Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Tetanus
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw , merupakan penyakit yang disebakan oleh
tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang
menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato
merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang
terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang
spesifik. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia
menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus),
spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan.

Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri anaerob Clostridium tetani. Spora dari
Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika
bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi, baik pada luka yang dalam
maupun pada luka yang dangkal. Selain itu, setelah proses persalinan, bisa juga terjadi infeksi
pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (disebut dengan tetanus neonatorum). Yang
menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut,
bukan dari bakteri itu sendiri.

B. Penyebab Tetanus

Berbagai jenis hewan membawa bakteri ini di dalam ususnya tanpa menderita sakit.
Penelitian lama menggambarkan bahwa bakteri ini dapat ditemukan pada 15 persen dari tinja 53
kuda, 19 persen dari 21 sapi, 26 persen dari 23 domba, 46 persen dari 37 anjing, 37 persen dari
141 tikus, dan 18 persen dari 34 unggas. Angka ini menggambarkan cukup banyak hewan
bertindak sebagai pembawa bakteri ini, sehingga potensi untuk menularkan penyakit cukup
besar.
Untuk berkembang biak, bakteri ini memerlukan kondisi anaerob (tanpa oksigen). Oleh
karena itu, luka kecil namun cukup dalam, misalnya akibat tusukan paku tercemar bakteri
penyebab tetanus, sangat berpotensi menimbulkan penyakit. Di tempat luka, spora bakteri
berubah menjadi bentuk vegetatif dan mulai memproduksi racun. Bentuk vegetatif Cl tetani
dalam tubuh hewan dan manusia relatif mudah dibunuh dengan antibiotika. Namun, bakteri ini
diketahui mampu memproduksi racun eksotoksin yang mempunyai daya rusak lebih hebat dari
bakterinya sendiri.
Penyebab Secara Umum
1. Lewat Tususkan paku pada kaki hewan
2. Lewat Bekas irisan pada kulit
3. Lewat tali pusat saat infeksi baru lahir
4. Luka Tusuk
5. Cedera remuk.
6. Luka Yang terkontaminasi Feses.
7. Infeksi Gigi.
8. Penyuntikan yang ilegal dari medic.

C. Gejala-Gejala Tetanus
Gejala tetanus dapat terjadi mulai dari 4 hari setelah luka Anda terkontaminasi bakteri
dan gejalanya dapat bertahan hingga 3 minggu kemudian. Secara umum gejala dapat
berkembang setelah 10 hari setelah infeksi awal, tetapi dalam beberapa kasus gejala dapat
berkembang setelah satu bulan. Menurut para ahli, masa inkubasi atau yang ditandai dengan
munculnya gejala penyakit yang lebih lama setelah Anda terluka akn lebih jauh dari kontrol
sistem saraf pusat. Sehingga pada orang dengan masa inkubasi yang lebih pendek, gejala yang
timbul cenderung lebih berat.

Anjing merupakan jenis hewan piaraan yang paling peka terhadap infeksi tetanus. Pada
hewan, gejala klinis tetanus cukup jelas seperti kekakuan pada kaki, rahang, leher, daun telinga
dan ekor, lubang hidung membesar, pernapasan cepat, dan demam tinggi. Karena rahang tidak
dapat dibuka (terus menutup seperti terkunci), maka peternak menyebut penyakit ini sebagai
lockjaw. Apabila diraba, otot di bagian perut keras sekali seperti papan.

Gejala umum pada tetanus yaitu:


1. Kekakuan pada otot wajah, otot leher, otot dada, perut, sampai ke tulang punggung
merasa menjadi melengkung seperti otot tangan dan tungkai
2. Kejang mulut, dan dapat menyebar kebagian leher
3. Susah menelan makanan.
4. Merasa gelisah
5. Suhu Badan Meningkat.
6. Detak Jantung Cepat
7. Mudah teransang oleh suara yang keras atau sinar matahari.
8. Merusak Sel darah, dan Sel darah Putih
9. Kejang-kejang.
D. Pencegahan Tetanus

Pencegahan tetanus dapat dilakukan antara lain:


1. Bila ada luka akibat (akibat benda tajam) di bersihkan, dikuret atau di drainse atau
diobati.
2. Dilakukan vaksinasi aktif dengan formol vaksin.
3. Dilakukan vaksinasi pasif dengan antitoksin
4. Gunakan peralatan operasi yang steril dan jangan melakukan operasi dekat dengan
tempat yang mungkin menjadi sumber infeksi tetanus.

Pengobatan Tetanus Secara Umum :


1. Antiktoksin
Obat yang disediakan dalam bentuk immune globulin. Namun dalam jenis antitoksin ini
hanya membantu untuk menetralkan racun yang belum mengalami keterikatan dengan
jaringan.
2. Antibiotik
Pemberian obat gejala tetanus bertujuan untuk membunuh bakteri yang menjadi
penyebab dari penakit tetanus, dan sebaiknya di berikan dalam bentuk oral dalam bentuk
suntikan.
3. Vaksin
Agar pasien merasa kebal bila terkena tetanus di waktu yang berikutnya.
4. Luka dibuat segar, dengan membuang bagian jaringan yang rusak, kemudian luka
dicuci dengan KMnO atau H2O2 dan diobati dengan antibiotika.
5. Perlakuan pada hewan sakit diberikan: (1) kandang bersih, kering, gelap; (2) diberikan
kain penyangga perut; (3) makanan disediakan setinggi hidung; (4) luka yang ada
diobati
6. Diberikan obat-obatan untuk mengatasi simptom atau gejala antara lain: (1) obat
penenang; (2) muscle relaxan

Anda mungkin juga menyukai