Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL GANGGUAN JIWA PRE PLANNING HOME VISIT PADA PASIEN

Ny. A DI RUANG ANGGREK RSUD M.Yunus DENGAN DIAGNOSA


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Oleh :
RIA KARTINI PANJAITAN
NIM : P01720422033

Pembimbiing Akademik Pembimbing Lahan

(....................................................) ( .................................................... )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien yang
mengalami gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluarga merupakan hal terpenting bagi
Klien karena keluarga berperan dalam menentukan cara asuh yang diperlukan untuk
kesembuhan dan untuk mencegah terjadinya kekambuhan klien.
Home visit adalah suatu bentuk kunjungan rumah yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi dari keluarga, kemudian memvalidasi data serta membantu keluarga untuk
mendapatkan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara perawatan klien di
rumah. Adapun kegiatan kunjungan rumah ini berdasarkan izin yang diberikan pihak RSKJ
Soeprapto Provinsi Bengkulu Adapun kegiatan kunjungan ini :
Atas Nama : Ria kartini Panjaitan
Program : Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Institusi : Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Akan mengadakan kunjungan rumah pada klien yang bernama :
Nama : Ny. Annisa
Umur : 17 tahun
Alamat : Jl. A.Rahman SLTPN16 RT 061/007
Kunjungan rumah akan dilakukan pada tanggal 05 Januari 2023 terutama pada
keluarga yang belum mengatasi masalah yang dihadapi klien dan mengevaluasi
perkembangan klien selama di rumah. Selain itu, kunjungan rumah ini juga perlu
dilakukan pada keluarga yang belum menerima keadaan dan dampak terhadap keluarga
akibat masalah yang dihadapi klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga agar keluarga
mampu merawat pasien di rumah atau setelah di pulangkan dari rumah sakit dan
dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kunjungan rumah maka keluarga :
a. Keluarga mengetahui informasi tentang perkembangan pasien
b. Melaksanakan pengkajian pengetahuan tentang cara merawat pasien dengan
gangguan halusinasi.
c. Keluarga tau tentang masalah keperawaan klien terkait dengan gangguan
halusinasi.
d. Keluarga mengetahui dan dapat mengoptimalkan 6 fungsi keluarga :
 Keluarga dapat mengenal masalah pada klien dengan halusinasi.
 Keluarga dapat mengambil keputusan untuk berperan aktif merawat klien
selama dirumah.
 Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah dalam merawat klien.
 Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Keluarga dapat membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat dan
menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Home Visit
1. Pengertian

Home visit atau kunjungan rumah adalah interaksi yang dilakukan


perawat dirumah yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan keluarga dan anggotanya. Menurut Basavanthappa dalam Ersida,
Hermansyah dan Mutiawati (2016) menegaskan bahwa home visit pada pasien
gangguan jiwa berbeda fokus, waktu yang dibutuhkan dan intensitas dan
hasilnya jika dibandingkan dengan kunjungan rumah yang biasa dilakukan pada
pasien dengan penyakit lainnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu client
engagement (keterlibatan klien), client assessment (penilaian klien), dan client
teaching/pengajaran klien (Isnaini, 2018).
2. Tujuan Home Visit
Menurut Smith dalam Setyowati & Murwani pelayanan keperawatan
dirumah dalam hal ini home visit atau kunjungan rumah yaitu:
a. Meningkatkan support system yang adekuat dan efektif serta
mendorong digunakannya pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan keadekuatan dan kefektifan perawatan pada anggota
keluarga
c. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh
anggota keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan
d. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
3. Fase Pelaksanaan Home Visit
Ada empat aktivitas atau fase dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dirumah yaitu:
a. Fase Permulaan
Fase permulaan adalah fase awal dalam melakukan kegiatan
kunjungan rumah. Perawat menentukan kasus – kasus yang perlu
diitindaklanjuti dirumah. Kemudian menetapkan jadwal kunjungan,
kontrak waktu kunjungan dengan keluarga. Selama fase ini perawat
dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan mengetahui
bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. Selain itu
perawat juga menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kunjungan seperti data tentang riwayat kesehatan pasien
atau leaflet.
b. Fase Implementasi
Fase selanjutnya perawat melakukan pengkajian dan perencanaan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga.
Melakukan intervensi sesuai rencana dengan memberikan pendidikan
kesehatan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
c. Fase Terminasi
Fase terminasi adalah fase dimana perawat membuat kesimpulan
hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan yang telah dicapai
keluarga.
d. Aktivitas Post Visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian. Perawat melakukan
pencatatan atau pendokumentasian secara lengkap tentang hasil
kunjungan untuk disimpan dipelayanan kesehatan.
4. Peran Perawat Dalam Home Visit
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
(care giver) yaitu:
a. Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota
keluarga
b. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung
klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
c. Mengoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
d. Memberi penyuluhan, perawatan dirumah dan psikoedukasi
Menurut penelitian Mamnu’ah (2013) tentang “Pengaruh Home Visit
Terhadap Kemampuan Pasien dan Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga
Yang Mengalami Gangguan Jiwa” menyimpulkan bahwa kemampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa terjadi
peningkatan sebesar 12,09 % setelah dilakukan home visit.
5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga yang bisa diberikan pada klien meliputi dukungan
emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan
penilaian, serta memberikan pujian kepada klien apabila klien minum obat
dengan tepat waktu (Karmila, 2016).
B. Obat
1. Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat merupakan perilaku menyelesaikan menelan obat
sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan oleh dokter sesuai kategori
yang telah ditentukan, tuntas jika pengobatan tepat waktu, dan tidak tuntas jika
tidak tepat waktu. Kepatuhan minum obat sangat penting bagi pasien gangguan
jiwa selain agar sembuh, pasien bisa beraktivitas seperti biasa kembali, serta
tidak kambuh lagi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pardede (2015) pada klien risiko perilaku
kekerasan yang diberikan pendidikan kesehatan tentang kepatuhan obat yaitu
terjadi peningkatan signifikan sebanyak 52.71% mulai patuh minum obat.
Penelitian yang lain menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan kepatuhan
minum obat setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat minum obat
terhadap kepatuhan minum obat dan penurunan tanda dan gejala pasien
skizofrenia di Puskesmas Kasihan II (Rahmah, 2018).
2. Penyebab Pasien Menolak Minum Obat
Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa sebagian kecil klien dengan
keluarga yang mendukung program pengobatan tapi klien tidak patuh dalam
meminum obat, disebabkan karena klien menolak meminum obat dan pasien
menyangkal bahwa dirinya mengidap penyakit Skizofrenia dan sebagian kecil
klien dengan keluarga yang kurang mendukung dalam program pengobatan tapi
klien patuh dalam meminum obat, disebabkan karena pasien sudah mengetahui
manfaat dari minum obat untuk kesehatannya (Irman, 2018). Pasien gangguan
jiwa dapat sembuh secara sosial, walaupun masih terdapat gejala sisa namun
masih dapat ditoleransi sehingga harus patuh minum obat selamanya.
3. Gejala Putus Obat
Dihentikannya obat secara tiba-tiba dapat memicu munculnya sindrom putus
obat, yang biasanya ditandai dengan : gejala – gejala awal kambuh kembali,
gejala ketidaknyamanan fisik dan psikologis, penarikan fisiologis (Malfasari,
Febtrina, Maulinda, & Amimi, 2020). Sehingga harus dilakukan upaya atau
penanganan agar klien patuh dalam minum obat.
Gejala-gejala awal kambuh lagi yaitu :
a. Mengamuk
b. Gelisah
c. Susah tidur
d. Susah diatur
e. Tidak mau makan
f. Sering melamun
g. Kembali mengoceh sendiri
h. Kembali mendengar bisikan-bisikan
i. Melihat bayangan dan sejenisnya.
j. Gemetar
4. Upaya Agar Pasien Patuh Minum Obat
Upaya agar klien gangguan jiwa patuh minum obat, antara lain antara lain :
pertama edukasi klien dan keluarga tentang pengobatan. Kedua, jika kondisinya
memungkinkan, mulai dari dosis kecil dan tingkatkan perlahan-lahan. Ketiga,
Libatkan klien dan keluarga untuk memantau pengobatan klien. Keluarga dapat
mengingatkan maupun membantu menyiapkan obat. Hal yang sama
diungkapkan oleh Rikomah (2018) pemberian informasi obat dapat
meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat sehingga memotivasi pasien
untuk mengikuti pengobatan yang telah ditetapkan dokter sehingga terjadi
kepatuhan dan keberhasilan terapi.
5. Prinsip 8B + 1W Dalam Minum Obat
 Benar orang
 Benar obat
 Benar waktu
 Benar cara
 Benar dosis
 Benar informasi
 Benar dokumentasi
 Benar expired
 Waspada efek samping
6. Waktu Pemberian Obat
Pemberian obat 3 x sehari berarti diberikan setiap 8 jam sekali ( 1 hari = 24
jam , 24 jam dibagi 3 = 8 jam ).

C. Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Membuat proposal home visit dan rencana tindakan untuk pasien
dengan gangguan halusinasi, dan tentang cara berkomunikasi kepada
klien untuk kepatuhan minum obat.
b) Bekerja sama dengan rumah sakit jiwa dalam pengurusan ijin
kunjungan rumah.
c) Melakukan kontrak dengan keluarga melalui telepon.
d) Menggunakan pedoman pengkajian dari pihak RSKJ Soeprapto.

2. Sasaran
Ny. Annisa dan keluarga
3. Waktu danTempat
 Hari : Kamis, 05 Januari 2023
 Waktu : 15.00 WIB.
 Tempat : Jl.A Rahman SLLTPN 16 RT 061/007

D. Metode
1. Observasi
2. Wawancara
3. Diskusi
4. Demonstrasi

E. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Berikan informasi kepada keluarga tentang kondisi dan masalah keperawatan
yang dialami klien saat ini kepada keluarga.
2. Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya peran aktif dalam merawat
pasien dengan halusinasi.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang masalah keperawatan
klien terkait dengan gangguan halusinasi.
4. Lajutkan SP Keluarga dengan gangguan halusinasi.

F. SP Keluarga Dengan Diagnosa Halusinasi


Proses Keperawatan :
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan sering mendengar suara-suara dan melihat bayangan-
bayangan.
2) Keluarga mengatakan pasien sering berbincang-bincang sendiri.
3) Keluarga mengatakan pasien sering tertawa sendiri.
4) Keluarga mengatakan klien tidak tidur-tidur dan gelisah.
5) Keluarga mengatakan klien malas minum obat.
b. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi
3. Tujuan :
a. Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, menjelaskan cara merawat klien
halusinasi, mendemonstrasikan cara perawatan klien halusinasi, berpartisipasi
dalam perawatan klien halusinasi.
b. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan
proses terjadinya halusinasi.
c. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien halusinasi.
d. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien halusinasi.
e. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat secara
mandiri.
f. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dibuat untuk kesembuhan klien.
g. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.

4. Tindakan Keperawatan
SP I K
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien beserta proses terjadinya halusinasi.
3) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP II K
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan halusinasi.
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
SP III K
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang

G. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan keluarga klien
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri nama dan nama panggilan perawat
 Menanyakan nama keluarga klien dan nama panggilan masing-masing
anggota keluarga klien
2) Menyiapkan Kontrak
 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Menyepakati bersama keluarga klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
 Membuat kontrak waktu yang akan dibutuhkan
3) Mengatur posisi dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
keluarga klien dan perawat
 Posisi diatur sesuai situasi
 Menjaga privacy dan kenyamanan bagi keluarga klien
 Menunjukan sikap empati tenang dan bersahabat
4) Membuka pembicaraan dengan topic netral
 Menanyakan perasaan keluarga klien
 Menanyakan aktivitas yang sudah dilakukan
 Memberi respon yang sesuai
 Menunjukan sikap empati, tenang dan bersahabat
b. Fase kerja
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi dan masalah
keperawatan yang dialami klien saat ini kepada keluarga.
2) Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya peran aktif dalam
merawat pasien dengan gangguan halusinasi.
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang masalah
keperawatan klien terkait dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi :
a) Melakukan SP Keluarga dengan pasien gangguan halusinasi :
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
 Menjelaskan tentang gangguan halusinasi : menjelaskan mengenai
Pengertian halusinasi, jenis halusinasi, faktor penyebab halusinasi,
tanda gejala halusinasi, fase halusinasi, cara mengontorol halusinasi,
jenis obat pada pasien halusinasi, manfaat obat, gejala putus obat,
prinsip 8 B +1 W dalam minum obat, waktu pemberian obat.
 Cara merawat pasien gangguan halusinasi (cara berkomunikasi
pemberian obat & pemberian aktivitas kepada pasien): Memberikan
sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau,
Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan gangguan
halusinasi, Membuat rencana tindak lanjut keluarga, jadwal
keluarga untuk merawat pasien.
 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan
gangguan halusinasi.
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
 Menjelaskan follow up klien setelah pulang
c. Terminasi
1) Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir
2) Menanyakan perasaan keluarga klien untuk menceritakan kembali apa
yang telah di bahas setelah berinteraksi
3) Mengucapkan salam
H. Rencana Evaluasi
1. Keluarga dapat menerima kedatangan petugas home visite dengan baik
2. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh petugas home visite
yaitu :
a. Apa masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien?
b. Apa yang keluarga ketahui tentang kondisi klien saat ini?
c. Apa yang keluarga ketahui tentang gangguan halusinasi?
d. Bagaimana cara keluarga merawat klien dengan kondisi tersebut?
3. Keluarga dapat menyebutkan kembali apa yang telah disampaikan petugas home
visite dan bersedia melakukan perawatan pada klien di rumah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gangguan Halusinasi


Sub Pokok Bahasan : Pengenalan Keluarga Tentang Mencegah Kekambuhan Dan
Penanganan Pasien Skizofrenia dengan Halusinasi.
Sasaran : Keluarga
Hari/ Tanggal : Kamis, 05 Januari 2023
Waktu : 45 Menit
Tempat : Rumah Keluarga Ny.A
A. TUJUAN
a) Tujuan instruksional umum (ITU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami tentang tanda-tanda akan terjadinya kekambuhan gangguan
halusinasi dan cara menangani kekambuhan gangguan jiwa dengan halusinasi
serta mengenai obat yang harus rutin dikonsumsi klien.
b) Tujuan instruksional khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 1 x 45 menit diharapkan
keluarga klien mampu :
1) Mampu menjelaskan Pengertian halusinasi.
2) Mampu menjelaskan jenis halusinasi.
3) Mampu menjelaskan faktor penyebab halusinasi.
4) Mampu menjelaskan tanda gejala halusinasi.
5) Mampu menjelaskan fase halusinasi.
6) Mampu menjelaskan cara mengontorol halusinasi.
7) Mampu menjelaskan jenis obat pada pasien halusinasi.
8) Mampu menjelaskan manfaat obat.
9) Mampu menjelaskan gejala putus obat.
10) Mampu menjelaskan prinsip 8 B +1 W dalam minum obat.
11) Mampu menjelaskan waktu pemberian obat.
B. WAKTU DAN TEMPAT
a. Hari/tanggal : Kamis, 05 Januari 2023
b. Pukul : 15.00 s/d selesai
c. Tempat : rumah keluarga Ny.A

C. MATERI
Terlampir,

D. MEDIA DAN SUMBER BAHAN


Leaflet

E. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah,diskusi dan tanya
jawab.

F. RENCANA PENYULUHAN

No Waktu Tindakan Keperawatan Waktu Kegiatan Keluarga Penanggung


Jawab

1 10.00 Orientasi 10 menit a. Menjawab


– a. Salam salam
10.10 b. Mempekenalkan b. Berjabat
wib diri tangan
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
d. Kontrak waktu d. Menjelaskan
e. Mengkaji mengenai
pengetahuan halusinasi.
keluarga mengenai
gangguan halusinasi
(pre test)
2 10.10- Kerja/tindakan keperawatan 25 menit Mendengarkan dan
10.35 : memperhatikan serta
wib tanya jawab
Memberikan
penyuluhan kesehatan
kepada keluarga mengenai :
a. Pengertian
halusinasi.
b. jenis halusinasi.
c. faktor penyebab
halusinasi.
d. tanda gejala
halusinasi.
e. fase halusinasi.
f. cara mengontorol
halusinasi.
g. jenis obat pada
pasien halusinasi.
h. menjelaskan
manfaat obat.
i. menjelaskan gejala
putus obat.
j. menjelaskan prinsip
8 B +1 W dalam
minum obat.
k. menjelaskan waktu
pemberian obat.

3 10.35 Terminasi 10 menit Menjawab salam


– a. Evaluasi respon
15.45 keluarga terhadap
wib kunjungan rumah
b. Evaluasi
kemampuan
keluarga dalam
memberikan
perawatan kepada
klien
c. Tindak lanjut :
kesepakatan
keluarga untuk
terlibat dalam
asuhan (dirumah
sakit / dirumah)
d. Salam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kunjungan rumah sangat perlu dilakukan karena dapat memberikan informasi kepada
keluarga tentang kondisi klien dan juga membantu untuk mendapatkan data yang lebih
akurat mengenai kondisi klien. Kunjungan dirumah juga dapat menciptakan hubungan
terapeutik antara perawat dan keluarga klien, sehingga perawat dapat melibatkan keluarga
dalam perawatan klien ketika klien pulang kerumah.
Dengan penjelasan kepada keluarga maka keluarga diberikan tanggung jawab untuk
bisa berpartisipasi dalam perawatan klien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
keluarga. Selain itu juga, dengan adanya kunjungan rumah ini perawat dapat menjalankan
peran dan fungsinya sebagai advocator dan fasilitator.

B. Saran
1. Institusi
Kegiatan ini dapat terus ditingkatkan kerana sangat bermanfaat bagi
mahasiswa. Mahasiswa dapat lebih memahami mengenai kondisi klien dan
juga dapat secara komprehensif melakukan asuhan keperawatan jiwa kepada
klien dan keluarga sehingga dapat melatih mahasiswa untuk mengembangkan
ilmu dan wawasan ketika turun kemasyarakat.
2. Keluarga

Keluarga adalah salah satu system pendukung bagi klien dengan


gangguan jiwa. Dengan keterlibatan keluarga, diharapkan dapat mempercepat
proses perawatan diri klien. Klien dengan gangguan jiwa bukannya orang
yang harus dijauhi tetapi justru harus diberikan banyak perhatian dan dukungan
dari keluarga karena semuanya itu akan menjadi motivasi bagi klien untuk
sembuh.

DAFTAR PUSTAKA

Ersida, Hermansyah & Mutiawati, E. (2016). Home visit perawat dan kemandirian keluarga
dalam perawatan halusinasi pada pasien schizophrenia. JurnaL Ilmu
Keperawatan Volume 4. Diakses dari http://jurnal.unsyiah.ac.id pada tanggal 7
Januari 2018
Mamnu’ah. (2013). Pengaruh home visit terhadap kemampuan pasien dan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan Volume 9. Diakses dari http://digilib.unisayogya.ac.id
pada tanggal 17 Januari 2018
Isnaini, R. M. (2018). Home Visit Pada Keluarga (Care Giver) Dengan Anggota Keluarga
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran Di Rsj Ghrasia. 157.
Bengkulu, 01 Januari 2023

Mengetahui, Pembimbing Lahan


Pebimbing Akademik

(.....................................................) (.............................................)

Anda mungkin juga menyukai