Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA AKUT

DOWNLOAD MAKALAH
LINK:
http://www.ziddu.com/download/17395703/OTITISMEDIAAKUT.doc.html

DOWNLOAD WOC
LINK: http://www.ziddu.com/download/17395704/WocOMA.doc.html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya adalah
diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15 tahun. Ada 3 ( tiga
) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu : Otitis Media Akut, Otitis
Media Serosa (Otitis media dengan efusi), Otitis Media Kronik.
Pada makalah ini akan dijelaskan Otitis media akut dan bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien dengan Otitis media akut.
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga
tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba
eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi
jaringan disekitarnya atau reaksi alergik.
1.2 Rumusan Masalah
 Tinjauan Teoritis Otitis media
 Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Otitis media akut berdasarkan
NANDA, NOC, dan NIC
1.3 Tujuan
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tinjauan teoritis Otitis Media
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Otitis Media Akut berdasarkan NANDA, NOC dan NIC.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS OTITIS MEDIA AKUT
2.1 Defenisi
Otitis mediaakut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). Otitis media akut adalah keadaan dimana
terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi.
Yang paling sering terlihat ialah :
 Otitis media viral akut
 Otitis media bakterial akut
 Otitis media nekrotik akut
2.2 Etiologi
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga
tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba
eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi
jaringan disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis
alergika). Bakteri yang umum ditemukan adalah bakteri piogenik seperti streptococcus
haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia
coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
2.3 Patofisiologi
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali
pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan
membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada
mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh
hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan
transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap
infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh
pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan
sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
 Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat
dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative
pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami
perforasi.
 Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani
 Keluhan nyeri telinga ( otalgia )
 Demam
 Anoreksia
 Limfadenopati servikal anterior
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
 Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
 Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani
 Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari
telinga tengah melalui membrane timpani).
2.6 Penatalaksanaan Medis
Hasil penatalaksanaan otitis media bergantung pada efektifitas terapi ( e.g : dosis
antibiotika oral yang diresepkan dan durasi terapi ), virulensi bakteri, dan status fisik klien.
Antibiotik dapat digunakan untuk otitis media akut. Pilihan pertama adalah Amoksisilin;
pilihan kedua – digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksisilin –
adalah amoksisilin dengan klavulanat (Augmentin ; sefalosporin generasi kedua), atau
trimetoprin sulfametoksazol. Pada klien yang alergi penisilin, dapat diberikan eritronmisin
dan sulfonamide atau trimetoprim – sulfa.
2.7 Komplikasi
 Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi menjadi sangat umum.
 Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya
selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.
 Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,
termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.
 Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak diobati.
 Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
permanen.
 Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran anak
serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
 Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama 3
bulan atau lebih.
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
a. Anamnesa
Nama klien, No. Rek. Media, Usia (Otitis media sering dijumpai pada anak – anak di bawah
usia 15 tahun), Tinggi dan berat badan, Tanggal dan waktu kedatangan, Orang yang dapat
dihubungi.
b. Keluhan Utama : Menanakan alasan klien berobat ke rumah sakit dan menanyakan apa
saja keluhan yang ia rasakan.
c. Riwayat Kesehatan Dulu : menanyakan apakah klien pernah mengalami otitis media
sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga : menanyakan apakah ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit ini sebelumnya
e. Riwayat penyakit sekarang : tanyakan pada klien gejala-gejala apa saja yang
dirasakannya saat ini.
f. Pengkajian pola Fungsional Gordon
 Pola Persepsi – Manajemen Kesehatan
- Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien
langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu
aktivitas pasien.
- Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik,
antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan
antispasmotik dan obat anti-parkinson.
- Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien
 Pola Nutrisi – Metabolik
- Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
- Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
- Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
- Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang
mengandung vitamin antioksidant
 Pola Eliminasi
- Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
- Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
- Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk
miksi dan defekasi.
 Pola Aktivitas – Latihan
- Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. Klien akan
mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam beraktivitas sehubungan dengan luas lapang
pandangnya yang berkurang dan kekeruhan pada matanya akibat dari glaukoma yang
dideritanya.
- Kekuatan Otot : Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang
terganggu adalah pendengarannya.
- Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
 Pola Istirahat - Tidur
- Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
- Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan
dengan gangguan pada telinganya
- Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
 Pola Kognitif - Persepsi
- Kaji status mental klien
- Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu
- Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi
penyebab kecemasan klien
- Pendengaran : menuru karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang
normalnya adalah steril.
- Penglihatan : Baik, biasanya klien yang mengalami gangguan pendengaran, tidak
berpengaruh terhadap penglihatannya.
- Kaji apakah klien mengalami vertigo
- Kaji nyeri : Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /
berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
 Pola Persepsi Dan Konsep Diri
- Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian
yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
- Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
- Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
 Pola Peran Hubungan
- Tanyakan apa pekerjaan pasien
- Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
- Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
 Pola Seksualitas/Reproduksi
- Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
- Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan
menopause
- Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan
seks
 Pola Koping-Toleransi Stres
- Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
- Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya
(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau
klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
 Pola Keyakinan-Nilai
- Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta
seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya
lebih berfikiran positif.
g. Pemeriksaan Fisik
 Tanda – tanda vital : ukur suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
 Kaji adanya perilaku nyeri verbal dan non verbal
 Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher
 Kaji kemungkinan tuli
 Pemeriksaan fisik dilakukan dari hair to toe dan berurutan berdasarkan system.
3.2 Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA, NOC dan NIC
NANDA NOC NIC
1. Nyeri akut  Tingkat kenyamanan  Manajemen nyeri
Definisi : SeranganIndikator: Aktivitas :
mendadak atau perlahan Melaporkan kondisi fisik
 Kaji tipe intensitas,
dari intensitas ringan yang membaik karakteristik dan lokasi nyeri
sampai berat yang di Melaporkan kondisi
 Kaji tingkatan skala nyeri
antisipasi atau psikologis yang untuk menentukan dosis
diprediksi durasi nyeri membaik analgesik
kurang dari 6 bulan  Mengekspresikan
 Anjurkan istirahat ditempat
Batasan karakteristik kegembiraan terhadap tidur dalam ruangan yang
 peningkatan tekanan lingkungan sekitar tenang
intra okuler (TIO) yang Mengekspresikan
 Atur sikap fowler 300 atau
ditandai dengan mual kepuasan dengan control dalam posisi nyaman.
dan muntah. nyeri  Ajarkan klien teknik
 Adanya laporan nyeri Kontrol Nyeri relaksasai dan nafas dalam
secara verbal dan nonIndikator:  Anjurkan klien menggunakan
verbal  Mengenal factor mekanism koping yang baik
 Nafsu makan menurun penyebab disaat nyeri terjadi
 Mual, muntah  Mengenal serangan nyeri Hindari mual, muntah karena
 Mengenal gejala nyeri ini akan meningkatkan TIO
 Melaporkan  Alihkan perhatian pada hal-
control
nyeri hal yang menyenangkan
 Tingkat Nyeri  Hilangkan atau kurangi
Indikator: sumber nyeri
 Melaporkan nyeri  Pemberian analgesik
 Frekuensi nyeri  Berikan analgesik sesuai
 Ekspresi wajah karena order dokter.
nyeri  Perhatikan resep obat, nama
 Perubahan tanda-tanda pasien, dosis dan rute
vital pemberian secara benar
sebelum pemberian obat.

2. Gangguan persepsi Kompensasi Tingkah  Peningkatan Komunikasi:


sensori-perseptual Laku Pendengaran Defisit Pendengaran
pendengaran Indikator: Aktivitas:
 Pantau gejala kerusakan Janjikan untuk
pendengaran mempermudah pemeriksaan
 Menggunakan layananan pendengaran sebagaimana
pendukung untuk mestinya
pendegaran yang lemah Memfasilitasi penggunaan
 Menghilangkan alat bantu sewajarnya
gangguan  Beritahu pasien bahwa suara
 Menggunakan bahasa akan terdengar berbeda
isarat dengan memakai alat bantu
 Membaca gerakan bibir  Jaga kebersihan alat bantu
 Memperoleh alat bantu  periksa secara rutin baterai
pendengaran alat bantu
 Mengingatkan yang lain  Mendengar dengan penuh
untuk menggunakan perhatian
teknik yang  Menahan diri dari berteriak
menguntungkan pada pasien yang mengalami
pendengaran gangguan komunikasi
 Memakai alat bantu  Memfasilitasi lokasi
pendengaran (misal, penggunaan alat bantu
lampu pada telepon,  Memfasilitasi letak telepon
alarm kebakarab, bel bagi gangguan pendengaran
pintu, TDD sebagaimana mestinya
 Menggunakan alat bantu  Pembentukan kognisi
dengar dengan benar Aktivitas:
 Gambaran tubuh  Bantu pasien untuk
Indikator: menerima kenyataan bahwa
 Gambaran internal statemen diri berada di
 Pribadi tengah-tengah timbulnya
 Sesuai antara kenyataan, emosi
ideal, dan perilaku tubuh Bantu pasien memahami
 Deskripsi pada bagian akan ketidakmapuannya
tubuh yang terkena untuk menggapai perilaku
dampak yang diinginkan sering
 Menyesuaikan diri disebabkan oleh statemen
dengan berubahnya diri yang tidak masuk akal
penampilan pisik  Tunjukkan bentuk-bentuk
 Menyesuaikan diri kelainan fungsi berpikir
dengan berubahnya (misal, pikiran yang
fungsi tubuh bertentangan, terlalu banyak
 Menyesuaikan diri menggeneralisasi,
dengan berubahnnya penguatan, dan
status kesehata personalisasi)
 Kesediaan untuk Bantu pasien mengenali
menggunakan strategi emosi yang menyakitkan
untuk meningkatkan yang ia rasakan
penampilan dan fungsi Bantu pasien mengenal
tubuh pemicu yang diterima (misal,
situasi, kejadian, dan
interaksi dengan orang lain)
yang membuat stress
 Bantu pasien untuk mengenal
interpretasi pribadi yang
salah mengeni faktor pemicu
yang diterima
 Bantu pasien untuk
mengganti interpretasi yang
salah dengan yang lebih
realistis berdasarkan situasi
yang membuat stres,
kejadian, dan interaksi
BAB IV
KASUS
Seorang wanita (Ny. R) berusia 35 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga
kanan terasa nyeri dan penuh. Pada saat berobat pendengarannya pada telinga kanan juga
berkurang. Oleh pasien telinganya coba dibersihkan dengan menggunakan cotton bud, tapi
tidak terdapat kotoran. Pasien memiliki riwayat sebelum terdapat keluhan pada telinganya
terdapat nyeri tenggorokan terutama saat menelan, dan keluhan yang dideritanya tersebut
tidak pernah diobati, sehingga terjadi cukup lama.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, dan compos mentis, serta gizi
cukup, vital sign dengan nadi teratur dalam batas normal, respirasi teratur dalam batas
normal, suhu 37,3 derajat celcius. Sedangkan status lokalis dari didapatkan pada aurikula
dextra membran timpani tampak hiperemis dengan pembuluh darah yang tampak jelas
dan edem.
4.1 Pengkajian Kasus
 Data demografi
Nama: Ny. R
Umur: 35 tahun
Jenis kelamin: perempuan
 Data subjektif:
Klien mengeluh telinga kanan terasa nyeri dan penuh. Klien mengatakan bahwa ia mecoba
membersihkan telinganya dengan menggunakan cotton bud, tapi tidak terdapat kotoran.
 Data Objektif:
Pada saat berobat pendengarannya pada telinga kanan juga berkurang.

.
 Riwayat kesehatan klien
 Riwayat kesehatan sekarang : keluhan telinga kanan terasa nyeri dan penuh. Pada saat
berobat pendengarannya pada telinga kanan juga berkurang
 Riwayat kesehatan dahulu : nyeri tenggorokan terutama saat menelan (faringitis)
 Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan apakah anggota keluarga menderita penyakit
keturunan
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum baik, dan compos mentis
 Gizi cukup
 TTV: nadi teratur dalam batas normal, respirasi teratur dalam batas normal, suhu 37,3
derajat celcius
 Status lokalis dari didapatkan pada aurikula dextra membran timpani tampak hiperemis
dengan pembuluh darah yang tampak jelas dan edem.
 Pengobatan/penatalaksanaan/pendidikan kesehatan
Penatalaksanaan yang diberikan adalah berupa edukasi agar pasien menghindari minum es
untuk mencegah terjadinya batuk pilek yang dapat memperparah penyakit yang
dideritanya, dan jangan mengkorek-korek telinga untuk mencegah terdorongnya serumen
yang dapat memperparah infeksi, kemudian diberikan antibiotik berupa amoksisilin
sediaan 500 mg yang diminum 3 kali sehari dengan jeda waktu 8 jam, dan untuk
mengurangi nyeri diberikan analgetik asam mefenamat sediaan 500 mg hanya diminum
bila nyeri saja.
 Pola Fungsional Gordon
 Pola manajemen dan persepsi kesehatan
Ketika mengalami gejala awal penyakit, klien tidak langsung berobat ke dokter melainkan
hanya membersihkan telinganya dengan menggunakan cotton bud sehingga penyakit otitis
media akut muncul.
 Pola Nutrisi metabolisme
Klien sebelumnya mengalami riwayat nyeri tenggorokan terutama saat menelan, namun
pada pemeriksaan status gizi klien baik.
 Pola Eliminasi
- Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
- Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
- Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk
miksi dan defekasi.
 Pola aktivitas
Klien akan mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam beraktivitas sehubungan dengan
berkurangnya fungsi telinga kanan, nyeri dan telinga yang terasa penuh.
 Pola Istirahat tidur
Di kasus tidak digambarkan bagaimana pola tidur klien. Biasanya pada saat bangun tidur
klien merasakan ketidaknyamanan karena telinga yang terasa penuh.
 Pola kognitif persepsi
Dengan terganggunya fungsi pendengaran klien maka komunikasi klien juga ikut
terganggu. Kaji lagi bagaimana fungsi indra klien yang lain.
 Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dengan konsep dirinya sehubungan dengan
menurunnya fungsi pendengaran. Biasanya klien akan merasa minder karena
terganggunya komunikasi.
 Pola peran dan hubungan
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien.
 Pola seksualitas dan reproduksi
- Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
- Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan
menopause
- Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan
seks
 Pola koping atau toleransi stress
- Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
- Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya
(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau
klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
 Pola Keyakinan-Nilai
- Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta
seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya
lebih berfikiran positif.
4.2 Asuhan Keperawatan Kasus

NANDA NOC NIC


1. Nyeri akut  Tingkat kenyamanan  Manajemen nyeri
DS: Klien mengeluhIndikator: Aktivitas :
nyeri pada telinga kanan  Melaporkan kondisi fisik
 Kaji tipe intensitas,
DO: Sedangkan status yang membaik karakteristik dan lokasi nyeri
lokalis dari didapatkan Melaporkan kondisi
 Kaji tingkatan skala nyeri
pada aurikula dextra psikologis yang untuk menentukan dosis
membran timpani membaik analgesik
tampak hiperemis Mengekspresikan
 Anjurkan istirahat ditempat
dengan pembuluh darah kegembiraan terhadap tidur dalam ruangan yang
yang tampak jelas dan lingkungan sekitar tenang
edem.  Mengekspresikan
 Atur sikap fowler 300 atau
kepuasan dengan control dalam posisi nyaman.
nyeri  Ajarkan klien teknik
 Kontrol Nyeri relaksasai dan nafas dalam
Indikator:  Anjurkan klien menggunakan
 Mengenal factor mekanism koping yang baik
disaat nyeri terjadi
penyebab  Hindari mual, muntah karena
 Mengenal serangan nyeri ini akan meningkatkan TIO
 Mengenal gejala nyeri  Alihkan perhatian pada hal-
 Melaporkan control hal yang menyenangkan
nyeri  Hilangkan atau kurangi
 Tingkat Nyeri sumber nyeri
Indikator:  Pemberian analgesik
 Melaporkan nyeri  Berikan analgesik sesuai
 Frekuensi nyeri order dokter.
 Ekspresi wajah karena
 Perhatikan resep obat, nama
nyeri pasien, dosis dan rute
 Perubahan tanda-tanda pemberian secara benar
vital sebelum pemberian obat.

2. Gangguan persepsi Kompensasi Tingkah  Peningkatan Komunikasi:


sensori-perseptual Laku Pendengaran Defisit Pendengaran
pendengaran Indikator: Aktivitas:
DS: klien mengeluh Pantau gejala kerusakan Janjikan untuk
berkurangnya fungsi pendengaran mempermudah pemeriksaan
pendengaran pada Menggunakan layananan pendengaran sebagaimana
telinga kanan pendukung untuk mestinya
pendegaran yang lemah Memfasilitasi penggunaan
 Menghilangkan alat bantu sewajarnya
gangguan  Beritahu pasien bahwa suara
 Menggunakan bahasa akan terdengar berbeda
isarat dengan memakai alat bantu
 Membaca gerakan bibir  Jaga kebersihan alat bantu
 Memperoleh alat bantu  periksa secara rutin baterai
pendengaran alat bantu
 Mengingatkan yang lain  Mendengar dengan penuh
untuk menggunakan perhatian
teknik yang  Menahan diri dari berteriak
menguntungkan pada pasien yang mengalami
pendengaran gangguan komunikasi
 Memakai alat bantu  Memfasilitasi lokasi
pendengaran (misal, penggunaan alat bantu
lampu pada telepon,  Memfasilitasi letak telepon
alarm kebakarab, bel bagi gangguan pendengaran
pintu, TDD sebagaimana mestinya
 Menggunakan alat bantu  Pembentukan kognisi
dengar dengan benar Aktivitas:
 Gambaran tubuh  Bantu pasien untuk
Indikator: menerima kenyataan bahwa
 Gambaran internal statemen diri berada di
 Pribadi tengah-tengah timbulnya
 Sesuai antara kenyataan, emosi
ideal, dan perilaku tubuh Bantu pasien memahami
 Deskripsi pada bagian akan ketidakmapuannya
tubuh yang terkena untuk menggapai perilaku
dampak yang diinginkan sering
 Menyesuaikan diri disebabkan oleh statemen
dengan berubahnya diri yang tidak masuk akal
penampilan pisik  Tunjukkan bentuk-bentuk
 Menyesuaikan diri kelainan fungsi berpikir
dengan berubahnya (misal, pikiran yang
fungsi tubuh bertentangan, terlalu banyak
 Menyesuaikan diri menggeneralisasi,
dengan berubahnnya penguatan, dan
status kesehata personalisasi)
 Kesediaan untuk Bantu pasien mengenali
menggunakan strategi emosi yang menyakitkan
untuk meningkatkan yang ia rasakan
penampilan dan fungsi Bantu pasien mengenal
tubuh pemicu yang diterima (misal,
situasi, kejadian, dan
interaksi dengan orang lain)
yang membuat stress
 Bantu pasien untuk mengenal
interpretasi pribadi yang
salah mengeni faktor pemicu
yang diterima
 Bantu pasien untuk
mengganti interpretasi yang
salah dengan yang lebih
realistis berdasarkan situasi
yang membuat stres,
kejadian, dan interaksi
You might also like:
 ASUHAN KEPERAWATAN SYOK NEUROGENIK
 ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA SYOK KARDIOGENIK
 NYERI PADA PASIEN GAWAT DARURAT
 ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWADARURATAN PADA SYOK HIPOVOLEMIK
Linkwithin

Diposting oleh Cicilia Uzumaki di 05.26


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ASUHAN KEPERAWATAN, KEPERAWATAN DEWASA 3
Reaksi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Search Here!!!

welcome

Get Your Own Hi5 Scroller Here

Seuntai Kisah

Cicilia Uzumaki
Just be MySelf....!!!!!!
Lihat profil lengkapku

FoLLoWww My BloG...
All about....

Pimp-My-Profile.com - Build a Slideshow

BanGeuD's Time
Virtual Pet Cat for Myspace

cReate yOuR Own Message AnimatiOn

Sosok Yg Kan Slalu dirinDukan

Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat
dan aku penyambung lidah rakyat. [Menggali api Pancasila, hlm. 11] Seringkali aku merasakan
badanku seperti akan lemas, nafasku akan berhenti, apabila aku tidak bisa keluar dan bersatu
dengan rakyat jelata yang melahirkanku. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 13 ]
Jendela UzuMaKi BanGeud...
GO...GO...GO...TIMNAS!!
My Visitors
Daftar Tamu
Label
 2PM (1)
 ASUHAN KEPERAWATAN (73)
 B1A4 (5)
 B2ST/BEAST (39)
 BIGBANG (23)
 C.N BLUE (7)
 CERITA LUCU (6)
 DAVID ARCHULETA (17)
 DISASTER NURSING (8)
 DOWNLOAD IMAGES (4)
 DOWNLOAD MP3 (38)
 EMINEM (4)
 FAKTA UNIK DAN AMAZING (4)
 GARUDA DI DADAKU (11)
 GREEN DAY (7)
 HEALTHY (3)
 ILMU DASAR KEPERAWATAN 5 (9)
 ILMU DASAR KEPERAWATAN 6 (15)
 ILMU DASAR KEPERAWATAN 7 (5)
 IMAGES : BIGBANG (2)
 IMAGES : SUPER JUNIOR (22)
 JASON MIRAZ (1)
 JESSE MCCARTNEY (3)
 KEPERAWATAN ANAK (10)
 KEPERAWATAN DEWASA 1 (18)
 KEPERAWATAN DEWASA 2 (15)
 KEPERAWATAN DEWASA 3 (20)
 KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (23)
 KEPERAWATAN JIWA (16)
 KETERAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN (10)
 KISAH ABU NAWAS (34)
 KISAH HIKMAH (16)
 KOLEKSI KOMIK: CANDY-CANDY (3)
 KOLEKSI KOMIK: DEATH NOTE (1)
 LIRIK (49)
 MAHER ZAIN (6)
 MANAJEMEN KEPERAWATAN (2)
 MY CHEMICAL ROMANCE (15)
 NANDA NOC NIC (33)
 NARUTO (3)
 NURSING CARE PATIENT WITH NAPZA HIV/AIDS (2)
 NURSING INFORMATIK (2)
 ONE REPUBLICK (1)
 OST GOD OF STUDY (2)
 OST YOU'RE BEAUTIFUL (7)
 PATIENT SAFETY (3)
 PENDIDIKAN KESEHATAN (8)
 SAINS (2)
 SEAMO (1)
 SEHAT-SAKIT (1)
 SEJARAH HIDUP NABI MUHAMMAD SAW ( Muhammad Husain Haekal) (14)
 SUPER JUNIOR (16)

Ada kesalahan di dalam gadget ini

ThaNkZ...
[Tutup]

WasSaLam...

Anda mungkin juga menyukai