Anda di halaman 1dari 38

KONSEP KEHILANGAN KEMATIAN DAN

BERDUKA

Tim dosen perawatan paliatif


KEHILANGAN

adalah kenyataan/situasi yang mungkin


terjadi dimana sesuatu yang dihadapi,
dinilai terjadi perubahan, tidak lagi
memungkinkan ada atau pergi/hilang.
(Wilkinson, 2005).
BERDUKA
adalah respon fisik dan psikologis yang terpola
spesifik pada individu yang mengalami kehilangan.
Respon/reaksi normal, karena melalui proses
berduka individu mampu memutus ikatan dengan
benda/orang yang terpisah dan berikatan dengan
benda/orang baru.

Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis,


kognitif dan perilaku
KARAKTERISTIK BERDUKA MENURUT
BURGERS DAN LAZARE (1976)
Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidakyakinan.

Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila teringat tentang
kehilangan orang yang disayangi.

Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan sering disertai dengan
menangis, serta keluhan-keluhan sesak pada dada, rasa tercekik, nafas pendek.

Mengenang almarhum terus menerus

Memperoleh pengalaman perasaan berduka. 6. Cenderung menjadi mudah


tersinggung dan marah.
6 (ENAM) TINGKATAN BERDUKA
(Engel, 1964)
Syok

Tidak yakin

Mengembangkan kesadaran diri

Restitusi

Mengatasi kehilangan

Idealisasi dan hasil


PROSES BERDUKA
Fase Awal
Reaksi : syok, tidak
yakin atau tidak
percaya perasan
dingin, perasaan
Dimulai dengan kebal (mati rasa) dan
adanya kehilangan bingung Berakhir
spt kematian. setelah beberapa hari

Berlangsung Kembali berduka


beberapa minggu berlebihan Menangis
dan ketakutan
ROSES BERDUKA
Fase Pertengahan
kira-kira 3 minggu sesudah kematian
Berakhir kurang lebih 1 tahun Pola
tingkah laku yang ditunjukan:

Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan


pikiran tentang peristiwa kematian

Suatu pencarian arti dari kematian


ROSES BERDUKA
Fase Pemulihan

Fase Pemulihan Individu


Meningkat
Terjadi sesudah memutuskan untuk
partisipasi pada
kurang lebih satu tdk mengenang
kegiatan sosial
tahun. masa lalu.
KEHILANGAN

Kehilangan : suatu keadaan ketika individu


berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada
atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan.

Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap


Proses berduka yang disebabkan oleh
kehilangan:

Penyangkalan (denial)

Marah (anger)

Tawar menawar (bargaining)

Depresi

Penerimaan (acceptance)
LANJUTAN……

Tahap Penyangkalan Reaksi:

Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul, menyangkal


pernyataan kehilangan.

Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat atau


mendengar suara orang tsb)

Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,


diare,sesak nafas, detak jantung cepat, menangis, gelisah
LANJUTAN……

Tahap Marah Individu mulai sadar dengan


kenyataan kehilangan.

Menunjukkan perasaan marah meningkat


yang diproyeksikan pada orang tertentu
atau yang ada dilingkungannya.

Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat,


gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
LANJUTAN……

Tahap Tawar Menawar:


Reaksi: Menyatakan
kata-kata ”seandainya
saya hati-hati”,
“kenapa harus terjadi
pada keluarga saya”.
LANJUTAN……

Tahap Depresi: Reaksi :


menarik diri, tidak mau
bicara, putus asa.
Reaksi fisik: menolak
makan, susah tidur, letih,
libido menurun.
LANJUTAN……

Tahap Penerimaan :
Reorganisasi perasaan
kehilangan Gambaran
objek atau orang yang
hilang mulai dilepas
perlahan, perhatian
dialihkan pada objek
baru
SUMBER GANGGUAN ATAU
KEHILANGAN
Eksternal: Pikiran, sikap, tindakan yang tidak
sesuai dengan nilai individu,keyakinan atau moral
dan konflik interpersonal yang mengancam
konsistensi individu, harga diri,rasa aman

Internal : Kematian orang yang disayangi,


penghentian kerja (PHK), penyakit atau kehilangan
tubuh tertentu
JENIS KEHILANGAN

Kehilangan orang bermakna, mis: akibat kematian atau dipenjara

Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, mis: menderita penyakit, amputasi,


kehilangan pendapat, kehilangan perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan,
kehilangan kedudukan, kehilangan kemampuan seksual

Kehilangan milik pribadi (mis: uang,perhiasan)


FAKTOR PREDISPOSISI

Genetik Riwayat keluarga depresi sulit mengembangkan sikap


optimistik dalam menghadapi permasalahan.

Kesehatan fisik Keadaan fisik sehat cenderung mampu mengatasi


stress

Kesehatan mental Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa


depan suram peka dg situasi kehilangan

Pengalaman kehilangan masa lalu Kehilangan masa kanak-kanak


mempengaruhi kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.
FAKTOR PRESIPITASI
Stres dari perasaan kehilangan: Stres nyata atau Imajinasi Kehilangan bersifat bio-
psiko-sosial

Kehilangan kesehatan

kehilangan harga diri

kehilangan pekerjaan,

kehilangan peran dalam keluarga

kehilangan posisi di masyarakat.


IMPLIKASI KEPERAWATAN
Pengkajian

Mengkaji pasien dan angg kelg berduka menentukan tingkat berduka

Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada, nafas pendek, berkeluh


kesah, perasaan penuh diperut, kehilangan kekuatan otot, distres
perasaan yg hebat.

Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis, respon tubuh terhadap


kehilangan (reaksi stress)
lanjutan

Faktor yg
mempengaruhi reaksi
stress : umur, culture,
keyakinan spiritual,
peran seks, status sosek.

Faktor predisposisi

Faktor presipitasi dan


mekanisme koping.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Berduka berhubungan dengan kehilangan
aktual atau kehilangan yang dirasakan
• Berduka antisipatif berhubungan dengan
perpisahan atau kehilangan
• Berduka disfungsional berhubungan dengan
kehilangan orang/benda yang dicintai atau
memiliki arti besar
PERENCANAAN DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Membina dan meningkatkan hubungan
saling percaya dengan cara:
- Mendengarkan pasien bicara
- Memberi dorongan agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya
- Menjawab pertanyaan pasien secara
langsung, menunjukkan sikap menerima dan
empati
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin
menghambat dengan cara:
- Bersama pasien mendiskusikan hubungan
pasien dengan orang atau objek yang pergi
atau hilang
- Menggali pola hubungan pasien dengan orang
yang berarti
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor
penghambat dengan cara:
- Bersama pasien mengingat kembali cara
mengatasi perasaan berduka di masa lalu
- Memperkuat dukungan serta kekuatan yang
dimiliki pasien dan keluarga
- Mengenali dan menghargai sosial budaya, agama
serta kepercayaan yang dianut oleh pasien dan
keluarga dalam mengatasi perasaan kehilangan
4. Memberi dukungan terhadap repsons kehilangan
pasien dengan cara:
- Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa
sikap mengingkari, marah, tawar menawar,
depresi dan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
- Memberi gambaran tentang tata cara
mengungkapkan perasaan yang bisa diterima
- Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang
berarti
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota
keluarga dengan cara:
- Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang
berarti
- Mendorong pasien untuk menggali perasaannya
bersama anggota keluarga lainnya
- Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang
lain
- Mendorong keluarga untuk mengevaluasi
perasaan dan sling mendukung satu sama lain.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien
dengan cara:
- Mengamati perilaku pasien
- Menggali pikiran dan perasaan pasien yang
selalu timbul dalam dirinya
INTERVENSI KHUSUS PER TAHAP
RESPON KEHILANGAN
1. Tahap pengingkaran
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
b. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas
dan mendorong pasien untuk berbagi rasa
c. Memberi jawaban yang jujur terhadap
pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan
dan kematian
2. Tahap marah
Mengizinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah secara verbal
tanpa melawan kemarahan tersebut, dengan
cara:
- Menjelaskan kepada keluarga bahwa
kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan
kepada mereka
- Membiarkan pasien menangis
- Mendorong pasien untuk membicarakan
kemarahannya
3. Tahap tawar menawar
Membantu pasien menungkapkan rasa bersalah
dan takut dengan cara:
- Mendengarkan ungkapan dengan penuh
perhatian
- Mendorong pasien untuk membicarakan rasa
takut atau rasa bersalahnya
- Membahas bersama pasien mengenai
penyebab rasa bersalah atau rasa takutnya
4. Tahap depresi
a. Membantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan takut dengan perasaannya
- Mengamati perilaku pasien dan bersama
dengannya membahas perasaannya
- Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri
b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
- Menghargai perasaan pasien
- Membantu pasien menemukan dukungan yang
positif
- Memberi kesempatan untuk menangis dan
mengungkapkan perasaannya
- Bersama pasien membahas pikiran negatif yang
selalu timbul
5. Tahap penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak
bisa dielakkan dengan cara:
- Membantu keluarga mengunjungi pasien secara
teratur
- Membantu keluarga berbagi rasa
- Membahas rencana setelah masa berkabung
terlewati
- Memberi informasi akurat tentang kebutuhan
pasien dan keluarga
Respon Berduka Abnormal
Faktor yang mempengaruhi terjadinya respon
abnormal berduka:
• Historical factor/ faktor history: adanya
riwayat depresi
• Faktor personal
• Faktor sosial
Jenis respon berduka abnormal
• Disstres

• Berduka disfungsional
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai