Anda di halaman 1dari 27

Pendahuluan

Hipertensi merupakan PTM yang banyak dialami pada populasi


orang dewasa 26,4% -> menyebabkan 9,4 juta kematian / tahun
di seluruh dunia dan diprediksi pada 2025 akan meningkat
menjadi 1,5 miliar orang hipertensi (WHO, 2013)

Hipertensi menjadi penyakit yang penting untuk dilakukan


pengontrolan terutama oleh pemerintah karena secara signifikan
dapat mengurangi beban sosial ekonomi dari sistem kesehatan
negara.
Hipertensi
• Faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi : merokok,
obesitas (IMT>30), inaktifitas fisik, diabetes militus,
ditambah dengan usia yang menjadi faktor resiko
terjadinya stroke
(WHO 1990 dalam Setiadi, Noor Alis, dkk. 2009)

• Sekitar 30% hipertensi disebabkan oleh diet ↑ garam,


20% makanan ↓ kalium , 30% obesitas, 20% aktivitas
fisik ↓ dan 5% asupan alkohol ↑
(Gurven M et.al. 2012)
Upaya
Kesehatan
pada Hipertensi

Promotif Preventif Kuratif Rehabillitatif


Promotif
• Promotif merupakan bagian dari kebijakan
pemerintah untuk mengelola penyakit
hipertensi termasuk penyakit tidak menular
lainnya.

• Promotif perlu ditingkatkan secara


komprehensif sebagai bagian dari manajemen
pelayanan pengendalian hipertensi.
PENELITIAN TERKAIT PROMOTIF PADA HIPERTENSI

1. Penelitian oleh Davriri, C. et al (2015)

Judul : A HEALth Promotion and STRESS Management


Program (HEAL-STRESS study) for prehypertensive and
hypertensive patients: a quasi-experimental study in
Greece

Subjek Penelitian : Penderita yang sudah didiagnosis


hipertensi dan prehipertensi yang direkrut dari 31 kota di
Attica Yunani dan telah disesuaikan dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok intervensi
dan kontrol.
• Tujuan utama prmotif yang dilakukan
berfungsi melakukan penyelidikan kemanjuran
manajemen stress dan promosi kesehatan
secara komprehensif pada pasien hipertensi
untuk mengurangi pasien hipertensi.
Davriri, C. et al (2015)

Upaya Promotif hipertensi dalam penelitian ini :

• Pemberian infromasi verbal tentang :


– Pentingnya hipertensi
– Stress
– Diet sehari - hari
– latihan fisik dan rutinitas sehari – hari selama skrining.
– Konseling gaya hidup sehat ( diet sehat, latihan fisik
dengan memberikan responden Pedometer
– Jadwal rutinitas harian
– Manajemen waktu
Davriri, C. et al (2015)
• Secara keseluruhan 14,9% pasien dalam
kelompok intervensi mengalami reduksi > 10
mmHg dalam tekanan darah sistolik
dibandingkan pada kontrol grup (P < 0.001, NNT)
= 10).
• 21,7% pasien pada kelompok intervensi
mengalami reduksi > 5mmHg dibandingkan dg
kelompok kontrol (P = 0.01, NNT = 11).
PENELITIAN TERKAIT PROMOTIF PADA
HIPERTENSI
2. Penelitian oleh Haricharan, HJ., Heap, M.,
Hacking, D., Lau, YK ( 2017)

Judul : Health promotion via SMS improves


hypertension knowledge for deaf South Africans

Subjek Penelitian : Orang tunarungu di Cape Town,


usia > 18 tahun, yang berkomunikasi melalui Bahasa
Isyarat Afrika Selatan (SASL).
Penelitian ini didasarkan pada sebuah pemahaman
bahwa akses informasi mengenai kesehatan dan
prasyarat untuk sehat yang akan bisa melindungi
terhadap penyakit kronis seperti hipertensi, merupakan
hak asasi semua manusia.

Meningkatkan akses informasi yang dapat dipandang


sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesehatan
dan hak atas kesehatan.
Haricharan, HJ., Heap, M., Hacking, D., Lau, YK ( 2017)

Metode sebagai upaya promotif pada hipertensi


dalam penelitian ini :
• Diberikan kuesioner awal mengenai
pengetahuan responden mengenai hipertensi
sebelum penyebaran SMS dilakukan.
• Setelah SMS dilakukan, di uji kembali
menggunakan kuesioner dengan pertanyaan
yang sama dan pertanyaan tambahan
mengenai penerimaan
Haricharan, HJ., Heap, M., Hacking, D., Lau, YK ( 2017)

• Analisis hasil pengetahuan peserta sebelum


dan setelah promotif lewat SMS,
menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dalam skor tes keseluruhan antara
baseline dan tindak lanjut (p = 0. 0033).
Preventif
• Studi ini menyajikan data yang mendukung
program nonfarmasi yang komprehensif
(termasuk manajemen stres bersama dengan
konseling perubahan gaya hidup dan
restrukturisasi kognitif) mengendalikan tekanan
darah pada pasien hipertensi.

• Manfaat untuk mengurangi tekanan darah sistolik


dan diastolik adalah dimediasi masing – masing
melalui penurunan berat badan dan gejala
depresi
Penelitian Terkait Preventif pada
Hipertensi
• Penelitian Lelong H. et al (2018) yang dilakukan pada
80.426 orang dewasa Prancis yang berpartisipasi
dalam studi kohort, menyatakan bahwa terdapat
hubungan faktor gizi dengan kejadian hipertensi, dan
menyoroti bahwa diet yang sehat sangat
berkontribusi pada pencegahan hipertensi.
• Orang yang menjalankan diet DASH memiliki risiko
34% lebih rendah mengalami Hipertensi .
Lelong H.et.al (2018)
Hubungan faktor gizi dengan kejadian hipertensi
 Risiko kejadian hipertensi berkurang secara signifikan sebesar
 18% untuk Diet Kalium  16% untuk Gandum Utuh
 15% untuk Diet Protein  28% untuk konsumsi kacang-
kacangan
 19% untuk Diet Serat
 23% untuk Diet Magnesium
 15% untuk Diet Buah dan
Sayuran

 Tidak ada hubungan yang signifikan antara risiko hipertensi dengan


asupan Lemak (baik total maupun beberapa jenis asam lemak), fosfor,
kalsium, vitamin D, dan konsumsi produk susu rendah lemak, makanan
olahan bertepung, atau soda.
 peningkatan konsumsi kalium, magnesium, biji-bijian,
protein nabati, dan kacang-kacangan dan penurunan
konsumsi natrium, protein hewani, dan daging merah
olahan merupakan faktor nutrisi utama untuk mencegah
hipertensi
 Mengadopsi pola makan sehat secara keseluruhan
memiliki peran perlindungan terkuat pada hipertensi
 Mencegah hipertensi melalui peningkatan asupan
makanan dapat memiliki manfaat kesehatan masyarakat
yang utama.
Penelitian
• Enam studi
(Wang L, et.al. 2012 ; Nunez-Cordoba. et.al. 2009 ; Awoke.et.al. 2012 ;
Mundan V.et.al 2013 ; La Vecchia.et.al 1998 ; Helelo TP. et.al. 2014)
• Melibatkan 84.906 pasien (19.832 kasus) mengevaluasi
hubungan antara konsumsi sayuran dan risiko hipertensi.
• Antara enam studi, satu mengungkapkan hubungan terbalik
sementara lima menunjukkan tidak ada hubungan.
Konsumsi buah dan/ atau sayuran dan risiko hipertensi

• FV tinggi potasium, magnesium, vitamin C, asam folat, flavonoid, dan


karotenoid, yang telah dipostulatkan untuk menurunkan BP melalui
peningkatan fungsi endotel, memodulasi sensitivitas baroreflex,
menyebabkan vasodilatasi, dan meningkatkan aktivitas antioksidan.
• Peningkatan konsumsi FV dapat berdampak pada struktur diet, terutama
pada peningkatan konsumsi serat makanan dan pengurangan asupan
lemak. Konsumsi lemak tinggi
telah terbukti secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko
hipertensi.
• Konsumsi FV dan buah dapat mengurangi risiko hipertensi. Peningkatan
konsumsi FV harus dianjurkan untuk pencegahan utama hipertensi.
Kuratif
• Upaya kesehatan pada hipertensi yang
ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat
terjaga seoptimal mungkin..
• Sasaran pada program kuratif ini memberikan
pemahaman pentingnya kepatuhan
(compliance) dalam menjalankan pengobatan
dan perubahan gaya hidup.
• Tujuan kegiatan kuratif ini untuk mencegah
serangan jantung dan stroke (kemenkes,2014)
PENELITIAN TERKAIT KURATIF PADA
HIPERTENSI

Penelitian yang dilakukan Miura et al tahun


2015 membuktikan Resep latihan olahraga
yang berbeda, dengan intensitas atau durasi
yang berbeda akan menurunkan tekanan
darah tinggi dengan meningkatkan fungsi
arteri
 Kombinasi diet Na (3-6 gr/hari) dengan
pengurangan energi 25% dari energi harian
dan latihan aerobic selama 2 hari/minggu
Setelah intervensi 16 minggu, tekanan sistolik
dan diastolik menurun (P <0,05) (Gorostegi-
Anduaga et al,2018)

Penurunan berat badan menjadi normal (Rust


dan Eckmekcioglu, 2017; Appel,2007)
 Membatasi asupan natrium klorida harian
kurang dari 6 gr, mempertahankan asupan
kalium makanan yang cukup (sekitar 90 mmol
/ hari) dan asupan kalsium makanan yang
cukup dan magnesium untuk kesehatan
umum .(Appel,2007)
Penelitian lain membuktikan, asupan garam
tidak boleh melebihi 5 g / hari sesuai dengan
rekomendasi WHO (<2 g natrium / hari),
Asupan garam tidak lebih dari 1,5 g natrium /
hari pada orang kulit hitam, orang berusia
menengah dan lanjut usia, dan individu
dengan hipertensi, diabetes, atau penyakit
ginjal kronis,
Asupan kalium (~ 4,7 g / hari) .( Rust dan
Eckmekcioglu, 2017)
Penelitian Aaron dan Sanders tahun 2013
membuktikan penurunan TD lebih besar pada
asupan garam yang lebih rendah (yaitu dari 6
g / hari hingga 4 g / hari dibandingkan dengan
yang dari 8 gr/hari ke 6 g / d) .
Membatasi asupan alkohol sampai tidak lebih
dari 30 ml / hari untuk pria dan 15 ml / hari
untuk wanita (Appel,2007)
Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45
menit setiap hari) minggu); berhenti merokok
dan kurangi asupan makanan jenuh lemak dan
kolesterol untuk kesehatan .(Appel,2007)

Asupan buah dan sayur mempunyai hubungan


terbalik pada kejadian hipertensi selanjutnya
pada penderita hipertensi. Semakin banyak
konsumsi sayuran,95% CI hipertensi semakin
kecil.(Wang et al,2012)

Anda mungkin juga menyukai