Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN DALAM

MENANGGULANGI MASALAH
KESEHATAN UTAMA DI
INDONESIA

Disusun Oleh :
Ngaisah Eka Raditya
Nita Sulistianti
Istiara Anis valeni
Risfatur Rahman Sutejo
KONSEP
PEMBANGUNAN
KESEHATAN DI
INDONESIA

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud.
a. Sasaran pokok
1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

2) Meningkatnya pengendalian penyakit;

3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui

Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;

5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;

COVID-19 | 2020
6) Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
b. Program Indonesia Sehat dilaksanakan
dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu:
1) Penerapan paradigma sehat,

2) Penguatan pelayanan kesehatan,

3) Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (jkn).


PARADIGMA SEHAT
1
Sasaran :
Penentu Lintasan -> lintas sektor

Bentuk Perubahan Yang Diharapkan :


Pemangku Kepentingan memperhatikan
dampak kesehatan darikebijakan yang
diambil baik di hulu maupun di hilir

Dampak :
Menjadikan indonesia sebagai arus Pertama
pembangunan dan Meningkatkan peran lintas sektor
dalam pembanginan kesehatan
Sasaran :
Tenaga Kesehatan 2
Bentuk yang diharapkan :

Terlaksananya paradigma sehat di setiap


lini pelayanankes. dan mengupayakan
agar :
• Orangsehat tetap sehatdan tidak
menjadi sakit
• Orang sakit menjadi sehat
• Orang sakit tidak menjadi lebih sakit
Dampak :
1. Promotif preventif merupakan aspek utama dalam setiap upaya kesehatan
(program PHBS, Kesling, Promkes, KIA, gizi & lainnya)
2. Meningkatnya kemampuan nakes dlm hal promotif–preventif

3
Sasaran :
Institusi kesehatan

Bentuk Perubahan yang diharapkan :


Penerapan standar mutu & standar tarif
dalam pelayanan kepada masyarakat

Dampak :
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan 2.
Berkompetisi lebih “fair” dlm soal mutu & tarif di
dalam memberikan pelayanan yg terbaik bagi
masyarakat

4
Sasaran :
Masyarakat

Bentuk Perubahan yang diharapkan :


Masyarakat harus merasa kesehatan adalah harta
berharga yang harus dijaga

Dampak :
1. Terlaksananya PHBS dikeluarga & Masyarakat
2. Masyarakat aktif sebagai kader dan terlaksananya kegiatan
pemberdayaan masyarakat (Posyandu, Poskesdes,
Posbindu, Desa Siaga dll)
Peningkatan Pelayanan Kesehatan

a. Peningkatan akses

1) Pemenuhan tenaga

2) Peningkatan sarana pelayanan primer

3) Pemenuhan prasarana pendukung

4) Inovasi pelayanan di terpencil & sangat


Terpencil
b. Peningkatan mutu

1) Penyediaan NSPK/SOP

2) Peningkatan kemampuan nakes

3) Program Dokter Layanan Primer

4) Program Akreditasi FKTP

c. Regionalisasi rujukan

1) Sistem Rujukan Regional dan Provinsi

COVID-19 | 2020
2) Sistem Rujukan Nasional
c. Penguatan dinkes kab/kota, provinsi
1) Sosialisasi
2) Advokasi
3) Capacity Building

e. Dukungan lintas sektor


1) Dukungan Regulasi
2) Dukungan Infrastruktur (transportasi, listrik, air, ko munikasi)
3) Dukungan pendanaa
JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN)

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan


Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah. Salah satu jaminan kesehatan nasional
adalah dengan adanya kartu indonesia sehat (KIS).
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
MASALAH DI INDONESIA
a. Faktor lingkungan
1)kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalah-masalah kesehatan).
2) Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.

b. factor perilaku dan gaya hidup masyarakat Indonesia


1)masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan membahayakan kesehatan mereka.
2) Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.

c. Faktor social ekonomi


1) Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia seagian besar masih rendah.
2)Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat belum merata ke sebagian penduduk
Indonesia.
3)Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan memprihatinkan.

d. Factor pelayanan kesehatan


1)Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi di indonsia yang belum mendapat
pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata.
2) Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.
Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN
KEBIJAKAN ERA OTONOMI

Konsep Dasar Sistem Pelayanan Kesehatan

Sistem layanan kesehatan dalam artian luas merupakan totalitas layanan


yang diberikan oleh semua disiplin kesehatan. Sistem layanan kesehatan
bertujuan memberikan perawatan bagi mereka yang sakit dan cedera (Kozier.
2010). Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Indonesia masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) sebagai pengelola kesehatan (Perpres 72, 2012).
Teori tentang sistem :
1)Input, merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah
sistem.seperti sistem pelayanan kesehatan.

2)Proses, suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang
di harapkan dari sebuah sistem tersebut,maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan
kesehatan

3)Output, hasil yang diperoleh dari sebuah proses,dalam sistem pelayanan kesehatanhasilnya dengan berupa
pelayanan kesehatan yang berkualitas,efektif dan efisien sehingga dapat dijangkau oleh setiap lapisan
masyarakatsehingga pasien sembuh dan sehat optimal.

4)Dampak , merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sebuah sistem,yang terjadi relatif lama waktunya.

5)Umpan balik , merupakan sebuah hasil yang sekaligus menjadi masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat
berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.

6)Lingkungan, semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana
dalam sistem pelayanan kesehatan,berupa lingkungan geografis,atau situasi kondisi sosial yang ada di
masyarakat seperti institusi di luar pelayanan kesehatan
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan :

1)Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama), Dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki
masalah kesehatan yang ringan.Sifat pelayanan kesehatan : pelayanan kesehatan dasar. Contoh : puskesmas,
balai kesehatan.
2) Secondary healthcare(pelayanan tingkat kedua), untuk klienyang membutuhkan
perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan pertama,rumah sakit yang tersedia
tenaga specialis.
3) Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat ke tiga), tingkat pelayanan tertinggi,membutuhkan
tenaga ahli atau subspecialis.

Syarat Pokok Pelayanan


a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat
adlah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan bersifat wajar, artinya tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
c. Mudah dicapai
d. Mudah dijangkau
e. Bermutu
Kebijakan Pelayanan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2009), kebijakan kesehatan merupakan pedoman


yang menjadi acuan bagi semua pelaku pembangunan kesehatan, baik
pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dengan memperhatikan kerangka
desentralisasi dan otonomi daerah.

Kebijakan palayanan kesehatan meliputi:


a. Public goods
b. privat goods
c. merit goods
Program yang Mendukung Kesehatan Masyarakat
a. Kota Layak Anak
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah sistem pembangunan berbasis hak anak melalui
pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang
terencana secara menyeluruh menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan
kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak. Yang bertujuan untuk:
1)Meningkatkan komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di kabupaten/kota dalam
upaya mewujudkan pembangunan yang peduli terhadap hak, kebutuhan dan kepentingan
terbaik bagi anak.
2)Mengintegrasikan potensi sumber daya manusia, keuangan, sarana, prasarana, metoda dan
teknologi yang ada pada pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di kabupaten/kota dalam
memenuhi hak-hak anak.
3)Mengimplementasikan kebijakan tumbuh kembang dan perlindungan anak melalui
perumusan strategi dan perencanaan pembangunan kabupaten/kota secara
menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan indikator KLA; dan

4)Memperkuat peran dan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan


pembangunan di bidang tumbuh kembang dan perlindungan anak.
b. Bina Keluarga Lansia (BKL)
Adalah satu program kegiatan di Lingkungan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) yang menitikberatkan pada pembinaan
lansia dan keluarga lansia.

b. BKR
Adalah wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai
remaja usia 10-24 tahun. Bina keluarga remaja mempunyai tujuan yaitu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota
keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
remaja, dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian
ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN 2012, h.24).
c. BPJS
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan
lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS
merupakan badan hukum nirlaba.
DESENTRALISASI
Undang-Undang No.22 tahun1999 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan
pengertian desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia Terkait dengan pengertiam tersebut, maka desentralisasi bidang kesehatan
juga penyerahan wewenang oleh pemerintah di bidang kesehatan kepada daerah
otonom, sebagaimana diamankan pada pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No.23
tahun1999 (Wahit,2013).
Manfaat atau Keuntungan Desentralisasi
1.Memungkinkan pengorganisasian pelayanan kesehatan agar lebih rasional dan terpadu dengan
dasar area geografis dan administrasi, terutama untuk pelayanan kesehatan primer;

2.Keterlibatan dan partisipasi pemerintah kabupaten atau kota akan lebih besar, terutama dalam
hal perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang mendasar dalam wilayah kerjanya;

3.Dapat menekan biaya dan duplikasi pelayanan kesehatan, terutama pada tingkat sekunder atau
tersier dengan cara melibatkan tanggungjawab masyarakat dalam wilayah kerjanya;

4.Kegiatan pelayanan kesehatan pemerintah, non pemerintah , dan swasta lebih terpadu;

5.Meringankan tugas-tugas ruti pemerintah pusat dalam hal perencanaan dam penentuan
kebijakan;

6.Kualitas program kesehatan akan meningkat dengan mengurangi kontol dari pusat, terutama
dalam hal administrasi;

7.Koordinasi lintas sector semakin baikdengan fasilator pemerintah kabupaten atau kota (Wahit,
2013).
Kendala Pelaksanaan Desentralisasi
1.Kekhawatiran pemerintah pusat akan kehilangan sumber keuangan dan pengaruh politik ;

2.Pemerintah pusat masih meragukan kemampuan administrative dan managemen daerah untuk dapat
bekerja secara efisien dan efektif.

3.Hambatan aspek keuangan (pembiayaan/pengangaran) di sebagian besar daerah di Indonesia;

4.Peentuan kebijakan serta ketenagakerjaan masih sangat bergantung pada pemerintahan pusat;

5.Adanya anggapan beberapa kabupaten/kota bahwa pelayanan kesehatan dapat dijadikan sebagai sumber
pendapatan asli daerah (PAD) bukan sebagai investasi, sehingga orientasinya masih pada profil atau material
yang dapat diraih dengan cepat;

6.Pemborosan dan inefisiensi dan di sector kesehatan, terutama di tingkat pengambil keputusan dalam
alokasi sumber daya yang mempengaruhi seluruh system kesehatan (Wahit,2013)
JAZAAKUNNALLAHU KHAYRAN

Anda mungkin juga menyukai