RSUD KAYEN
DISUSUN OLEH :
2019012425
UNIVERSITAS AN NUUR
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
oleh berbagai keadaan atau penyakit dengan demikian vertigo bukan suatu gejala pusing
berputar saja, tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari
gejala somatic (nistagmus, untoble), otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah
dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum tidak spesifik, rasa
goyah, kepala ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan sendiri oleh penderitanya. Pasien
sering menyebutkan sensasi ini sebagai nggliyer, sedangkan giddiness berarti dizziness
atau vertigo yang berlangsung singkat (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Vertigo merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem
vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin. Namun tidak jarang gejala
vertigo ini yang menjadi gangguan sistematik lainnya misalnya (obat, hipotensi, penyakit
endokrin, dan sebagainya) (Herlina, 2017).
Gangguan pada otak kecil tersendiri bisa mengakibatkan vertigo yang jarang
sekali ditemukan. Namun, pasokan oksigen ke otak yang kurang sehingga bisa menjadi
penyebabnya. Ada beberapa jenis obat yang bisa menimbukan radang kronis telinga
dalam. Keadaan ini juga dapat menimbulkan vertigo misalnya, (kina, salisilat, dan
streptomisin) (Sumarliyah, 2019).
B. ETIOLOGI
Penyebab vertigo akibat serpihan Kristal Menurut (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Penyebab vertigo dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Otologi
Otologi ini merupakan 24-61 kasus vertigo (paling sering), dapat disebabkan oleh
BPPV (benign paroxysmal positional vertigo), penyakit Meniere, parase N. VIII
(vestibulokoklearis) maupun otitis media.
2. Neurologis
Merupakan 23-30%
a. Gangguan serebrovaskular batang otak, serebelum
b. Ataksia karena neuropati
c. Gangguan visus
d. Gangguan serebelum
e. Seklerosis multiple yaitu suatu penyakit saat sistem kekebalan tubuh
menggerogoti lapisan pelindung saraf
f. Malformasi chiari, yaitu anomaly bawaan di mana serebelum dan medulla
oblongata menjorok ke medulla spinalis melalui foramen magnum.
g. Vertigo servikal.
3. Interna
Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan kardiovaskuler.
Penyebabnya biasanya berupa tekanan darah yang naik atau turun, aritma kordis,
penyakit jantung koroner, infeksi, hipoglikemia, serta intoksikasi obat,
misalnifedipin, benzodiazepine, Xanax (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
4. Psikiatrik
Terdapat pada lebih dari 50% kasus vertigo. Biasanya pemeriksaan klinis dan
laboratoris menunjukkan hasil dalam bebas normal. Penyebabnya biasanya berupa
depresi, fobia, ansietas, serta psikosomatis.
5. Fisiologis
Misalnya, vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita berada di tempat
tinggi.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala pada vertigo vestibular dengan gejala sensasi rasa berputar tempo serangan
episodik mul atau muntah ,gangguan pendengaran gerakan pencetus gerakan
kepala.Vertigo vestibular dibagi menjadi 2 yaitu vertigo perifer dengan gejala bangkitan
lebih mendadak,beratnya vertigo berat,pengaruh gerakan kepala positif
mual/muntah/keringatan tanda fokal otak tidak ada.Vertigo sentral bangkitan lebih lambat
berat-nya vertigo ringan,pengaruh gerakan kepala kadang terjadi kadang tidak
mual/muntah,keringatan bisa terjadi gangguan pendengaran kemungkinan tanda fokal
otak. lalu,vertigo nonvestibular dengan gejala sensasi melayang, goyang tempo serangan
kontinu/konstan mual/muntah tidak ada,tidak terdapat gangguan pendengaran dan
gerakan pencetus gerakan objek visual.
Berdasarkan gejala klinis yang menonjol,vertigo dapat pula dibagi ` menjadi tiga
kelompok,yaitu (PERDOSSI,2012)
1) Vertigo paroksismal
Ciri khas :serangan mendadak ,berlangsung beberapa menit atau hari, menghilang
sempurna,suatu ketika muncul lagi,dan diantara serangan penderita bebas dari
keluhan.
Berdasarkan gejala penyerta dibagi :
- Dengan keluhan telinga,tuli,atau telinga berdenging:sindrom
Meniere,arakhnoiditis pontoserebelaris,TIA vertebrobasilar,kelainan
ondontogen,tumor fossa posterior.
- Tanpa keluhan telinga: TIA vertebrobasilar,epilespsi,migraine,vertigo anak
- Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: vertigo posisional paroksismal
benigna.
2) Vertigo kronis
Ciri khas : vertigo menetap lama,keluhan konstan tidak membentuk serangan-
serangan akut.
Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:
- Dengan keluhan telinga: otitis media kronis,tumor serebelopontin,meningitis
TB,labirinitis,lues serebri.
- Tanpa keluhan telinga: kontusio serebri,hipoglikemia,ensefalitis pontis,kelainan
okuler,kardiovaskuler dan psikologis,posttraumatik sindrom,intoksikasi,kelainan
endokrin.
- Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: hipotensi orthostatic,vertigo
servikalis.
3) Vertigo yang serangannya akut,berangsur-angsur berkurang tetapi tidak pernah bebas
serangan .
Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:
- Dengan keluhan telinga: neuritis N.VIII,trauma labirin,pendarahan labirin,herpes
zoster otikus.
- Tanpa keluhan telinga: neuritis vestibularis,sclerosis multipel,oklusi arteri serebeli
posterior,ensefalitis vestibularis,sclerosis multipel,hematobulbi.
D. PATHWAYS
VERTIGO
Gangguan aliran
Gangguan keseimbangan
darah ke otak
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
akut Kurangnya informasi
tentang penyakitnya
Otot leher Gangguan pola
kaku/tertekan Defisit Pengetahuan
tidur
E. KOMPLIKASI
Menurut Sumarliyah, (2019) adapun Komplikasi yaitu:
a) Stoke
b) Obstruksi peredaran darah di labirin
c) Penyakit meniere
d) Infeksi dan inflamasi
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Chaker dkk, (2012) penatalaksanaan vertigo dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Penatalaksanaan secara farmakologi
Pengobatan untuk vertigo yang disebut juga pengobatan suppresant vestibular yang
digunakan adalah golongan benzodiazepine (diazepam, clonazepam) dan
antihistamine (meclizine, dipenhidramin).Benzodiazepines dapat mengurangi sensasi
berputar namun dapat mengganggu kompensasi sentral pada kondisi vestibular
perifer. Antihistamine mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga dapat
mengurangi mual dan muntah karena motion sickness. Harus diperhatikan bahwa
benzodiazepine dan antihistamine dapat mengganggu kompensasi sentral pada
kerusakan vestibular sehingga penggunaannya diminimalkan.
2) Penatalaksanaan secara Nonfarmakologi
Terapi komplementer (akupresure) dapat mengurangi gejala vertigo. Akupresure
merupakan pemijatan yang dilakukan pada titik atau lokasi tertentu di bagian tubuh
yang sudah ditentukan (Aliya Putri, 2015). Titik-titik akupresure untuk vertigo
menurut Hartono, (2012) yaitu, titik GB 20 Fengchi, BL18 Gansu, Ki 3 Taixi, BL 23
Shenshu, LR 2 Xingjia. GB 20 Fengchi (sedate) adalah titik yang terletak satu cun
batas rambut belakang. BL 18 Ganshu (sedate) adalah titik yang terletak dua jari kiri
dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah thrakal kesembilan, KI 3 Taixi (tonic)
adalah titik yang terletak malleolus internus dan tendon achiles, setinggi bagian
tertinggi malleolus internus, BL 23 Shenus (tonic) adalah titik yang terletak dua jari
kiri dan kanan meridian GV, setinggi batas bawah lumbal kedua, LR 2 Xingjian
(sedate) adalah titik yang terletak 0,5 cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari
kedua kaki. Teknik memijat ditiap titik menggunakan jari-jari sesuai kemampuan
pasien menerima rasa sakit, dengan durasi 20 menit .
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Chaker dkk, (2012) adapun Penatalaksanaan Kepearwatan yaitu:
1) Airway dan Kontrol servikal
Keadaan jalan nafas
- Tingkat kesadaran
- Pernafasan
- Upaya bernafas
- Benda asing dijalan nafas
- Bunyi nafas
- Hembusan nafas
2) Brathing
Fungsi pernafasan
- Jenis pernafasan
- Frekuwensi pernafasan
- Retraksi otot bantu nafas
- Kelainan dinding thoraks (simetris, perlukaan, jejeas trauma)
- Bunyi nafas
- Hembusan nafas
3) Circulasi
Keadaan sirkulasi
- Tingkat kesadaran
- Pendarahan (internal/eksternal)
- Kapilari refill
- Nadi radial/carotis
- Akral parifer
4) Disability
- GCS
- Refleks fisiologis
- Refleks patologis
- Kekuatan otot
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sumarliyah, (2019) adapun Pemeriksaan Penunjang yaitu:
1) Laboratorium pada stroke dan infeksi
2) EEG pada kasus vestibular epilepsi
3) EMG pada kasus neuropati
4) EKG pada kasus serebrovaskular
5) TCD pada kasus serebrovaskular
6) CT Scan/MRI pada kasus stroke,infeksi dan tumor