Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KOMPRES HANGAT KERING (WWZ)

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan dengan memberikan terapi kompres hangat
Indikasi a. Pasien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
b. Pasien dengan perut kembung
c. Pasien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang
persendian
d. Spasme otot
e. Adanya abses, hematoma (Asmadi, 2008)
Tujuan a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d. Memperlancar pengeluaran eksudat
e. Merangsang peristaltik usus
Petugas 1. Perawat recovery room
2. Perawat diruang PACU
Persiapan Pasien 1. Informet consent
2. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien (supine)
Persiapan Pintu ditutup dan memasang sketsel
lingkungan
Persiapan alat Alat-alat yang digunakan:
1. Buli-buli panas
2. Sarung buli-buli panas
3. Air panas dalam termos
4. Baskom
5. Termometer air (hydrometer)
6. Lap kerja
Pelaksanaan 1. Menyiapkan peralatan
2. Perawat melakukan cuci tangan 6 langkah
3. Perawat memakai APD
4. Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli panas dengan cara:
mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya, kemudian
membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya
5. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (48-50°C) (Susilo, H.,
2019).
6. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak ±1/2 bagian dari ukuran buli-
buli tersebut lalu keluarkan udaranya dengan cara:
a. Letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja/tempat datar
b. Bagian atas buli-buli dilipat sampai kelihatan permukaan air di
leher buli-buli
c. Kemudian penutup buli-buli ditutup dengan rapat/benar
 Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu keringkan
dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
 Bawa buli-buli tersebut ke dekat pasien dan letakkan di
bagian abdomen yang menjauhi dari luka insisi
 Beritahu pasien, jelaskan tujuan prosedur ini
 Atur posisi yang nyaman pada klien
 Letakkan/pasang buli-buli pada area yang memerlukan
 Kaji secara teratur kondisi pasien untuk mengetahui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli
 Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air
panas lagi, sesuai yang dikehendaki
 Bereskan alat-alat bila sudah selesai
 Cuci tangan
7. Rapikan alat-alat
Sikap Sikap selama pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privasi pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatian body mechanism
Evalusi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
2. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Sumber :
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Susilo, H. 2019. Pemberian Kompres Hangat Terhadap Pemulihan Fungsi
Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Dengan
Anestesi SAB. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBANTU PASIEN DALAM RANGE OF MOTION (ROM)

Pengertian Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa dan tonus otot (Potter &
Perry, 2006).
Indikasi Pasien dengan keterbatasan lingkup gerak sendi dan penurunan kemampuan
ambulasi.
Tujuan Suratun (2008), tujuan ROM adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
Petugas 1. Perawat recovery room
2. Perawat diruang PACU
Persiapan Pasien 1. Informet consent
2. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien
4. Kunci semua bed pada pasien
Persiapan Pintu ditutup dan memasang sketsel
lingkungan
Persiapan alat Sarung tangan (handscoon)
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
2. Berikan salam, panggil nama pasien
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakann yang akan dilakukan
5. Gunakan sarung tangan
6. Latihan panggul
- Abduksi- adduksi panggul. Gerakkan tungkai ke arah luar dari tubuh
dengan rentang derajad 30-50°. Kembalikan ke posisi semula.

- Fleksi lutut dan rotasi internal eksternal panggul. Tekuk lutut dan putar
tungkai dengan gerakan kedalam keluar 90°.
- Untuk meregangkan otot-otot hamstring, luruskan tungkai.

7. Latihan kaki
- Dorsofleksi kaki. Gerakkan kaki ke atas dan kearah tungkai 20-30°.
Kemudian gerakkan kaki kebawah dan menjauh dari tungkai 45-50°,
(fleksi plantar).

- Inversi dan eversi kaki. Gerakkan sehingga telapak kaki menghadap keluar
(eversi). Kemudian gerakkan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke
dalam (inversi) rentang derajad kurang dari 10°.

- Fleksi ibu jari kaki. Tekuk ibu jari kaki kearah bawah 30-60°.
- Ekstensi ibu jari kaki, luruskan ibu jari kaki dan tarik kearah tungkai
sejauh mungkin kurang lebih 30-60°.
- Abduksi ibu jari kaki, merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain
dengan rentang derajad kurang dari 15°.
- Adduksi ibu jari kaki, merapatkan kembali bersama-sama dengan rentang
derajad kurang dari 15°.

8. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil yang dicapai, memberikan reinforcement positif pada klien
b. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dan bersihkan peralatan
d. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
e. Dokumentasikan
Sikap Sikap selama pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privasi pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatian body mechanism
Evalusi 1. Respon pasien selama ROM (kesakitan, kelelahan)
2. Observasi rentang gerak sendi dan bandingkan dengan rentang gerak sendi
normal
Sumber :

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Vol.2, Ed 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Suratun, Hariyati, Santa Manurung, Een Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Musculuskeletal. Jakarta: EGC.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN ABDOMEN (AUSKULTASI BISING USUS)

Pengertian Suatu kegiatan auskultasi bising usus pada abdomen


Indikasi a. Semua pasien
Tujuan a. Mendengarkan pergerakan peristaltik usus yang digambarkan dengan bising
usus
Petugas 1. Perawat recovery room
2. Perawat diruang PACU
Persiapan Pasien 1. Informet consent
2. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien
Persiapan 1. Pintu ditutup dan memasang sketsel
lingkungan 2. Mengondisikan agar lingkungan tidak bising
Persiapan alat Alat-alat yang digunakan:
1. Sarung tangan bersih
2. Stetoskop
3. Jam tangan
4. Alat tulis
5. Lembar observasi
Pelaksanaan 1. Auskultasi Bising Usus:
1. Menyiapkan peralatan
2. Perawat melakukan cuci tangan 6 langkah
3. Perawat memakai APD
4. Menghitung jumlah frekuensi bising usus menggunakan stetoskop
5. Bising usus dapat di auskultasi pada empat kuadran abdomen atau letakkan
stetoskop pada salah satu kuadran
6. Berikan tekanan yang ringan
7. Minta klien agar tidak berbicara
8. Dengarkan bising usus selama satu menit penuh. Bising usus adalah bunyi
seperti orang berkumur, terjadi karena pergerakan udara dan kimus dalam
saluran pencernaan. Bising usus normalnya terdengar 5-30 x/menit
9. Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada konstipasi,
obstruksi, atau ileus paralitik yang disebabkan efek obat anestetik
10. Catat jumlah frekuensi bising usus setiap melakukan observasi di lembar
observasi waktu pulihnya bising usus dan waktu flatus pertama kali
11. Bereskan alat-alat bila sudah selesai
12. Cuci tangan
13. Rapikan alat-alat
Sikap Sikap selama pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privasi pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatian body mechanism
Evalusi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
2. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Sumber :

Debora, O. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai