Anda di halaman 1dari 15

PERDARAHAN PASCA

MENOPAUSE
DENGAN TINDAKAN
HISTEREKTOMI
Anggota Kelompok
• Dyah Ayu Rahmawati (1601460044)
• Afira Cahyaning Ati (1601460044)
• Siti Hasanah (1601460044)
• Emilia Dyah Novitasari (1601460044)
Perdarahan Pasca Menopause
• Definisi
Pendarahan pasca-menopause mengacu
pada pendarahan apapun semua pendarahan yang
terjadi pada vagina setelah menopause. 
Menopause adalah, masa berhentinya menstruasi yang
biasanya dialami oleh wanita setelah usia 45-50 tahun.
suatu periode dalam hidup wanita, umumnya di usia 45-
50 tahun, saat ia berhenti datang bulan.
Etiologi
 Atrofi Vagina: peradangan dan penipisan jaringan
lapisan saluran vagina, polip pada rahim atau vagina.
 Atrofi Endometrium: lapisan rahim radang dan
terkikis disebabkan oleh kadar estrogen yang
melemah.
 Hiperplasia Endometrium: penebalan pada lapisan
rahim, kanker endometrium, kanker Serviks.
Manifestasi Klinik
Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul
adalah :

 Rasa tidak nyaman pada abdomen.


 Nyeri tekan pada pelvis
 Lingkar abdomen yang terus meningkat
 Sering berkemih
Patofisiologi
• Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel
telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista
di dalam ovarium yang semakin lama akan menjadi kanker ovarium.
• Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis, sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastrointestinal,
seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi.
Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder
akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa
tumor menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilasi. Gejala-gejala keadaan
akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam
tumor , ruptur atau torsi ovarium. Namun tumor ovarium paling sering terdeteksi
selama pemeriksaan pelvis rutin.
Pathway
Diagnosis
Dalam situasi klinik, untuk menegakkan diagnosis
Perdarahan Pasca Menopause dibutuhkan
beberapa tahapan seperti:
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang, seperti : Pemeriksaan
sitology servix, USG, Saline infusion sonography,
Outpatient Histeroskopi, Biopsi endometrium
Penatalaksanaan Tindakan
Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus)
pada seorang wanita, sehingga setelah menjalani ini dia tidak bisa lagi
hamil dan mempunyai anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh
dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utamanya
dilakukan histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim.

Histerectomy adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk


mengangkat rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri
ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri.
Jenis – Jenis Histerektomi
• Histerektomi parsial (subtotal)
• Histerektomi total
• Histerektomi dan salfingo-ooforektomi
bilateral
• Histerektomi radikal
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pre Operatif : • Sumber koping.
• Pengkajian Umum • Kepercayaan spiritual.
• Identitas pasien. • Pengetahuan, persepsi, dan
• Jenis pekerjaan. pemahaman.
• Persiapan umum (inform consent, • Pemeriksaan Fisik
formulir checklist). • Keadaan umum dan tanda-tanda
• Riwayat Kesehatan
vital.
• Riwayat alergi. • Pengkajian tingkat kesadaran.
• Kebiasaan merokok, alkohol, • Pengkajian Diagnostik
narkoba.
• Pemeriksaan darah lengkap.
• Pengkajian nyeri (PQRST).
• Analisis elektrolit serum, koagulasi,
• Pengkajian Psikososiospiritual
kreatinin serum, dan urinalisis.
• Kecemasan pra operatif.
• Pemeriksaan skrining tambahan
• Perasaan
• Konsep diri, citra diri.
Intra Operatif
• Safety manajemen
• Pengaturan posisi pasien
• Monitoring fisiologis
• Melakukan balance cairan (intake output)
• Memantau kondisi cardio pulmunal (fungsi pernapasan, pulse,
TD, saturasi oksigen, perdarahan)
• Monitoring psikologis (bila pasien dalam keadaan sadar)
• Memberi dukungan emosional kepada pasien
• Mengkaji status emosional pasien dan mengkomunikasikannya
kepada tim bedah bila terjadi adanya suatu perubahan yang
tidak diharapkan
Post Operasi

• Sistem Pernapasan
• Sistem Sirkulasi
• Kontrol Suhu
• Status Neurologi
• Respon Nyeri
• Genitourinari
• Sistem Gastrointestinal
• Keseimbangan cairan dan elektrolit
• Integritas kulit, kondisi luka, dan drainage
Diagnosa Keperawatan
• Pre Operasi
1) Nyeri Akut
2) Anxietas
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan
• Intra Operasi
1) Resiko cidera
2) Resiko perdarahan
3) Resiko infeksi
• Post Operasi
1) Nyeri Akut
2) Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan
3) Gangguan Kerusakan Integritas kulit

Anda mungkin juga menyukai