Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Masalah : Tetanus
Pokok Bahasan : Penanganan Tetanus
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Waktu : 15 Menit
Tanggal : 04 Oktober 2022
Tempat : Di ruangan Irina A Bawah

a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dapat mengerti
dan memahami tentang tetanus
b. Tuhuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan dapat
1. Mengetahui apa itu tetanus
2. Mengetahui penyebab tetanus
3. Mengetahui tanda dan gejala dari tetanus
4. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan dari tetanus
5. Mengetahui komplikasi dari tetanus
c. Metode dan Media
1. Metode yang digunkan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi
2. Media yang digunakan leaflet
d. Materi
1. Pengertian tetanus
2. Penyebab tetanus
3. Tanda dan gejala tetanus
4. Penatalaksanaan dan pencegahan dari tetanus
5. Komplikasi
e. Jadwal Kegiatan
No Komunikator Komunikan Waktu
Pra Interaksi :
1. Memberi salam dan Menjawab salam
memperkenalkan diri dan mendengarkan 5 menit
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
Isi :
3. Menjelaskan materi Mendengarkan
penyuluhan terkait tetanus
5 menit

4. Memberikan kesempatan Mengajukan


kepada komunikan untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang disampaikan
Penutup :
5. Menyimpulkan bersama- Menjawab
sama hasil kegiatan
6. penyuluhan Mendengarkan
5 Menit
Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam
7.

f. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
 Membuat SAP
 Kontrak Waktu
 Menyiapkan Peralatan : Peralatan atau media yang digunakan adalah
leaflet
    2. Evaluasi Proses
Peserta
 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai
 Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan.
Penyuluh
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
 Menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab

MATERI PENYULUHAN
1. Definisi

Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman


clostridium tetani yang dimanifestasikan dengan kejang otot secara proksimal
dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak
pada otot rangka. Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin,
suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Kuman Clostridium Tetani,
(Smeltzer, 2001).
2. Penyebab tetanus
Penyakit tetanus ini disebabkan oleh kuman Clostridium tetani, yang dapat
ditemukan pada permukaan tanah yang gembur dan lembab dan pada usus
halus dan feses hewan. Kuman ini bisa masuk melalui luka di kulit, spora yang
ada tersebar secara luas pada tanah dan karpet, serta dapat diisolasi pada
banyak feses binatang pada kuda, domba, sapi, anjing, kucing, marmot dan
ayam. Tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang mungkin mengandung
sejumlah besar spora, spora ini akan menjadi bentuk aktif kembali ketika
masuk ke dalam luka, dan dapat bertahan hidup bertahun-tahun jika tidak
terkena sinar matahari.
Penyebabnya tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga
melalui :
1) Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2) Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik.
3) Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
4) Penjahitan luka robek yang tidak steril
3. Tanda dan gejala tetanus
1) Kekakuan
 Rahang sulit dibuka
 Kaku otot wajah
 Kaku otot leher
 Kesulitan bicara
 Gangguan nafas
 Punggung menonjol kedepan, tungkai menjadi kaku dan
mengepal
2) Kejang
3) Disfungsi otonom
 Tekanan darah tidak normal
 Demam
 Penurunan fungsi jantung
 Pernafasan cepat
Kejang tetanus berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit.
Perjalanan tetanus pada penderita yang bertahan hidup dapat
berlangsung lama (1-2 bulan) dan cukup sulit. Kekakuan mungkin
mulai berkurang setelah 10-14 hari dan menghilang setelah 1-2 minggu
kemudian. Masa inkubasi bervariasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya
sekitar 8 hari. Pada umumnya tergantung pada lokasi dan jarak antara
luka dengan sistem saraf pusat, sehingga lokasi luka yang jauh dapat
menyebabkan masa inkubasi yang lebih lama. Masa inkubasi yang
pendek mempunyai angka kematian yang cukup tinggi.
Karekteristik dari tetanus
1) Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap
selama 5-7 hari.
2) Setelah 10 hari kejang mulai berkurang
3) Setelah 10 hari kejang mulai berkurang
4) Biasanya didahului dengan ketegangan otot terutama pada
rahang dan leher.
5) Rahang sulit dibuka
6) Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk
7) Spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke atas, sudut
mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat.
4. Penatalaksanaan dan Pencegahan
1) Penatalaksanaan tetanus
Secara umum, terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani,
menetralisirkan peredaran toksin, mencegah spasme otot dan
memberikan bantuan pernafasan sampai pulih
 Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa:
membersihkan luka, membuang benda asing dalam luka. Dalam
hal ini penatalaksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1-2
jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika
 Pemberian oksigen bila terjadi sesak napas
 Mecegah terjadinya kematian terutama akibat komplikasi, gagal
napas secara spontan, meringkankan keadaan penderita,
mengurangi dan menangani komplikasi dan menetralkan toksin
yang masih dapat dicapai, mengobati luka pemicu, dan
mencegah relaps (kekambuhan).
2) Pencegahan tetanus
 Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan yaitu DPT pada
usia 3, 4 dan 5 bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian
selanjutnya tiap 2-3 tahun. Ibu hamil mendapatkan suntikan TT
(Tetanus Toxoid) minimal 2x.
 Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di buka secara lebar
dan dibersihkan dengan cara aseptic
 Pemberian Anti tetanus
 Bila luka berat berikan perawatan selama 2-3 hari
5. Komplikasi
 Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva)
didalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya gangguan
pernapasan seperti batuk dan kesulitan bernapas
 ekakuaan otot-otot pernafasan sehingga pengembangan paru tidak dapat
berfungsi dengan baik
 Bocornya paru-paru karena penyumbatan oleh secret, hal ini dapat
terjadi karena seseorang dengan tetanus akan mengalami trismus (mulut
terkunci) sehingga klien tidak dapat mengeluarkan sekret yang
menumpuk di tenggorokan ataupun menelannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sabiston. 2001. Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit EGC


Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai