Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

GASTROENTERITIS AKUT DI RUANGAN

AKASIA RSUD. TORA BELO SIGI

DISUSUN OLEH:

Nur Fadillah, S.Kep

JP020.02.013

CI INSTITUSI

Ns. Chely Veronica Mauruh, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA JAYA PALU
2021.

LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS AKUT

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic.
Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cairan / setengah cair (setengah padat) dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung
kurang dari 7 hari, terjadi secara mendadak.
Dengan kata lain Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada
daerah usus yang menyebabkan bertambahnya keenceran dan frekuensi buang
air besar (BAB) lebih dari 3 kali perhari yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan atau kehilangan cairan tubuh
yang berlebihan. Secara klinis Gastro Enteritis dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu:
a. Gastro Enteritis Desentriform
Disebabkan oleh antara lain: Shigella, Entamoeba Hystolitica.
b. Gastro Enteritis Koleriform
Disebabkan oleh antara lain: Vibrio, Klastrida, atau Intoksikasi makanan.

2. Etiologi
Menurut Ngastiyah (2015), faktor penyebab gastroeneteritis akut pada
bayi/anak yaitu:
a. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
c. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

3. Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung
singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
b. Diare Kronis.
Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu
(pada orang dewasa) sedangkan pada bayi dan anak-anak ditetapkan batas
waktu 2 minggu.

Klasifikasi diare menurut derajat dehidrasi adalah sebagai berikut:


Ringan Sedang Berat
BB 4-5 6-8 9-10
( % kehilangan )
Keadaan Umum Haus, sadar Haus, gelisah,Mengantuk, dingin,
letargi berkeringat
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Turgor jaringan Normal Tidak ada Tidak ada
Membran mukosa Basah Kering Sangat kering
Tekanan darah Normal Normal / rendah< 90mmHg, mungkin tidak
dapat diukur
BAK Normal Menurun /Oliguria
keruh
Nadi Normal Cepat Cepat, lemah, mungkin tidak
teraba
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Fontanela anterior Normal Cekung Sangat cekung
Defisit cairan ( ml/ kg ) 40-50 60-90 >100

a. Dehidrasi ringan : turgor kulit menurun, takhikardi, haus Defisit cairan 5


% dari berat badan.
b. Derajat sedang : turgor kulit jelas turun,hipotensi,takikardi,nadi
lemah,sangat haus defisit 0 % berat badan.
c. Derajat berat : turgor kulit sangat menurun, hipotensi, stupor sampai
koma, mata cowong,nadi lemah atau hilang tak teraba,sianosis ujung
ektermitas, renjatan/shock defisit cairan > 10 %.

4. Patofisiologi
Patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium,
potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi
asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam
mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan
elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan
menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam


yaitu:
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula.

5. Manifestasi Klinik
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
i. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).

6. Penatalaksanaan
a. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
a) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
b) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan
rincian sebagai berikut:
(1) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
(2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 6 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
(4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% +
1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
(5) Untuk bayi berat badan lahir rendah
 Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

2) Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
 Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh
 Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

b. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses
penyakit. Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan
penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

7. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

8. Prognosa
Penyebab gastroenteritis akut mendadak tersering adalah virus, maka
tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan
sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat
disembuhkan dengan pemberian makanan seperti biasa dan minuman/cairan
yang cukup saja. Mencoba untuk menyembuhkan diare dengan obat seperti
menyumbat saluran pipa yang akan keluar menyebabkan aliran balik dan akan
memperbanyak salauran tersebut.

9. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biarkan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemek
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter. Jejuni
sangat dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyabab secara
kualitatif dan kuantitatif tentang pada diare kronik
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA)
& elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopik dan mikroskopik
b. pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi laktosa
c. bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
(culture dan sensitivity test)
9. Pemeriksaan analisis gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faat ginjal
11. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calcium
dan fosfor (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
12. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda
hipoglikemia

10. Anatomi Fisiologis

1. LAMBUNG

Lambung (gaster)
Bagian dalam dari dinding lambung menghasilkan lendir atau musin.
Bagian fundus menghasilkan getah lambung, Dinding lambung dapat
menghasilkan hormon gastrin dan mengandung kelenjar getah lambung.
Hormon gastrin berguna untuk merangsang sekresi getah lambung.
Fungsi Lambung :
a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung.
b. Getah cerna lambung yang dihasilkan adalah :
2. Pepsin, fungsinya enzim yang memecahkan protein.
3. Asam garam (HCl), fungsinya menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
4. Lendir : melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung
5. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dan karsinogen (karsinogen dan protein susu)

2. USUS HALUS
Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar
pencernaan dan penyerapan. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Getah usus halus bersifat basa, dan
mengandung enzim :
a. Sakarase : memecah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa
b. Maltase : memecah maltosa menjadi dua glukosa
c. Laktase : memecah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa
d. Erepsinogen yang belum aktif : diaktifkan oleh
enterokinase menjadi erepsin yang memecah pepton
menjadi asam amino
Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu:
1) Duodenum (20 cm/8 inci)
Disebut juga usus dua belas jari. Bagian pertama usus halus yang
terbentuk sepatu kuda. Bermuara dua saluran : saluran getah
pancreas dan saluran empedu. Memeliki Fungsi : mencerna secara
kimiawi.
2) Jejenum (2,5 m / 8 kaki)
Disebut juga usus kosong manusia dewasa, panjang : 2-8 meter, 1-
2 m mrp bagian usus. Terjadi pencernaan secara kimiawi
menghasilkan enzim pencernaan
3) Ileum (3,6 m/12 kaki). Ileum disebut juga usus penyerapan
menempati 3/5 akhir. - Penyerapan sari-sari makanan.
3. USUS BESAR

Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air


dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus
berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi
padat.
Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai
hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses.
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari
tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua
perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama,
umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
b. Riwayat Keperawatan
1) Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh anak meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare.
2) Keluhan utama : Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak
air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Turgor
kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat Perkembangan
Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi :
1) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial): berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
2) Gerakan motorik halus: berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan
memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya menggambar,
memegang suatu benda, dan lain-lain.
3) Gerakan motorik kasar: berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Bahasa: kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d. Riwayat sosial
1) Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu
dikaji siapakah yang mengasuh anak?
2) Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya?
e. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan
Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana?
Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi :
1) Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
 Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang
kesehatan, pencegahan dan kepatuhan pada setiap perawatan dan
tindakan medis?
 Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan
kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga
yang sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.
2) Pola nutrisi
 Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan
bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi
oleh anak?
 Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak? Bagaimana selera
makan anak? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari?
3) Pola Eliminasi
 BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis
ditanyakan bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah?
Serta ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak kencing.
 BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak?
Bagaimana konsistensinya lunak, keras, cair atau berlendir?

4) Pola aktivitas dan latihan


 Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya
? Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam? Aktivitas apa
yang disukai?
5) Pola tidur/istirahat
 Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur
jam berapa? Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur
siang?
Pemeriksaan Fisik Keperawatan
1) Keadaan umum:
Anak tampak lemah.
2) Sistem pernafasan
Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis
metabolik. Keadaan ini terjadi pada pasien yang mengalami diare
berat dan mengalami gangguan biokimiawi akibat menurunnya ion
HCO3- dan H+.
3) Sistem kardiovaskuler
Nadi cepat > 160 x/mnt dan lemah, TD menurun < 90 mmHg, muka
pucat, akral dingin dan kadang sianosis (waspada syok).
4) Sistem neurologi
Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi berat, kejang karena
terjadi penumpukan natrium dalam serum.
5) Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi pekat
(jika terjadi syok hipovolemik).
6) Sistem pencernaan
Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir
/darah, bising usus meningkat, distensi abdomen, nyeri perut, perut
teraba keras (kram abdomen).
7) Sistem integument
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah
perianal merah, lecet.
8) Sistem musculoskeletal
Kelemahan pada ekstremitas.

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinik mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik berlangsung aktul maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (PPNI SDKI,
2018).
a. Diare berhubungan dengan malabsorbsi dibuktikan dengan data
subjektif objektif
b. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan
dengan data subjektif objektif
c. Resiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
perubahan status nutrsi dibuktikan dengan data subjektif objektif
d. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolism dibuktikan dengan data subjektik objektif
e. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan
data subjektif objektif

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan peniliaian klinik untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. (PPNI SIKI, 2018).
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil

Diare berhubungan Tujuan : Setelah Manajemen Diare


dengan malabsorbsi dilakukan tindakan
keperawatan, maka Observasi
dibuktikan dengan
eliminasi fekal 1. Identifikasi penyebab
data subjektif membaik, dengan diare
objektif kriteria hasil: 2. Identifikasi riwayat
1. Kontrol pemberian makanan
pengeluaran feses 3. Identifikasi gejala
meningkat invaginasi
2. keluhan defekasi 4. Monitor warna, volume,
lama dan sulit frekuensi, dan konsistensi
menurun tinja
3. mengejan saat 5. Monitor tanda dan
defekasi menurun gejala hypovolemia
4. distensi abdomen 6. Monitor irigasi dan
menurun ulserasi kulit di daerah
5. teraba massa pada perineal
rektal menurun 7. Monitor jumlah
6. urgency menurun pengeluaran diare
7. nyeri abdomen 8. Monitor keamanan
menurun penyiapan makanan
8. kram abdomen Terapeutik
menurun 9. Berikan asupan cairan
9. konsistensi feses oral
membaik 10. Pasang jalur intravena
10. frekuensi feses 11. Berikan cairan
membaik intravena, jika perlu
11, pristaltik usus 12. Ambil sampel darah
membaik untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
13. Ambi sampel feses
untuk kultur, jika perlu
Edukasi

14. Anjurkan makanan


porsi kecil dan sering
secara bertahap
15. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan megandung
laktosa
16. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
17. Anjurkan
mengkonsumsi cairan
minimal 3 liter/hari
Kolaborasi

18. Kolaborasi pemberian


obat antimotilitas (mis.
Loperamide, difenoksilat)
19. Kolaborasi pemberian
obat antispasmodic atau
spasmolitik (mis.
Papaverin, ekstra
belladonna, mebeverine)
20. Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses (mis.
Atapulgit, smektif, kaolin-
pektin).

Hipovolemia Tujuan : Setelah Manajemen Hioovelemia


berhubungan dilakukan tindakan Observasi
keperawatan, maka 1. Periksa tanda dan gejala
dengan kehilangan
status cairan hipovolemia
cairan aktif membaik. 2. monitor intake dan
dibuktikan dengan Kriteria hasil: output cairan
Terapeutik
data subjektif 1. output urin 3. Hitung kebutuhan cairan
objektif meningkat
2. dyspnea menurun 4. berikan posisi modified
3. rasa haus menurun Trendelenburg
4. perasaan lemah 5. berikan asupan cairan
menurun oral
5. tekanan nadi Edukasi
membaik 6. Anjurkan
6. turgor kulit
memperbanyak asupan
membaik
7. berat badan cairan oral
membaik 7. anjurkan menghindari
8. suhu tubuh perubahan posisi
membaik mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
9. kolaborasi pemberian
cairan Iv hipotonis
10. kolaborasi pemberian
cairan koloid
11. kolaborasi pemberian
produk darah
Resiko gangguan Tujuan : Setelah (Perawatan Integritas
integritas dilakukan tindakan Kulit)
keperawatan, maka Observasi
kulit/jaringan
integrtitas kulit 1. Identifikasi penyebab
berhubungan meningkat. gangguan integritas kulit
dengan perubahan Kriteria hasil: Terapeutik
1. Elastisitas 2. Ubah posisi tiap 2 jam
status nutrsi
meningkat jika tirah baring
dibuktikan dengan 2. Hidrasi meningkat 3. Lakukan pemijatan pada
data subjektif 3. Perfusi jaringan area penonjolan tulang,
meningkat jika perlu
objektif
4. Kerusakan jaringan 4. Bersihkan perineal
menurun dengan air hangat,
5. Kerusakan lapisan terutama selama periode
kulit menurun diare
6. Nyeri menurun 5. Gunakan produk
7. Perdarahan berbahan petroleum atau
menurun minyak pada kulit kering
8. Kemerahan 6. Gunakan produk
menurun berbahan ringan/alami dan
9. Suhu kulit hipoalergik pada kulit
membaik sensitive
7. Hindari produk
berbahan dasar alcohol
pada kulit kering
Edukasi
8. Anjurkan menggunakan
pelembab
9. Anjurkan minum air
yang cukup
10. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
11. Anjurkan meningkat
asupan buah dan sayuran
Risiko defisit nutrisi Tujuan : Setelah Manajemen Gangguan
berhubungan dilakukan tindakan Makan
dengan peningkatan keperawatan, maka Observasi
kebutuhan
status nutrisi 1. Monitor asupan dan
metabolism
dibuktikan dengan membaik, dengan keluarnya makanan dan
data subjektik kriteria hasil: cairan serta kebutuhan
objektif kalori
1. Porsi makanan Terapeutik
yang dihabiskan 2. Timbang berat badan
meningkat secara rutin
2. kekuatan otot 3. Diskusikan perilaku
pengunyah meningkat makan dan jumlah
3. kekuatan otot aktivitas fisik yang sesuai
menelan meningkat 4. lakukan kontrak
perilaku (target berat
4. nyeri abdomen badan, tanggungjawab
menurun perilaku)
5. berat badan 5. Dampingi ke kamar
membaik mandi untuk pengamatan
6. frekuensi makan perilaku memuntahkan
membaik kembali makanan
7. nafsu makan 6. berikan penguatan
membaik
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku
7. berikan konsekuensi
jika tidak mencapai target
sesuai kontrak
8. rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan di rumah
Edukasi
9. Anjurkan membuat
catatn harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan
10. jarkan pengaturan diet
yang tepat
11. ajrakan keterampilan
koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
Kolaborasi
12. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan.
Hipertermia Tujuan : setelah ManajemenHipertermia)
dilakukan tindakan Observasi
berhubungan
keperawatan maka,
dengan proses termoregulasi 1. Identifikasi penyebab
membaik hipertermia
penyakit dibuktikan
2. Monitor suhu tubuh
dengan data Kriteria hasil :
1. menggil menurun 3. Monitor kadar elektrolit
subjektif objektif 2. kulit merah 4. Monitor haluaran urine
menurun
3. kejang menurun 5. Monitor komplikasi
4. pucat menurun akibat hipertermia
5. takikardia menurun Terapeutik
6. takipnea menurun
7. bradikardi menurun 6. Sediakan lingkungan
8. dasar kuku sianotik yang dingin
menurun 7. Longgarkan atau
9. hipoksia menurun lepaskan pakaian
10. suhu tubuh
8. Basahi dan kipasi
membaik
permukaan tubuh
9. Berikan cairan oral

10. Ganti linen setiap hari


atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
11. Lakukan pendinginan
eksternal
12. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
13. Berika oksigen, jika
perlu

Edukasi
14. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit intravena,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Capernito. 2007. Diagnosa Keperawatan edisi 8. Jakarta : EGC.


Mansjoer Arif. 2006. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
Mayers,2008. Buku saku keperawatan. Edisi 2. Jakarta, EGC

PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Diagnosa


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Ririn. 2015. LP GEA Pada Anak. https://id.scribd.com/document/264625378/Lp-


Gea-Pada-Anak, diakses pada tanggal 25 Oktober 2021
Whaley & Wong’s, 2017. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit .Ed.3. Jakarta.
EGC
KLASIFIKASI DATA

Kategori & Sub kategori

Kategori Subkategori Data Subjektif & Objektif

DS : -

Respirasi DO : -

DS :

Sirkulasi DO :

Nutrisi dan Cairan DS: Keluarga pasien mengatakan pasien


tidak nafsu makan makanan tidak
Fisiologis dihabiskan makan 3 kali sehar, pasien
sering minum air putih

DO: pasien tampak lemas

- Terpasang infus pump Dx5 10 tpm

- pasien tampak pucat

DS : Keluarga pasien mengatakan pasien


BAB 5 kali sehari
Eliminasi
DO : konstitensi tinja cair

Aktivitas Dan DS :
Istirahat
DO:

DS:
Neurosensori DO:

Reproduksi dan DS :
Seksualitas
DO:

Nyeri dan DS :
Kenyamanan
DO :

DS:
Psikologis

Integritas ego DO:

Pertumbuhan dan DS:


Perkembangan
DO:

DS : -

Kebersihan diri DO : -

Perilaku Penyuluhan dan DS:


pembelajaran
DO:

DS :

Relasional Interaksi Sosial DO:

Lingkungan Keamanan dan DS : Keluarga pasien mengatakan pasien


Proteksi demam naik turun

DO: suhu 38,5 0C

ANALISA DATA

Data Analisa Data Masalah Keperawatan

DS : Keluarag pasien Makanan yang masuk Diare


mengatakan pasien kedalam mulut kurang bersih
BAB 5 kali sehari dan sehat menstimulus usus
halus menyababkan infeksi
DO : Konstitensi tinja pada usus halus sehingga
sekresi air dan elektrolit
cair
meningkat menyebabkan
sering BAB

DS : Keluarga pasien Mikroba masuk kedalam Hipertermi


mengatakan pasien saluran cerna terjadi inflamasi
yang mengakibtkan tubuh
deman naik turun
bereaksi terhadap pathogen
sehingga prostaglandin keluar
DO : Suhu 38.50c
merangsang hipotalamus
dalam meningkatkan suhu
tubuh

DS : Keluarga pasien Mikroba masuk kedalam Risiko Defisit Nutrisi


mengatakan pasien saluran cerna terjadi infeksi
di saluran cerna yang
deman naik turun
mengakibatkan nafsu makan
menjadi berkurang sehingga
DO : Pasien tampak
nutrisi dalam tubuh tidak
lemas terpenuhi

- pasien tampak pucat

- terpasang infus pump


Dx 5 10 tpm

PRIORITAS MASALAH

1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal ditandai dengan feses


cair, defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal, kulit terasa hangat, kulit merah
3. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakseimbangan mencerna
makanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Rasional

1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare Manajemen Nutrisi


dengan inflamasi intervensi keperawatan
selama 3x24 jam, maka Observasi Observasi
gastrointestinal
eliminasi fekal membaik
ditandai dengan feses dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi penyebab diare 1. Agar menegtahui penyebab
cair, defekasi lebih terjadinya diare
1. kontrol pengeluaran 2. monitor warna, volume,
dari tiga kali dalam feses meningkat
frekuensi dan konstitnsi tinja 2. Untuk mengetahui
24 jam
2. konstistensi feses kemajuan dalam melakukan
membaik 3. Monitor jumlah
intervensi
pengeluaran feses
3. frekuensi BAB
membaik 3. Dapat mengetahui intake
Terapeutik
output pasien
4. Berikan asupan cairan oral
Terapeutik
5. Berikan cairan intravena
4. Dapat mengurangi tingkat
Edukasi diare

5. Anjurkan makanan porsi 5. Mengembalikan cairan


kecil dan sering secra
bertahap tubuh yang hilang

6. Anjurkan menghindari 6. makanan pembentuk gas


makanan pembentuk gas, dan mengandung pedas dapat
pedas dan mengandung merangsang usus dalam
laktosa penegluaran feses dan
memyebabkan diare semakin
Kolaborasi
parah
7. Kolaborasi pemberian obat
Kolaborasi
pengeras feses
7. Dapat mengurangi
terjadinya diare yang parah

2. Hipertermi Tujuan : Setelah Manajemen Hipertermia Observasi


berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Untuk mengetahui
proses penyakit 1. Identifikasi penyebab penyebab terjadinya
maka, termoregulasi
ditandai dengan suhu membaik dengan kriteria hipertermia peningkatan hipertermia

tubuh diatas nilai hasil : 2. Monitor suhu tubuh 2. Untuk mengetahui suhu
normal, kulit terasa 1. menggil menurun 3. Monitor kadar elektrolit tubuh dalam batas normal

hangat, kulit merah 2. kulit merah


3. Memastikan jantung,saraf
menurun 4. Monitor haluaran urine
3. pucat menurun dan otak bekerja dengan baik
dalam proses penyakit dan
4. suhu tubuh 5. Monitor komplikasi akibat membawa nutrisi kedalam sel
membaik hipertermia menjaga keseimbangan
5. suhu kulit asam/basa.
membaik Terapeutik
4. Untuk mengethaui jumlah
6. Sediakan lingkungan yang keluarnya urine
dingin
5. Untuk mengetahui
7. Longgarkan atau lepaskan komplikasi yang terjadi karena
pakaian hupertermia
8. Basahi dan kipasi Terapeutik
permukaan tubuh
6. Dapat menurunkan panas
9. Berikan cairan oral yang diraskan
10. Ganti linen setiap hari 7. Pakaian yang tipis dapat
atau lebih sering jika membantu/mempermudah
mengalami hyperhidrosis dalam penyerapan keringat,
(keringat berlebih) sedangkan pakaian yang tebal
11. Lakukan pendinginan dapat menghalangi proses
eksternal hilangnya panas dalam tubuh
yang terhalang oleh pakaian
12. Hindari pemberian tebal.
antipiretik atau aspirin
8. Untuk mencegah terjadinya
13. Berikan oksigen, jika keringat yang banyak
perlu
Edukasi 9. Dapat menurunkan suhu
tubuh
14. Anjurkan tirah baring
10. Untuk mencegah
Kolaborasi terjadinya ketidak nyamanan
15. Kolaborasi pemberian 11. Dapat membuat suhu
cairan elektrolit intravena, tubuh kembali normal
jika perlu
12. Obat amtipiretik dan
aspirin dapat menurunkan
suhu tubuh yang memiliki
efek antikoagulasi

13. Oksigen diberikan untuk


mengurangi sesak yang
dirasakan

Edukasi

14. Membantu proses terapi


dan mencegah komplikasi
lanjut.

Kolaborasi

15. Mampu dalam


menurunkan suhu tubuh dalam
rentan normal

3. Risiko defisit nutrisi Tujuan : Setelah Manajemen Nutrisi Observasi


berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
1. Mempermuda dalam
keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi status nutrisi
ketidakseimbangan memantau atau mengetahui
jam, maka status nutrisi 2. identifikasi alergi dan
mencerna makanan membaik, dengan kriteria intoleransi makanan status nutrisi pasien.
hasil: 3. identifikasi makanan yang 2. untuk mengethaui jenis
disukai makan yang dapat membuat
1. Porsi makanan yang 4. identifikasi kebutuhan
dihabiskan meningkat alergi
kalori dan jenis nutrient
2. kekuatan otot 5. identifikasi perlunya 3. Makanan yang disukai
pengunyah meningkat penggunaan selang pasien akan lebih memicu
nasogastric nafsu makan.
3. kekuatan otot menelan 6. monitor asupan makanan
meningkat 4. untuk membuat berat badan
7. monitor berat badan
kembali normal
8. monitor hasil pemeriksaan
4. berat badan membaik
laboratorium 5. Mempermuda proses
5. frekuensi makan membaik Terapeutik masuknya makanan kedalam
9. Lakukan oral hygiene tubuh
sebelum makan, jika perlu
10. fasilitasi menentukan 6. Untuk mengetahui
pedoman diet perubahan nutrisi yang terjadi
11. sajikan makanan secara atau penurunan berat badan.
menarik dan suhu yang sesuai
7. Untuk mengetahui status
12. berikan makanan tinggi
nutrisi dan tingkat
serat untuk mencegah keberhasilan tindakan
konstipasi
13. berikan makanan tinggi 8. untuk mengetahui hasil dari
kalori dan tinggi protein laboratorium
14. berikan suplemen Terapeutik
makanan, jika perlu
15. hentikan pemberian 9. Agar mulut tetap terjaga
makan mellaui selang kebersihannya
nasogatrik jika asupan oral
10. Dapat membuat berat
dapat ditoleransi
badan stbail dan normal
Edukasi
16. Anjurkan posisi duduk, 11. Menyajikan makanan
jika perlu lebih menarik dapat
17. ajarkan diet yang menambah nafsu makan.
diprogramkan
Kolaborasi 12. Dapat mencegah
18. Kolaborasi pemberian terjadinya konstipasi.
medikasi sebelum makan
13. Makanan tinggi kalori dan
19. kolaborasi dengan ahli protein dapat memberikan
energy dan menjaga energy
gizi untuk menentukan
tetap stabil saat beraktivitas
jumlah kalori dan jenis
14. Untuk menambah asupan
nutrient yang dibutuhkan
makanan
15.

Edukasi

16. Posisi duduk dapat


membuat tubuh lebih
fleksibel, berat badan lebih
baik dan dapat memperbaiki
aliran darah dan sirkulasi.

17. untuk mengembalikan


berat badan dan statsu nutrisi
kembali normal

Kolaborasi

18. Dalam menentukan jumlah


kalori yang dibutuhkan dapat
mengembalikan atau
memulihkan status nutrisi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl No. Dx Implementasi & Respon Paraf


Keperawatan

Jam 09.00

1. Mengidentifikasi penyebab diare


Respon: Keluarga pasien mengatakan
anaknya tibatiba diare setelah bangun
tidur
Jam 11.30
Rabu, 27, 1. 2. Memonitor warna, volume,
Oktober frekuensi dan konstitnsi tinja
2021
Respon: Keluarga pasien mengatakan
warna feses kuning dan sedikit
berampas BAB 3 kali sehari
3. Memberikan cairan intravena
Respon: Cairan RL 10 tpm
Jam 12.04
4. menganjurkan makanan porsi kecil
dan sering secra bertahap
Respon: Keluarga pasien memberikan
makanan sedikit demi sedikit ke
anaknya
Jam 09.10

Rabu, 27, 2. 1. . Memonitor suhu tubuh


Oktober Respon : Suhu tubuh pasien 37,80C
2021
2. Memonitor kadar elektrolit
Respon : Keluarga pasien mengatakan
pasien jarang minum
Jam 10. 25

3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian


Respon : Keluarga pasien mengatakan
pasien merasa nyaman dan keringat
berkurang

Jam 11.30
4. Memberikan cairan oral
Respon: Keluarga pasien mengatakan
suhu tubuh pasien berkurang
Jam 12.10
5. Anjurkan tirah baring
Respon: Keluarga pasien mengatakan
keringat pasien berkurang

Jam 12.04

Rabu, 27, 3. 1. Mengidentifikasi status nutrisi


Oktober
2021 Respon : Status gizi tidak baik kurang
dari kebutuhan tubuh

2. Mengidentifikasi makanan yang


disukai

Respon : Porsi makan tidak dihabiskan

Jam 12.10

3. Menganjurkan posisi duduk

Respon : Keluarga pasien mengatakan


pasien merasa pusing jika duduk
EVALUASI

Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Paraf


Keperawatan

Rabu,27, 1 S : Keluarga pasien mengatakan


Oktober 2021 pasien BAB 3 kali seharin, warna
kuning
Jam 14.10
O : Konstitensi berampas

A: Masalah Diare belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Identifikasi penyebab diare


2. monitor warna, volume,
frekuensi dan konstitnsi tinja
3. Monitor jumlah pengeluaran
feses
4. Berikan asupan cairan oral
5. Berikan cairan intravena
6. Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secra bertahap
7. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses

Rabu,27,Oktober 2 S: Keluarga pasien mengatakan


2021 suhu tubuh pasien kembali naik

Jam 14.10 O: - Suhu 38,80C

- Pasien tampak lemah

A: Masalah Hipertermia belum


teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor kadar elektrolit
3. Sediakan lingkungan yang
dingin
4. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
5. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Berikan cairan oral

Rabu,27,Oktober 3 S: Keluarga pasien mengatakan


2021 pasien masih tidak nafsu makan,
dan makanan tidak dihabiskan
Jam 14.10
O: Porsi makan tidak dihabiskan

A: Masalah Risiko defisit nutrisi


belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

1. Identifikasi status nutrisi

2. monitor asupan makanan

3. monitor berat badan


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Rasional

1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare Manajemen Nutrisi


dengan inflamasi intervensi keperawatan
selama 3x24 jam, maka Observasi Observasi
gastrointestinal
eliminasi fekal membaik
ditandai dengan feses dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi penyebab diare 1. Agar menegtahui penyebab
cair, defekasi lebih terjadinya diare
1. kontrol pengeluaran 2. monitor warna, volume,
dari tiga kali dalam feses meningkat
frekuensi dan konstitnsi tinja 2. Untuk mengetahui
24 jam
2. konstistensi feses kemajuan dalam melakukan
membaik 3. Monitor jumlah
intervensi
pengeluaran feses
3. frekuensi BAB
membaik 3. Dapat mengetahui intake
Terapeutik
output pasien
4. Berikan asupan cairan oral
Terapeutik
5. Berikan cairan intravena
4. Dapat mengurangi tingkat
Edukasi diare

5. Anjurkan makanan porsi 5. Mengembalikan cairan


kecil dan sering secra
bertahap tubuh yang hilang

Kolaborasi Kolaborasi

7. Kolaborasi pemberian obat 7. Dapat mengurangi


pengeras feses terjadinya diare yang parah

2. Hipertermi Tujuan : Setelah Manajemen Hipertermia Observasi


berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Untuk mengetahui suhu
proses penyakit 1. Monitor suhu tubuh tubuh dalam batas normal
maka, termoregulasi
ditandai dengan suhu membaik dengan kriteria 2. Monitor kadar elektrolit 2. Memastikan jantung,saraf
tubuh diatas nilai hasil : dan otak bekerja dengan baik
Terapeutik dalam proses penyakit dan
normal, kulit terasa 1. menggil menurun
hangat, kulit merah 2. kulit merah 3. Sediakan lingkungan yang membawa nutrisi kedalam sel
menurun dingin menjaga keseimbangan
3. pucat menurun asam/basa.
4. suhu tubuh 4. Longgarkan atau lepaskan
membaik pakaian Terapeutik
5. suhu kulit
membaik 5. Basahi dan kipasi 3. Dapat menurunkan panas
permukaan tubuh yang diraskan

6. Berikan cairan oral 4. Pakaian yang tipis dapat


membantu/mempermudah
dalam penyerapan keringat,
sedangkan pakaian yang tebal
dapat menghalangi proses
hilangnya panas dalam tubuh
yang terhalang oleh pakaian
tebal.

5. Untuk mencegah terjadinya


keringat yang banyak

6. Dapat menurunkan suhu


tubuh

3. Risiko defisit nutrisi Tujuan : Setelah Manajemen Nutrisi Observasi


berhubungan dengan dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi status nutrisi 1. Mempermuda dalam
ketidakseimbangan memantau atau mengetahui
jam, maka status nutrisi 2. monitor asupan makanan
mencerna makanan membaik, dengan kriteria 3. monitor berat badan status nutrisi pasien.
hasil: 2. Untuk mengetahui
1. Porsi makanan yang perubahan nutrisi yang terjadi
dihabiskan meningkat atau penurunan berat badan.
2.kekuatan otot pengunyah
meningkat 3. Untuk mengetahui status
3. kekuatan otot menelan nutrisi dan tingkat
meningkat keberhasilan tindakan
4. berat badan membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl No. Dx Implementasi & Respon Paraf


Keperawatan

Jam 14.10

1. Mengidentifikasi penyebab diare


Respon: Keluarga pasien mengatakan
anaknya tibatiba diare setelah bangun
tidur
Jam 14.30
Kamis, 1. 2. Memonitor warna, volume,
28, frekuensi dan konstitnsi tinja
Oktober
Respon: Keluarga pasien mengatakan
2021
warna feses kuning dan berampas BAB
BAB 1 kali sehari
3. Memberikan cairan intravena
Respon: Cairan RL 10 tpm
Jam 16.16
4. menganjurkan makanan porsi kecil
dan sering secra bertahap
Respon: Keluarga pasien memberikan
makanan sedikit demi sedikit ke
anaknya
Jam 15.03

Rabu, 27, 2. 1. . Memonitor suhu tubuh


Oktober Respon : Suhu tubuh pasien 36,30C
2021
2. Memonitor kadar elektrolit
Respon : Keluarga pasien mengatakan
pasien lebih sering minum daripada
makan

Jam 14. 25

3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian


Respon : Keluarga pasien mengatakan
pasien merasa nyaman dan keringat
berkurang

Jam 15.30
4. Membasashi dan kipasi permukaan
tubuh
Respon: Pasien merasa nyaman
Jam 17.10
5. Memberikan cairan oral
Respon: Keluarga pasien mengatakan
suhu tubuh pasien berkurang eluarga
pasien mengatakan keringat pasien
berkurang

Jam 16.16

Rabu, 27, 3. 1. Mengidentifikasi status nutrisi


Oktober
2021 Respon : Status gizi tidak baik kurang
dari kebutuhan tubuh

2. Mengidentifikasi makanan yang


disukai

Respon : Porsi makan tidak dihabiskan

Jam 16.16

3. Memonitor berat badan

Respon : Berat badan 15 kg turun 5 kg


dari berat badan sebelum sakit 20 kg
EVALUASI

Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Paraf


Keperawatan

Rabu,27, 1 S : Keluarga pasien mengatakan


Oktober 2021 pasien BAB 1 kali sehari, warna
kuning
Jam 14.10
O : Konstitensi berampas

A: Masalah Diare teratasi

P : Hentikan Intervensi

Rabu,27,Oktober 2 S: Keluarga pasien mengatakan


2021 pasien sudah tidak demam

Jam 14.10 O: - Suhu 36,30C

A: Masalah Hipertermia teratasi

P: Hentikan Intervensi

Rabu,27,Oktober 3 S: Keluarga pasien mengatakan


2021 pasien masih tidak nafsu makan,
dan makanan tidak dihabiskan
Jam 14.10
O: Porsi makan tidak dihabiskan

A: Masalah Risiko defisit nutrisi


belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

1. Identifikasi status nutrisi

2. monitor asupan makanan

3. monitor berat badan

Anda mungkin juga menyukai