OLEH :
NIM : 219012687
KELAS : A11-A
2. Etiologi Diare
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor infeksi
1. Faktor internal
Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan meliputi infeksi internal
sebagai berikut :
- Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, salmonella, tersinia, dsb.
- Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, poliomyelitis), adenovirus,
rotavirus, dll.
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, oxyuris), jamur (candida
albicans).
2. Infeksi parenteral
Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti otitis
media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia, dsb.
b. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monosakarida
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Faktor makanan meliputi, makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
3. Patofisiologi Diare
Diare sekresi merupakan diare dengan volume banyak yang disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam
lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam lumen usus oleh
tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga reabsorpsi air
menjadi lambat.Sebagai akibat dari diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
a. Kehilangan air (dehidrasi) terjadi akibat pengeluaran air lebih banyak dari
pemasukan air, hal ini merupakan penyebab kematian pada diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik), terjadi karena
kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja, penimbunan asam laktat karena
anoksia jaringan, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan ginjal (oligouria/anuria), pemindahan ion natrium dari ekstrasel
ke dalam intrasel. Secara klinis asidosis dapat dilihat dari pernapasan kussmaul.
c. Gangguan sirkulasi terjadi sebagai akibat diare dengan atau tanpa muntah, dapat
terjadi gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak ditangani
segera akan terjadi kematian.
Pathway Mukosa usus
Faktor psikologis
Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor infeksi (cemas dan takut)
(karbohidrat, (makanan basi,
lemak, protein) beracun, alergi
terhadap makanan) Hormon
kortison
Absorbsi Parenteral Internal
meningkat
Dampak Kerusakan
Defekasi sering
Distensi Abdomen hospitalisasi rongga usus
lebih dari 3x
Mual dan muntah Kemerahan pada
Cemas Info tentang daerah anus Proses infeksi
Hipovolemia
penyakit
Defisit Nutrisi
kurang Hipertermia
Gangguan
Defisit Pengetahuan Integritas Kulit
4. Klasifikasi Diare
a. Berdasarkan Waktu
1. Diare Akut
Diare akut dimana terjadi sewaktu-waktu dan berlangsung selama 14 hari
dengan pengeluaran tinjak lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir
atau darah. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila kurang
megonsusmsi makanan akan mengakibatkan kurang gizi ( Ernawati, 2012).
2. Diare Kronik
Diare kronik berlangsung secara terus-menerus selama lebih dari 2 minggu
atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti kehilangan berat badan secara
signifikan dan malasah nutrisi (Sodikin, 2011).
3. Diare persisten
Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah berlanjut
sampai 14 hari atau lebih.Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat
diklasifikasikan sebagai berat atau kronik. Diare persisten menyebabkan
kehilangan berat badan karena pengeluaran volume faces dalam jumlah
banyak dan berisiko mengalami diare (Sodikin, 2011). Diare persisten dibagi
menjadi dua yaitu diare persisten berat dan diare persisten tidak berat atau
ringan.Diare persisten berat merupakan diare yang berlangsung selama ≥ 14
hari, dengan tanda dehidrasi, sehingga anak memerlukan perawatan di rumah
sakit.Sedangkan diare persisten tidak berat atau ringan merupakan diare yang
berlangsung selama 14 hari atau lebih yang tidak menunjukkan tanda dehidrasi
(Ariani, 2016).
4. Diare malnutrisi berat
Diare malnutrisi berat disebabkan karena infeksi. Infeksi dapat menyebabkan
anak mengalami malnutrisi karena selama sakit,mengalami infeksi, anak
mengalami penurunan asupan makanan, gangguan pertahanan dan fungsi imun
(Kuntari, 2013).
b. Berdasarkan Patofisiologik
1. Diare sekresi
Diare sekresi disebabkan karena infeksi virus baik yang patogen maupun
apatogen, hiperperistaltik usus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia
misalnya keracunan makanan atau minuman yang terlalu pedas, selain itu juga
dapat disebabkan defisiensi imun atau penurunan daya tahan tubuh
(Simadibrata, 2009).
2. Diare osmotik
Diare osmotik disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia, makanan tertentu
seperti buah, gula/manisan, permen karet, makanan diet dan pemanis obat
berupa karbohidrat yang tidak diabsorbsi seperti sorbitol atau fruktosa (Octa,
dkk, 2014).Diare osmotik dapat terjadi akibat gangguan pencernaan kronik
terhadap makanan tertentu seperti buah, gula/manisan dan permen karet.
8. Penatalaksanaan Diare
a. Medis
1. Pemberian cairan
Cairan per oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K
dan glukosa kurang. Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat
sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi
gula dengan garam.
Cairan parenteral :
- Untuk dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50
ml/kgBB/hari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan
parenteral 125 ml/kgBB.
- Untuk dehidrasi sedang pada 1 jam pertama diberikan 50-100
ml/kgBB/hari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan
parenteral 125 ml/kg BB
- Untuk dehidrasi berat
a. Anak usia 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg
1 jam pertama diberikan 40ml/kgBB/jam atau10 tetes/kg
BB/menit
7 jam berikutnya diberikan 12 ml/kgBB/jam atau 3 tetes/kg
BB/menit
16 jam berikutnya diberikan 125 ml/kgBB oralit per oral bila
anak mau minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/kg
BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit
b. Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama diberikan 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg
BB/menit atau 10 tetes/kgBB/menit
7 jam kemudian diberikan 127 ml/kg BB oralit per oral, bila anak
tidak mau minum dapat diteruskan dengan cairan intra vena 2
tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit
c. Anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg
1 jam pertama diberikan 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes
/kgBB/menit
16 jam berikutnya diberikan 105 ml/kg BB oralit per oral
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
- Peningkatan kebutuhan metabolism
- Faktor psikologis (misalnya stress, keengganan untuk makan)
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Berat badan menurun - Nafsu makan menurun
minimal 10 % di bawah - Bising usus hiperaktif
rentang normal. - Diare
- Membran mukosa pucat
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
- Kekurangan atau kelebihan volume cairan
- Penurunan mobilitas
- Bahan kimia iritatif
- Suhu lingkungan yang ekstrim
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Kerusakan jaringan dan - Nyeri
lapisan kulit. - Pendarahan
- Kemerahan
- Hematoma
c. Resiko hipovolemia dengan faktor resiko :
- Kehilangan cairan secara aktif
- Gangguan absorbsi cairan
- Status hipermetabolik
- Kegagalan mekanisme regulasi
- Kekurangan intake cairan
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
- Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
- Perubahan membrane alveolus-kapiler
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
- Dispnea - Pusing
- PCO2 meningkat atau menurun - Penglihatan kabur
- PO2 menurun - Sianosis
- Takikardia - Diaforesis
- pH arteri meningkat atau menurun - Gelisah
- Bunyi napas tambahan - Napas cuping hidung
- Pola napas abnormal - Kesadaran menurun
2. Intervensi Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Setelah diberikan Manajemen nutrisi : 1. Deteksi dini untuk pemberian
asuhan keperawatan 1. Monitor kalori dan asupan kalori dan asupan makanan
diharapkan makanan (O) yang tepat dan memperbaiki
kekurangan 2. Tentukan jumlah kalori dan kebutuhan nutrisi pasien
kebutuhan nutrisi jenis nutrisi yang dibutuhkan 2. Jumlah kalori dan jenis
pasien terpenuhi untuk memenuhi persyaratan nutrisi yang sesuai dapat
dengan kriteria hasil : gizi (N) memenuhi persyaratan gizi
- Asupan gizi 3. Anjurkan keluarga terkait pasien
terpenuhi dengan kebutuhan makanan 3. Keluarga mengetahui
- Asupan makanan tertentu berdasarkan kebutuhan nutrisi yang tepat
terpenuhi perkembangan atau usia (E) sesuai dengan tahap
4. Kolaborasikan dengan ahli gizi perkembangan dan usia
tentang pemberian nutrisi yang pasien
tepat (C) 4. Pemberian nutrisi yang tepat
dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan
Format SOAP.
Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Bulechek, Gloria, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Indonesia : Moco
Media
Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia : Moco
Media