Diajukan Oleh :
Sri Puspita Dewi
711331117041
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika darah mengalir
melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang lebih besar dari biasanya. Penanganan
yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah dengan mempergunakan terapi
non farmakologi atau terapi komplementer. Salah satu tindakan pencegahan untuk
menurunkan tekanan darah adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang.
Hipertensi dapat terjadi pada siapa pun, baik lelaki maupun perempuan pada
segala umur. Risiko terkena hipertensi ini akan semakin meningkat pada usia 50 tahun ke
atas. Repotnya, hamper 90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebab sebenarnya.
Bahkan, pada sebagian besar kasus hipertensi tidak memberikan gejala (asistomatis).
Penyebab hipertensi sangat beragam. Di antaranya adalah pola makan yang tidak sehat.
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat
hormon termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi) yang digunakan secara terus-
menerus juga memicu hipertensi.
Pada era globalisasi saat ini, masalah kesehatan terutama resiko penyakit
degeneratif seperti hipertensi masih terus meningkat baik di negara maju maupun negara
berkembang. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, prevalensi
dari tekanan darah tinggi pada usia lebih dari 18 tahun perempuan sekitar 20% dan laki-
laki sekitar 24% (WHO, 2015).
Menurut data Riskesdas (2013) Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka
Belitung (30,90%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan
Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 % yang didiagnosis tenaga kesehatan atau
sedang minum obat sebesar 9,5 %. Jadi, ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Responden
yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7
%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (Balitbangkes, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO), saat ini penderita hipertensi di dunia
mencapai sekitar 970 juta penderita, sekitar 330 juta terdapat di negara maju dan 640
terdapat di negara berkembang. Di Amerika Serikat hipertensi merupakan diagnose
primer yang umum karena menyerang hamper 50 juta penduduk dimana sekitar 69%
orang dewasa yang telah melewati 18 tahun sadar akan hipertensi yang mereka derita dan
58% dari mereka dirawat, tetapi hanya 31% yang terkontrol. Prevalensi hipertensi di
benua Amerika lebih rendah dibandingkan di benua Eropa, dimana prevalensi hipertensi
di Amerika Serikat 20,3% dan Kanada 21,4% sedangkan di beberapa Negara Eropa
seperti Swedia 38,4%, Italia 37,7%, Inggris 29,6%, Spanyol 40% dan Jerman 55,3%
(WHO, 2017.
Pisang ambon dapat menurunkan tekanan darah karena pada buah pisang ambon
banyak mengandung tinggi kalium dan rendah natrium. Kalium membantu menjaga
tekanan osmotik diruang intrasel sedangkan natrium menjaga tekanan osmotic dalam
ruang ekstrasel sehingga kadar kalium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi natrium
dalam urin (natriuresis), sehingga dapat menurunkan volume darah dan tekanan darah,
namun sebaliknya penurunan kalium dalam ruang intrasel menyebabkan cairan dalam
ruang intrasel cenderung tertarik kekurangan ekstrasel dan retensi natrium dikarenakan
respon dari tubuh agar osmolalitas pada kedua kompartemen berada pada titik
ekuilibrium namun hal tersebut dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu pisang
ambon juga memiliki aktivitas Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACE-I) di dalam
tubuh. Sesuai dengan namanya, zat ini menghambat kerja enzim angiotensin pada proses
peningkatan tekanan darah sehingga baik untuk penderita hipertensi (Winarno, 2009,
dalam Sutria & Insayni,2015).
Konsumsi buah-buahan merupakan salah satu terapi diet yang sangat penting bagi
penderita hipertensi.Diantara buah yang mudah ditemukan di masyarakat dan memiliki
kandungan kalium, kalsium, magnesium dan serat yang tinggi adalah buah pisang. Kadar
kalium yang tinggi pada buah pisang dapat mencegah darah tinggi dan komplikasinya.
Efek ini diperkuat dengan kandungan serat yang tinggi (Agoes, 2012). Efek kalium dan
kalsium dapat meningkatkan vasodilatasi dengan menurunkan respons terhadap
katekolamin dan angiotensin. Selain itu, magnesium juga telah terbukti menurunkan
tekanan darah walaupun mekanisme kerjanya sampai saat ini masih perlu diteliti
(Lemone, et al, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian brownies pisang terhadap pemenuhan kalium pada
penderita hipertensi di Puskesmas Bahu
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum pemberian brownies
pisang
b. Mengetahui tekanan darah pada pasien hipertensi sesudah pemberian brownies pisang
c. Mengetahui pengaruh pemberian brownies pisang terhadap pemenuhan kalium pada
penderita hipertensi
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
a. Menambah pengetahuan dan wawasan terhadap penyakit hipertensi
b. Menambah pemahaman tentang zat gizi yang baik dikonsumsi oleh penderita
hipertensi
2. Bagi Pasien
Pasien dapat memperoleh pengetahuan dan juga dapat lebih memahami tentang
brownies pisang yang dapat dikonsumsi oleh penderita hipertensi, mampu memilih
bahan makanan yang baik sehingga dapat menurunkan tekanan darah pasien.
3. Bagi Institusi
Menjadikan acuan agar kedepannya dapat melakukan penyuluhan atau seminar
kepada masyarakat agar lebih mengetahui tentang penyakit hipertensi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
dalam arteri dan tercemin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai
tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan tehadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan
tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua
denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik
dan diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar
95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-
angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti
obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5%
kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat
dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I
dan derajat II.
a. Sistem Kardiovaskuler
Arterosklerosis : Hipertensi dapat mempercepat
penumpukan lemak di dalam dan di bawah lapisan
arteri. Ketika dinding dalam arteri rusak, sel-sel darah
yang disebut trombosit akan menggumpal pada daerah
yang rusak, timbunan lemak akan melekat dan lama
kelamaan dinding akan menjadi berparut dan lemak
menumpuk disana sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah arteri.
Aneurisma : Adanya pengelembungan pada arteri
akibat dari pembuluh darah yang tidak elastis lagi,
sering terjadi pada arteri otak atau aorta bagian bawah.
Jika terjadi kebocoran atau pecah sangat fatal
akibatnya. Gejala skait kepala hebat.
Gagal jantung : Jantung tidak kuat memompa darah
yang kembali ke jantung dengan cepat, akibatnya cairan
terkumpul di paru-paru kaki dan jaringan lain sehingga
terjadi odema akibatnya sesak nafas.
Otak
Hipertensi secara signifikan meningkatkan kemungkinan
terserang stoke. Stroke disebut juga serangan otak, merupakan
sejenis cidera otak yang disebabkan tersumbatnya atau
pecahnya pembuluh darah dalam otak sehingga pasokan darah
ke otak terganggu.
b. Ginjal
Fungsi ginjal adalah membantu mengontrol tekanan darah
dengan mengatur jumlah natrium dan air di dalam darah.
Seperlima dari darah yang dipompa jantung akan melewati
ginjal. Ginjal mengatur keseimbangan mineral, derajat asam
dan air dalam darah. Ginjal juga menghasilkan zat kimia yang
mengontrol ukuran pembuluh darah dan fungsinya, hipertensi
dapat mempengaruhi proses ini. Jika pembuluh darah dalam
ginjal mengalami arterosklerosis karena tekanan darah yang
tinggi, maka aliran darah ke nefron akan menurun sehingga
ginjal tidak dapat membuang semua prosuk sisa akan
menumpuk dalam darah, ginjal akan mengecil dan berhenti
berfungsi. Sebaliknya penurunan teknanan darah dapat
memperlambat lau penyakit ginjal dan mengurangi
kemungkinan dilakukannya cuci darah dan cangkok ginjal.
c. Mata
6. Pencegahan
7. Kerangka Konsep
Pengendalian
Tekanan Darah
Keterangan:
Hipotesis
Jenis penelitian menggunakan pre eksperimental dengan desain penelitian one group pre
test-post design yaitu suatu peneilitian yang mana peniliti mengukur terlebih dahulu sebelum
memberikan perlakuan pada kelompok studi (pretest) dan diukur atau ditest kembali sesudah
diberikan perlakuan (posttest).
D. Definisi Operasional
1. Pasien hipertensi seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan diastolik ≥ 90 mmHg.
2. Pemenuhan kalium Jumlah kalium yang berasal dari makanan yang dikonsumsi
oleh pasien Hipertensi diperoleh melalui metode recall 24 jam. Asupan kalium
dikategorikan menjadi dua yaitu cukup (≥2000 mg) dan kurang (≤2000 mg)
berdasarkan kebutuhan kalium perhari (AKG) yaitu sebesar 2000mg.
3. Brownies pisang diberikan kepada penderita hipertensi, dan yang bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini dan pemberian selama 3 hari pada saat
jam 8 pagi berat brownies pisang sebanyak 1 porsi (.....gram)
4. Melakukan recall 24 jam untuk melihat hubungan asupan penderita hipertensi
selama 3 hari
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak ….. penderita
hipertensi rawat jalan di Puskesmas Bahu Malalayang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi. Tehnik pengumpulan sampel purposive
sampling. Sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu:
a. Kriteria Inklusi :
1) Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
2) Bersedia menjadi responden
3) Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria Eksklusi :
1) Mengkonsumsi obat anti hipertensi
2) Komplikasi penyakit lain
3) Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk
data proporsi populasi terbatas (Lemeshow, 1997).
Z 2 1−α /2 P(1−P)
n =
d2
Keterangan:
n = 1,96 x 13,2(1−3,8 %)
¿¿
3,841 x 0,132(1−0,038)
=
0,01
3,841 x 0,132(0,962)
=
0,01
3,841 x 0,1269
=
0,01
0,4874
= = 48,74
0,01
= 48,74 49 orang
F. Instrumen Penelitian
5. ATM
6. Laptop
7. Kuesioner
b. Tekanan darah pasien, diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan oleh para
medis (perawat).
c. Data pemenuhan kalium yang dilihat dari asupan makan dengan menggunakan
2. Data Sekunder
Data gambaran umum tempat penelitian diambil dengan mencatat melalui profil
Bahan :
- 4 Buah pisang
- 2 butir telur
Cara Membuat :
2. Siapkan wadah, masukan telur, gula pasir, dan vanili. Kocok sampe gula pasirnya larut
4. Setelah tercampur rata. Masukkan pisang yang sudah di haluskan ke dalam adonan, lalu
5. Masukan minyak goreng, aduk lagi. Setelah di aduk hingga merata lalu masukan adonan
ke Loyang.
6. Siapkan panic yang sudah di panaskan. Lalu kukus selama 25 menit. Tutup panci
menggunakan kain.
1. Tahap Persiapan
a. Penelitian ini diawali dengan menyelesaikan surat izin penelitian dari Ketua
Program Studi Sarjana Terapa Gizi dan Dietetika atau Ketua Jurusan Gizi.
Manado.
2. Tahap Penelitian
pelaksanaan penelitian.
c. Memberikan pada responden mengenai penelitian yang akan dilaksanakan dan
e. Mengukur tekanan darah sebelum pemberian brownies pisang pada jam 8 pagi,
f. Pemberian brownies pisang disajikan dalam bentuk cup berjumlah .. gram pada
jam 8 pagi.
g. Brownies pisang diberikan di rumah pasien, diberikan 1 kali makan dalam sehari
h. Mengukur tekanan darah sewaktu setelah 2 jam sesudah makan brownies pisang
i. Melakukan recall 24 jam untuk melihat pemenuhan kalium selama 3 hari berturut-
turut.
1. Pengolahan Data
makanan selingan
1) Data umur
2) Data kelamin
3) Asupan kalium
2. Analisis Data
a) Analisis Univariat
karakteristik setiap variabel penelitian, variabel bentuk analisis univariate ini yaitu
kategori yang menghasilkan persentase dari tiap variabel. Analisis univariate ini
b) Analisis Bivarit