Anda di halaman 1dari 6

Jurnal reading

Thasya Kesek

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi hampir semua
golongan masyarakat diseluruh dunia, baik lelaki maupun perempuan pada umur 45-59
tahun (Fitrina, 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah genetik, umur,
jenis kelamin, etnis, obesitas, gaya hidup, dan asupan makanan.

WHO (2016) melaporkan kasus hipertensi sejumlah 839 juta, diperkirakan akan
meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk
dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%).

Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat diberikan pada penderita hipertensi adalah
terapi nutrisi yang dilakukan dengan manajemen diet hipertensi. Contohnya dengan
pembatasan konsumsi garam, mempertahankan asupan kalium, kalsium, dan magnesium
serta membatasi asupan kalori jika berat badan meningkat. Selain itu terapi yang sering
digunakan masyarakat adalah buah mentimun yang sangat baik di konsumsi untuk
penderita hipertensi. Berdasarkan penelitian Fitrina (2013) menyatakan bahwa adanya
pengaruh pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan darah dimana sebelum
pemberian mentimun didapatkan penderita hipertensi stage II sebanyak 52,94% dan
setelah pemberian mentimun didapatkan penderita hipertensi stage I sebanyak 47,05%.
Jadi, dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian mentimun terhadap penurunan tekanan
darah. Berdasarkan latar belakang diatas bahwa perlu dilakukan penelitian tentang
Pengaruh Pemberian Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita
hipertensi di Puskesmas Pancur Batu.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah saat sebelum dan
sesudah pemberian terapi mentimun.
B. TINJAUAN TEORI

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang berada diatas batasbatas tekanan
darah normal. Tekanan darah normal didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 120
mmHg dan tekanan darah diastolik 80 mmHg (WHO, 2013). Modifikasi asupan bahan
makanan yang mengandung kalium dan magnesium menjadi salah satu terapi komplementer
untuk menurunkan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik (Putri, 2014). Penyakit
hipertensi sangat membahayakan bagi penderita karena dapat menyebabkan stroke dan
penyakit jantung, tidak hanya serangan jantung, hipertensi juga dapat menyebabkan gagal
jantung. Ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh, tekanan darah yang tinggi
membuat jantung kerja lebih keras. Jika hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama
akan membuat otot jantung menjadi lebih besar. Otot jantung yang membesar itu akan
membuat jantung menjadi kaku dan bengkak. Pembengkakan jantung akan mengakibatkan
sesak napas, bahkan gagal jantung, maka dari itu untuk mencegah terjadinya komplikasi kita
dapat memberikan dengan metode farmakologis (menggunakan obat) dan non farmakologis
(tanpa obat). Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat diberikan pada penderita
hipertensi adalah terapi nutrisi yang dilakukan dengan manajemen diet hipertensi.
Contohnya dengan pembatasan konsumsi garam, mempertahankan asupan kalium, kalsium,
dan magnesium serta membatasi asupan kalori jika berat badan meningkat. Selain itu terapi
yang sering digunakan masyarakat adalah buah mentimun yang sangat baik di konsumsi
untuk penderita hipertensi. Mentimun dikatakan makanan yang sehat untuk pembuluh darah
dan jantung, dimana makanan tersebut mengandung kalium yang bekerja sebagai
melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Mentimun juga mempunyai
bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan
tekanan darah dan dapat meningkatkan buang air kecil (Cerry, dkk, 2015).

C. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

Berdasarkan penelitian ini, pemberian ketimun berpengaruh untuk menurunkan tekanan


darah sehingga bisa dijadikan intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada
pasien dengan tekanan darah tinggi.
D. KESIMPULAN DAN SARAN

Pemberian ketimun bisa menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Saran jika ingin
melakukan pemberian ketimun untuk terapi tekanan darah tinggi, harus melakukan
pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu untuk menghindari tekanan darah menjadi
semakin rendah dari batas normal.

Sumber :

Barus, M., Ginting, A dan Turnip, A.J. (2019). Terapi Jus Mentimun Menurunkam Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Mutiara Ners vol 2, no. 2.
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyakit Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembulu
darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada
hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, ginjal dan otak. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2015, Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan data bahwa diseluruh dunia sekitar 1,4 milyar orang atau
39,6% penghuni bumi mengidap hipertensi. Jumlah ini terus meningkat sejak tahun 2009 dimana
jumlah penderita hipertensi yang ditemukan sebanyak 972 juta orang atau 26,4% dengan jumlah
penderita terbanyak adalah laki-laki yaitu sebesar 76,6%. Di Indonesia setiap tahunnya terjadi
175.000 kmtian akibat hipertensi dan terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi, dari kasus
hipertensi tersebut diketahui bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia produktif (15-50
tahun) yang didominasi oleh laki-laki, dan 112.500 kasus (25%) tidak terdiagnosis dan baru
sebagian yang tercakup dalam program penanggulangan penyakit hipertensi sesuai dengan
rekomendasi WHO (Depkes RI, 2015).

Di Indonesia, prevalensi penderita hipertensi berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar


menunjukan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah sebanyak
25,8% tahun (2013) sendangkan dari hasil wawancara sebanyak 9,5% tahun 2013.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

B. TINJAUAN TEORI

Penyakit Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanandiastolik lebih dari 80 mmHg. Dalam riset pembinaan tenaga kesehatan, faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor yang
melekat atau tidak dapat di ubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat
diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain.
Penatalaksanaan untuk menanggulangi hipertensi secara garis besar meliputi 2 jenis
penatalaksanaan, yaitu penatalaksanaan farmakologi dan penatalaksanaan non-farmakologi.
Penatalaksanaan farmakologi yakni menggunakan obat-obatan, sendangkan non-farmakologi
meliputi terapi herbal, nutrisi, relaksasi prograsif, meditasi, tawa, akupuntur, akupresur,
aromaterapi dan terapi air hangat (Sudoyo, 2006). Terapi menggunakan air hangat terjadi
perubahan tekanan darah hal ini terjadi karena efek dari rendam kaki air hangat menghasilkan
energi kalor yang bersifat medilatasi dan melancarkan peredaraan darah dan juga merangsang
saraf parasimpatis sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah (Erika untari dewi, 2010).
Hidroterapi rendam air hangat yang bersuhu 40,50-43,0°C merupakan terapi non farmakologis
yang efektif hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Iilkafah (2016) di pada penelitian
ini dilakukan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu air 40°C dalam waktu 15 menit selama
satu kali intervensi selama 2 minggu. Efektif menurunkan tekanan darah dengan rata-rata
penurunan tekanan darah sebesa10 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik sekitar 9 mmHg. Hidroterapi rendam air hangat secara konduksi dimana terjadi
perpndahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembulu
darah dan dapat menurunkan ketegangan otot. Hidroterapi rendam air hangat ini sangat mudah
dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak memiliki efek
samping yang berbahaya (Perry dan Potter, 2006). Secara ilmiah air hangat berdampak fisiologi
bagi tubuh. Pertama, berdampak pada pembulu darah dimanan hangatnya air membuat sirkulasi
darah menjadi lancar. Menstabilkan aliran darah dan kerja jantung (Lalage, 2015).

C. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

Berdasarkan penelitian ini, terapi rendam kaki dengan air hangat efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi sehingga bisa dijadikan salah satu intervensi dalam
keperawatan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Terapi rendam kaki dengan air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Saran bagi tenaga kesehatan untuk untuk mempertimbangkan intervensi ini sebagai
salah satu alternativ untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Sumber :

Nazaruddin., Yati, M dan Pratiwi, D. S. (2021). Pengaruh Terapi Rendam Kaki dengan Air
Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendari. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis volume 16 nomor 2 tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai