I. PENGANTAR
Masalah : Sistem Pendengaran atau Sistem Sensorineural
Pokok Bahasan : OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien (An. F dan Keluarga)
Hari / tanggal : Selasa , 19 September 2017
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik THT
Penyuluh : Chandra Anggara
V. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan Keluarga dapat mengajukan
pertanyaan setelah penyampain materi selesai.
VI. MATERI
Terlampir
VII. MEDIA
Leaflet
IX. EVALUASI
A. Pengertian OMA
Otitis Media Akut adalah infeksi pada telinga bagian tengah. Otitis media akut sering
dijumpai pada anak-anak. Biasanya anak mengeluhkan nyeri disertai penurunan pendegaran.
Telinga sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga
luar meliputi area dari daun telinga hingga gendang telinga. Telinga tengah meliputi area dari
gendang telinga dan tulang-tulang telinga. Telinga dalam terletak paling dalam yang meliputi
ujung-ujung saraf pendengaran dan organ rumah siput.
B. Etiologi
Penyebab dari otitis media akut adalah bakteri dan virus. Virus ditemukan sebagai
penyebab sekitar 25% kasus. Sedangkan bakteri merupakan penyebab utama otitis media akut.
Bakteri penyebab tersering adalah bakteri Streptococcus yang juga merupakan bakteri utama
penyebab batuk dan infeksi saluran napas.
Hampir semua kasus otitis media akut terjadi didahului oleh infeksi tenggorokan (batuk,
pilek, sakit menelan). Bakteri atau virus penyebab infeksi tenggorokan tersebut selanjutnya
masuk ke telinga tengah melalui saluran eustachius. Selanjutnya bakteri atau virus tersebut
menyebabkan peradangan di saluran eustachius dan menyebabkan saluran membengkak dan
tersumbat.
Selanjutnya, bakteri dan virus dapat menghasilkan nanah di dalam telinga tengah. Nanah
tersebut tidak dapat keluar karena saluran eustachius yang tersumbat. Semakin banyak nanah dan
lendir yang terperangkap di telinga tengah menyebabkan penekanan ke gendang telinga.
Akibatnya, penderita akan merasakan nyeri, demam, dan penurunan fungsi pendegaran. Jika
dibiarkan, gendang telinga dapat robek.
C. PATOFISIOLOGI
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali
pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran
timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba
eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada
submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan
transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi
bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan
virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap
2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39,50oC,
gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang menonjol.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan
akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek)
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat,
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang
belum dapat bicara
8. Anoreksia (umum)
9. Limfadenopati servikal anterior
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani
3. Kultur dan uji sensitifitas; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari
telinga tengah melalui membrane timpani).
F. KOMPLIKASI
1. Sakit kepala
2. Tuli yang terjadi secara mendadak
3. Vertigo (perasaan berputar)
4. Demam dan menggigil
G. PENATALAKSANAAN
Penderita otitis media akut diobati dengan pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri
penyebab. Selain itu, penderita juga diberikan obat antidemam dan obat untuk mengurangi rasa
nyeri. Jika penderita juga mengalami infeksi tenggorokan, termasuk pilek, batuk, maka harus
diobati juga. Penderita juga dianjurkan untuk tidak berenang dan berpergian dengan pesawat
dahulu.
Pada otitis media akut yang kronik di mana pada pemeriksaan diduga telah terjadi
penimbunan nanah di telinga tengah, dapat dilakukan tindakan timpanosentesis dan miringotomi.
Kedua tindakan tersebut prinsipnya adalah membuat lubang kecil di gendang telinga agar nanah
yang terjebak di telinga tengah dapat keluar. Hal ini akan membantu mengurangi rasa nyeri,
memperbaiki fungsi pendengaran. Lubang pada gendang telinga tersebut nantinya akan menutup
kembali dengan sendirinya.
H. PENCEGAHAN
DAFTAR PUSTAKA