Anda di halaman 1dari 22

CONTOH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada balita di RT 09 RW 10 kelurahan Tanah Abang pada
tanggal 20 Juli 2021. Populasi pada pengkajian ini menggunakan total sampel
balita umur 0 sampai 5 tahun yang berjumlah 12 orang. Pengkajian dilakukan
dengan menggunakan metode pengisian kuesioner, wawancara, observasi, dan
pemeriksaan (BB, TB, dan HB). Wawancara dilakukan terhadap ibu balita.

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian berupa data kualitatif dan kuantitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berisi kuisioner tentang risiko
anemia pada remaja putri di SMP Harapan Bangsa sedangkan data kualitatif
diperoleh melalui wawancara. Data yang diperoleh dari hasil pengkajian adalah
sebagai berikut:

Tabel 1. distribusi frekwensi jumlah balita sesuai rentang umur (n: 12)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 ≤3 49 65,33
2 >3 26 34,67
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswa Program S1 Keperawatan Kelas B STIKES
JAYAKARTA Tahu 2021
Distribusi frekuensi jumlah saudara dalam keluarga terbanyak berjumlah ≤
3 yaitu 49 orang (65,33%), meskipun terdapat 26 orang (34,67%)
berjumlah > 3 orang.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Siswi SMP Harapan Bangsa
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Pedagang 6 8%
2 Pegawai Swasta 11 14,67 %
3 Wiraswasta 15 20 %
4 Buruh 21 28%
5 PNS 2 2,66 %
6 Lainnya (Ibu Rumah Tangga) 20 26,67%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Pekerjaan orang tua dari siswi SMP Harapan Bangsa sebagian besar yaitu
21 orang (28%) adalah buruh. Pekerjaan akan menimbulkan dampak
tersendiri pada pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam keluarga.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu dari Siswi SMP Harapan Bangsa,
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 SD 21 28%
2 SMP 25 33,33%
3 SMA 29 38,67%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Orang tua (ibu) dari siswi-siswi SMP Harapan Bangsa 21 orang (28%)
berpendidikan SD, hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi anaknya.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kadar HB Siswi SMP Harapan Bangsa,


Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 <12 gr/dl 24 32 %
2 ≥12 gr/dl 51 68 %
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Hasil pemeriksaan kadar Hb ≥ 12gr/dl sebanyak 51 (68%) dan 24 orang
(32%) memiliki kadar Hb < 12 gr/dl. Kadar Hb mempengaruhi kesehatan
remaja putri, kadar Hb yang rendah akan menimbulkan remaja sulit
berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun, aktifitas fisik menurun,
dan sering sakit. Rendahnya kadar Hb pada remaja putri dipengaruhi oleh
gaya hidup/perilaku, tidak mengkonsumsi tablet zat besi secara rutin pada
saat menstruasi, dan komposisi makanan yang tidak seimbang.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Keluhan yang Dirasakan Siswi SMP Harapan
Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Tidak Ada Keluhan 35 46,67 %
2 Ada Keluhan 40 53,33 %
Total 75 100 %
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Frekuensi keluhan yang dialami remaja putri berupa mudah letih, merasa
lemah, lesu, cepat lelah, dan cepat mengantuk dialami oleh 40 orang
(53,33%) sedangkan sebanyak 35 orang (46,67%) remaja putri tidak
mengalami keluhan tersebut. Keluhan yang dialami tersebut merupakan
indikasi terjadinya resiko anemia pada remaja putri

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Makan Siswi SMP Harapan Bangsa


Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 1 Kali 6 8%
2 2 Kali 30 40 %
3 3 Kali 23 30,67 %
4 Tidak Tentu 16 21,33 %
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Frekuensi makan sebagian besar remaja adalah 2 kali sebanyak 30 orang
(40 %). Hal ini bagus mengingat kondisi remaja masih dalam masa
pertubuhan dan perkembangan sehingga membutuhkan nutrisi yang baik.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi IMT Siswi SMP Harapan Bangsa


Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 < 18,5 (BB Kurang) 53 70,67%
2 18,5 - 22,9 (BB Normal) 14 18,67%
3 23 - 24,9 (Beresiko Obesitas) 5 6,67%
4 25 - 29,9 (Obesitas I) 3 4%
5 > 30 (Obesitas II)
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Frekuensi terbesar IMT remaja putri berada pada kategori kurus berjumlah
53 orang (70,67%). Penurunan berat badan yang terjadi dapat menjadi
salah satu indikator status nutrisi yang tidak baik.

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Menstruasi pada Siswi SMP Harapan Bangsa


Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Menstruasi 63 84%
2 Belum Menstruasi 12 16%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa 63 orang (84%) sudah mengalami menstruasi.
Kekurangan nutrisi pada saat menstruasi dapat menjadi salah satu
penyebab remaja putri berisiko mengalami anemia.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Diet yang dilakukan Siswi SMP Harapan Bangsa
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Diet 62 82,67%
2 Tidak Diet 13 17,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa 62 orang (82,67%) melakukan diet penurunan
BB untuk menjaga bentuk tubuh supaya tetap langsing. Hal ini, dapat
menyebabkan remaja putri mengalami status nutrisi yang kurang baik yang
dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Namun masih
terdapat 13 orang (17,33%) yang tidak melakukan diet.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mengkonsumsi Sayuran Hijau pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Mengkonsumsi 35 46,67%
2 Tidak Mengkonsumsi 40 53,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa 40 orang (53,33%) tidak memiliki kebiasaan
mengkonsumsi sayuran hijau. Hal ini, dapat menyebabkan remaja putri
berisiko mengalami anemia. Namun demikian masih terdapat 35 orang
(46,67%) yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayuran hijau.

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mengkonsumsi Protein Hewani pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Mengkonsumsi 38 50,67%
2 Tidak Mengkonsumsi 37 49,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa 37 orang (49,33%) tidak memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani. Hal ini, dapat
menyebabkan remaja putri berisiko mengalami anemia.

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mengkonsumsi Buah-Buahan


pada Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Mengkonsumsi 35 46,67%
2 Tidak Mengkonsumsi 40 53,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa 40 orang (53,33%) tidak memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani.buah-buahan
yang mengandung Vit C. Hal ini merupakan kebiasaan yang kurang baik
karena dapat menyebabkan remaja putri berisiko mengalami anemia.

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kabiasaan Minum Air Teh setelah mengkonsumsi


Fe Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ya 44 58,67%
2 Tidak 31 41,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
IRemaja putri yang memiliki kebiasaan minum air teh setelah
mengkonsumsi Fe sebanyak 44 orang (58,67%), Kebiasaan ini merupakan
kebiasaan yang kurang baik karena mengkonsumsi Fe dengan air teh dapat
menghambat penyerapan Fe ke dalam tubuh sehingga tubuh tidak
mendapatkan manfaat yang optimal. Meskipun demikian masih terdapat 31
orang (41,33%) remaja putri yang mengkonsumsi Fe dengan air teh.

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kabiasaan Minum Vit C setelah mengkonsumsi Fe


pada Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ya 48 64%
2 Tidak 27 36%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Remaja putri yang memiliki kebiasaan minum Vit C setelah mengkonsumsi
Fe sebanyak 48 orang (64%). Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang
baik karena mengkonsumsi Vit C setelah minum Fe dapat meningkatkan
penyerapan Fe ke dalam tubuh sehingga tubuh mendapatkan manfaat yang
optimal.

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Cara Mengolah Makanan pada Keluarga Siswi


SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Dicuci Baru Dipotong 35 46,67%
2 Dipotong Baru Dicuci 40 53,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan 40 orang (53,33%)
mengatakan sayuran yang akan dimasak dipotong dahulu baru di cuci,
sedangkan 35 orang (46,7%) dicuci dahulu baru dipotong. Cara pengolahan
makanan mempengaruhi kandungan gizi/nutrisi yang terdapat dalam
sayuran tersebut.

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Kabiasaan Mengkonsumsi Sayuran Mentah pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ada Kebiasaan 14 18,67%
2 Tidak Ada Kebiasaan 61 81,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Kebiasaan remaja putri mengkonsumsi sayuran mentah sebanyak 14 orang
(18,67%) dan 61 orang (81,33%) tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi
sayuran mentah (lalaban). Hal ini, awal yang baik, sehingga meminimalkan
terjadinya kontak dengan bakteri seperti cacing.

Tabel 17 Distribusi Frekuensi Kabiasaan Mencuci Tangan pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ada Kebiasaan 64 85.33%
2 Tidak Ada Kebiasaan 11 14,67%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi-siswi SMP Harapan Bangsa 64 orang (85,33%) memiliki kebiasaan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Hal ini merupakan kebiasaan
yang baik karena dapat meminimalkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Meskipun demikian masih terdapat 11 orang (14,67%) yang tidak suka
melakukan kebiasaan ini.

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Kabiasaan menggunakan Alas Kaki pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ada Kebiasaan 53 70,67%
2 Tidak Ada Kebiasaan 22 29,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi-siswi SMP Harapan Bangsa 22 orang (29,33%) memiliki kebiasaan
tidak menggunakan alas kaki saat keluar rumah. Hal ini merupakan
kebiasaan yang kurang baik karena dapat meningkatkan resiko masuknya
bakteri dalam tubuh. Meskipun demikian masih terdapat 53 orang
(70,67%) yang suka melakukan kebiasaan ini.

Tabel 19 Distribusi Frekuensi Konsumsi Obat Cacing Siswi SMP Harapan Bangsa
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Ada Kebiasaan 17 22,67%
2 Tidak Ada Kebiasaan 58 77,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi-siswi SMP Harapan Bangsa 58 orang (77,33%) tidak memiliki
kebiasaan mengkonsumsi obat cacing minimal 6 bulan sekali. Hal ini
merupakan kebiasaan yang kurang baik.. Meskipun demikian masih
terdapat 17 orang (22,67%) yang suka melakukan kebiasaan ini.

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Jenis Informasi Kesehatan pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Bahaya Rokok & Narkoba 47 62,67 %
2 Gizi Seimbang 11 14,67%
3 Kespro 2 2,66%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Informasi kesehatan yang sudah pernah diterima oleh siswi SMP Harapan
Bangsa 11 orang (14,67%) mengenai gizi seimbang. Hal ini dapat
dijadikan informasi awal untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
resiko anemia yang dialami oleh remaja putri.

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Jenis Informasi Kesehatan pada


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Bahaya Rokok & Narkoba 47 62,67 %
2 Gizi Seimbang 11 14,67%
3 Kespro 2 2,66%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016

Tabel 22 Distribusi Frekuensi Cara/Metode Yang Paling Menarik Untuk


Menyampaikan Informasi Kesehatan pada Siswi SMP Harapan Bangsa
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Penyuluhan 41 54,67%
2 Website/Internet 13 17,33%
3 Pemutaran Film/Video 21 28%
4 Lainnya 3 4%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Cara/metode penyuluhan dijadikan metode yang paling menarik dalam
menyampaikan informasi mengenai kesehatan oleh 41 orang (54,67%)
remaja putri. Metode ini lebih komunikatif karena remaja putri dapat
langsung bertatap muka dan diskusi dengan pemberi penyuuhan

Tabel 23 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Kesehatan


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Petugas Kesehatan 47 62,67%
2 Media Elektronik 19 25,33%
3 Lainnya 9 12%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Remaja putri sebanyak 47 orang (62,67%) mengatakan menerima
informasi mengenai kesehatan dari petugas kesehatankarena lebih percaya
dengan informasi dari petugas kesehatan karena bidangnya.

Tabel 24 Distribusi Frekuensi Nilai Tingkat Pengtahuan


Siswi SMP Harapan Bangsa Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Nilai Frekuensi Proporsi
1 Baik 52 69%
2 Kurang baik 23 31%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia baik sebanyak 52 orang
(69%). Data yang ditemukan menunjukkan remaja putri memahami
tentang apa yang dimaksud dengan anemia. Tetapi 23 orang (31%) remaja
putri dikategorikan memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

Tabel 25 Distribusi Frekuensi Nilai Sikap Siswi SMP Harapan Bangsa


Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Positif 36 48%
2 Negatif 39 52%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Sikap remaja putri terhadap masalah resiko anemia adalah negatif (kurang
baik) sebanyak 39 orang (52%) sedangkan sikap positif dimiliki oleh 36
orang (48%). Hal ini terjadi karena belum memiliki kebiasaan gaya hidup
yang sehat.
Tabel 26 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Siswi SMP Harapan Bangsa
Bulan Oktober 2016 (n: 75)
No Variabel Frekuensi Proporsi
1 Terampil 26 34,67%
2 Kurang Terampil 49 65,33%
Total 75 100%
Sumber : Survey Mahasiswi Program Spesialis FIK UI Tahun 2016
Siswi SMP Harapan Bangsa sebagian besar yaitu 49 orang (65,33%)
kurang terampil dalam melakukan pola hidup sehat. Hal ini dapat
berdampak, remaja putri berisiko mengalami anemia. Tetapi masih terdapat
26 orang (34,67%) remaja putri yang sudah terampil dalam melakukan pola
hidup sehat.

Hasil wawancara dengan keluarga adalah Orangtua merasa bahwa informasi


terkait dengan kesehatan remaja masih kurang; Tidak paham mengenai anemia
pada anak remaja; Anaknya susah disuruh makan dan tidak suka sayur;
Senangnya makan mie instan dan teh yang dijual di gelas-gelas; jarang masak
untuk makan keluarganya (membeli makanan siap saji)

Masalah yang ditemukan pada remaja terjadi karena gaya hidup remaja yang tidak
sehat seperti kebiasaan makan. Pemenuhan nutrisi yang rendah zat besi akan
membuat remaja berisiko mengalami anemia. Faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya masalah anemia pada remaja adalah masih kurang optimalnya
dukungan keluarga dalam penyediaan fasilitas nutrisi yang cukup dan motivasi
pemenuhan nutri yang baik. Pemberian pelayanan kesehatan yang tidak optimal
juga mempengaruhi status kesehatan remaja. Puskesmas sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dasar belum optimal dalam pemberian pelayanan kesehatan.
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA PENUNJANG
KEPERAWATAN
- Data dari kader terdapat 6 balita yang diare akibat Risiko terjadinya
pemberian susu formula. peningkatan
penyakit akibat
- Pembangunan  gorong- gorong di sungi, sehingga air lingkungan yang
di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di kurang bersih
depan rumah warga banyak yang ttersumbat, jalan di (Diare) di
depan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah kelurahan
banjir yang di buang sembarangan. Simomulyo.
1 Hasil kuesioner: Domain 5 :
 Pengetahuan remaja mengenai penyakit anemia Persepsi/Kognisi
kurang baik sebanyak 31% Kelas 4: Kognisi
 Sikap remaja dalam pencegahan penyakit anemia (00126) Defisiensi
negatif sebanyak 52%
pengetahuan remaja
 Keterampilan remaja dalam pencegahan penyakit
anemia kurang terampil 65,33% putri mengenai
 Siswi SMP Harapan Bangsa yang mengalami anemia masalah resiko
32 % (n=75 siswi) anemia di SMP
 Informasi kesehatan mengenai gizi seimbang sudah Harapan Bangsa
pernah diperoleh oleh 14,67% siswi
 Terdapat 77,33% sisiwi yang tidak pernah
mengkonsumsi obat cacing
 Terdapat 81,33% siswi yang memiliki kebiasaan
mengkonsumsi sayuran mentah
 Terdapat 36% siswi yang tidak memiliki kebiasaan
minum Vit C setelah mengkonsumsi Fe
 Terdapat 58,67% siswi yang memiliki kebiasaan
minum air teh setelah makan
 Terdapat 53,33% siswi yang tidak menyukai buah-
buahan
 Terdapat 53,33% siswi yang tidak menyukai sayuran
hijau
 Terdapat 49,33% siswi yang tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein hewani
 Terdapat 17,33% siswi yang melakukan diet untuk
menjaga tubuhnya supaya tetap langsing
 Terdapat 53,33% siswi yang mudah letih, merasa
lemah, lesu, cepat lelah, dan sering mengantuk

Hasil wawancara (Kepala sekolah dan Guru-guru


termasuk guru BK)
 Terdapat sebagian kecil siswi yang dikelas suka
ngantuk, lemas, dan tidak semangat untuk belajar
 Guru UKS atau BP belum ada yang memberikan
informasi mengenai masalah anemia pada siswi

Hasil wawancara dengan Remaja:


 6 remaja putri mengatakan belum pernah memperoleh
informasi mengenai penyakit anemia pada remaja
 14 siswi makan 2 x sehari dan tidak sarapan pagi
 Sebagian besar siswi mengatakan tidak suka makan
sayur dan buah;
 Belum ada informasi tentang penyakit anemia pada
remaja dari sekolah
 Sebagian remaja lebih suka jajan di sekolah dengan
makanan yang mengandung pengawet;

2 Hasil Quesioner Domain 1 :


 Pengetahuan remaja mengenai penyakit anemia Promosi Kesehatan
kurang baik sebanyak 31% Kelas 2:
 Sikap remaja dalam pencegahan penyakit anemia Manajemen
negatif sebanyak 52% Kesehatan
 Keterampilan remaja dalam pencegahan penyakit
anemia kurang terampil 65,33% (00099)
 Siswi SMP Harapan Bangsa yang mengalami anemia Ketidakefektifan
32 % (n=75 siswi) pemeliharaan
 Informasi kesehatan mengenai gizi seimbang sudah kesehatan pada
pernah diperoleh oleh 14,67% siswi remaja putri dengan
 Terdapat 70,67% siswi yang dikategorikan memiliki risiko anemia di
IMT < 18,5 (kategori kurus)
SMP Harapan
Hasil Observasi Bangsa
 Belum adanya UKS di SMP Harapan Bangsa
 Belum ada kader kesehatan remaja
Hasil wawancara dengan pihak sekolah:
 Sekolah belum memiliki ruangan pelayanan UKS
 Tidak adanya kunjungan secara rutin dari perugas
kesehatan (Puskesmas) untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan siswi
 Belum adanya kegiatan ekstrakurikuler siswi yang
mengarah pada program kesehatan seperti PMR,
PKPR
 Tidak ada tenaga yang ahli dalam pemberian
konseling kesehatan di sekolah
 Belum ada pelayanan konseling kesehatan khususnya
masalah anemia di sekolah
 Belum pernah dilakukan penyuluhan mengenai risiko
anemia pada remaja putri

Hasil wawancara dengan Remaja:


 Siswi mengatakan tidak ada pelayanan UKS
 Sebagian siswi mengatakan tidak ada ekstrakurikuler
yang mengarah pada program kesehatan seperti PMR,
PKPR
 informasi tentang kesehatan di sekolah masih kurang

3. Hasil kuesioner: Domain 1 :


 Terdapat 81,33% siswi yang memiliki kebiasaan Promosi kesehatan
mengkonsumsi sayuran mentah Kelas 2.
 Terdapat 36% siswi yang tidak memiliki kebiasaan Manajemen
minum Vit C setelah mengkonsumsi Fe
kesehatan
 Terdapat 58,67% siswi yang memiliki kebiasaan
minum air teh setelah makan (00188) Perilaku
 Terdapat 53,33% siswi yang tidak menyukai buah- kesehatan
buahan cenderung bersiko
 Terdapat 53,33% siswi yang tidak menyukai sayuran pada remaja putri di
hijau SMP Harapan
 Terdapat 49,33% siswi yang tidak mengkonsumsi Bangsa
makanan yang mengandung protein hewani
 Terdapat 17,33% siswi yang melakukan diet untuk
menjaga tubuhnya supaya tetap langsing
 Siswi SMP Harapan Bangsa yang mengalami anemia
33 % (n=75 siswi)
 Terdapat 70,67% siswi yang dikategorikan memiliki
IMT < 18,5 (kategori kurus)
 Terdapat 53,33% keluarga siswi yang mengolah
makanan dengan cara dipotong terlebih dahulu baru
dicuci

Hasil wawancara dengan Remaja


 8 siswi mengatakan jarang sarapan pagi
 8 siswi mengatakan dirumah orang tua jarang masak
untuk makan keluarga, seringnya membeli makanan
cepat saji
 10 remaja mengatakan tidak suka makan sayur dan
buah lebih suka makan gorengan
 9 siswi mengatakan hampir setiap hari makan mie
nstsan dan minu teh gelas
 4 siswi mengatakan sedang melakukan diet sipaya
tetap langsing
 9 remaja lebih suka jajan di sekolah dengan makanan
yang mengandung pengawet

Observasi
 Terlihat siswa sering mengkonsumsi minuman teh
gelas, makan mie instan, gorengan, cilok
 Tidak membawa bekal dari sehat dar rumah
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
PADA AGGREGATE REMAJA DENGAN RESIKO ANEMIA DI SMP HARAPAN BANGSA,
KELURAHAN CURUG, KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK

Kemung Kemung Minat Kemung Sesuai Fasi- Peran


Potensi
No. Masalah kesehatan -kinan -kinan Masya- Tempat Waktu Dana SDM -kinan prog- litas pera- Skor
penkes
terjadi parah rakat diatasi ram kes wat
1. Defisiensi pengetahuan remaja
putri mengenai masalah resiko 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 55
anemia di SMP Harapan Bangsa
2. Perilaku kesehatan cenderung
bersiko pada remaja putri di SMP 5 5 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 53
Harapan Bangsa
3. Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada remaja putri
4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 51
dengan risiko anemia di SMP
Harapan Bangsa

KETERANGAN PEMBOBOTAN:
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Prioritas masalah keperawatan komunitas adalah:
1. Domain 5 : Persepsi/Kognisi; Kelas 4. Kognisi;
(00126) Defisiensi pengetahuan remaja putri mengenai masalah resiko
anemia di SMP Harapan Bangsa
2. Domain 1:Promosi kesehatan; Kelas 2: Majemen kesehatan
(00188) Perilaku kesehatan cenderung bersiko pada remaja putri di SMP
Harapan Bangsa
(00099) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja putri dengan
risiko anemia di SMP Harapan Bangsa
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGATE REMAJA DENGAN RESIKO ANEMIA
DI SMP HARAPAN BANGSA, KELURAHAN CURUG, KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK

No DIAGNOSA NOC NIC


(NANDA/INCP)
1 Domain 5 : Prevensi primer: Prevensi Primer :
Persepsi/Kognisi; Domain IV : Pengetahuan dan perilaku kesehatan Domain 3: Perilaku
Kelas S: Pendidikan Klien
Kelas 4. Kognisi; Kelas S: Pengetahuan; perilaku sehat 1. Pendidikan kesehatan
Meningkatnya pengetahuan siswa dalam pengenalan, pencegahan, dan 2. Memfasilitasi pembelajaran
(00126) Defisiensi
pengetahuan remaja penanganan anemia:
3. Pengajaran kelompok
putri mengenai 1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia 4. Pengajaran prosedur/tindakan:
masalah resiko
anemia di SMP 3. Tanda dan gejala anemia penyusunan menu dan aktivitas
Harapan Bangsa 4. Akibat anemia
5. Diet anemia Prevensi Sekunder:
1. Terapi aktivitas
Prevensi Sekunder: 2. Manajemen perilaku
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam 3. Modifikasi perilaku
mengatasi masalah resiko anemia:
1. Kepatuhan perilaku
2. Kepatuhan perilaku: diet anemia, aktivitas dan kesakitan
3. Perilaku promosi kesehatan
4. Pencarian perilaku sehat dan kontrol gejala

Prevensi Tersier : Prevensi Tersier


Meningkatnya pengetahuan, perilaku kesehatan, kontrol risiko, dan 1. Konsultasi
keamanan siswa remaja 2. Dokumentasi
1. Perilaku keselamatan pribadi 3. Laporan kejadian
2. Kontrol risiko

2 Domain 1: Prevensi primer: Prevensi Primer :


Promosi kesehatan; Domain IV : Pengetahuan dan perilaku kesehatan Domain 3: Perilaku
Kelas S: Pendidikan Klien
Kelas 2: Kelas S: Pengetahuan kesehatan
Majemen kesehatan 1. Pendidikan kesehatan
1855 pengetahuan gaya hidup sehat 2. Memfasilitasi pembelajaran
(00188) Perilaku 3. Pengajaran kelompok
kesehatan cenderung Kelas Q: Perilaku sehat 4. Pengajaran prosedur/tindakan:
bersiko pada remaja 1632 Perilaku patuh aktivitas yang disarankan
putri di SMP 1634 Perilaku screening kesehatan pribadi penyusunan menu dan aktivitas
Harapan Bangsa
1622 Perilaku diet yang disarankan

Prevensi Sekunder:
Prevensi Sekunder:
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam
1. Terapi aktivitas
mengatasi masalah resiko anemia:
2. Manajemen perilaku
1. Kepatuhan perilaku
3. Modifikasi perilaku
2. Kepatuhan perilaku: diet anemia, aktivitas dan kesakitan
3. Perilaku promosi kesehatan
4. Pencarian perilaku sehat dan kontrol gejala

Prevensi Tersier :
Meningkatnya pengetahuan, perilaku kesehatan, kontrol risiko, dan Prevensi Tersier
keamanan siswa remaja 1. Konsultasi
1. Perilaku keselamatan pribadi 2. Dokumentasi
2. Kontrol risiko 3. Laporan kejadian

3 Domain 1: Promosi Prevensi primer: Prevensi primer


Kesehatan Level I : Domain IV : Pengetahuan dan perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan
Kelas 2: Manajemen - Pengetahuan; perilaku sehat 1. Targetkan kelompok yang berisiko tinggi
Kesehatan - Pengetahuan; promosi kesehatan; pengetahuan; gaya hidup sehat untuk mendapatkan manfaat dari HE
(00099)Ketidakefekti - Kepatuhan perilaku; diet sehat 2. Identifikasi faktor internal dan eksternal
fan pemeliharaan - Perilau promosi kesehatan yang menurunkan motivasi untuk
kesehatan pada berperilaku sehat
remaja putri dengan Prevensi sekunder: 3. Membuat program pendidikan kesehatan
risiko anemia di - Kesehatan yang dirasakan 4. Memberikan informasi gaya hidup dan
SMP Harapan - Kesehatan dan kualitas hidup aktivitas kesehatan
Bangsa  Kualitas hidup 5. Memberikan informasi dan ilustrasi
 Status kesehatan partisipan kesehatan
- Kesehatan komunitas 6. Evaluasi pengetahuan sesuai tujuan
 Efektivitas skrining kesehatan komunitas
Prevensi sekunder:
Prevensi tersier: - Pemantauan kebijakan kesehatan dengan
- Kesehatan keluarga melakukan surveilans dan undang-
- Kualitas hidup keluarga undang, aturan dan standar pemerintah
 Partisipan tim kesehatan dalam keluarga dan organisasi untuk memastikan kualitas
hidup

Prevensi tersier :
- Mengantisipasi dan identifikasi
kebutuhan keluarga
- Mengetahui emosional keluarga
- Mendiskusikan dukungan sosial untuk
keluarga
RENCANA KERJA (Plan Of Action/POA)
PADA AGGREGATE REMAJA DENGAN RESIKO ANEMIA DI SMP HARAPAN BANGSA,
KELURAHAN CURUG, KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK

Sumber Daya
Diagnosa
Kegiatan Tujuan Penanggung Alokasi
Keperawatan Waktu Tempat Kelanjutan
Jawab Dana
Defisiensi pengetahuan 1. Skrining anemia Teridentifikasinya kondisi Residen, Minggu 2 - 3 SMP Swadana Data hasil
mengenai masalah kesehatan remaja dengan Koord UKS Oktober 2016 Harapan screening
anemia pada remaja risiko anemia Bangsa dilaporkan pada
putri di SMP Harapan pihak sekolah,
Bangsa Puskesmas, dan
DInkes
Perilaku kesehatan  2. Pendidikan kesehatan Meningkatkan pengetahuan Residen, Minggu ke 2 SMP Swadana
cenderung berisiko pengenalan dan remaja tentang anemia Koord UKS November Harapan
pada remaja putri pencegahan anemia 2016 Bangsa
di SMP Harapan 3. Penyuluhan Meningkatnya pengetahuan Residen, Minggu ke 3 SMP Swadana Ujian komunitas
Bangsa diet/nutrisi remaja remaja terkait kebutuhan Koord UKS dan 4 Harapan 1 dan 2 beda
nutrisi untuk mencegah November Bangsa kelas
anemia 2016
Ketidakefektifan 4. Pelatihan/Demontrasi Meningkatnya keterampilan Residen,  Senin kelas
pemeliharaan kesehatan  penyusunan menu remaja dalam memenuhi Koord UKS 8a & 8b
pada Siswi di SMP  sehat pencegah kebutuhan nutrisi untuk  Rabu kelas
Harapan Bangsa anemia pada remaja mencegah anemia 7a & 7b
5. Terapi Komplementer Meningkatkan motivasi dan Residen, Minggu ke 2 SMP Swadana Bekerjasama
 Yoga nafsu makan remaja putri Koord UKS dan 3 Harapan dengan aplikasi
 Akupunture sehingga dapat meningkatkan Desember Bangsa /residen yang
asupan nutrisi untuk 2016 sudah memiliki
mencegah terjadinya anemia sertifikat
Sumber Daya
Diagnosa
Kegiatan Tujuan Penanggung Alokasi
Keperawatan Waktu Tempat Kelanjutan
Jawab Dana
6. Sosialisasi gerakan Tersosialisasinya gerakan Residen, Setiap hari SMP Siswa/i Surat edaran
bekal makanan sehat bekal makanan sehat Koord UKS Rabu mulai Harapan SMP dari sekolah
minggu ke 4 Bangsa Harapan
November Bangsa
7. Pembentukkan kader Terbentuknya kelompok Residen, Kamis & Jumat, SMP Swadana
kesehatan remaja pendukung (kader kesehtan Koord UKS 17 & 18 Harapan
remaja CERIA) November 2016 Bangsa
8. Pelatihan kelompok Meningkatnya pengetahuan, dan Residen, SMP Swadana
pendukung (kader keterampilan kader remaja dalam Koord UKS Harapan
kesehatan remaja pencegahan anemia Bangsa
CERIA)/peer conselor
9. Pemantauan Terpantaunya kesehatan Residen, Setiap bulan SMP Swadana
kesehatan (deteksi remaja secara berkala Koord UKS minggu ke 4 Harapan
dini tanda dan gejala mulai bulan Bangsa
anemia) november
10. Konseling kesehatan Terlaksananya program Residen Setia saat SMP Swadana
konseling di sekolah Harapan
Bangsa
11. Layanan kesehatan Residen, Setiap hari SMP Swadana
siswa Koord UKS Kamis, setiap Harapan
minggunya Bangsa

12. Supervisi kelompok Kelompok pendukung dapat Residen Setiap bulan SMP Swadana
pendukung melakukan upaya promosi minggu ke 4 Harapan
kesehatan mulai bulan Bangsa
november
Sumber Daya
Diagnosa
Kegiatan Tujuan Penanggung Alokasi
Keperawatan Waktu Tempat Kelanjutan
Jawab Dana
13. Desiminasi tengah Tersosialisasinya pelaksanaan Residen SMP Swadana
program Harapan
Bangsa
14. Desiminasi Akhir Tersosialisasinya program Residen SMP Swadana
yang telah dilaksanakan dan Harapan
tersusunya rencana tindak Bangsa
lanjut
15. Evaluasi akhir Teridentifikasi perubahan Residen SMP Swadana
pengetahuan, sikap, dan Harapan
keterampilan Bangsa

Anda mungkin juga menyukai