Oleh :
NUR KHOLIDAH NOLA APRILIA
NIM : P017204220
(....................................................) ( .................................................... )
Keluarga dapat membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat dan
menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Home Visit
1. Pengertian
b. Fase Implementasi
Fase selanjutnya perawat melakukan pengkajian dan perencanaan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga.
Melakukan intervensi sesuai rencana dengan memberikan pendidikan
kesehatan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
c. Fase Terminasi
Fase terminasi adalah fase dimana perawat membuat kesimpulan
hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan yang telah dicapai
keluarga.
d. Aktivitas Post Visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian. Perawat melakukan
pencatatan atau pendokumentasian secara lengkap tentang hasil
kunjungan untuk disimpan dipelayanan kesehatan.
4. Peran Perawat Dalam Home Visit
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
(care giver) yaitu:
a. Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota
keluarga
b. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung
klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
c. Mengoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
d. Memberi penyuluhan, perawatan dirumah dan psikoedukasi
5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga yang bisa diberikan pada klien meliputi dukungan
emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan
penilaian, serta memberikan pujian kepada klien apabila klien minum obat
dengan tepat waktu (Karmila, 2016).
B. Obat
1. Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat merupakan perilaku menyelesaikan menelan obat
sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan oleh dokter sesuai kategori
yang telah ditentukan, tuntas jika pengobatan tepat waktu, dan tidak tuntas jika
tidak tepat waktu. Kepatuhan minum obat sangat penting bagi pasien gangguan
jiwa selain agar sembuh, pasien bisa beraktivitas seperti biasa kembali, serta
tidak kambuh lagi.
2. Penyebab Pasien Menolak Minum Obat
Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa sebagian kecil klien dengan
keluarga yang mendukung program pengobatan tapi klien tidak patuh dalam
meminum obat, disebabkan karena klien menolak meminum obat dan pasien
menyangkal bahwa dirinya mengidap penyakit Skizofrenia dan sebagian kecil
klien dengan keluarga yang kurang mendukung dalam program pengobatan tapi
klien patuh dalam meminum obat, disebabkan karena pasien sudah mengetahui
manfaat dari minum obat untuk kesehatannya (Irman, 2018). Pasien gangguan
jiwa dapat sembuh secara sosial, walaupun masih terdapat gejala sisa namun
masih dapat ditoleransi sehingga harus patuh minum obat selamanya.
3. Gejala Putus Obat
Dihentikannya obat secara tiba-tiba dapat memicu munculnya sindrom putus
obat, yang biasanya ditandai dengan : gejala – gejala awal kambuh kembali,
gejala ketidaknyamanan fisik dan psikologis, penarikan fisiologis (Malfasari,
Febtrina, Maulinda, & Amimi, 2020). Sehingga harus dilakukan upaya atau
penanganan agar klien patuh dalam minum obat.
Gejala-gejala awal kambuh lagi yaitu :
a. Mengamuk
b. Gelisah
c. Susah tidur
d. Susah diatur
e. Tidak mau makan
f. Sering melamun
g. Kembali mengoceh sendiri
h. Kembali mendengar bisikan-bisikan
i. Melihat bayangan dan sejenisnya.
j. Gemetar
4. Upaya Agar Pasien Patuh Minum Obat
Upaya agar klien gangguan jiwa patuh minum obat, antara lain antara lain :
pertama edukasi klien dan keluarga tentang pengobatan. Kedua, jika kondisinya
memungkinkan, mulai dari dosis kecil dan tingkatkan perlahan-lahan. Ketiga,
Libatkan klien dan keluarga untuk memantau pengobatan klien. Keluarga dapat
mengingatkan maupun membantu menyiapkan obat.
5. Prinsip 6 B Dalam Minum Obat
Benar orang
Benar obat
Benar waktu
Benar cara
Benar dosis
Benar dokumentasi
6. Waktu Pemberian Obat
Pemberian obat 3 x sehari berarti diberikan setiap 8 jam sekali ( 1 hari = 24
jam , 24 jam dibagi 3 = 8 jam ).
C. Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Membuat proposal home visit dan rencana tindakan untuk pasien
dengan gangguan halusinasi, dan tentang cara berkomunikasi kepada
klien untuk kepatuhan minum obat.
b) Bekerja sama dengan rumah sakit jiwa dalam pengurusan ijin
kunjungan rumah.
c) Melakukan kontrak dengan keluarga melalui telepon.
d) Menggunakan pedoman pengkajian dari pihak RSKJ Soeprapto.
2. Sasaran
Ny. Irwansih dan keluarga
3. Waktu danTempat
Hari : Kamis, 05 Januari 2023
Waktu : 15.00 WIB.
Tempat : Rawa Makmur, Merpati 1, RT 21 No. 05 Kota
Bengkulu
D. Metode
1. Observasi
2. Wawancara
3. Diskusi
4. Demonstrasi
4. Tindakan Keperawatan
SP I K
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien beserta proses terjadinya halusinasi.
3) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP II K
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan halusinasi.
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
SP III K
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang
G. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan keluarga klien
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri nama dan nama panggilan perawat
Menanyakan nama keluarga klien dan nama panggilan masing-masing
anggota keluarga klien
2) Menyiapkan Kontrak
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Menyepakati bersama keluarga klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
Membuat kontrak waktu yang akan dibutuhkan
3) Mengatur posisi dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
keluarga klien dan perawat
Posisi diatur sesuai situasi
Menjaga privacy dan kenyamanan bagi keluarga klien
Menunjukan sikap empati tenang dan bersahabat
4) Membuka pembicaraan dengan topic netral
Menanyakan perasaan keluarga klien
Menanyakan aktivitas yang sudah dilakukan
Memberi respon yang sesuai
Menunjukan sikap empati, tenang dan bersahabat
b. Fase kerja
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi dan masalah
keperawatan yang dialami klien saat ini kepada keluarga.
2) Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya peran aktif dalam
merawat pasien dengan gangguan halusinasi.
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang masalah
keperawatan klien terkait dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi :
a) Melakukan SP Keluarga dengan pasien gangguan halusinasi :
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan tentang gangguan halusinasi
Cara merawat pasien gangguan halusinasi (cara berkomunikasi
pemberian obat & pemberian aktivitas kepada pasien).
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan
gangguan halusinasi.
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
c. Terminasi
1) Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir
2) Menanyakan perasaan keluarga klien untuk menceritakan kembali apa
yang telah di bahas setelah berinteraksi
3) Mengucapkan salam
H. Rencana Evaluasi
1. Keluarga dapat menerima kedatangan petugas home visite dengan baik
2. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh petugas home visite
yaitu :
a. Apa masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien?
b. Apa yang keluarga ketahui tentang kondisi klien saat ini?
c. Apa yang keluarga ketahui tentang gangguan halusinasi?
d. Bagaimana cara keluarga merawat klien dengan kondisi tersebut?
3. Keluarga dapat menyebutkan kembali apa yang telah disampaikan petugas home
visite dan bersedia melakukan perawatan pada klien di rumah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
C. MATERI
Terlampir,
E. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya
jawab.
F. RENCANA PENYULUHAN
Kunjungan rumah sangat perlu dilakukan karena dapat memberikan informasi kepada
keluarga tentang kondisi klien dan juga membantu untuk mendapatkan data yang lebih
akurat mengenai kondisi klien. Kunjungan dirumah juga dapat menciptakan hubungan
terapeutik antara perawat dan keluarga klien, sehingga perawat dapat melibatkan keluarga
dalam perawatan klien ketika klien pulang kerumah.
Dengan penjelasan kepada keluarga maka keluarga diberikan tanggung jawab untuk
bisa berpartisipasi dalam perawatan klien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
keluarga. Selain itu juga, dengan adanya kunjungan rumah ini perawat dapat menjalankan
peran dan fungsinya sebagai advocator dan fasilitator.
B. Saran
1. Institusi
Kegiatan ini dapat terus ditingkatkan kerana sangat bermanfaat bagi
mahasiswa. Mahasiswa dapat lebih memahami mengenai kondisi klien dan
juga dapat secara komprehensif melakukan asuhan keperawatan jiwa kepada
klien dan keluarga sehingga dapat melatih mahasiswa untuk mengembangkan
ilmu dan wawasan ketika turun kemasyarakat.
2. Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Aldam, S.F.S., & wardani. I.Y. (2019). Efektifitas penerapan standar asuhan keperawatan
jiwa generalis pada pasien skizofrenia dalam menurunkan gejala halusinasi. Jural
keperawatan jiwa (JKJ): persatuan perawat nasional Indonesia, 7(2), 165-172
Mamnu’ah. (2013). Pengaruh home visit terhadap kemampuan pasien dan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan Volume 9. Diakses dari http://digilib.unisayogya.ac.id
pada tanggal 17 Januari 2018
Isnaini, R. M. (2018). Home Visit Pada Keluarga (Care Giver) Dengan Anggota Keluarga
Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran Di Rsj Ghrasia. 157.
keliat & akemat (2015), model praktik keperawatan profesional jiwa, Jakarta : EGC
Bengkulu, 05 Januari 2023
(.....................................................) (.............................................)