahui Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi RSUD Budhi Asih Pembimbing PBL
A. Latar Belakang
Penyakit kulit dalam dewasa ini masih menjadi salah satu
permasalahan kesehatan di Indonesia. Menurut Depkes RI (2006) penyakit
kulit dan penyakit subkutan menurut rangking dari 10 penyakit terbanyak
di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah penyakit infeksi saluran
pernapasan akut dengan jumlah 501.280 kasus atau 3.16% (Bahar, 2009
dalam Furlan 2016).Infeksi bakteri jamur, virus, dan karena dasar alergi
menjadi dominasi terbesar dalam penyebab penyakit kulit di Indonesia,
sedangkan faktor degeneratif menjadi penyebab penyakit kulit di Negara
Barat.Selain faktor yang disebutkan di atas life style, lingkungan yang
tidak bersih, personal hygine juga menjadi penyebab timbulnya penyakit
kulit (Siregar, 2015).
Selulitis merupakan infeksi bakteri akut pada dermis dan jaringan
subkutan yang ditandai lesi kemerahan berbatas tidak jelas dan disertai
tanda-tanda radang. Umumnya selulitis ditemukan pada usia lanjut,
perempuan lebih sering daripada laki-laki, dengan riwayat lesu, demam,
dan rasa nyeri sebagai gejala prodromal, disertai pembesaran kelenjar
getah bening setempat. Selulitis dapat terjadi pada bagian tubuh manapun
dengan predileksi pada tungkai bawah diikuti lengan, kepala, dan leher.
Selain itu, selulitis biasanya timbul pada lokasi dengan lesi yang telah ada
sebelummya, yaitu dermatitis, ulkus stasis (termasuk ulkus varikosum),
luka tusuk, gigitan binatang, atau trauma.
Selulitis merupakan penyakit serius sampai harus dilakukan
pembedahan, tapi bisa dicegah, jika pasien menderita selulitis harus
dilakukan perawatan untuk mengurangi kesakitan serta mengecilkan
pembengkakan sehingga penyebaran infeksi ke darah dan organ lain dapat
di cegah (Susanto dan Made, 2013). Dari beberapa referensi, ciri
manifestasi klinis dari selulitis adalah nyeri akut disertai bengkak, jika
nyeri dan bengkak tersebut menyerang ektermitas bawah tentu akan
mengganggu mobilitas pasien, terjadi kekakuan otot dan kekuatan otot
pasien menurun sehingga mengganggu pergerakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
E. Metode
Tempat : Lantai 7 barat kamar 706 kelas III RSUD Budhi Asih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Selulitis
C. Penyebab
Penyebab selulitis adalah kelompok–kelompok bakteri yang sering
berkembang biak di daerah luka, seperti Streptococcus, Staphylococcus,
Pseudomonas, Bacteriodes, dan lain sebagainya. Dalam keadaan normal, kulit
merupakan benteng perlindungan yang efektif melawan mikroorganisme yang
sebenarnya hidup di permukaan kulit kita. Kulit juga merupakan benteng
pertahanan pertama yang mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh
dan berkembang biak. Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri berhasil
menginvasi jaringan lunak kulit melalui luka kecil pada permukaan kulit atau
melalui suatu kondisi seperti ulkus pada kaki atau adanya infeksi jamur pada
kaki.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh dapat membunuh bakteri yang
berhasil masuk, namun pada pasien-pasien dengan risiko tinggi, bakteri lebih
mudah masuk dan berkembang biak dan menyebabkan terjadinya infeksi pada
tubuh. Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami
selulitis adalah, adanya luka yang terkontaminasi, infeksi jamur yang
berlangsung lama pada kaki, diabetes, ulkus pada kaki, gangguan sirkulasi
terutama pada kaki, gangguan pembuluh darah tepi, penyakit pada hati seperti
hepatitis kronis atau sirosis, obesitas dengan kaki yang membengkak, penyakit
kulit seperti psoriasis atau dermatitis alergi, penyakit infeksi pada kulit
seperti cacar air, jerawat yang parah, luka bakar, infeksi yang berhubungan
dengan prosedur pembedahan, infeksi tulang di bawah kulit, dan gigitan
serangga atau binatang.
D. Pengobatan
Terapi yang terutama diberikan adalah pemberian antibiotik. Pemberian
antibiotik yang cukup efektif adalah golongan penisilin atau sefalosporin
generasi pertama. Bila tidak ada respon dalam 12-24 jam, penderita dicurigai
mengalami abses atau infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang sudah
kebal terhadap pengobatan yang diberikan. Antibotik diberikan dengan
suntikan kemudian dapat diganti dengan diminum bila keadaan sudah lebih
baik. Bila terdapat lentingan atau nanah, jaga kebersihan luka dengan betadine
atau kompres dengan bahan yang bersifat menyerap (alginate, hydrofibre)
untuk mengurangi terjadinya luka lebih parah. Bila yang terkena bagian kaki,
kaki dapat dinaikan atau saat tidur posisi kaki lebih tinggi daripada badan
dengan tujuan untuk mengurangi bengkak yang terjadi. Selain itu pasien juga
dapat menggerak-gerakan telapak kaki ke atas dan ke bawah untuk membantu
mengurangi bengkak yang terjadi Penderita dapat pual diberikan obat anti
nyeri untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dan obat penurun demam untuk
menurunkan suhu tubuh.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
I. ASESMEN
A. Riwayat Personal
Nama Pasien : Tn. LH
Tanggal Lahir : 04/03/1863
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosis Medis : Selulitis Susp. DM
Ruang Rawat : Cempaka Barat
Kamar : 706
Jenis DIIT : MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren DM 1x100cc
Pekerjaan : Karyawan
B. Antropometri
Berat Badan : 95 Kg
Berat Badan Ideal : 72 Kg
Tinggi Badan : 172 Cm
IMT : 32 Kg/m2
Status Gizi : Obesitas
C. Biokimia
Kreatinin : 1,34 mg/dl
Natrium : 135 mg/dl
GDS : 120 md/dl
D. Klinis
Tekanan Darah : 134 / 99
Nadi : 99x/mnt
Pernafasan : 22x/mnt
Suhu : 36,7ºC
E. Dietary History
1. Asupan Makan
Bahan Satuan
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Penukar
Nasi 4,5 787,5 18 - 180
Sawi 3 75 3 - 15
Wortel 1,5 37,5 1,5 - 7,5
Kentang 1,5 262,5 6 - 60
Kol 1 25 1 - 5
TOTAL 1187,5 29,5 - 267,5
Lemak
Karbohidrat
a. Diagnosis Asupan
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan pemilihan bahan makanan yang
kurang tepat ditandai dengan asupan 68% dari kebutuhan.
b. Diagnosis Klinis
NB 1.2 Sikap yang salah tentang pangan dan gizi berkaitan dengan tidak
mengkonsumsi lauk hewani semenjak memiliki luka dibagian kaki sebelah
kanan ditandai dengan asupan lemak 0% dari kebutuhan.
III. INTERVENSI
1. Tujuan
2. Implementasi
a. Tujuan
o Menurunkan BB pasien
b. Syarat
o Lemak diberikan 25% dari total energi yaitu sebesar 48,5 gram
o Karbohidrat diberikan 60% dari total energi yaitu sebesar 222,5 gram
3. Preskripsi Diet
e. Pemberian Makan
TEE = BMR x FA x FS
= 1745 x 1,2 x 1,2
= 2513 Kkal
Pemberian secara bertahap, diberikan diet MB DM 1700 + Putel 6,
Ekstra Nutren DM 1x100cc
Protein
Lemak
Karbohidrat
PAGI
Asam-asam Buncis 1 100 25 1 - 5
buncis
Minyak 1 5 50 - 5 -
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Semangka 1 180 50 - - 12
SNACK Buah Semangka 1 180 50 - - 12
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Daging sapi 1 35 75 7 5 -
Semur daging Kecap 1 5 2,3 0,3 0,06 0,45
SIANG
Minyak 1 5 50 - 5 -
Kacang
Sayur lodeh ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
panjang
Labu siam S S S S S S
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Melon 1 190 50 - - 12
Nasi Beras 2 200 350 8 - 80
Pepes ikan Ikan
1 40 50 7 2 -
tenggiri
Tempe ½ 25 37,5 3,5 2,5 1,5
Tempe bacem Minyak 1 5 50 - 5 -
MALAM Kecap 1 5 2,3 0,3 0,06 0,45
Labu siam S S S S S S
Kacang
Sayur asem ½ 50 12,5 0,5 - 2,5
panjang
Minyak 1 5 50 - 5 -
Putel kukus Putih telur 0,8 52 40 4 1,6 -
Buah Semangka 1 190 50 - - 12
Ekstra jam
Susu 1 x 100 cc Nutren DM 2 100 100 4 5 11
21:00
TOTAL ASUPAN 1777 64,5 42,42 271,4
Penilaian Asupan Os
o Asupan Kuantitaif
%
Zat Gizi Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Rata-Rata Kebutuhan Keterangan
Perbandingan
Energi 2007,5 1960 1777 1915 1920 99,7 % Normal
Peotein 74,5 71,3 64,5 70 72 97 % Normal
Lemak 55,3 44,8 42,42 47,5 53,33 89 % Defisit
ringan
Karbohidrat 273 303,45 271,4 282,6 288 98 % Normal
- Pasien juga diberitahu makanan apa yang dianjurkan dan makanan yang dihindari.
o Konseling Gizi
- Menginformasikan kepada pasien tentang status gizi , serta asupan energi dan zat
gizi makro.
- Menjelaskan tentang makanan yang baik dikonsumsi dan yang harus dihindari agar
dapat diterapkan di rumah dan dapat membantu proses penyembuhan.
Monitoring Evaluasi
Asupan Makan Adanya peningkatan asupan makan Os
yang sebelum masuk rumah sakit
sebesar 1187,5 Kkal menjadi 1915 Kkal
selama 3 hari dilakukan pemantauan
asupan makan.
Perubahan kebiasaan makan Os sudah mau mengkonsumsi makanan
sumber protein dan lemak, yang pada
awalnya berkeyakinan bahwa makanan
sumber protein dan lemak dapat
memperburuk keadaannya.
Pengetahuan terkait pangan dan zat gizi Setelah dilakukan konseling gizi Os dan
orang yang menjaganya selama di RS
mengerti pola makan yang baik seperti
apa serta makanan apa yang sebaiknya
dikonsumsi dan makanan apa yang yang
sebaiknya dihindari.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil intervensi selama 3 hari yang dilaksanakan pada
tanggal 3 – 5 April 2018, dapat disimpulkan bahwa:
Os didiagnosis medis Selulitis suspect DM.
Status gizi Os adalah obesitas dengan IMT 32 Kg/m2
Os diberikan makanan dengan diet MB DM 1700 + Putel 6, Ekstra Nutren
DM 1x100cc
Selama 3 hari intervensi nafsu makan os mulai membaik ini terlihat dari os
telah menghabiskan setengah makanan RS yang diberikan.
B. Saran
Diharapkan os dan keluarga pasien dapat menerapkan dietnya dengan
disiplin untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit os. Rutin kembali
ke poli gizi untuk melihat perkembangan kepatuhan diet os setelah pulang ke
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kerjanya.net/faq/6620-selulitis.html