Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang lebih dari140/90

mmhg (WHO, 2013). Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga

hipertensi baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ (Depkes, 2012).

Hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang sering muncul di pelayanan

kesehatan dan sering menyebabkan kematian apabila tidak di deteksi sedini

mungkin (James et al, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun (2008) sebanyak 40

% orang yang berusia 25 tahun keatas sudah terdiagnosa hipertensi. Data WHO

(2011) 972 juta orang di dunia atau 24,6 % penduduk di dunia mengidap

hipertensi dengan perbandingan 26,6 % pria dan 26,1 % wanita dan diperkirakan

bahwa lebih dari 1 miliar orang dewasa mengalami hipertensi, angka ini

diproyeksikan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2025 dan hipertensi yang

menyumbang lebih dari 9 juta kematian setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia

prevalensi hipertensi terdapat 3 provinsi yang menduduki posisi tertinggi yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar (25,8 %), tertinggi di

Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%), Jawa Barat (29,4%) dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

1
2

menduduki urutan ke 14 dengan angka kejadian ( 25,7 % ) (Riset kesehatan dasar,

2013). Bantul salah satu kabupaten di DIY melalui Grafik Kesehatan Dinas

Kesehatan Bantul (2013) menyatakan bahwa hipertensi termasuk dalam 10 besar

penyakit yang terjadi di puskesmas di Kabupaten Bantul dan hipertensi

menduduki posisi ke dua dengan angka 18259 kejadian

Kasus hipertensi semakin meningkat disebabkan karena beberapa faktor yaitu

obesitas, stress, merokok dan mengkonsumsi alkohol (WHO, 2013). Selain itu

gaya hidup yang gemar makan makanan cepat saji yang banyak mengandung

lemak, asin dan di tambah pula malas berolahraga itu juga meningkatkan angka

hipertensi (Wahdah, 2011).

Menurut Soeryoko (2010) apabila hipertensi tidak ditangani dengan segera

hipertensi akan menimbulkan komplikasi yang serius. Adapun komplikasi yang

dapat muncul dari penyakit hipertensi yaitu stroke, gagal jantung, gagal ginjal,

edema paru, pendengaran menurun dan kebutaan. Selain itu, komplikasi

hipertensi dapat menyebabkan kematian jika tidak di tangani dengan segera (Price

& Wilson, 2006).

Menurut Muhammadun (2010) hipertensi dan komplikasi dapat dicegah

melalui dua macam terapi yaitu farmakologi & non farmakologi. Terapi

farmakologi digunakan untuk mencegah/menurunkan tekanan darah dengan

menggunakan obat-obat anti hipertensi. Sedangkan terapi non farmakologi yaitu

dengan cara memodifikasi gaya hidup dalam rangka menurunkan tekanan darah,
3

salah satunya adalah diet/mengatur pola makan (Syamsudin, 2011). Berdasarkan

National Heart Lung dan Blood Institute (2011) diet yang baik untuk penderita

hipertensi adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet

yang dianjurkan adalah diet rendah garam, rendah kolesterol, lemak jenuh dan

diet rendah kalori. Rekomendasi diet hipertensi, selaras dengan anjuran didalam

Al Quran surat Al A’raf ayat 31 dan Quran surat Al Maidah ayat 88:

“Hai anak adam, kenakan pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid,
makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”(Quran surat Al A’raf ayat 31).

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah
dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-
Nya”(Quran surat Al Maidah ayat 88).
Berdasarkan Al Quran surat Al a’raf ayat 31 dan Al Maidah ayat 88 bahwa

manusia dianjurkan untuk makan tidak berlebih dan makan yang halal lagi baik,

terlebih bagi penderita hipertensi yang harus mengurangi konsumsi garam dan

lemak sesuai dengan anjuran Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).

Namun kenyataannya penderita hipertensi masih buruk dalam penatalaksanaan

dietnya. Hal ini didukung oleh penelitian Mardiyati (2009) menunjukkan bahwa
4

penderita hipertensi mempunyai sikap yang buruk dalam menjalani diet hipertensi

hal tersebut disebabkan karena pengetahuan penderita hipertensi yang kurang.

Berdasarkan studi pendahuluan di Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA)

dukuh Gulon pada 15 maret 2015 kepada 10 responden penderita hipertensi bahwa

mereka mengatakan buruk dalam penatalaksanaan diet. Upaya untuk meningkatkan

pelaksanaan diet hipertensi bisa dilakukan dengan cara memberikan pendidikan

kesehatan pada penderita. Hal ini di dukung oleh penelitian Umah, Madyastuti

dan Rizqiyah (2012) bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap perilaku

diet hipertensi pasien. Namun kebanyakan pendidikan kesehatan diberikan dengan

ceramah, hanya sekali pemberian pendidikan kesehatan dengan metode one group

pre-test post-test seperti yang dilakukan oleh Umah, Madyastuti dan Rizqiyah

(2012). Oleh karena itu peneliti akan memberikan pendidikan kesehatan terpadu yaitu

pemberikan pendidikan kesehatan dengan metode kombinasi ceramah, diskusi,

demonstrasi dan pemberian KMS dengan menggunakan control group.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik akan melakukan penelitian tentang

Pengaruh Program Pendidikan Terpadu Hipertensi (Pronasi) Terhadap

Pelaksanaan Diet Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Di Dukuh Gulon, Desa

Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul 2015. Dalam penelitian ini

pendidikan kesehatan dikombinasi dengan, ceramah, diskusi, demonstrasi dan

pemberian KMS. Sehingga, dengan program pendidikan terpadu hipertensi

(Pronasi) diharapkan pelaksanaan diet pada penderita hipertensi di Dukuh Gulon,

Desa Srihardono Pundong akan baik.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Pengaruh Program Pendidikan Terpadu Hipertensi (Pronasi) Terhadap

Pelaksanaan Diet Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Di Dukuh Gulon, Desa

Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul 2015”.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Program Pendidikan

Terpadu Hipertensi (Pronasi) Terhadap Pelaksanaan Diet Hipertensi Pada

Penderita Hipertensi Di Dukuh Gulon, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong,

Kabupaten Bantul 2015.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui demografi responden.

b. Mengetahui perbedaan pelaksanaan diet hipertensi sebelum (pre-test) &

sesudah (post-test) pemberian program pendidikan terpadu hipertensi

(Pronasi) pada kelompok eksperimen.

c. Mengetahui perbedaan pelaksanaan diet hipertensi sebelum (pre-test) &

sesudah (post-test) pemberian program pendidikan kesehatan terpadu

hipertensi (Pronasi) pada kelompok kontrol.

d. Mengetahui perbedaan pelaksanaan diet hipertensi sebelum pemberian

Pronasi (pre-test) antara kelompok eksperimen dan kontrol.


6

e. Mengetahui perbedaan pelaksanaan diet hipertensi sesudah pemberian

Pronasi (post-test) antara kelompok eksperimen dan kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi (Puskesmas Pundong)

Sebagai masukan bagi Puskesmas untuk metode pemberian pendidikan

kesehatan terpadu kepada pasien hipertensi.

2. Penderita hipertensi

Penderita hipertensi dapat menerapkan pelaksanaan diet hipertensi sehari-hari.

3. Peneliti selanjutnya

Sebagai referensi untuk melakukan penelitian terkait diet hipertensi.


7

E. Keaslian penelitian

1. Ridwan (2012), Effect Of Group-Based Dietary Self Management Program

On Dietary Behaviours Of Female Community Dwellers With Hypertension In

Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedan yang

signifikan pada kebiasaan diet pada group experiment sebelum dan sesudah

mengikuti program self-management diet (t= -11.315, df = 43, p<0,05). Selain

itu terdapat perbedaan yang signifikan antara group experiment & group

control setelah mengikuti program self-management diet (t = 9.231, df = 86, p

<0,05). Penemuan tersebut mengindikasikan bahwa program self-management

diet efektif untuk meningkatkan kebiasaan kebiasaan diet hipertensi pada

warga komunitas hipertensi di Indonesia.

Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan kelompok kontrol.

Perbedaan penelitian ini yaitu penelitian ini dilakukan di Provinsi Aceh

kabupaten Aceh besar dan mengambil lima desa dalam penelitian ini yaitu

Lampuuk, Lamduro, Lamtimpeung, Tanjung Selamat dan Tanjung Deah.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive.

2. Umah, Madyastuti dan Rizqiyah (2012), dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Perilaku Diet Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi”.

Desain penelitian ini one-group pre-post-test Sampel pada penelitian ini ada

20 orang pasien hipertensi yang masuk kriteria inklusi engan teknik sampling

purposive sampling. Hasil penelitiannya pengisian kuesioner dilakukan


8

analisis deskriptif dengan menggunakan table distribusi dan dikonfirmasikan

dalam bentuk prosentase dan narasi. Selanjutnya dilakukan pengelolaan data

dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test, dengan taraf kemaknaan α ≤ 0,05,

apabila p ≤ α maka H¹ diterima yang berarti terdapat perbedaan antara

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling,

pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi.

Perbedaan penelitian ini yaitu Penelitian ini dilakukan di RT 01 RW 01 di

Banjarsari Manyar Gresik, pada bulan Februari 2012. Populasi dalam

penelitian ini adalah pasien hipertensi di RT 01 RW 01 Banjarsari Manyar

Gresik, hanya menggunakan one group pre-test post-test.

3. Hernawan & Arifah (2009), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Pasien Tentang Hipertensi Dengan Sikap Kepatuhan Dalam Menjalankan

Diit Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali”. Hasil

penelitian adalah berdasarkan Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan nilai

p-value sebesar 0,006 dan X2 hitung sebesar 7,643. Berdasarkan hasil analisis

tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan klien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan dalam

menjalankan diit hipertensi di wilayah Puskesmas Andong Boyolali.

Persamaan pada penelitian ini yaitu mengenai diit hipertensi.


9

Perbedaan penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan design non

exsperiment dengan studi korelasional Pendekatan yang digunakan adalah

saling atau belah lintang (Cross Sectional). Penelitian dilaksanakan diwilayah

Puskesmas Andong Boyolali populasi penelitian adalah semua penderita

hipertensi periksa diwilayah Puskesmas Andong Boyolali. Populasi pada

penelitian ini adalah 84 orang, adalah 46 responden Uji statistik yang

digunakan adalah Chi-square.

Anda mungkin juga menyukai