DI SUSUN OLEH:
Indah Sari, S. Kep
2114901008
A. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga sebagai sistem sosial merupakan kelompok terkecil dari masyarakat.
Didalam menentukan masalah pada suatu keluarga maka diperlukan beberapa unsur
yang sangat terkait dalam melakukan proses keperawatan. Unsur-unsur yang
dimaksudkan dalam proses keperawatan ini meliputi pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap-tahap dari proses
keperawatan sangatlah penting dalam membantu mengatasi masalah kesehatan
keluarga secara akurat.
Pada pertemuan pertama ini akan dilakukan pengkajian keperawatan keluarga,
kompetensi yang harus dicapai adalah memberikan asuhan keperawatan, pada
keluarga di RT. 17 kelurahan murni kota Jambi.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Pengkajian keperwatan keluarga : Data keluarga, data pengkajian individu yang sakit,
data penunjang keluarga, dan kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
c. Masalah keperawatan
Belum ditemukannya masalah keperawatan pada keluarga.
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
b. Tujuan umum
Setelah 1x30 menit pertemuan keluarga dengan mahasiswa dapat membina hubungan
saling percaya dan memberi informasi tentang cara/ hal-hal yang dibutuhkan dalam
pengkajian termasuk pemeriksaan fisik.
c. Tujuan khusus
Setelah 1x30 menit pertemuan, keluarga dapat:
1. Bersedia menerima kehadiran mahasiswa/perawat
2. Menjawab pertanyaan dari perawat dan kooperatif
3. Dan teridentifikasinya masalah kesehatan pada keluarga.
C. Strategi Pelaksanaan
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
b. Keluarga bersedia menerima kehadiran mahasiswa/perawat
c. Menyiapkan media sebelum pelaksanaan
2. Kriteria Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa/perawat dengan ramah
b. Situasi mendukung selama kegiatan berlangsung
c. Keluarga dapat berpartisipasi dengan baik dan aktif selama kegiatan
d. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan
3. Kriteria Evaluasi
Diharapkan dari hasil pengkajian didapatkan data yang menunjang sesuai dengan
masalah keperawatan yang terjadi didalam keluarga binaan dengan presentase 75%.
Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Ny. M Diagnosa Medik :Hipertensi
Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :Puskesmas Putri Ayu
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran : Composmentis Edema Bunyi jantung: Pola BAK 7-8 x/hr Sianosis
GCS : 15 Asites Akral dingin Hematuri Poliuria Sekret / Slym
TD : 90/80 mm/Hg Tanda Perdarahan: Oliguria Disuria Irama ireguler
P : 25 x/ menit purpura/ hematom/ Inkontinensia Retensi Wheezing
S :36 0C petekie/ hematemesis/ Nyeri saat BAK Ronki ........................................
N : 89 x/ menit melena/ epistaksis* KemampuanTidak/BAK : Otot bantu napas ..................
Takikardia Tanda Anemia : Pucat/ Mandiri/ Bantu Alat bantu nafas ....................
Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah sebagian/tergantung* Dispnea
Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/ Alat bantu: Tidak/Ya Sesak
Menggigil Akral pucat* Gunakan Obat : Tidak/Ya*: Stridor
Tanda Dehidrasi: Voltadex Krepirasi
Mata cekung/ turgor kulit Kemampuan BAB :Mandiri/ Reguler
berkurang/ bibir kering * Bantu sebagian/tergantung*
Pusing Kesemutan Alat bantu: Tidak/Ya*...
Berkeringat Rasa Haus
Pengisian kapiler 3 detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Muntah Kembung Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Nafsu Makan : Kontraktur Buram Kesemutan pada …….............
Berkurang/Tidak* Fraktur Tak bisa melihat Kebas pada ..........................…
Sulit Menelan Nyeri sendi/tulang* Alat bantu Disorientasi Parese
Disphagia Drop Foot Lokasi ……...........… Visus Halusinasi Disartria
Bau Nafas Tremor Jenis ……......…......….. Fungsi pendengaran : Amnesia Paralisis
Kerusakan gigi/gusi/ lidah/ Malaise / fatique Kurang jelas Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum* Atropi Tuli Kejang : sifat …….. lama ..……
Distensi Abdomen Kekuatan otot ....….............….. Alat bantu frekwensi ....................................
Bising Usus: Postur tidak normal ................. Tinnitus Fungsi Penciuman
Konstipasi RPS Atas : bebas/ terbatas/ Fungsi PerasaMampu
Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan Mampu Terganggu
Hemoroid, grade ..................... (kanan / kiri)* Terganggu
Teraba Masa abdomen ......... RPS Bawah :bebas/terbatas/
Stomatitis Warna ................... kelemahan/kelumpuhan Kulit
Riwayat obat pencahar ......... (kanan / kiri)* Jaringan parut Memar Laserasi Ulserasi Pus
Maag Berdiri : Mandiri/ Bantu Bulae/lepuh Perdarahan bawah Krustae
Konsistensi: lunak sebagian/tergantung* Luka bakar Perubahan warna
Diet Khusus: Tidak/Ya*................ Berjalan : Mandiri/ Bantu Decubitus
Kebiasaan makan-minum : sebagian/tergantung*
Mandiri/ Bantu sebagian/ Alat Bantu : Tidak/Ya*
Nyeri : Tidak/Ya* Tidur dan Istirahat
Tergantung*
Susah tidur
Alergi makanan/minuman :
Tidak/Ya* Waktu tidur malam hari ± 8 jam
Alat bantu : Tidak/Ya*............. Bantuan obat, ( Tidak Ada )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Symptom Etiologi Problem
Ds :
-Klien mengatakan berobat jika anemia kambuh Kesulitan Ekonomi Manajemen Kesehatan
-Klien mengatakan hanya jika anemia kambuh, ia ke KeluargaTidak Efektif
puskesmas atau beli obat di apotek
Do :
-Klien tidak efektif dalam menjalankan program
pengobatan yang telah ditetapkan
-Peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga tidak tepat
Ds : Kurang Terpapar Informasi Defisit Pengetahuan
-Klien mengatakan kurang memahami tentang
penyakitnya
-KLien mengatakan jika anemia kambuh akan pergi ke
puskesmas ataupun membeli obat di apotek
Do :
-Klien mengkonsumsi obat jika anemia kambuh dan
tidak teratur
-Klien tampak Bingung jikaditanya seputar anemia
Ds : Perilaku upaya peningkatan Kesiapan Peningkatan
-KLien mengatakan ingin meningkatkan peran agar kesehatan Menjadi Orang Tua
menjadi orang tua yang baik bagi kedua anaknya
Do :
-Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada
anak
-Kebutuhan fisik dan emosi anak terpenuhi
MENGETAHUI :
Nama Koordinator Tanggal/ Tandatangan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
P : Intervensi dilanjutkan
Penghitungan Skoring
Kontrak waktu yang akan datang
SKORING/PRIORITAS MASALAH KELUARGA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
Kriteria Hasil Rencana Intervensi
NO DATA Keperawatan
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
(D.0111) Standar Luaran Intervensi
2 Gejala dan Tanda Defisit Keperawatan Tindakan Observasi:
Mayor dan Minor pengetahuan Indonesia :Tingkat
Subjektif: Kategori: pengetahuan
1.menanyakan Perilaku Setelah dilakukan
masalah yang Subkategori: tindakan
dihadapi Penyuluhan dan keperawatan 1x 30
pembelajaran Jam maka tingkat
Tindakan Edukasi:
Objektif : Definisi : pengetahuan
TUPEN 1 DAN 2
Menunjukkan Ketiadaan atau meningkat dengan
1.edukasi kesehatan
perilaku tidak sesuai kurangnya kriteria hasil:
2.edukasi peroses penyakit
anjuran. informasi - Perilaku sesuai
Tindakan trapeutik:
2.menunjukkan kognitif yang pengetahuan
TUPEN 3
persepsi yang keliru berkaitan meningkat
1.edukasi tentang penanganan dan
terhadap masalah. dengan topic - Pertanyaan
pencegahan anemia
3.menjalani tertentu. tentang masalah
TUPEN 4-5
pemeriksaan yang yang dihadapi
2.edukasi hidup bersih dan sehat
tidak tepat. menurun
3.edukasi prosedur tindakan
4.menunjukan - Persepsi yang
perilaku berlebihan keliru terhadap
(mis. Apatis, masalah
bermusuhan, agitasi, menurun
hysteria).
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan ke : Ketiga (Tupen 1 dan 2) Tanggal :
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa dan keluarga telah memutuskan secara
bersama-sama untuk prioritas masalah yang dirasakan di keluarga. pada Ny.M . Pada
pertemuan hari ini, mahasiswa akan melaksanakan tupen 1 dan 2 pada keluarga yaitu
tentang edukasi kesehatan dan proses penyakit. Pada pertemuan ini, akan membahas
tentang:
a. pengertian Anemia
b. penyebab Anemia
c. jenis Anemia
d. Tanda dan Gejala Anemia
e. Komplikasi Anemia
f.Faktor Resiko Anemia
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
r. mengulangi
3. Kriteria Evaluasi
Keluarga mampu:
a.Menyebutkan pengertian anemia
b. Menyebutkan penyebab anemia
c. Menyebutkan jenis anemia
d. MenyebutkanTanda dan Gejala anemia
e. Menyebutkan komplikasi anemia
f. Menyebutkan Faktor Resiko anemia
MATERI PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh dibawah nilai
normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014). Anemia pada ibu hamil berdampak buruk
bagi ibu maupun janin. Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan
yang membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat kontraksi.
Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat badan rendah, kecacatan
bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).
Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global prevalensi anemia pada ibu
hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia
meningkat dibandingkan dengan 2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia
sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018).
Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama masa
kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu hamil itu sendiri, kebutuhan zat gizi janin juga
harus diperhatikan. Kebutuhan gizi pada saat kehamilan mengalami peningkatan hingga 68%
dibandingkan dengan sebelum hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi mengalami peningkatan
kebutuhan namun yang seringkali kekurangan adalah energi, protein dan berbagai mineral
contohnya zat besi. Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka jika
kebutuhannya tidak terpenuhi akan menghambat pertumbuhan ibu dan janin sekaligus
menyebabkan berbagai masalah gizi. Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia
dan KEK (Proverawati, 2009).
Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet tambah darah (TTD), ibu hamil yang
memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1% nya yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu
61,9% mengonsumsi < 90 butir. Data tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak
mengonsumsi TTD sesuai anjuran.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan tidak langsung. Faktor
langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi,
serta penyakit infeksi. Penyebab terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi
dalam makanan atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan
zat besi (Rahmawati, 2012). Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sentolo II pada tahun 2015
ditemukan bahwa kepatuhan konsumsi tablet Fe berpengaruh pada anemia (Faridah, 2015).
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Atik Purwandani tahun 2016 di Minahasa, didapatkan
hasil bahwa terdapat hubungan yang erat antara asupan zat besi dengan kejadian anemia. Hasil
dari penelitian yang dilakukan di Sukoharjo menunjukkan seluruh ibu hamil yang anemia tidak
patuh mengonsumsi TTD, dan seluruh ibu hamil yang tidak anemia patuh mengonsumsi tablet
besi (Rizqi, 2016).
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat besi biasa disebut dengan anemia
gizi besi atau AGB. Anemia gizi besi memang biasa diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui
dan wanita usia subur. Kekurangan zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia merupakan
masalah defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius. Kementerian Kesehatan
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.8 tentang TTD. Kementerian kesehatan pun
menetapkan kebijakan guna menanggulangi atau mencegah anemia, dengan cara pemberian TTD
dengan harapan agar seluruh wanita usia subur khususnya ibu hamil mudah menjangkau TTD
dan mendapat asupan zat besi yang cukup.
Rumusan masalah Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada klien Anemia dengan masalah
keperawatan Defisit pengetahuan pada Ny.M dan bagaimana mengedukasi Ny. M tentang
anemia.
Tujuan khusus dalam kasus ini adalah mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan pada
pasien Anemia dengan masalah Defisit pengetahuan, Klien mampu mengerti tentang Anemia,
pencegahan serta penanganan anemia.
Manfaat penelitian untuk peningkatan ilu pengetahuan dalam mencari pemecahan permasalahan
kesehatan yang berhubungan dengan Defisit pengetahuan pada penderita anemia.
Manfaat praktis bagi klien dan keluarga untuk mengetahui bagaimana cara perawatan,
pencegahan dan penanganan atau melakukan asuhan keperawatan. Bagi institusi pendidikan
dapat bermanfaat menjadi pedoman dan pembangunan untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang akan dating dalam melakukan praktik klinik. Bagi peneliti selanjutnya dapat bermanfaat
sebagai referensi dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien anemia dengan deficit
pengetahuan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin(Hb) atau sel darah
merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas seldarah merah dalam membawa
oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hbsampai di bawah
rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejaladari kondisi yang mendasari,
seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuatatau kurang nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia deng
an beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasihemoglobin turun
dibawah normal.(Wong, 2003).
2.Etiologi Anemia
Berdasarkan ukuran sel darah merah (Varney H, 2006) :
Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
-kekurangan zat besi
-talasemia
-gangguan hemoglobin e
-keracunan timah
-penyakit kronis
Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
-sel darah merah yag hilang atau rusak meningkat
-ganggun hemolysis darah
-penurunan produksi sel darah merah
-ekspansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan
Anemia maksositik (peningkatan ukuran sel darah merah)
-kekurangan vitamin b12
-kekurangan asam folat
-hipotiroid
-kecanduan alcohol
-penyakit hati dan ginjal kronis
Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi menjadi 3
kategori yaitu (Manuaba, 2002) :
Anemia ringan : kadar Hb 9-11gr%
Anemia sedang : kadar Hb 7-8gr%
Anemia berat : kadar Hb < & gr%
4.Manifestasi Klinis Anemia
Lemah, letih, lesu dan lelah2.
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang3.
Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.Pucat
oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi4.
Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)5.
Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)6.
Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnyaoksigenasi
pada SSP7.
Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
5. Patofisiologi Anemia
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum ataukehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,inva
si tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilangmelalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalamsystem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses iniadalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darahmerah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (padakelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikatuntuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalamglomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencu
kupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.derajat
proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemiadan hemoglobinemia.
6.Patway Anemia
Patrick Davey, 2002
7.Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yanghilang:1.
Anemia aplastik:a.
-Transplantasi sumsum tulang
-Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)2.
Anemia pada penyakit ginjala.
-Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat b.
-Ketersediaan eritropoetin rekombinan3.
Anemia pada penyakit kronis
-Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penangananuntuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besisumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.4.
Anemia pada defisiensi besia.
-Dicari penyebab defisiensi besi b.
-Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumaratferosus.5.
Anemia megaloblastika.
-Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensidisebabkan oleh
defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapatdiberikan vitamin B12 dengan injeksi
IM. b.
-Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selamahidup pasien
yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapatdikoreksi
-Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asamfolat 1 mg/hari,
secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi
8.Pemeriksaan Anemia
Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarah
an, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.2.
Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum3.
Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis sertasumber
kehilangan darah kronis.
9. Pencegahan Anemia
Makan makanan yang kaya zat besi
-Zat besi sangat diperlukan untuk menghasilkan hemoglobin di dalam sel darah merah.
Hemoglobin adalah zat yang memberi warna merah dan memungkinkan sel darah membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Memperbanyak makan makanan tinggi zat besi bias menjadi salah satu
upaya pencegahan anemia yang cukup mudah dilakukan. Beberapa makanan yang mengandung
zat besi, antara lain : Daging tanpa lemak, telur, sayurran hijau seperti bayam dan sawi, & sereal
yang diperkaya zat besi.
Makan makanan yang mengandung vitamin b12
-vitamin b12 adalah nutrisi penting yang dapat membantu menjaga kesehatan saraf, membuat
dna, & berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin b12 didapatkan
dari makanan, seperti : hati ayam & sapi, kerang laut, ikan, daging, ungags, telur, susu & produk
susu lainnya.
Makan makanan yang mengandung asam folat
-asam folat (vitamin b9) membantu tubuh membuat sel-sel baru, termasuk sel darah merah baru
untuk menggantikan sel darah merah yang mati. Makanan yan mengandung asam folat, bias
didapatkan dari : sayuran berwarna hijau seperti bayam, buah jeruk, kacang polong, roti, sereal,
nasi & pasta.
Mengkonsumsi makanan mengandung vitamin c
-vitamin c berperan dalam penyerapan zat besi didalam usus halus.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6 . Jakarta:EGC
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II . Jakarta: EGC
Cunningham Gary. F. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.
Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
Defissit pengetahuan Kategori: Prilaku
Subkategori: penyuluhan dan pembelajaran
b. Tujuan umum
Adapaun tujuan umum pada tupen 3 ini adalah untuk mengetahui kemampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
c. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit diharapkan keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan anemia, yaitu:
1) mampumelaksanakan pencegahan anemia secara mandiri.
2) Keluarga juga ikut berpartisifasi dalam program pengiobatan Ny.M
C. Strategi Pelaksanaan
No Fase Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
F. Kriteria Evaluasi
Diharapkan dari hasil pelaksanaan TUPEN 3 didapatkan data yang menunjang
sesuai dengan masalah keperawatan yang terjadi didalam keluarga binaan dengan
presentase 75%.
1.Ny.M mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit anemia
2.Ny.M mendengarkan pencegahan dan pengobatan anemia
3.Kluarga mendengarkan dan mengungkapkan pengobatan Ny.M
MATERI
Pencegahan dan penanganan anemia
DAFTAR PUSTAKA
P:intervensi di lanjutkan
tupen 4 dan 5
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Strategi Pelaksanaan
No Fase Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
1 Orientasi 5 Menit Pembukaan:
a. memberi salam a. Menjawab salam
b. menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
pertemuan
c. mengingatkan kontrak c. Menyepakati,
waktu, tempat, dan topik mendengarakan dan
kegiatan atau pertemuan berdiskusi
2 Kerja 20 Menit Pelaksanaan:
TUPEN 4 a. mendengarkan
Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat
a. menjelaskan atau
mengingatkan keluarga d. menjawab
tentang materi-materi
sebelumnya
b. menggali pengetahuan
keluarga tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
c. memberi reinforcement (+)
d. menjelaskan tentang d. mendengarkan dan
apa itu PHBS memperhatikan
e. meminta keluarga atau
Ny.M untuk mengulang
f. memberi reinforcement (+) e. mengulangi
g.menjelaskan tengtang
manfaat PHBS
h.menjelaskan macam-
macam PHBS rumah tangga g. bertanya
i.mintak Ny.M mengulangi
j. . memberi reinforcement
TUPEN 5
EDUKASI Batuk Efektif h.menjelaskan
K.menyampaikan tentang
pengertian Batuk efektif serta
manfaat
L.beri kesempatan Keluarga
dan Ny.M untuk bertanya.
m.mempraktikkan tatacara
batuk efektif i.menjelaskan
n.mintak keluarga untuk
mempraktikan
o.beri reinfocemen fositif j.mempraktikkan batuk
efektif
k.menyimpuklan hasil
keguiatan
3 Terminasi 5 Menit Penutup:
a. menyimpulkan bersama a. menjawab
keluarga tentang pertemuan
hari ini
b. melakukan kontrak waktu b. menyepakati
dengan keluarga untuk
pertemuan selanjutnya:
Tupen 4 dan 5
c. mengucapkan salam e. Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
Diharapkan dari hasil pelaksanaan TUPEN 4-5Klien dan keluarga mengerti
tatacara batuk efektif dan perilaku hidup bersih dan sehat75%.
1.Ny.M dan keluarga mendengarkan dan mengulangi kembali pengertian,manfaat dan
contoh PHBS Rumah tanngga.
2.Ny.M dan Anaknya mengerti batuk efektif dan memperaktikanya kembali
MATERI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun
masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai
informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan
mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga
sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.
Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat.Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan.Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu
menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota
keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga
sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah
tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan
anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan
mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan dalam menciptakan tempat
kerja yang sehat.manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yang positif.
Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai
penyakit.Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan dan kesehatan menjadi
sesuatu yang tidak kalah penting.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berasal dari implementasi materi PHBS dapat
menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.Menjalankan praktek
indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah gerakan untuk
memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dimanapun dan juga kapanpun.
MATERI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
PROSEDUR
PERALATAN
Tahap prainteraksi
1.Mengecek program terapi
2.Mencuci tangan
3.Menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
Tahap kerja
A:masalah teratasi
P:intervensi di hentikan