Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Tetanus
Waktu : 15 menit
Sasaran : audiens
Tempat : kantor kelurahan cereme tuminting
Hari/ tanggal : -
Metode : ceramah dan tanya jawab
Media : laptop, power point.

TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan,masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit tetanus meliputi pengertian, gejala, cara pegobatannya, dan
pencegahannya
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
mengikuti Setelah kegiatan penyuluhan ini masyarakat diharapkan mampu :
1. Mendifiniskan penyakit tetanus
2. Mengetahui penyebab penyakit tetanus
3. Mengetahui gejala-gejala penyakit tetanus
4. Mengetahui cara pengobatan penyakit tetanus
5. Mengetahui cara pencegahan penyakit tetanus
KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP KEGIATAN KEGIATAN
PEYULUHAN MAHASISWA
· Memberi salam · menjawab salam
PENDAHULUAN· Memperkenalakan · memperhatikan
( 2 menit ) diri · memperhatikan
· Menjelaskan tujuan dan mencatat
penyuluhan · memperhatikan
· Menggali dan menjawab
pengetahuan audiens
tentang penyakit
tetanus
PENYAJIAN Menjelaskan dan Memperhatikan
MATERI menyebutkan tentang dan mencatat
( 8 menit ) penyakit tetanus yaitu
:
- pengertian penyakit
tetanus
- penyebab penyakit
tetanus
- tanda –tanda dan
bahaya
Penyakit tetanus
- cara pencegahan
penyakit tetanus
PENUTUP · memberi · bertanya
(5 menit) kesempatan kepada
sasaran untuk
menanyakan hal- hal
yang belum jelas. · memperhatikan
· Menjelaskan · memperhatikan
pertanyaan sasaran penjelasan penyuluh
· Menyimpulkan · menjawab salam
materi yang telah
disampaikan
· memberi salam dan
terima kasih
.

PENYAKIT TETANUS
1. Pengertian
Kata tetanus diambil dari bahasa yunani yaitu tetanus dari teinein yang artinya menegang.
Penyakit tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem urat saraf dan otot yang menyebabkan
saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Tetanus juga dikenal dengan penyakit lockjaw.
Kitasato adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme penyebab tetanus dan juga
melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.

Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali pusat yang tidak dipotong
dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan
merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi.

Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan
trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal,
kejang, dan paralisis pernapasan.

2. penyebab penyakit tetanus


Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium
tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke
dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi). Clostridium tetani termasuk
dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk spora, dan berbentuk drumstick.
Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan
dan di daerah pertanian. Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran
penceranaan serta feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Ketika bakteri
tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang
bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf)

3. Gejala penyakit tetanus


Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-12 hari, namun dapat singkat 1-2 hari dan kadang lebih
satu bulan, makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis. Terdapat hubungan antara jarak
tempat masuk kuman Clostridium tetani dengan susunan saraf pusat, dengan interval antara
terjadinya luka dengan permulaan penyakit, makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin
panjang.
Gejala penyakit tetanus bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap awal
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tubuh merupakan gejala awal
penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi kekakuan otot. Beberapa penderita juga mengalami
kesulitan menelan. Gangguan terus dialami penderita selama infeksi tetanus masih berlangsung.

Tahap kedua
Gejala awal berlanjut dengan kejang yang disertai nyeri otot pengunyah (Trismus). Gejala tahap
kedua ini disertai sedikit rasa kaku di rahang, yang meningkat sampai gigi mengatup dengan
ketat, dan mulut tidak bisa dibuka sama sekali. Kekakuan ini bisa menjalar ke otot-otot wajah,
sehingga wajah penderita akan terlihat menyeringai (Risus Sardonisus), karena tarikan dari otot-
otot di sudut mulut.
Selain itu, otot-otot perut pun menjadi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan tersebut akan
semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke belakang. (Ophistotonus). Keadaan
ini dapat terjadi 48 jam setelah mengalami luka.
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu penderita menjadi lambat dan sulit bergerak,
termasuk bernafas dan menelan makanan. Penderita mengalami tekanan di daerah dada, suara
berubah karena berbicara melalui mulut atau gigi yang terkatub erat, dan gerakan dari langit-
langit mulut menjadi terbatas.

Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat, maka terjadilah kejang refleks.
Biasanya hal ini terjadi beberapa jam setelah adanya kekakuan otot. Kejang otot ini bisa terjadi
spontan tanpa rangsangan dari luar, bisa pula karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya
cahaya, sentuhan, bunyi-bunyian dan sebagainya. Pada awalnya, kejang ini hanya berlangsung
singkat, tapi semakin lama akan berlangsung lebih lama dan dengan frekuensi yang lebih sering.

Selain dapat menyebabkan radang otot jantung (mycarditis), tetanus dapat menyebabkan sulit
buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah, bahkan patah tulang belakang dapat terjadi akibat
adanya kejang otot hebat. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan, yang
umumnya 50%. Hal ini disebabkan karena sumbatan saluran nafas, akibat kolapsnya saluran
nafas, sehingga refleks batuk tidak memadai, dan penderita tidak dapat menelan.

4. Pengobatan

Pengobatan tetanus dengan memberikan immunoglobulin tetanus untuk menetralisir racun yang
disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Selanjutnya diberikan Antibiotik tetrasiklin dan
penisilin untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada mati.

Selain itu diberikan obat lainnya untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan
mengendurkan otot-otot. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu
dipasang ventilator untuk membantu pernapasan.

Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk
mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus
diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi
berikutnya.

5. Pencegahan

Pencegahan tetanus dengan cara vaksinasi. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai
bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dan untuk orang sudah dewasa sebaiknya
diberikan booster.
Pada seseorang yang memiliki luka, jika:

1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani
vaksinasi lebih lanjut
2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan
vaksinasi
3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan
immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.

Pencegahan lain dengan cara membersihkan setiap luka terutama luka tusukan yang dalam harus
dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah
pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. Bagi orang yang rentan terhadap luka (luka tertutup,
misalnya tertusuk paku dan bukannya luka terbuka yang mengeluarkan darah mengalir) perlu
dilakukan vaksinasi toksoid.

http://gledysmsaptetanus.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai