Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara konsepsional, wawasan nusantara (wawasan) merupakan wawasan nasionalnya


bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut
Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan
Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia
dibangun atas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada
konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.
Jadi Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan
kehidupan bangsa.Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya,
Indonesia memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Tak
hanya faktor geografi, wawasan nusantara juga mengutamakan kepentingan masyarakat
dalam aspek lain seperti sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan ekonomi.
Kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bermartabat dengan mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional. Pemahaman dan pelaksanaan wawasan nusantara yang lebih baik dalam ranah
kehidupan pribadi maupun kolektif serta dalam wilayah publik sangat menentukan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dibutuhkan kesadaran warga negara dan
penyelanggara negara yang memadai didalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab.
Di tengah tekanan berbagai masalah yang menghimpit bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana system politik dan ekonomi dalam suatu daerah dan contohnya ?

2) Bagaimana system social dan budaya dalam suatu daerah dan contohnya ?

3) Bagaimana pertahanan keamanan disuatu daerah dan contohnya ?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui bagaimana system politik dan ekonomi dalam suatu daerah.
1
2) Untuk mengetahui system social budaya dalam suatu daerah.
3) Untuk mengetahui bagaimana pertahanan keamanan disuatu daerah.

1.4 Manfaat

1) Agar mahasiswa mengetahui bagaimana system politik dan ekonomi dalam suatu daerah.
2) Agar mahasiswa mengetahui bagaimana system social dan budaya dalam suatu daerah.
3) Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pertahanan keamanan dalam suatu daerah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal
dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula
cara pandang, cara melihat. Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa.
Visi adalah keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa
Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

2.2 Kehidupan Politik


Kehidupan Politik adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya. Ketahanan
politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa berdasarkan pancasila dan UUD 1945
dengan slogan memelihara stabilitas politik dalam negeri yang bersifat sehat dan dinamis,
serta politik luar negeri yang bebas aktif. Aspek- aspek politik antara lain :
1) Negara.
2) Kekuasaan.
3) Pegambilan keputusan.
4) Kebijaksanaan.
5) Pembagian alokasi.
Dalam suatu wilayah harus politik guna sebagai landasan untuk mengatur jalannya
pemerintahan di suatu daerah.

3
2.2.1 Kehidupan Politik Di Daerah Sulawesi Selatan
Dalam politik Sulsel, memahami kekuatan politik para calon bukanlah perkara
mudah. Dibutuhkan analisis mendalam terhadap seluruh aspek yang saling terkait, baik
dari faktor partai politik, geopolitik, perilaku politik, patron-klien dan kondisi sosial-
budaya demokrasi di Sulawesi Selatan. Keberadaan ini akan mendasari kecenderungan
sikap politik yang menghasilkan konasi masyarakat dalam pemilihan kedepan. Dalam
ihwal kepartaian, koalisi partai politik menjadi instrumen untuk membangun kekuatan
politik, termasuk di daerah. Tujuan politik yang sama dengan adanya konsensus dan
kontrak politik. Apalagi dalam segmentasi kekuasaan politik daerah, faktor geopolitik
akan sangat menentukan untuk mengukur batas-batas dari kekuatan masing-masing
kandidat.
Geopolitik merupakan kajian kontemporer hasil perkembangan ilmu geografi dan
politik yang merujuk pada hubungan antara politik dan teritori. Pola ini berupaya mencari
hubungan antara konstelasi geografi dan pendistribusian kekuasaan (power) serta
kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai
tujuan politik. Fokus kajian geopolitik salah satunya menyangkut dinamika pemilihan
umum. Jika menelisik aspek geopolitik dalam ranah pilgub sulsel, sepenuhnya tidak bisa
dilepaskan dari hubungan keterikatan masyarakat dengan wilayahnya masing-masing.
Apalagi sejarah politik sulsel mencatat, sejak bergulirnya reformasi, persoalan geopolitik
merupakan isu yang cukup seksi guna mendulang pundi-pundi suara. Ini berarti,
perkembangan narasi seputar isu geopolitik masih akan terlihat populer diperbincangkan
di setiap sudut wilayah bahkan menyentuh sela-sela ruang warung kopi.
Berdasarkan data yang dihimpun di situs KPU, menempatkan beberapa daerah
dengan pemilih terbanyak berdasarkan wilayah, diantaranya Makassar, Bone, Gowa,
Wajo, Jeneponto dan seterusnya. Daerah ini, dalam cakupan geopolitik, akan dipandang
menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Namun, perkembangan
kekinian, peta geopolitik Sulsel dikenal dengan adanya wilayah seperti Bosowasi (Bone,
Soppeng, Wajo dan Sinjai), Ajatappareng (wilayah sekitar Danau Sidenreng) masuk
daerah, Parepare, Sidrap, Pinrang dan Barru. Wilayah Luwu Raya dan Toraja serta
wilayah Selatan Selatan Sulsel (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar
Bulukumba). Dalam pemilihan gubernur Sulsel, peta geopolitik pasangan calon memiliki

4
basis kuat di masing-masing teritori. Meskipun diketahui, terdapat pula wilayah yang
memiliki basis massa saling beririsan satu sama lain.

2.3 Kehidupan Ekonomi

Kehidupan Ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar


menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil.

2.3.1 Ekonomi di Daerah Sulawesi Selatan

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat ekonomi Sulawesi
Selatan pada tahun 2017 tumbuh 7,23 persen dan berada di peringkat 2 nasional di bawah
provinsi Maluku Utara. Selama 2017, lapangan usaha pertanian kehutanan, perikanan dapat
menciptakan nilai tambah Rp 95,9 triliun. Berkontribusi 22,89 persen dan tumbuh 5,34 persen
dibandingkan tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Sulsel seharusnya
diseimbangi dengan angka kesenjangan dan kemiskinan yang rendah.

Kalau hanya melihat pertumbuhan ekonomi, seharusnya juga pertumbuhan ekonomi


tinggi, angka kemiskinan harus turun, kesenjangan atau gini ratio juga turun, supaya
pertumbuhan ekonomi benar-benar dinikmati masyarakat, dan kesenjangan atau gini ratio di
Sulsel menjadi masalah yang harus diselesaikan, meskipun pertumbuhan ekonomi terus
membaik. Pergantian gubernur pasti akan mempengaruhi kedepannya.

2.4 Kehidupan Sosial Budaya


Menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan
merupakan karunia sang pencipta.

5
2.4.1 Sosial Budaya di Daerah Sulawesi Selatan
A. Adat Istiadat
Kebudayaan Suku Makassar Tak jauh berbeda dengan suku bugis, Suku Makassar atau
Orang Mangasara sebagian besar menetap di daerah Sulawesi Selatan.
1) Upacara Adat
Berikut beberapa ritual upacara adat :
a) Accera kalompong
Accera Kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda- benda
pusaka peninggalan Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa. Inti
dari upacara ini adalah allangiri kalompoang, yaitu pembersihan dan penimbangan
salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14. Pencucian benda-benda kerajaan
tersebut menggunakan air suci yang diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah
secara bersama-sama oleh para peserta upacara yang dipimpin oleh seorang Anrong
Gurua (Guru Besar). Khusus untuk senjata-senjata pusaka seperti keris, parang dan
mata tombak, pencuciannya diperlakukan secara khusus, yakni digosok dengan
minyak wangi, rautan bambu, dan jeruk nipis.

b) Mappalili
Mappalili adalah upacara mengawali musim tanam padi di sawah. Ritual ini
dijalankan oleh para pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan sebutan bissu.
Selain di Pangkep, komunitas bissu ada di Bone, Soppeng, dan Wajo. Ritual
dipimpin langsung Seorang Bissu Puang Matoa. Puang Matoa terlihat begitu
berwibawa di antara bissu yang berkumpul di rumah arajang, yakni tempat pusaka
berupa bajak sawah disemayamkan. Mengenakan kemeja bergaris dengan warna

6
dominan putih, dipadu sarung putih polos dan songkok. Suara santun dan tegas
selalu keluar dari mulutnya.

2) Adat Perkawinan
Untuk tata cara upacara adat Makassar dalam acara perkawinan memiliki beberapa proses
atau tahapan upacara adat, antara lain :
a) A’jangang-jangang (Ma’manu’-manu’).
b) A’suro (Massuro) atau melamar.
c) A’pa’nassar (Patenreada’) atau menentukan hari.
d) A’panaiLeko’ Lompo (erang-erang) atau sirih pinang.
e) A’barumbung (Mappesau) atau mandi uap, dilakukan selama 3 (tiga) hari.
f) Appassili bunting (Cemmemappepaccing) atau siraman dan A’bubbu’ (mencukur
rambut halus dari calon mempelai).
g) Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar.
h) Assimorong atau akadnikah.
i) Allekka’ bunting (Marolla) atau mundumantu.
j) Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.

3) Adat Kelahiran
Appasilli Apabila kandungan telah berusia tujuh bulan, maka diadakan
upacara appasilli. Pada upacara ini kedua belah pihak dari keluarga menyediakan macam-
macam panganan, di antaranya terdapat kanre jawa picuru (makanan yang mempunyai
arti simbolis), serta buah-buahan. Acara pertama dalam upacara ini, ialah memandikan
calon ibu dengan suaminya (nipassilli) dengan maksud untuk menjaga calon ibu maupun
bayi yang akan lahir, dengan mengusir dan menolak pengaruh-pengaruh jahat. Selesai

7
mandi calon ibu dan bapak berpakaian adat, kemudian bersanding menghadapi hidangan
yang disediakan dan dikerumuni oleh sanak suami istri tersebut disuruh memilih salah
satu macam penganan yang tersedia yang paling di inginkan. Dari penganan yang
diambil, dapat diramal jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Sesudah bayi lahir, maka
bayi bersama plasentanya diletakkan di atas kapparak.

4) Adat Kematian
Upacara ini biasanya diawali dengan para tetangga atau kerabat akan pergi
melayat sambal membawa sidekka (Sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan)
berupa barang atau kebutuhan untuk mengurus mayat. Mayat belum mulai dimandikan
sebelum semua anggota terdekatnya hadir. Memandikan mayat biasanya dilakukan oleh
kerabat terdekat orang yang meninggal. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika
memandikan mayat, yaitu :
 Pajenekang (menyiramkan air ke tubuh mayat diiringi pembacaan do’a dan tahlil).
 Pasuina ( menggosok bagian-bagian tubuh mayat).
 Pabbisina (membersihkan anus dan kemaluan mayat yang biasa dilakukan oleh salah
seorang anggota keluarga seperti anak,adik atau oleh orang tuanya).
 Pamaralui (menyiramkan air mandi terakhir sekaligus mewudhukan mayat).
Sesampai dikuburan, mayat segera diturunkan kedalam liang lahat. Imam atau tokoh
masyarakat kemudian meletakan segenggam tanah yang telah dibacakan doa atau
mantera-mantera ke wajah jenazah sebagai tanda siame’(penyatuan) antara tanah
dengan mayat.setelah itu, mayat ditimbuni mulai tanah sampai selesai. Lalu Imam
membacakan talkin dan tahlil dengan maksud agar si mayat dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan malaikat penjaga kubur dengan lancar. Diatas pusara
diletakan buah kelapa yang telah dibelah 2. Diletakan pula payung dan cekko-cekko’.

8
Hal ini juga masih merupakan warisan “kepercayaan lama”bahwa meskipun
seseorang telah meninggal dunia, akan tetapi arwahnya masih tetap berkeliaran.
Karena itu, kelapa dan airnya yang diletakan diatas kuburan dimaksudkan sebagai
minuman bagi arwah orang yang telah meninggal, sedangkan payung selain untuk
melindungi rohnya, juga merupakan simbol keturunan.

B. Pakaian Adat
1) Wanita
Pakaian adat wanita disebut dengan nama “Baju Bodo” atau “Bodo Gesung”.
Diberikan nama Gesung alasannya adalah karna baju adat ini memiliki gelembung di
bagian punggungnya. Gelembung tersebut muncul akibat baju bodo dikenakan dengan
ikatan yang lebih tinggi. Baju Bodo Gesung dibuat dari bahan kain muslin. Kain ini
adalah kain hasil pintalan kapas yang dijalin bersama benang katun. Rongga dan
kerapatan benang yang cukup renggang, menjadikan kain ini sejuk sehingga cocok
dipakai di iklim tropis seperti Sulawesi Selatan. Baju bodo yang digunakan oleh kaum
wanita merupakan baju yang hanya menggunakan jahitan untuk menyatukan sisi kanan
dan kiri kain, sementara pada bagian bahu dibiarkan polos tanpa jahitan. Bagian atas
baju bodo digunting atau dilubangi sebagai tempat masuknya leher. Lubang leher ini
pun dibuat tanpa jahitan. Sebagai bawahan, sarung dengan motif kotak-kotak akan
dikenakan dengan cara digulung atau dipegangi menggunakan tangan kiri.
Pemakaiannya dapat di sempurnakan dengan beragam pernik aksesoris seperti
kepingan-kepingan logam, gelang, kalung, bando emas, dan cincin. Dalam kitab
Patuntung, ada aturan yang menyebutkan penggunaan warna khusus bagi tingkatan
usia wanita yang akan mengenakan baju Bodo ini, yaitu :
 Warna jingga dipakai oleh perempuan umur kurang dari 10 tahun.
 Warna jingga dan merah darah dipakai oleh perempuan umur 10-14 tahun.
 Warna merah darah dipakai oleh untuk 17-25 tahun.
 Warna putih dipakai oleh para inang dan dukun.
 Warna hijau dipakai oleh puteri bangsawan.
 Warna ungu dipakai oleh para janda.

9
2) Pria
Pakaian adat untuk pria di Sulawesi Selatan bernama baju bella dada. Baju
ini dikenakan bersama paroci (celana), lipa garusuk (kain sarung), dan passapu (tutup
kepala seperti peci). Model baju bela dada adalah baju bentuk jas tutup berlengan
panjang dengan kerah dan kancing sebagai perekat. Baju ini juga dilengkapi dengan
saku di bagian kiri dan kanannya. Pakaian adat ini menggunakan kain yang lebih tebal
dari kain muslin, seperti dari kain lipa sabbe atau lipa garusuk. Sementara untuk
warnanya biasanya tidak ada ketentuan alias bisa disesuaikan dengan selera para
penggunanya. Passapu atau tutup kepala yang digunakan sebagai pelengkap baju bella
dada umumnya dibuat dari anyaman daun lontar dengan hiasan benang emas. Passapu
dapat pula tidak diberi hiasan.
Passapu polos atau biasa disebut passapu guru ini lazimnya digunakan oleh
para dukun atau tetua kampung. Selain passapu, para laki-laki juga tak ketinggalan
untuk mengenakan aksesoris pelengkap pakaian yang digunakan di antaranya adalah
gelang, keris, selempang atua rante sembang, sapu tangan, dan sigarak atau hiasan
penutup kepala. Gelang yang digunakan adalah gelang dengan motif naga dan terbuat
dari emas, sehingga gelang ini dinamai gelang ponto naga. Keris yang dipakai adalah
keris dengan kepala dan sarung terbuat dari bahan emas. Keris ini disebut pasattimpo
atau tatarapeng. Sapu tangan yang dikenakan adalah sapu tangan dengan hiasan
khusus. Sapu tangan ini dinamai passapu ambara.

10
C. Tarian Adat
1) Tarian Pakarena
Tarian Adat Suku yang paling terkenal ialah Tari Pakarena. Tari Pakarena ialah tarian
tradisional dengan menggunakan kipas dan diiringi oleh 2 kepala drum (gandrang) dan
sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Pakarena adalah bahasa
setempat berasal dari kata Karena yang artinya main. Tarian ini mentradisi di kalangan
masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas Kerajaan Gowa.

2) Tari Paddupa
Tari Paddupa merupakan tari tradisional Bugis yang ditujukan untuk memberikan
sambutan kepada tamu atau pejabat yang hadir dalam suatu acara. Tari Paddupa adalah
perwujudan cipta, rasa, dan karsa bangsa Bugis yang melambangkan penghormatan,
keterbukaan terhadap perkembangn zaman akan tetapi tetap memelihara adat
kesopanan sebagai bangsa. Tari Paddupa dibawakan oleh gadis-gadis cantik dengan
iringan musik tradisional Bugis.

D. Senjata Tradisional
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat
Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai

11
sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi
dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja
(penyangga bilah).

E. Bahasa
Bahasa umum yang digunakan di daerah Sulawesi Selatan adalah :
 Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah
Makassar dan Sekitarnya. Tersebar di Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto,
Bantaeng, sebagian Bulukumba sebagian Maros dan sebagian Pangkep.
 Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone
sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare,
Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang
paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
 Bahasa Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah
Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.

2.5 Kehidupan Pertahanan Keamanan


Kehidupan Pertahanan Keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air
dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

2.5.1 Pertahanan Keamanan di Sulawesi Selatan


Peran Pemuda dan Kestabilan Pertahanan dan Keamanan Pengaruhi
Kesejateraan Masyarakat. Asisten IV Bidang Administrasi Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan, DR. H. Ruslan Abu, SH., MH membuka Rapat Koordinasi tentang

12
Peran Pemuda dalam Mendukung Kebijakan Pertahanan Negara dan Sinkronisasi Tata
Ruang Wilayah Pertahanan Bagi Kepentingan Pertahanan Negara di Daerah di Hotel
Four Points By Sheraton Makassar, Selasa, (4 Oktober 2016)
H. Ruslan Abu dalam sambutannya mengatakan, Sulawesi Selatan
merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang ditunjang antara lain,
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebagai transportasi udara, Pelabuhan laut
Soekarno-Hatta sebagai pelabuhan penumpang dan kontainer terbesar di KTI. Makassar
sebagai pusat pelayanan dan distribusi barang dan jasa di KTI dan Kawasan Industri
Makassar (KIMA) untuk menyiapkan/mensuplai kebutuhan industri baik di KTI
maupun pulau Jawa. “Hubungan pendidikan didukung dengan ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan pada semua jenjang, demikian pula dengan kesehatan didukung
dengan sarana dan prasarana kesehatan. Sulawesi Selatan juga didukung oleh potensi
sumber daya perikanan, pertambangan dan kelautan,”lanjutnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang dicapai
saat ini 7,6 persen diatas rata-rata pertumbuhan nasional, juga telah mendapat ratusan
penghargaan. Salah satunya adalah Samkaryanugraha Parasamya Purnakarya Nugraha
yang merupakan penghargaan pemerintah yang menunjukkan karya tertinggi dalam
pelaksanaan pembangunan peningkatan kesejateraan masyarakat. Prestasi yang telah
diraih bukanlah semata-mata keberhasilan Gubernur saja, akan tetapi juga keberhasilan
dari semua masyarakat Sulsel, dari berbagai unsur dan tidak menutup kemungkinan juga
keberhasilan dari unsur TNI karena tanpa dengan keterlibatan aparat di bidang
pertahanan dan keamanan tentu kita juga tidak dapat berbuat apa-apa. “Kestabilan dalam
bidang pertahanan dan keamanan sangatlah dibutuhkan dalam pembangunan, sebab kita
tidak bisa membangun apabila kondisi keamanan tidak stabil dan para investor juga akan
takut berinvestasi. “Hal ini akan menurunkan daya tawar kita di luar negeri apabila
untuk mempertahankan diri sendiri saja kita tidak mampu,”pungkasnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh
dalam satu kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka diperlukan
suatu paham geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan
sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan. Kesatuan
wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Hal ini merupakan bagian integral yang menjamin eksitensi bangsa dan negara dalam
mewujudkan cita-cita nasional sekaligus manifestasi cita-cita leluhur kita, dengan tetap
menghargai kebhinekaan itu sebagai anugerah Tuhan dan aset bangsa.

1.1 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu mahasiswa dalam membuat makalah untuk masa yang akan
datang.

14
Daftar Pustaka

https://sulselprov.go.id/post/peran-pemuda-dan-kestabilan-pertahanan-dan-keamanan

Tanggal : 06 November 2018

Jam : 17.43 Wita

Tanggal :

Jam :

Dikutip :

Tanggal :

Jam :

Dikutip :

Tanggal :

Jam :

15

Anda mungkin juga menyukai