Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GASTRO ENTERITIS

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH:
FAJAR NUGRAHA SAPUTRA
NIM: 21010062

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG
2021/2022
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT GASTRO ENTERITIS

1. Definisi
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan buang air besar encer sebanyak >3 kali dalam
waktu 24 jam. Gastroenteritis yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari
disebut akut, dan jika lebih dari 30 hari maka disebut kronis. Feses dapat
dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual,
muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda
dehidrasi. (A Eckert, JA Allen, 2016)
Pada gastroenteritis akibat virus, biasanya masa inkubasi tergolong
pendek (20 - 60 jam), durasi yang pendek (12 - 60 jam), dan frekuensi
muntah yang tinggi, termasuk diare. Gastroenteritis viral akut biasanya slef-
limited dan dapat diterapi dengan penggantian cairan dan nutrisi
berkelanjutan. Tidak ada terapi spesifik yang tersedia saat ini atau agen
farmakologi yang diberikan. Agen farmakologi yang digunakan adalah terapi
tambahan. Pasien dengan dehidrasi berat membutuhkan resusitasi cairan. (A
Eckert, JA Allen, 2016)

2. Etiologi
Sebagian besar muntaber
atau gastroenteritis disebabkan
oleh infeksi virus. Ada dua jenis
virus yang menjadi penyebab
utama gastroenteritis, yaitu
Norovirus dan Rotavirus. Selain
kedua jenis virus ini, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh Adenovirus
dan Astrovirus.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, misalnya saat
berjabat tangan dengan penderita atau tidak sengaja menghirup cipratan air

2
liur yang keluar saat penderita bersin. Virus juga dapat menular melalui
makanan, minuman, dan benda yang telah terkontaminasi virus.
Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air atau sebelum makan
juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gastroenteritis. Oleh karena itu,
usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan atau setelah
beraktivitas di luar ruangan.
Selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh:
1. Bakteri, seperti Campylobacter bacterium.
2. Parasit, seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.
3. Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi.
4. Logam berat, seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari udara
atau terkandung dalam air mineral.

3. Manifestasi Klinis
Setelah terinfeksi, gejala gastroenteritis akan muncul antara 1-3 hari dan
bertahan selama 1-2 hari, tetapi bisa juga hingga 10 hari. Gastroenteritis
menyerang bagian usus pada manusia, sehingga gejala yang muncul berikut
ini:
1. Sakit dan kram perut.
2. Diare berair, tetapi tidak bercampur darah. Jika diare sudah bercampur
darah, infeksi yang terjadi mungkin berbeda dan lebih parah.
3. Mual dan muntah.
4. Kehilangan nafsu makan.
5. Penurunan berat badan.
6. Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot.
Berikut ini beberapa gejala pada orang dewasa yang cukup parah dan
harus segera mendapatkan penanganan dari dokter.
1. Muntah darah.
2. Cairan yang diminum tidak bisa ditahan sehingga muntah tiap kali
setelah minum.
3. Muntah lebih dari 48 jam.
4. Demam di atas 40 derajat Celsius.

3
5. Mengalami gejala dehidrasi, seperti kurang buang air kecil dan mulut
yang kering.
6. Buang air besar disertai darah.
Gejala pada bayi dan anak-anak yang harus diwaspadai dan harus
secepatnya mendapatkan penanganan dokter, yaitu:
1. Terlihat lesu.
2. Diare disertai darah.
3. Demam tinggi.
4. Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman.
5. Mengalami dehidrasi. Frekuensi buang air kecil dan volume urine
menurun drastis, menangis tanpa air mata, dan mulut yang kering

4. Patofisiologi
Patofisiologi gastroenteritis terjadi melalui 2 mekanisme antara lain
yaitu akibat kerusakan pada vili usus yang menyebabkan malabsorbsi dan
diare osmotik serta pelepasan toksin yang berikatan dengan reseptor enterosit
spesifik dan menyebabkan pelepasan ion klorida ke lumen intestinal sehingga
menyebabkan diare sekretorik.
Gastroenteritis Akibat Virus, Transmisi gastroenteritis umumnya terjadi
melalui rute fekal-oral dari makanan dan air yang terkontaminasi. Beberapa
virus, seperti norovirus, dapat ditularkan melalui jalur udara. Manifestasi
klinis berhubungan dengan infeksi usus, tetapi mekanisme yang tepat dari
terjadinya diare masih belum jelas.

4
PATHWAY GASTROENTERITIS

infeksi
Infeksi virus dan Malabsorbsi Makanan, efek
bakteri samping obat-obatan

Kuman masuk Tekanan osmotik Toksin tidak


dan berkembang meningkat dapat diabsorbsi
dalam usus

Pergeseran air Hiperperistaltik


Toksin dalam dan elektrolit
dinding usus ke rongga usus
halus

Hipersekresi air Isi rongga usus Kemampuan


dan elektrolit meningkat absorbsi
usus meningkat menurun

GEA

BAB sering dengan Inflamasi saluran


konsistensi encer pencernaan

Pelepasan
Kulit di Peningkatan BAB encer Mual dan mediator kimiawi
sekitar anus Frekwensi dengan atau muntah
lecet dan defekasi tanpa darah
iritasi
Kemerahan Agen
dan gatal anoreksi pirogenic, Spasme otot
Cairan yang dehidrasi a prostaglandi polos usus
keluar n
banyak
Suhu tubuh Kram perut
Gangguan meningkat
Integritas Hipovolemia
Diare
Kulit Nyeri Akut
Hipertermia

5
5. Pengobatan
Tujuan utama dari pengobatan pada gastroenteritis adalah untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dengan mengonsumsi banyak air. Perawatan di
rumah sakit untuk diberikan cairan melalui infus jika kasus dehidrasi yang
dialami cukup parah. Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat
ini mengandung elektrolit dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Obat-obatan antibiotik tidak akan memiliki pengaruh terhadap virus
yang sudah menginfeksi. Jangan memberikan obat anti-inflamasi pada anak-
anak atau remaja yang sakit akibat infeksi virus.
Atasi gastroenteritis dengan:
1. Upayakan untuk meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum
air, gunakan sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan karena
minuman ini justru bisa meningkatkan gejala diare yang dialami.
2. Mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti
pisang, bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan memberikan waktu pemulihan
bagi perut untuk berhenti makan jika mual mulai terasa kembali.
3. Menggunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.
4. Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi
untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh. Untuk bayi dan anak-anak
disarankan mengonsumsi oralit. Es krim, minuman bersoda, dan permen
bisa memperparah diare pada anak-anak.
5. Berikan cairan pada bayi yang sakit 15-20 menit setelah muntah atau
diare, hal ini dilakukan agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak. ASI
bisa diberikan pada bayi jika dia masih mengonsumsi ASI. Selain ASI,
cairan oralit atau susu formula juga bisa diberikan, jika bayi sudah bisa
minum dari botol.

6. Pencegahan
1. Mencuci tangan
2. Selalu memakai peralatan pribadi
3. Menjaga jarak dengan orang yang terkena gastroenteritis.

6
4. Membersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang
disentuh oleh orang yang sudah terinfeksi gastroenteritis.
5. Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-
buahan yang sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.
6. Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang.
Pastikan meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.
7. Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air
yang terkontaminasi. Termasuk saat menggosok gigi, disarankan tetap
menggunakan air kemasan.
8. Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa
jadi air yang digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh
virus.

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan tinja.
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa
gas darah atau astrup,bila memungkikan.
c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa
gas darah atau astrup,bila memungkikan (Khasanah, 2015).
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama
dilakukan pada penderita diare kronik (Khasanah, 2015).
3. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium, kalium,
kalsium dan fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal (Khasanah,
2015).

7
4. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik (Khasanah,
2015).

8. Diagnosis
Pada saat Anda berkonsultasi dengan dokter terkait muntaber, dokter
akan menanyakan berbagai gejala yang dirasakan. Selain gejala, dokter juga
akan memeriksa riwayat kesehatan Anda.
Banyaknya gangguan pencernaan yang memicu gejala serupa dengan
flu perut, membuat dokter merekomendasikan pemeriksaan tambahan, yaitu:
1. pemeriksaan sampel feses,
2. sigmoidoskopi, dan
3. tes darah.
Baik sampel darah maupun feses nantinya akan diperiksa di
laboratorium untuk mendeteksi penyebab muntaber, apakah virus atau
bakteri.

8
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENYAKIT GASTRO ENTERITIS

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalm proses perawatan yang

menyangkut data yang komprehensif dan valid akan menentukan penetapan

diagnosis keperawatan dengan tepat yang benar.

1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : (dilakukan pengkajian)
Umur : (dilakukan pengkajian)
Agama : (dilakukan pengkajian)
Jenis Kelamin : (dilakukan pengkajian)
Status Perkawinan : (dilakukan pengkajian)
Pendidikan : (dilakukan pengkajian)
Pekerjaan : (dilakukan pengkajian)
Suku Bangsa : (dilakukan pengkajian)
Alamat : (dilakukan pengkajian)
Tanggal Masuk : (dilakukan pengkajian)
Tanggal Pengkajian : (dilakukan pengkajian)
No. Register : (dilakukan pengkajian)
Diagnosa Medis : Nefrolitiasis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : (dilakukan pengkajian)
Umur :(dilakukan pengkajian)
Hub. Dengan Pasien : (dilakukan pengkajian)
Pekerjaan : (dilakukan pengkajian)
Alamat : (dilakukan pengkajian)

9
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama
(dilakukan pengkajian)
2) Riwayat kesehatan sekarang
GE (Gastroenteritis)
P (Provokating) : (dilakukan pengkajian)
Q (Quality) : (dilakukan pengkajian)
R (Region) : (dilakukan pengkajian)
S (Severity/Skala) : (dilakukan pengkajian)
T (Time) : (dilakukan pengkajian)
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : (dilakukan
pengkajian)
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1)      Penyakit yang pernah dialami : (dilakukan pengkajian)
2)      Pernah dirawat : (dilakukan pengkajian)
3)      Alergi : (dilakukan pengkajian)
4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll): (dilakukan
pengkajian)
c. Riwayat Penyakit Keluarga : (dilakukan pengkajian)
d. Diagnosa Medis dan therapy : GE (Gastroenteritis)
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan: (dilakukan
pengkajian)
b. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
2) Saat sakit : (dilakukan pengkajian)
c.   Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)

10
2) BAK
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas : (dilakukan pengkajian)
Kemampuan
Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
2) Latihan
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
e. Pola kognitif dan Persepsi : (dilakukan pengkajian)
f. Pola Persepsi-Konsep diri : (dilakukan pengkajian)
g. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
h. Pola Peran-Hubungan : (dilakukan pengkajian)
i. Pola Seksual-Reproduksi
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
- Sebelum sakit : (dilakukan pengkajian)
j. Pola Toleransi Stress-Koping : (dilakukan pengkajian)
k. Pola Nilai-Kepercayaan : (dilakukan pengkajian)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
TB/BB : (dilakukan pengkajian)
RR : (dilakukan pengkajian)
Suhu : (dilakukan pengkajian)

11
N (dilakukan pengkajian)
TD : (dilakukan pengkajian)
b. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : (dilakukan pengkajian)
b) Rambut : (dilakukan pengkajian)
c) Warna : (dilakukan pengkajian)
d) Tekstur : (dilakukan pengkajian)
e) Distribusi Rambut : (dilakukan pengkajian)
f) Kuat/mudah rontok : (dilakukan pengkajian)
2) Mata
a) Sklera : (dilakukan pengkajian)
b) Konjungtiva : (dilakukan pengkajian)
c) Pupil : (dilakukan pengkajian)
3) Telinga : (dilakukan pengkajian)
4) Hidung : (dilakukan pengkajian)
5) Mulut : (dilakukan pengkajian)
a) Kebersihan : (dilakukan pengkajian)
b) Warna : (dilakukan pengkajian)
c) Kelembapan : (dilakukan pengkajian)
d) Lidah : (dilakukan pengkajian)
e) Gigi : (dilakukan pengkajian)
6) Leher :
7) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : (dilakukan pengkajian)
b) Palpasi : (dilakukan pengkajian)
c) Perkusi : (dilakukan pengkajian)
d) Auskultasi : (dilakukan pengkajian)
8) Jantung
a) Inspeksi : (dilakukan pengkajian)
b) Palpasi : (dilakukan pengkajian)
c) Perkusi : (dilakukan pengkajian)

12
d) Auskultasi : (dilakukan pengkajian)
9) Paru-paru
a) Inspeksi : (dilakukan pengkajian)
b) Palpasi : (dilakukan pengkajian)
c) Perkusi : (dilakukan pengkajian)
d) Auskultasi : (dilakukan pengkajian)
10) Abdomen : (dilakukan pengkajian)
11) Punggung : (dilakukan pengkajian)
12) Ekstermitas : (dilakukan pengkajian)
13) Genitalia : (dilakukan pengkajian)
14) Integumen : (dilakukan pengkajian)
a) Warna : (dilakukan pengkajian)
b) Turgor : (dilakukan pengkajian)
c) Integrasi : (dilakukan pengkajian)
d) Elastisitas : (dilakukan pengkajian)
5. Pemeriksaan penunjang
(dilakukan pengkajian)
6. Penatalaksanaan
(dilakukan pengkajian)

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan baik yang berlangsung aktual maupun
potensial (PPNI, 2017). Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga, atau komunitas terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
1. Diare (D.0020)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Makanan
2. Hipovolemia ( D.0023)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

13
3. Hipertermia ( D.0130)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
4. Nyeri Akut (D. 0077)
Kategori : psikologis
Subkategori: nyeri dan kenyamanan
5. Gangguan Integritas Kulit / Jaringan (D.0129)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi

C. Rencana Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
1. Diare Eliminasi Fekal Manajemen Diare Manajemen Diare
Definisi: Setelah dilakukan Tindakan 1. Agar pasien dapat
Pengeluaran fese yang tindakan keperawatan Observasi: mengetahui serta
sering, lunak dan selama 3x24 jam 1. Identifikasi dapat
tidak berbentuk maka Eliminasi Fekal penyebab diare menidentifikasi
Penyebab: pasien dapat membaik (mis. inflamasi penyebab diare (mis.
Fisiologis dengan gastrointestinal, inflamasi
1. Inflamasi Kriteria Hasil: iritasi gastrointestinal,
gastrointestinal 1. Control gastrointestinal, iritasi
2. Iritasi pengeluaran feses proses infeksi, gastrointestinal,
gastrointestinal meningkat malabsorbsi, proses infeksi,
3. Proses infeksi 2. Keluhan defekasi ansietas, stress, malabsorbsi,
4. Malabsorbsi lama dan sulit efek obat obatan, ansietas, stress, efek
Psikologis menurun pemberian botol obat obatan)
1. Kecemasan 3. Mengejan saat susu) 2. Agar pasien dapat
2. Tingkat stress defekasi menurun 2. Identifikasi mengotrol kebutuhan
tinggo 4. Urgensi menurun riwayat cairan
Situasional 5. Nyeri abdomen pemberian 3. Agar dapat
1. Terpapar menurun makanan mempertahankan
kontaminan 6. Kram abdomen 3. Monitor warna, frekuensi nadi,
2. Terpapar toksin menurun volume, tekanan darah, turgor
3. Penyalahgunaan 7. Konsistensi feses frekuensi, dan kulit agar tetap
laksatif membaik konsistensi tinja dalam keadaan yang
4. Penyalahgunaan 8. Frekuensi BAB 4. Monitor tanda dan normal
zat membaik gejala 4. Agar dapat
5. Program 9. Peristaltic usus hipovolemia (mis. memperhitungkan
pengobatan membaik takikardia, nadi dan memantau
6. Perubahan air dan teraba lemah, jumlah pengeluaran
makanan tekanan darah diare supaya

14
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
7. Bakteri pada air turun, turgor kulit sehingga tidak
Gejala dan Tanda turun, mukosa terjadi pengeluaran
Mayor mulut kering, diare yang
Subjektif CRT melambat, berlebihan dan dapat
- BB turun) mempertahankannya
Objektif 5. Monitor jumlah dalam keadaan yang
1. Defekasi lebih pengeluaran diare semestinya atau
dari tiga kali 6. Monitor dalam keadaan
dalam 24 jam keamanan normal
2. Feses lembek atau penyiapan 5. Untuk memenuhi
cair makanan kebutuhan cairan dan
Gejala dan Tanda Terapeutik elektrolit yakni
Minor 1. Berikan asupan dengan memberikan
Subjektif cairan oral (mis. asupan oral, jalur
1. Urgency garam gula, oralit, intravena akibat
2. Nyeri/kram pedialyte, kehilangan banyak
abdomen renalyte) cairan.
Objektif 2. Pasang jalur 6. Agar dapat menghin
1. Frekuensi intravena (mis. dari makanan yang
peristaltic ringer laktat, tidak dianjurkan
meningkat ringer asetat jika supaya diare tidak
2. Bising usus perlu) bertambah parah
hiperaktif 3. Ambil sampel
Kondisi klinis darah dan
terkait pemeriksaan
1. Iritasi usus darah lengkap dan
Gastritis elektrolit
4. Ambil sampel
fesef dan kultur,
jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan makan
porsi kecil dan
secara bertahap
2. Anjurkan
menghindari
makanan
pembentuk gas ,
pedas dan
mengandung
laktosa
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
antimolitas (mis.

15
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
loperamide,
difenoksilat)
2. Kolaborasi
pemberian obat
antispasmodic/spa
smolitik (mis.
paverine, ekstak
belladonna,
mebeverine)
Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
(mis. atapulgit,
smeklit, kaolin-
pektin)
2. Hipovolemia Status Cairan Manajemen Observasi
(D.0023) (L.03030) Hipovolemia 1. Agar mengetahui
Definisi Setelah dilakukan (I.03116) apakah pasien
Penurunan volume tindakan keperawatan Observasi memiliki
cairan intravaskular, selama 3x24 jam 1. Periksa tanda kekurangan
interstisial dan/atau masalah status cairan dan gejala cairan yang dapat
intraseluler teratasi dengan hipovolemia menyebabkan
krirteria hasil : (mis. masalalah
Penyebab 1. Kekuatan Frekuensi lainnya(mis.freku
1. Kehilangan nadi membaik nadi ensi nadi
cairan aktif dari yang meningkat, meninggi,nadi
2. Kegagalan sebelumnya nadi terasa terasa
mekanisme skala 2 lemah, lemah,tekanan
regulasi (cukup tekanan darah darah menurun,
3. Peningkatan menurun) menurun, tekanan nadi
permeabilitas menjadi skala tekanan nadi meyempit,dll)
kapiler 4 (cukup menyempit, 2. untuk
4. Kekurangan meningkat) turgor kulit memenatau
intake cairan 2. Output urine menurun, berapa yang
membaik dari membran masuk dan keluar.
Gejala dan tanda yang mukosa Terapeutik
mayor sebelumnya kering, 3. Untuk
Subjektif : (tidak skala 2 volume urin menegtahui
tersedia) (cukup menurun, berapa
Objektif menurun) hematokrit kebutuhanya yang
1. Frekuensi menjadi skala meningkat, harus diberikan.
nadi 4 (cukup haus, lemah) Edukasi
meningkat meningkat) 2. Monitor 4. Untuk
2. Nadi teraba Membran mukosa intake dan menganjurkan
lemah lembab membaik dari output cairan pasien agar
3. Tekanan yang sebelumnya Terapeutik banyak minum

16
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
darah skala 3 (sedang) 3. Hitung Kolaborasi
menurun menjadi skala 4 kebutuhan 5. Agar
4. Tekanan nadi (cukup meningkat) cairan memaksimalkan
menyempit Edukasi penyebuhan pada
5. Turgor kulit 4. Anjurkan pasien.
menurun memperbanya 6. Untuk memaksim
6. Membran k asupan alkan cairan yang
mukosa cairan oral akan diberikan
kering Kolaborasi kepada pasien
7. Volume urin 5. Kolaborasi sehingga
menurun pemberian penyembuhan
8. Hematokrit cairan IV lebih cepat.
meningkat isotonis (mis.
Nacl, RL)
Gejala dan tanda 6. Kolaborasi
minor pemberian
Subjektif : cairan IV
1. Merasa lemah hipotonis
2. Mengeluh (mis. Glukosa
haus 2,5%, Nacl
Objektif 0,4%)
1. Pengisian
vena menurun
2. Status mental
berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi
urin
meningkat
5. Berat badan
turun
tiba – tiba
3. Hipertermia Termoregulasi Manajemen Observasi
( D.0130) (L.14134) Hipertermia 1. Penyebab hipertermi
Kategori : Definisi (I.15506) adalalah heat
Lingkungan Pengaturan suhu Definisi stress,heat fatigue,
Subkategori : tubuh agar tetap Mengidentifikasi dan heat syncope, heat
Keamanan dan berada pada rentang mengelola cramps, heat edema,
Proteksi normal. peningkatan suhu heat rash, heat
Definisi Setelah dilakukan tubuh akibat disfungsi exhaustion.
Suhu tubuh tindakan keperawatan termoregulasi. 2. Suhu tubuh adalah
meningkat di atas selama 3x24 jam Tindakan perbedaan jumlah
rentang normal tubuh. masalah hipertermia Observasi panas yang di produksi
Penyebab diharapkan 1. Identifikasi oleh proses tubuh dan

17
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
1. Dehidrasi membaik dengan penyebab jumlah panas yang
2. Terpapar kriteria hasil : hipertermia (mis. hilang kelingkungan
lingkungan 1. Menggigil dehidrasi, luar.
panas menurun terpapar 3. Bila tidak segera
3. Proses penyakit 2. Kejang lingkungan ditangani, hipertermia
(mis. infeksi, menurun panas, dapat mengakibatkan
kanker) 3. Suhu tubuh penggunaan kerusakan organ
4. Ketidaksesuaian membaik inkubator) penting didalam tubuh
pakaian dengan Suhu kulit membaik 2. Monitor suhu seperti otak, pada
suhu tubuh kondisi lanjut tanpa
lingkungan 3. Monitor penanganan yang
5. Peningkatan komplikasi bauik, hipertermia
laju akibat juga dapat berujung
metabolisme hipertermia pada kematian.
6. Respon trauma
Terapeutik Terapeutik
7. Aktivitas
1. Sediakan 1. Lingkungan adalah
berlebihan
lingkungan yang kombinasi antara
8. Penggunaan
dingin kondisi fisik yang
inkubator
2. Longgarkan atau mencakup keadaan
Gejala dan Tanda lepaskan pakaian sumber daya alam
Mayor 3. Berikan cairan seperti tanah, air, ener
Subjektif oral gi surya, mineral, serta
(tidak tersedia) 4. Ganti linen flora dan fauna yang
Objektif setiap hari atau tumbuh di atas tanah
1. Suhu tubuh lebih sering jika maupun di dalam
diatas nilai mengalami lautan, dengan
normal hiperhidrosis(ker kelembagaan yang
ingat berlebihan) meliputi ciptaan
Gejala dan Tanda
5. Lakukan manusia seperti
Minor
pendinginan keputusan bagaimana
Subjektif
eksternal (mis. menggunakan
(tidak tersedia)
selimut lingkungan fisik
Objektif
hipotermia atau tersebut.
1. Kulit merah
kompres dingin 2. Untuk membuat
2. Kejang
pada dahi, leher, pasien merasa lebih
3. Takikardi
dada, abdomen, nyaman dan tentram
4. Takipnea
aksila) 3. Untuk meningkatkan
5. Kulit terasa
kenyamanan pasien
hangan
Edukasi 4. Untuk menurunkan
Kondisi Klinis 1. Anjurkan tirah suhu tubuh yang tinggi
Terkait baring
Edukasi
1. Proses infeksi
Kolaborasi 1. Perawatan ini
2. Hipertiroid
Kolaborasi pemberian diperlakukan untuk
3. Stroke
cairan dan elektrolit suatu penyakit atau

18
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
4. Dehidrasi intravena jika perlu kondisi medis tertentu.
5. Trauma
Kolaborasi
prematuritas
Cairan adalah fluida tak
termampatkan yang
menyesuaikan
4. Nyeri Akut (D. 0077) Tingkat Nyeri Manajemen nyeri Manajemen Nyeri
Kategori : psikologis (l.08066) Definisi : Observasi :
Subkategori: nyeri Kriteria Hasil Mengidentifikasi dan 1. Mengetahui lokasi
dan kenyamanan Setelah dilakukan mengelola nyeri, karakteristik
Definisi : pengalaman tindakan keperawatan pengalaman sensori nyeri, berapa lama
sensorik atau selama 3x24 jam atau emosional yang nyeri dirasakan serta
emosional yang masalah Nyeri akut berkaitan dengan kualitas dan intensitas
berkaitan dengan diharapakan menurun kerusakan jaringan nyeri yang dirasakan
kerusasakan jaringan dan teratasi dengan atau fungsional pasien untuk
aktual atau indikator: dengan onset mengetahui
fungsional, dengan 1. Keluhan nyeri mendadak atau lambat penanganan apa yang
onset mendadak atau menurun dari dan berintensitas akan diberikan.
lambat dan skala 2 ringan hingga berat 2. Memastikan tingkat
berintensitas ringan (cukup dan konstan nyeri yang dirasakan
hingga berat yang meningkat) Tindakan pasien dan apakah
berlangsung kurang menjadi skala Observasi : memerlukan
dari 3 bulan. 4 (cukup 1. identifikasi penangan yang cepat.
Penyebab : menurun). lokasi, 3. Mengetahui dan
1. Agen pencedera 2. Meringis karakteristik, menghindari faktor
fisiologis(mis, menurun dari durasi, yang memperberat
inflamasi, skala 2 frekuensi, nyeri.
iskemia,neoplas (cukup kualitas, 4. Dapat menyesuaikan
ma) meningkat) intensitas pemberian
2. Agen pencedera menjadi skala nyeri. manajemen nyeri
kimiawi(mis, 5 (menurun) 2. Identifikasi sesuai dengan
terbakar, bahan 3. Sikap skala nyeri keyakinan pasien
kimia iritan) protektif 3. Identifikasi sehinnga manajemen
3. Agen pencedera menurun dari respon nyeri nyeri akan berjalan
fisik(mis. Abses, skala 2 dan non efektif.
amputasi, (cukup verbal 5. Memastikan terapi
terbakar, meningkat) 4. Identifikasi untuk mengatasi nyeri
terpotong, menjadi skala faktor yang yang diberika efektif
mengangkat 5 (menurun). memperberat atau perlu
berat, prosedur 4. Kesulitan dan ditambahkan.
operasi, trauma, Tidur memperingan 6. Mencegah agar tidak
latihan fisik menurun dari nyeri akan timbul masalah
berlebihan) skala 2 5. Identifikasi lain yang akan di
Gejala dan tanda (cukup pengetahuan rasakan oleh pasien
mayor meningkat) dan sehinnga tindakan
Subjektif : menjadi skala keyakinan berfokus pada

19
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
1. Mengeluh 5 (menurun) tentang nyeri manajemen nyeri.
nyeri 5. TTV 6. Identifikasi Terapeutik :
Objektif : (Tekanan pengaruh 1. Agar pasien tidak
1. Tampak darah, budaya akan ketergantungan
meringis frekuensi terhadap pada obat.
2. Bersikap nadi, pola respon nyeri 2. Memastikan pasien
protektif nafas) 7. Identifikasi merasakan nyaman
(misalnya . menurun dari pengaruh sehingga nyeri yang
waspada, skala 2 nyeri pada pasien rasakan tidak
posisi (cukup kualitas hidup semakin parah.
menghindari memburuk) 8. Monitor 3. Memastikan
nyeri) menjadi skala keberhasilan kebutuhan istrahat dan
3. Gelisah 5 (membaik) terapi tidur pasien terpenuhi.
4. Frekuensi 6. Fokus komplementer 4. Agar tindakan
nadi menurun dari yang sudah manajemen nyeri
meningkat skala 2 diberikan yang diberikan tepat
5. Sulit tidur (cukup 9. Monitor efek dan sesuai saran
Gejala dan tanda memburuk) samping sehingga nyeri yang
minor menjadi skala penggunaan di rasakan akan
Subjektif (tidak 5 (membaik) analgetik teratasi.
tersedia) Nafsu makan Terapeutik : Edukasi :
Objektif : menurun dari skala 2 1. Berikan 1. Dengan mengetahui
1. Tekanan (cukup memburuk) tehnik non penyebab, periode,
darah menjadi skala 4 farmakologis dan pemicu nyeri
meningkat (cukup membaik) untuk maka pasien dapat
2. Pola nafas mengurangi mengatasi nyerinya
berubah rasa sendiri.
3. Nafsu makan nyeri( mis, 2. Agar pasein dapat
berubah TENS, memilih strategi untuk
4. Proses hipnosis, meredeakan nyeri
berfikir akupresure, yang ia rasakan
terganggu terapi musik, sendiri sesuai
5. Menarik diri biofeedback, keinginan dan
6. Berfokus terapi pijat, kenyamanannya.
pada diri aroma terapi, 3. Agar pasein dapat
sendiri tehnik mengetahui terapi
7. Diaforesis imajinasi farmakologi (obat-
Kondisi klinis terkait terbimbing, obatan) yang dapat
1. Kondisi kompres digunakan selain non
pembedahan hangat/dingin, farmakologi jika
2. Cedera terapi terapi non
traumatis bermain) farmakologi tidak
3. Infeksi 2. Kontrol berhasil.
4. Syndrom lingkungan Kolaborasi
koroner akut yang Memastikan Terapi

20
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
5. glaukoma memperberat analgetik yang diberikan
rasa nyeri efektif dengan melakukan
(mis. Suhu kolaborasi.
ruangan,
pencahayaan ,
kebisingan)
3. Fasilitasi
istrahat dan
tidur
4. Pertimbangka
n jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan
mengguanaka
n analgetik
secara tepat
5. Ajarkan
tehnik non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pe
mberian
analgesik,jika
perlu

21
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
5. Gangguan Integritas Integritas Kulit / Perawatan Integritas Tindakan :
Kulit / Jaringan Jaringan (L.14125) Kulit (I.11353) Observasi :
(D.0129) Setelah melakukan Definisi : 1. Untuk mengetahui
Definisi : pengkajian selama 3 × Mengidentifkasi dan apa yang
Kerusakan kulit 24 jam integritas merawat kulit untuk menyebabkan
(dermis dan / atau kulit / jaringan menjaga keutuhan, gangguan pada
epidermis) atau meningkat, dengan kelembaban dan integritas kulit
jaringan (membrane kriteria hasil : mencegah Terapeutik :
mukosa, kornea, fasia, perkembangan 1. Untuk menghindari
otot, tendon, tulang, 1. Elastisitas mikrogranisme. terjadinya luka
kartilago, kapsul sendi cukup Tindakan : dekubitus
dan/atau ligament). meningkat Observasi : 2. Untuk menghindari
Penyebab: 2. Hidrasi cukup 1. Identifkasi terjadinya infeksi
1. Perubahan meningkat penyebab 3. Untuk menjaga
sirkulasi 3. Perfusi gangguan kelembapan kulit
2. Perubahan jaringan integritas 4. Untuk mengindari
status nutrisi cukup kulit (mis. terjadinya sensitifitas
(kelebihan meningkat Perubahan pada kulit
atau 4. Kerusakan sirkulasi, 5. Untuk menjaga
kekurangan) jaringan perubahan kelembapan kulit
3. Kekurangan/k cukup statu nutrisi, Edukasi :
elebihan menurun penurunan 1. Untuk dapat
volume cairan 5. Kerusakan kelembaban, mempertahankan
4. Penurunan lapisan kulit suhu kelembapan kulit
mobilitas cukup lingkungan 2. Untuk mencegah
5. Bahan kimia menurun ektrem, dehidrasi dan kulit
iritatif 6. Nyeri cukup penurunan kering
6. Suhu menurun mobilitas) 3. Untuk menjaga
lingkungan 7. Perdarahan Terapeutik : kesehatan kulit
yang ekstrim cukup 1. Ubah posisi 4. Untuk menjaga
7. Faktor menurun tiap 2 jam jika kesahatan dan
mekanisme 8. Kemerahan tirah baring kelembapan kulit
(mis. cukup 2. Lakukan 5. Untuk menghindari
penekanan menurun pemijatan kerusakan pada kulit
pada tonjolan 9. Hematoma pada area 6. Untuk menjaga kulit
tulang, cukup penonjolan dari paparan sinar
gesekan) atau menurun tulang , jika matahari
faktor elektris 10. Pigmentasi perlu 7. Untuk mencegah kulit
(elektrodiater abnormal 3. Bersihkan kering
mi, energi cukup perineal
listrik menurun dengan air
bertegangan 11. Jaringan parut hangat,
tinggi) cukup terutama
8. Efek samping menurun selama
terapi radiasi 12. Nekrosis periode diare

22
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
9. Kelembaban cukup 4. Gunakan
10. Proses menurun produk
penuaan 13. Abrasi kornea berbahan
11. Neuropati cukup petrolium
perifer menurun atau minyak
12. Perubahan 14. Suhu kulit pada kulit
pigmentasi cukup kering
13. Perubahan membaik 5. Gunakan
hormonal 15. Sensasi cukup produk
14. Kurang membaik berbahan
terpapar 16. Tekstur cukup ringan/alami
informasi membaik dan
tentang upaya 17. Pertumbuhan hipoalergik
mempertahan rambut cukup pada kulit
kan/melindun membaik sensitif
gi integritas 6. Hindari
kulit. produk
berbahan
Gejala dan Tanda dasar alkohol
Mayor pada kulit
Subjektif : kering
(tidak tersedia) Edukasi :
Objektif : 1. Anjurkan
1. Kerusakan menggunakan
jaringan dan / pelembab
atau lapisan (mis. Lotion,
kulit. serum)
2. Anjurkan
minum air
yang cukup
Gejala dan Tanda 3. Anjurkan
Minor meningkatkan
Subjektif : asupan nutrisi
(tidak tersedia) 4. Anjurkan
Objektif : meningkatkan
1. Nyeri asupan buah
2. Perderahan dan sayur
3. Kemerahan 5. Anjurkan
Hematoma menghindari
terpapar suhu
ekstrem
6. Anjurkan
menggunakan
tabir surya
SPF minimal

23
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
30 berada di
luar rumah
7. Anjurkan
mandi dan
menggunakan
sabun
secukupnya

D. Implementasi
Tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan
implementasi dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. (Nursalam, 2008).
Jenis-jenis tindakan pada tahap implementasi adalah :
1. Secara mandiri (independent)
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
instruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya.
2. Saling ketergantungan (interdependent)
Adalah kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan
lainnya seperti tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
3. Rujukan/ketergantungan (dependent)
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu
cara dimana tindakan medis dilaksanakan.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan
terarah ketika pasien dan petugas kesehatan menentukan kemajuan pasien
menuju pencapaian tujuan/hasil, dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang
ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan harus
diakhiri, dilanjutkan, atau diubah. (Kozier & Barbara, 2010)
F.

24
BAB IV
PENUTUP

Gastrointeritis atau flu lambung atau yang sering dikenal bahasa awam
adalah muntaber merupakan peradangan yang terjadi pada dinding saluran
pencernaan khususnya lambung dan usus. Muntaber biasanya ditandai dengan
gejala berupa mual, muntah, dan diare yang muncul secara tiba-tiba. Muntaber
umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri disaluran pencernaan,
meskipun sebagian kecil dapat terjadi akibat zat racun, bahan kimia, maupun
reaks i terhadap obat-obatan. Beberapa kelompok individu yang berisiko tinggi
mengalami muntaber yaitu anak kecil, anak sekolah yang tinggal di asrama, orang
lanjut usia, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pencegahan
muntaber dapat dilakukan dengan cara rajin mencuci tangan, hindari
mengkonsumsi makanan setengah matang, juga dapat dicegah dengan pemberian
vaksin.
Gastrointeritis (GE) didefinisikan sebagai radang pada lambung dan usus
yang disebabkan oleh bakteri dan virus dengan gejala khas diare. GE
menyebabkan gangguan motilitas usus sehingga terjadi hiperperistaltik yang
mengakibatkan kram abdomen dan nyeri akut.

25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : Tim Pokja SDKI DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: Tim Pokja SIKI DPP PPNI

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hasil, Edisi 1. Jakarta: Tim Pokja SLKI DPP PPNI

R. Morgan Griffin. 2019. https://www.webmd.com/digestive-disorders/diarrhea-


stomach-flu. Diakses pada tanggal 20 Desember 2021.

Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/gastroenteritis. diakses pada


tanggal 20 Desember 2021.

Tim Dokter halodoc. 2019. https://www.halodoc.com/kesehatan/gastroenteritis.


Diakses pada tanggal 20 Desember 2021.

26

Anda mungkin juga menyukai