LAPORAN PENDAHULUAN
2. ETIOLOGI
Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :
a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan
dimana merupakan penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi
bakteri, virus, parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan seperti pada otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta
encephalitis dan biasanya banyak terjadi pada anak di bawah usia 2
tahun.
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap
karbohidrat seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi
protein dan lemak.
d. Faktor Risiko Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan (2015) faktor risiko terjadinya diare adalah:
1) Faktor perilaku yang meliputi :
Tidak memberikan air susu ibu/ASI (ASI eksklusif),
memberikan makanan pendamping/MP, ASI terlalu dini akan
mempercepat bayi kontak terhadap kuman.
Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena
penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol
susu.
Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum
memberi ASI/makan, setelah buang air besar (BAB), dan setelah
membersihkan BAB anak.
3
Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
2) Faktor lingkungan antara lain:
Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya
ketersediaan mandi cuci kakus (MCK).
4. PATOFISIOLOGI
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus peptikum, perforasi dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin B12. (Sjamsuhidajat, 2013).
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi gastritis akut
diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui
mulut, diet mengandung gizi diperlukan. Bila gejala menetap, cairan perlu
diberikan secara parenteral. (Sukarmin, 2020).
Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi tirah baring,
mengurangi stres, diet air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian
diberikan peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah
dihaluskan seperti puding dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12-24
jsm dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara
bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang kronis biasanya berespon
terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang berbumbu banyak
atau berminyak. (Pamela, K. 2021).
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kondisi sakit merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang
khususnya anak- anak, karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Beberapa masalah penyakit yang terjadi pada anak-anak antara lain demam,
diare, demam berdarah, penyakit pernapasan, termasuk penyakit bawaan sejak
lahir.
2. Orang baru yang tidak dikenal; anak akan merasakan stressor perpisahan
dengan orang yang berarti baginya, seperti anggota keluarga, teman- teman
lingkungan rumah, sekolah,dan lain-lain
Respon terhadap stressor akan berbeda pada anak, tergantung dari berat
ringannya penyakit, jenis prosedur medis dan perawatan yang dilakukan,
pengalaman sebelumnya, tingkat perkembangan anak berdasarkan usia,
dukungan keluarga, dan kemampuan koping dari anak. Menurut penelitian, hal
yang paling umum terjadi pada anak yang hospitalisasi adalah gangguan
emosional berupa kecemasan, dengan berbagai tingkatan cemas dan
manifestasi yang berbeda berdasarkan usia anak. Bila kecemasan ini tidak
tertangani dengan baik dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik, muncul sikap
tidak kooperatif dalam program pengobatan, dan mempengaruhi hasil program
terapi. Gangguan perkembangan juga merupakan salah satu dampak negatif
dari hospitalisasi.
Sebagian besar rumah sakit telah menerapkan aturan bahwa untuk pasien
anak diperbolehkan orang tua untuk menunggu, dan diperbolehkan anggota
keluarga lain untuk berkunjung. Hal ini untuk mengatasi stressor perpisahan
anak dengan orang- orang dicintainya, dan akan menimbulkan rasa nyaman
dan ketenangan bagi anak. Namun hal ini dengan tetap memperhatikan kondisi
anak dan resiko keamanan bagi pengunjung tersebut. Bilamana tidak
memungkinakn bagi anak untuk dikunjungi, maka oraang tua dapat
menghadirkan benda sebagai pengganti seperti foto, audiotape atau rekaman
video kebersamaan anak dan orang tua.
Hiperperistaltik
Hipersekresi air
Malabsorbsi
& elektrolit
KH,Lemak,
Penyerapan
makanan
Isi usus diusus Meningkatkan
menurun tekanan
osmotik
Pergeseran air
dan elektrolit
ke usus
Diare (D0020)
1. Pengkajian
Teori pengkajian pada anak kejang demam (Nursalam, 2013) yaitu:
A. Identitas
1. Pengkajian identitas anak berisi tentang : nama, anak yang ke, tanggal
lahir/umur, jenis kelamin, dan agama.
2. Pengkajian identitas orang tua berisi tentang : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan,agama, dan alamat.
B. Alasan Dirawat
1. Keluhan utama seperti perasaan tidak enak badan, lesu, pusing, nyeri
kepala dan kurang bersemangat, serta nafsu makan menurun (teutama
pada saat masa inkubasi).
2. Riwayat Penyakit
Apakah anak pernah mengalami sakit sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersifat menular
dan menurun.
C. Riwayat Anak
D. Riwayat imunisasi
2) Pola Nutrisi (makan dan minum) : tanyakan pada pasien atau keluarga
berapa kali makan dan minum dalam satu hari.
3) Eliminasi (BAB/BAK) : kaji pola BAB dan BAK pad anak. Pada BAB
tinjau konsistensi, warna, bau, dan ada atau tidaknya darah. Pada BAK
tinjau volume,warna, bau.
4) Aktifitas : kaji permainan yang paling disukai pada anak, dan kapan
waktu bermainnya.
10
6) Istirahat dan tidur : kaji pola tidur anak pada siang dan malam hari, dan
berapa lama. Ada tidaknya kesulitan tidur yang dialami oleh anak.
7) Kebersihan diri : kaji berapa kali anak mandi dalam 1 hari, ada
membantu atau tidak. Bagaiman dengn kebersihan kuku atau rambut.
9) Rasa nyaman : kaji kondisi dan keadaan anak saat mengobrol dengan
orang lain.
10) Rasa aman : kaji lingkungan tempat anak bermain, apakah sudah aman
dari benda-benda tajam dan berbahaya. Bagaimana pengawasan orang
tua ketika anak sedang bermain.
11) Belajar (anak dan orang tua) : kaji pengetahuan orang tua dalam
merawat dan mendidik anak.
13) Hubungan sosial anak : kaji bagimana hubungan anak dengan orang
tua,keluarga lain serta teman-temannya. Siapakah orang yang paling
dekat dengan anak.
I. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : kaji mengenai bentuk kepala, ada tidaknya lesi, kebersihan kulit
kepala, jenis rambut, tekstur rambut, warna rambut dan pertumbuhan
rambut.
e) Mulut, terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan
pecahpecah.Lidah tertutup selaput kotor yang biasanya berwarna putih,
sementara ujung tepi lidah berwarna kemerahan.
j. Pemeriksaan Genetalia
2) Anus : kaji mengenai keadaan dan kebersihan, ada tidaknya lesi da nada
tidaknya infeksi.
12
l. Pemeriksaan Penunjang
m. Hasil Observasi
Tuliskan respon umum anak dengan keluarganya serta hal-hal baru yang
diberikan kepadanya, bentk interaksi kepada orang lain, cara anak
mengungkapkan keinginannya, serta kontradiksi prilaku yang mungkin
ditunjukan anak.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah keperawatan atau proses kehidupan yang didalamnya baik
yang berlangsung actual maupun potensial.(SDKI DPP PPNI, 2017).
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan Keperawatan Pada Anak Gastroentreritis
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap ke empat dari proses keperawatan . tahap ini
muncul jika perencanaan yang dibuat di aplikasikan pada klien. Tindakan yang
dilakukan mungkin sama mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah di
buat pada perencanaan. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibelitas
dan kreatifits perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus
mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tindakan
yang sudah direncanakan, dilakukan dengan rencana yang tepat,aman,serta
sesuai dengan kondisi pasien (Ode Debora, 2013).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Tindakan evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan serta bagaimana reaksi pasien dan
keluarga terhadap perencanaan yang telah diberikan. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tujuan dan kriteria hasil tercapai, pasien bisa pulang dan
melakukan rawat jalan (Judha, 2018).
Evaluasi adalah suatu penentuan apakah permasalahan sudah teratasi dengan
sepenuhnya atau belun dan suatu keputusan apakah dilanjutkan perawatan atau di
berhentikan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare Pada
Anak Di Ruang Madinah RSI Siti Khadijah Palembang.( http://repository.stik-
sitikhadijah.ac.id/241/1/41505001.pdf )
Anik Maryunani. (2013). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta.
Esmi Sinaga. (2018). Asuhan keperawatan anak pada anak c pasien diare ruang
rawat nginap di puskesmas puuwatu tahun.
(https://www.scribd.com/document/394184751/KTI-ESMI-SINAGA)
Andayani, 2019. Pengaruh Atraumatic Care: Audiovisual dengan Portable DVD
terhadap Hospitalisasi pada Anak. Diakses tanggal 20 November 2019
tami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
Ilmiah WIDYA (Volume 2 Nomor 2 Hal 9-20).
Sari , Indah (2021). Asuhan Keperawatan pada anak Gastroenteritis Akut di Rumah
sakit Harapan Bali. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id
Debby Daviani Prawati, Dani Nasirul Haqi. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya.
Dinar Nur Inten, Andalusia Neneng Permatasari. (2019). Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Eating Clean.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI, Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan .Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia; 2018
TIM POKJA SIKI DPP PPNI, Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan .Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia; 2017
TIM POKJA SIKI DPP PPNI, Standart Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan .Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia; 2019
17
Mengetahui