Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan yang ada di seluruh
bagian dunia dan juga sebagai salah satu faktor risiko utama pada penyakit
kardiovaskular. Hipertensi disebut sebagai penyakit yang tidak menular, karena
hipertensi tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak menular merupakan
penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan ke orang lain. Penyakit tidak menular
masih menjadi salah satu masalah dalam kesehatan yang menjadi perhatian di
Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya PTM secara umum disebabkan
oleh pola hidup setiap individu yang kurang memperhatikan kesehatan.
(Riskesdas, 2018)

Dapat diketahui, data yang ditujukan oleh WHO menujukkan bahwa ada
sekitar 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita
hipertensi, sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah
dan menengah, dan 46% orang dewasa dengan hipertensi tidak menyadari bahwa
mereka memiliki kondisi tersebut. (WHO, 2021)

Menurut data yang telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan,


hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga salah satu
penyebab kematian, dimana hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah
stroke. Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi
dan komplikasi. 333 juta dari 972 juta pengidap hipertensi berada di negara maju
dan sisanya berada di negara berkembang salah satunya Indonesia. (Pratama,
2016)

Prevelensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada


usia > 18 tahun sebesar 34,11% prevelensi tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar
2

44,13% , Jawa Barat sebesar 39,60% Kalimantan Timur sebesar 39,30% dan
Kalimantan Barat sebesar 29,4%.
Sedangkan pada provinsi Sumatera Utara berdasarkan hasil pengukuran
pada penduduk usia > 18 tahun pravalensi hipertensi yang ada di Sumatera Utara
29,19% artinya masih dikategorikan prevalesi yang cukup besar. (Riskesdas,
2018).

Yang menjadi faktor risiko meningkatkan peluang seseorang dapat


mengalami tekanan darah tinggi. Ada yang dapat diubah dan ada juga yang tidak
dapat diubah. Risiko yang tidak dapat diubah yaitu seperti faktor usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga danjuga genetic. Sedangkan faktor risiko yang dapat
diubah antara lain mengonsumsi tembakau, diet yang tinggi lemak, asupan garam
yang berlebih, meminum alkohol, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stress dan
penggunaan estrogen. (AHA, 2020)

Obesitas yaitu merupakan salah satu dari faktor risiko yang dapat
meningkatkan keparahan pada kasus tekanan darah tinggi. Ini dikarenakan adanya
massa tubuh yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk mencukupi yang dibutuhkan oleh oksigen dan
nutrisi ke sistem lain dalam tubuh. Obesitas juga dapat menaikan tekanan darah
dengan meningkatkan reabsorpsi pada natrium tubular pada ginjal, mengganggu
tekanan natriuresis, dan menyebabkan ekspansi volume melalui aktivasi sistem
saraf simpatetik dan renin-angiotensin aldosteron sistem dan dengan kompresi
fisik. Selain itu, pada penderita obesitas dan hipertensi, daya memompa jantung
dan sirkulasi darah lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang berat
badannya normal. (Amanda D, 2018)

Menurut Riskesdas pada tahun 2018 data prevalensi status gizi (IMT dan
Obesitas Sentral) pada penduduk dewasa umur > 18 tahun terdapat 39.252 kasus
di Sumatera Utara, sedangkan untuk Kota Medan sendiri terdapat 6.793 kasus,
diikuti dengan Deli Serdang sebanyak 6.020 kasus dan Langkat sebanyak 2.859
kasus obesitas. (Riskesdas SUMUT, 2018)
3

Banyak faktor risiko sebagai penyebab penyakit hipertensi.Adapun faktor


risiko terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas faktor risiko yang tidak dapat
diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis kelamin, dan umur) dan faktor risiko
yang dapat diubah seperti kegemukan atau obesitas, kurang olahraga atau aktivitas
fisik, merokok , konsumsi alkohol dan konsumsi garam (Sarumaha,2018).

Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali


lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring dengan
pertambahan usia, dan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
hipertensi lebih awal. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi, hal
ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Asupan garam yang
tinggi akan menyebabkan pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik yang
secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.Asupan garam antara 5-
15 gram perhari juga dapat meningkatkan prevalensi hipertensi sebesar 15-20%,
Kebiasan merokok berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun
mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti (Pramana,2016)

Dampak dari hipertensi bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan


kelainan yang fatal. Kelainan itu misalnya, kelainan pembuluh darah, jantung
(kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler
di otak atau lebih biasa disebut dengan stroke dan berakhir dengan kematian.
Hipertensi dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dan non-
farmakologi. Pengobatan farmakologi merupakan pengobatan menggunakan obat
anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah (Sarumaha,2018).

Berdasarkan uraian diatas menujukkan bahwa apabila hipertensi itu tidak


ditangani dengan baik maka akan menimbulkan kondisi yang dapat menjadi
berbahaya dan bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal
ginjal, stroke, dan gagal jantung dan beakhir dengan kematian. Maka dari itu perlu
4

dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat “Faktor-Faktor yang


mempengaruhi terjadinya Hipertensi di Puskesmas Medan Area”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa hipertensi


merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus segera ditangani melalui
manajemen faktor risikonya, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Apa saja faktor resiko hipertensi di Puskesmas Pasar Merah,
kecamatan Medan Kota Tahun 2022”?.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor- faktor


yang dapat mempengaruh penyebab hipertensi di Puskesmas Pasar Merah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor riwayat hipertensi yang mempengaruhi


penyebab hipertensi.
2. Menganalisis hubungan faktor usia yang mempengaruhi penyebab
hipertensi.
3. Menganalisis hubungan faktor jenis kelamin yang mempengaruhi
penyebab hipertensi.
4. Menganalisis hubungan faktor penyakit DM yang mempengaruhi
penyebab hipertensi.
5. Menganalisis hubungan faktor penyakit ginjal yang mempengaruhi
penyebab hipertensi.
6. Menganalisis hubungan faktor IMT yang mempengaruhi penyebab
hipertensi.
7. Menganalisis hubungan faktor kurangnya aktivitas fisik yang
mempengaruhi penyebab hipertensi.
5

8. Menganalisis hubungan faktor merokok yang mempengaruhi penyebab


hipertensi.
9. Menganalisis hubungan faktor pola makan yang mempengaruhi penyebab
hipertensi.
10. Menganalisis hubungan faktor alkohol yang mempengaruhi penyebab
hipertensi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa


tambahan informasi untuk:

1.4.1 Terapan
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pelayanan
kesehatan terutama di pada Puskesmas Pasar Merah Medan agar dapat
menigkatkan perencanaan program pelayanan kesehatan dalam penyedian
fasilitas dan layanan serta pengobatan.

2. Sebagai bahan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan


hipertensi untuk menekan kejadian hipertensi di Indonesia.

1.4.2 Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dapat


digunakan sebagai data dan sumber informasi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengembangan penelitian selanjutnya untuk dikembangkan agar dapat
lebih baik.
6

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018

World Health Organization . Hyperyension. Available from:


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertensio

Yonata, A. & Pratama, A. S. P. Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya


Stroke Ade. Majority, 5(3). 2016.

American Heart Association. What Is High Blood Pressure? Am Hear Assoc


[Internet]. 2020;1:3. Available from: https://www.heart.org/en/health- topics/high-
blood-pressure/understanding-blood-pressure-readings

Amanda D, Martini S. The Relationship between Demographical Characteristic


and Central Obesity with Hypertension. J Berk Epidemiol.2018;6(1):43.

Dinkes Provinsi Sumut. Hasil Riskesdas Sumatrera Utara. 2018

Kementrian Kesehatan RI. Indeks Massa Tubuh. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses
pada tanggal 06 November 2018. Available from:
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/bagaimana-cara-menghitung-imt-indeks-
massa-tubuh 6

Pramana,L.Y.D..faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi di


wilayah kerja puskesmas demak 11. 2016.semarang: http:lib.unimus.ac.id

Sarumaha, EK dan Diana, VE 2018, ‘Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada


Usia Dewasa Muda di UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam
Kabupaten Nias Selatan’, Jurnal Kesehatan Global, vol. 1, no.2, Mei 2018.
7

Anda mungkin juga menyukai