Topik : Tetanus
Waktu : 15 menit
Sasaran : audiens
Tempat : kantor kelurahan cereme tuminting
Hari/ tanggal : -
Metode : ceramah dan tanya jawab
Media : laptop, power point.
PENYAKIT TETANUS
1. Pengertian
Kata tetanus diambil dari bahasa yunani yaitu tetanus dari teinein yang artinya menegang.
Penyakit tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem urat saraf dan otot yang menyebabkan
saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Tetanus juga dikenal dengan penyakit lockjaw.
Kitasato adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme penyebab tetanus dan juga
melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.
Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali pusat yang tidak dipotong
dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan
merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi.
Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan
trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal,
kejang, dan paralisis pernapasan.
Tahap awal
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tubuh merupakan gejala awal
penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi kekakuan otot. Beberapa penderita juga mengalami
kesulitan menelan. Gangguan terus dialami penderita selama infeksi tetanus masih berlangsung.
Tahap kedua
Gejala awal berlanjut dengan kejang yang disertai nyeri otot pengunyah (Trismus). Gejala tahap
kedua ini disertai sedikit rasa kaku di rahang, yang meningkat sampai gigi mengatup dengan
ketat, dan mulut tidak bisa dibuka sama sekali. Kekakuan ini bisa menjalar ke otot-otot wajah,
sehingga wajah penderita akan terlihat menyeringai (Risus Sardonisus), karena tarikan dari otot-
otot di sudut mulut.
Selain itu, otot-otot perut pun menjadi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan tersebut akan
semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke belakang. (Ophistotonus). Keadaan
ini dapat terjadi 48 jam setelah mengalami luka.
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu penderita menjadi lambat dan sulit bergerak,
termasuk bernafas dan menelan makanan. Penderita mengalami tekanan di daerah dada, suara
berubah karena berbicara melalui mulut atau gigi yang terkatub erat, dan gerakan dari langit-
langit mulut menjadi terbatas.
Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat, maka terjadilah kejang refleks.
Biasanya hal ini terjadi beberapa jam setelah adanya kekakuan otot. Kejang otot ini bisa terjadi
spontan tanpa rangsangan dari luar, bisa pula karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya
cahaya, sentuhan, bunyi-bunyian dan sebagainya. Pada awalnya, kejang ini hanya berlangsung
singkat, tapi semakin lama akan berlangsung lebih lama dan dengan frekuensi yang lebih sering.
Selain dapat menyebabkan radang otot jantung (mycarditis), tetanus dapat menyebabkan sulit
buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah, bahkan patah tulang belakang dapat terjadi akibat
adanya kejang otot hebat. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan, yang
umumnya 50%. Hal ini disebabkan karena sumbatan saluran nafas, akibat kolapsnya saluran
nafas, sehingga refleks batuk tidak memadai, dan penderita tidak dapat menelan.
4. Pengobatan
Pengobatan tetanus dengan memberikan immunoglobulin tetanus untuk menetralisir racun yang
disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Selanjutnya diberikan Antibiotik tetrasiklin dan
penisilin untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada mati.
Selain itu diberikan obat lainnya untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan
mengendurkan otot-otot. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu
dipasang ventilator untuk membantu pernapasan.
Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk
mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus
diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi
berikutnya.
5. Pencegahan
Pencegahan tetanus dengan cara vaksinasi. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai
bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dan untuk orang sudah dewasa sebaiknya
diberikan booster.
Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani
vaksinasi lebih lanjut
2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan
vaksinasi
3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan
immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Pencegahan lain dengan cara membersihkan setiap luka terutama luka tusukan yang dalam harus
dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah
pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. Bagi orang yang rentan terhadap luka (luka tertutup,
misalnya tertusuk paku dan bukannya luka terbuka yang mengeluarkan darah mengalir) perlu
dilakukan vaksinasi toksoid.
http://gledysmsaptetanus.blogspot.co.id/