Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selulitis merupakan penyakit jenis umum dari infeksi kulit dan
jaringan lunak akibat dari infeksi bakteri yang sering terjadi pada kulit dan
jaringan subkutan, yang insidennya meningkat, dan mengakibatkan beban
ekonomi dan perawatan kesehatan yang substansial. Faktanya, meskipun
selulitis penyakit yang ringan dan dapat diobati dengan rawat jalan, namun
kasus ini menjadi lebih serius, terutama pada orang tua dan individu dengan
faktor predisposisi atau komorbiditas (Collazos et al., 2018).
Angka kejadian infeksi kulit ini terjadi lebih dari 14 juta kasus terjadi
di Amerika Serikat setiap tahun, dan kejadiannya terjadi pada 7%-10%
pasien yang dirawat di rumah sakit di Amerika Utara. Jumlah kunjungan
pasien ke poliklinik Divisi Dermatologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin (IKKK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Dr.
Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) menunjukkan pasien sebesar 362
kasus (18,53%) dari 2190 kunjungan baru. Penyakit ini menempati urutan
ke-2 setelah dermatitis atopik. Sebuah studi di Belanda juga menunjukkan
peningkatan jumlah pasien sebanyak 5 kali lipat pada pasien berusia 54
tahun ke 85 tahun atau lebih tua. Pada penelitian tersebut, juga ditemukan
bahwa insidensi selulitis >100 pasien per 100.000 masyarakat (Amalia
Rositawati, 2016).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia, penyakit kulit dan jaringan
subkutan merupakan penyakit kedua terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit, yaitu sebesar 501.280, atau sebesar 3,16% dari total pasien
rawat jalan. Jumlah ini menurun pada tahun 2009 sampai sekarang, menjadi
247.256 kasus. Informasi mengenai epidemiologi selulitis sendiri di
Indonesia masih sangat terbatas. Terdapat 29 kasus rawat inap dengan
diagnosis selulitis di Rumah Sakit Umum dr Sutomo selama rentang 3
tahun, yaitu tahun 2012-2014 (Rositawati, 2016).

1
2

Selulitis biasanya muncul di area yang tidak berbatas tegas, hangat,


eritematosa dengan edema terkait dan nyeri tekan pada saat dipalpasi.
Penyakit ini adalah infeksi bakteri akut yang menyebabkan peradangan pada
dermis dalam dan jaringan subkutan di sekitarnya. Infeksi ini tanpa abses
atau cairan purulen. Penyebab dari infeksi ini yaitu karena bakteri
streptokokus beta-hemolitik, umumnya streptokokus grup A yaitu
streptococcus pyogenes, diikuti oleh staphylococcus aureus yang sensitif
terhadap methicillin. Pasien yang mengalami gangguan sistem imun,
biasanya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus yang resisten
methicillin, digigit hewan, atau memiliki penyakit penyerta seperti diabetes
melitus (Brown, Kristen L., & Watson, 2021).
Selain hal tersebut di atas selulitis juga disebabkan karena beberapa
faktor resiko yaitu kondisi kulit yang rentan luka seperti eksim dan kutu air,
sistem kekebalan tubuh yang lemah, penggunaan obat dengan cara yang
disuntuk, riwayat selulitis sebelumnya dan memiliki riwayat penyakit
diabetes. Faktor risiko ini adalah umumnya dibagi menjadi kategori pertama
adalah faktor risiko lokal yang menyebabkan gangguan pada kulit dan
komprominya fungsi penghalang. Faktor-faktor ini termasuk lokal luka,
bisul, dermatitis, infeksi tinea, dan maserasi ruang interdigital, yang
semuanya menyediakan portal bagi bakteri kulit untuk masuk jaringan.
(Norazirah et al., 2020).
Pengobatan pada kasus selulitis ini yaitu menggunakan pengobatan
antibiotik untuk profilaksis selulitis. Selain terapi farmakologi penggunaan
terapi pencegahan jangka panjang dengan penisilin efektif dalam
mengurangi tingkat kekambuhan selulitis. Sementara mengakui nilai
profilaksis antibiotic. Perawatan kulit yang cermat, pengurangan edema
menggunakan stoking kompresi dan diuretic, terapi anti jamur, dan alas kaki
yang tepat semuanya telah diusulkan sebagai bagian dari regimen profilaksis
untuk selulitis berulang (Dalal et al., 2017).
Pencegahan pada penderita agar tidak terulang lagi mengalami
selulitis yaitu menjaga kebersihan kulit dan luka menggunakan sabun dan
air, memotong kuku kaki dan tangan dengan berhati-hati untuk menghindari
3

luka, memastikan bahwa luka tidak memiliki tanda-tanda infeksi,


menggunakan alas kaki saat berada di luar rumah, dan menggunakan
pelembab setiap hari untuk menghindari kulit kering atau pecah-pecah
(Norazirah et al., 2020).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan pada 9 September 2021 pukul
08.00 WIB di ruang Serly RS Universitas Muhammadiyah Malang, telah
dilakukan pengkajian pada Ny. S (52th) yang merupakan salah satu pasien
dengan kasus selulitis yang dirawat di ruang tersebut. Pada saat pengkajian
didapatkan pasien mengatakan kurang lebih 1 minggu punggung kaki kiri
gatal-gatal, lalu melepuh dan bengkak, kemudian pasien menggaruk,
semakin hari luka semakin membesar. Berdasarkan hasil wawancara,
perawat mengatakan bahwa sudah melakukan pengkajian, menegakan
diagnosa disesuaikan dengan keluhan pasien, rencana dan tindakan
keperawatan yang dibuat sesuai standar SLKI dan SIKI. Salah satu
intervensi yang diberikan yaitu perawatan luka, manajemen nyeri dan
pemberian edukasi kesehatan.
Perawat merupakan seseorang yang telah lulus Pendidikan Perguruan
Tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.
Perawat memiliki peran yang penting sebagai pemberi asuhan pelayanan
kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien secara
menyeluruh baik biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dengan
menerapkan aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Nugraha
& Wianti, 2017).
Dalam hal ini perawat memiliki peran yang sangat penting untuk
pengendalian kesehatan klien, dimana klien di sini berperan sebagai
caregiver yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok /masyarakat berupa askep yg komprehensif meliputi
pemberi asuhan pencegahan, sebagai caregiver, perawat dapat memberi
bantuan fisik maupun psikologis bagi pasien, agar kondisi kesehatannya
membaik. Selain peran tersebut perawat juga berperan sebagai educator
yaitu memberi pendidikan kesehatan kepada pasien maupun keluarga dan
4

lingkungannya. Peran perawat ini diharapkan mampu mengubah gaya


hidup pasien atau keluarganya menjadi lebih sehat, agar gangguan
kesehatan tidak sering terjadi di masa depan (Akbar, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti telah melakukan ”Asuhan
Keperawatan Pada Ny. S Dengan Selulitis di Ruang Serly Rumah Sakit
Umum Universitas Muhammadiyah malang tahun 2021.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan selulitis Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah untuk
menganalisis asuhan keperawatan medikal pada Ny. S (52th) dengan
masalah kesehatan selulitis selama satu minggu praktik di Ruang Serly
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengkajian pada Ny. S (52th) dengan masalah kesehatan
selulitis selama satu minggu praktik di Ruang Serly RSU
Muhammadiyah Malang.
2. Mengetahui diagnosa keperawatan pada Ny. S (52th) dengan masalah
kesehatan selulitis selama satu minggu praktik di Ruang Serly RSU
Muhammadiyah Malang.
3. Mengetahui rencana asuhan yang diberikan pada Ny. S (52th) dengan
masalah kesehatan selulitis selama satu minggu praktik di Ruang
Serly RSU Muhammadiyah Malang.
4. Mengetahui implementasi yang telah dilakukan pada Ny. S (52th)
dengan masalah kesehatan selulitis selama satu minggu praktik di
Ruang Serly RSU Muhammadiyah Malang.
5

5. Mengetahui evaluasi hasil implementasi yang telah dilakukan pada


Ny. S (52th) dengan masalah kesehatan selulitis selama satu minggu
praktik di Ruang Serly RSU Muhammadiyah Malang.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengatasi permasalahan pada pasien penderita selulitis, yang diantaranya
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
bidang Pendidikan Keperawatan yang khususnya bagi keperawatan medikal.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan ilmu
mengenai intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan
diagnosa selulitis. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sumber
informasi terbaru bagi pendidikan agar menerapkan intervensi yang telah
dilakukan oleh penulis sebagai salah satu pemecahan masalah. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan atau ide untuk meneliti lebih
lanjut mengenai tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien
dengan diagnosa medis selulitis.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
bidang keperawatan terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang mengenai intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pasien dengan diagnosa
Selulitis. Laporan ini juga diharapkan dapat dijadikan masukan bagi bidang
keperawatan terkait perawatan agar dapat menerapkan intervensi yang telah
dilakukan menjadi penanganan rutin pada pasien dengan diagnose Selulitis.

Anda mungkin juga menyukai