SKRIPSI
Oleh :
2022/2023
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada remaja ternyata juga dapat dijumpai hipertensi, angka prevalensi hipertensi
remaja di Amerika Serikat meningkat dari 1% hingga 5% dari tahun 1989-2002. Menurut
laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 prevalensi hipertensi pada remaja di
Indonesia sebesar 8,4% dan 14%. prevalensi terjadi hipertensi pada usia diatas 18 tahun
sangat tinggi yaitu sebesar 25,8 %.
Tata laksana hipertensi pada remaja untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah
komplikasi hipertensi, meliputi non farmakologik dan farmakologik. Pengobatan hipertensi
pada remaja diberikan berdasarkan keadaan masing-masing remaja tersebut. Remaja yang
obese atau yang menderita hipertensi esensial, hal pertama yang dilakukan adalah terapi non
farmakologik seperti penurunan berat badan, peningkatan aktifitas fisik dan mengurangi
konsumsi garam, sebelum diberikan pengobatan anti hipertensi. Pada remaja yang hipertensi
namun tidak obese, aktifitas fisik kurang efektif dan pengobatan dengan anti hipertensi dapat
diberikan. (Saing, 2005).
Terapi non farmakologik yang bisa dilakukan adalah seperti melakukan aktifitas fisik
fisik seperti olahraga 3-30 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari/minggu, menjaga berat badan
agar tidak terjadi obesitas dan menjaga asupan natrium tidak lebih dari kebutuhan harian, dan
berhenti untuk merokok yang akan mengakibatkan hipertensi
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai Faktor
yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja dipondok pesantren yang digunakan
sebagai upaya dalam mengurangi angka kejadian hipertensi pada remaja khususnya dipondok
pesantren.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diangkat
yaitu apa faktor-faktor risiko hipertensi padas remaja santri Islamic Center Bin baz?
C. TUJUAN PENELITIAN.
1. Tujuan umum.
Untuk mengetahui faktor risiko hipertensi pada Pondok pesantren Islamic Centre Bin
baz.
2. Tujuan Khusus.
a) Mengetahui faktor risiko hipertensi pada Remaja santri Islamic Center Bin
baz berdasarkan aktivitas fisik.
b) Mengetahui faktor risiko hipertensi pada Remaja santri Islamic Center Bin
baz berdasarkan Obesitas
c) Mengetahui faktor risiko hipertensi pada Remaja santri Islamic Center Bin
baz berdasarkan Kebiasaaan merokok
d) Mengetahui faktor risiko hipertensi pada Remaja santri Islamic Center Bin
baz berdasarkan Asupan natrium
e) Mengetahui faktor risiko hipertensi pada Remaja santri Islamic Center Bin
baz berdasarkan Stress
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Santri.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
tentang faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi. Sehingga bisa
dilakukan intervensi dan rencana untuk pencegahan hipertensi.
3. Bagi Perawat.
Manfaat hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi. Sehingga perawat mengerti dan dapat
memberikan intervensi yang tepat terkait faktor yang menyebabkan hipertensi.
4. Bagi Fakultas.
Semoga hasil dari penelitian ini dapat menambah literatur dan kepustakaan
dalam pengembangan ilmu keperawatan.
5. Bagi Responden
Sebagai bahan edukasi bagi guru santri atau pengurus pondok agar mencegah
faktor-faktor yang akan menyebabkan hipertensi pada remaja santri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Depkes, 2014).
Hipertensi lebih dikenal sebagai penyakit darah tinggi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah sebuah kondisi medis dimana saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal (Puspitorini, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (Setiawan Daliamartha, 2008). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika
tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena
jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
tubuh, jika dibiarkan penyakit ini dapat mengganggu fungsi organorgan lain, seperti jantung
dan ginjal (Riskesdas, 2013). Pada lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2010).
Jadi dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa hipertensi adalah suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik maupun diastolik 12 dan jika dibiarkan
terus menerus akan mengganggu fungsi organ-organ lain (jantung, ginjal, dan lain-lain)
(Wijoyo, 2011, Sulistyowati, 2009).
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi primer.
Suatu kondisi saat penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan, dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang gerak (inaktivitas) dan pola makan.
Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi (Depkes, 2014).
Hipertensi primer atau hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor – faktor pencetus yang dapat mempengaruhi seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na, dan Ca intraselular, dan faktor – faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia (Andrea, 2013).
b. Hipertensi sekunder.
Hipertensi yang diketahui penyebabnya, terjadi sekitar 5-10% penderita hipertensi.
Penyebab sekunder dari hipertensi tersebut yaitu penyakit renovaskuler, aldosteronism,
pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lain (Copstead dan Banasik, 2005).
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus. Penyebabnya
adalah dikarenakan penyakit-penyakit lain seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta, dan hipertensi yang terjadi pada kehamilam (Schier, 2000 dalam Hanifa,
2011)
3. Gejala klinis Hipertensi
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), sebagian besar gejala hipertensi tanpa disertai
gejala yang mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-
tahun berupa :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat tekanan darah
intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan darah perifer.
Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik, stress
dan obesitas. Selain curah jantung dan tahanan perifer sebenarnya tekanan darah juga
dipengaruhi oleh tebalnya atrium kanan. Terdapat sistem di dalam tubuh yang
berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh
gangguan sirkulasi yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah
dalam jangka panjang, sistem pengendalian tekanan darah (Ganong, 2010).
1. Nyeri Kepala.
2. Penglelihatan Kabur.
3. Ayunan Tidak Mantap
Karena Kerusakan
Keterangan : Susunan Syaraf.
: Diteliti 4. Nokturia.
5. Edema Dependen
: Tidak Diteliti.
C. KERANGKA KONSEP. Faktor Yang Dapat Di
Modifikasi :
1. Merokok.
2. Konsumsi
Garam.
3. Obesitas.
4. Aktivitas fisik.
5. Stress
Faktor Risiko
Keterangan :
Tulisan dengan cetak tebal/bold (Diteliti)
Tulisan dengan cetak miring/italic (Tidak Diteliti)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen, yang bersifat deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko hipertensi pada
Remaja Santri Islamic Center Bin Baz.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz pada
bulan juni sampai Agustus 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian.
1. Populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah Santri Islamic Center Bin baz yang
berjumlah 499 Santri
2. Sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Santri Islamic Center Bin Baz angkatan
yang berjumlah 225 santri.
D. Variabel Penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor risiko hipertensi
seperti merokok, stress, aktivitas Fisik, Konsumsi Garam dan Obesitas.
2. Variabel dependen pada penelitian ini adalah hipertensi pada remaja Santri
Islamic Center Bin Baz.
E. Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah
(Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang di adopsi dari
penelitian Sulistyowati (2009) yang akan dimodifikasi oleh peneliti dan DASS 42 :
Revisited (Depression Anxiety Stress Scale) oleh Sohail Imam (2005) yang
dimodifikasi oleh peneliti.
1. Kuesioner Faktor Risiko Hipertensi.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor risiko pencetus
hipertensi pada Santri Islamic Centre Bin Baz. Peneliti menggunakan kuesioner
yang sudah digunakan dalam penelitian Sulistyowati (2009) dan melakukan
modifikasi. Instrumen ini menggunakan metode angket (kuesioner) skala Gutman
dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan meliputi
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, konsumsi makanan
instan/junk food, obesitas, riwayat keturunan, dan kejadian hipertensi.
2. Kuesioner Stress
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui stress pada santri ICBB karena
stress merupakan salah satu faktor risiko pencetus hipertensi, instrumen ini
merupakan lanjutan dari kuesioner faktor risiko hipertensi. Peneliti menggunakan
kuesioner DASS 42 : Revisited (Depression Anxiety Stress Scale) yang sudah
dimodifikasi oleh Sohail Imam (2005) dan akan melakukan modifikasi. Instrumen
ini menggunakan skala Likert dengan penilaian (4) Sangat sering, (3) Cukup
sering, (2) Hampir tidak pernah, (1) Tidak pernah. Instrumen ini terdiri dari 42
pertanyaan dan mencakup 3 dimensi yaitu depresi, anxiety, dan stress. Pada
kuesioner ini peneliti hanya menggunakan item dimensi stress. Tabel 4 Kisi-Kisi
Kuesioner Stress DA
Dimensi Indikator No. Item
Pertanyaan
Jengkel pada hal kecil 1,3
Reaksi Berlebihan 3
Sulit rileks 4,5
Energi yang Terbuang percuma 6
Menjelkelkan bagi orang lain 7
Stress Sulit mentolerir gangguan 8,9
Tegang 10
Gelisah 11
Rasa bersalah 12
Murung 13
Bingung 14