Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ISPA

Di susun oleh
1. Lailsya Ghaniyyu (P1337420314050)
2. Mohammad Dimas Aditya (P1337420314057)
3. Anisa Dana Maghfira (P1337420314063)
4. Arum Sagitaningtyas (P1337420314068)
5. Riska Dwi Agustin (P1337420314074)
6. Isni Nuzulul Imami (P1337420314080)
7. Nufrida Nur Hidayah (P1337420314084)
8. Himatul ‘Ulya (P1337420314092)
9. Efa Maghfuroh (P133742031405)
10. Arfiyani Lailatul Rizqi (P1337420314013)
11. Herlyana Tanjung (P1337420314019)
12. Bayu Indrawan Pratama (P1337420314023)
13. Salma Nailu Nahda (P1337420314030)
14. Tiwij Mega Putri (P1337420314037)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Kuripan Yosorejo RW 07

Tempat : Posyandu Melati IV Kuripan Yosorejo RW 07

Hari/Tanggal : Rabu, 19 April 2017

Waktu : 1 x 30 menit

Pelaksana : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi DIII


Keperawatan Pekalongan

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Atas kepada masyarakat Kelurahan Kuripan Yosorejo RW 07 diharapkan
dapat memahami dan mampu melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
tentang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit tentang
penyakit ISPA diharapkan masyarakat Kelurahan Kuripan Yosorejo RW 07
mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian ISPA
2. Menjelaskan penyebab ISPA
3. Menyebutkan cara penularan ISPA
4. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA
5. Menjelaskan klasifikasi ISPA
6. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA dirumah
7. Menjelaskan pencegahan ISPA
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

D. MEDIA
1. Leaflet
2. PPT

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Fase Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu
Peserta
1 Pra  Menyiapakan Satuan 3 menit
Interaksi Acara Penyuluhan &
bahan untuk leflet.
 Menentukan kontrak
waktu & materi
dengan masyarakat
sebelum penyuluhan
dilakukan
2 Kerja  Membuka kegiatan  Menjawab salam 1 menit
dengan mengucapkan
salam  Mendengarkan 1 menit

 Memperkenalkan diri  Memperhatikan


1 menit
 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan  Memperhatikan
1 menit
 Menyebutkan materi
 Memperhatikan
yang akan diberikan
 Menggali
pengetahuan keluarga
klien mengenai ISPA 3 menit
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
ISPA  Bertanya 5 menit
 Memberi kesempatan menjawab
kepada keluarga untuk pertanyaan yang 5 menit
mengajukan dianjurkan
pertanyaan kemudian
 Memperhatikan
didiskusikan bersama
& menjawab
pertanyaan.
 Memberikan leaflet
3 Evaluasi Menanyakan kepada  Menjawab 5 menit
masyarakat tentang pertanyaan
materi yang telah
disampaikan, dan
reinforcement kepada
keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan.
4 Terminasi Mengakhiri  Mendengarkan 5 menit
pertemuan &
mengucapkan
 Menjawab salam
terimakasih atas
partisipasi masyarakat
Mengucapkan salam
penutup

F. Evaluasi
- Jangka Pendek : Masyarakat paham tentang materi yang diberikan
- Jangka Menengah : Masyarakat mampu mengaplikasikan ilmu yang
didapat
- Jangka Panjang : Laporan angka penderita ISPA menurun atau tidak
ada
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan kependekan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut
infeksi ini berarti masuknya kuman penyakit kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan yaitu
bagian tubuh mulai dari hidung hingga paru-paru dan infeksi akut yaitu
infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Infeksi saluran pernafasan
adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring)
mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan
akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami
jalan nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991;
1418).

2.  Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri maupun riketsia. Infeksi bakterial
merupakan penyulit ISPA oleh karena virus, terutama bila ada epidemi atau
pandemi. Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Menurut berbagai literatur, bakteri dan virus penyebab ISPA, diantaranya bakteri
"stafilococus" dan "streptococus" serta "virus influenza" dan "sinsitialvirus" di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu
tenggorokan dan hidung. Akhirnya terjadi peradangan yang disertai demam,
pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan
gangguan fungsi karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan
peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat.  Infeksi dapat menjalar ke paru-
paru, dan menyebabkan sesak atau pernapasan terhambat, oksigen yang dihirup
berkurang, anak menjadi kejang bahkan bila tidak segera ditolong bisa menyebabkan
kematian.
3.   Penularan ISPA
Ada 3 cara penyebaran infeksi, yaitu:
1. Aerosol yang lembut, terutama karena batuk-batuk
2. Aerosol yang kasar, terjadi pada waktu batuk dan bersin
3. Kontak langsung  atau tidak langsung dengan benda-banda yang tercemar
infektan.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan
oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan
musim dingin.

4.   Tanda & Gejala ISPA


Biasanya tanda-tandanya dimulai dengan adanya keluhan dan gejala
ringan, seperti :anak sering batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan pilek
dan demam. Tetapi dapat berangsur – angsur menjadi semakin parah dan bisa
menyebabkan kegagalan pernapasan dan bahkan meninggal dunia. Sebaiknya
penderita yang masih mengalami gejala ringan segera di tangani karena bila
terlambat bisa menyebabkan kematian akibat sulitnya penanganan. Tanda-
tanda ISPA dapat dilihat dari tanda klinis dan tanda laboratoris. Bila
mendapati penderita ISPA, sebaiknya segera ditangani tenaga medis seperti
puskesmas dan dokter.

5. Klasifikasi ISPA
Untuk golongan umur diatas 5 tahun klasifikasi penyakit ISPA yaitu:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit
yaitu:
a. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat
diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
b. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2
-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun
adalah 40 kali per menit atau lebih.
c. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

6. Penatalaksanaan ISPA diRumah


a Mengatasi panas (demam)
 Untuk orang dewasa, diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
 Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan
memberikan parasetamol dan dengan kompres.
 Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan.
 Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada
air biasa (tidak perlu air es).
 Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat
pelayanan kesehatan.
b. Mengatasi batuk
 Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional
berupa jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
 Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.
c. Pemberian makanan
 Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
 Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
d. Pemberian minuman
Kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. Usahakan
pemberian cairan (air putih, air buah, dan sebagainya) lebih banyak dari
biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak dan mencegah
kekurangan cairan.

7. Pencegahan
Berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan
ISPA
oleh masyarakat di antaranya adalah  :
a Pentingnya pemberian makanan bergizi.
Bayi dan anak balita yang mempunyai gizi baik jarang yang menderita
penyakit yang serius oleh karena tubuhnya dapat menangkal infeksi.
Pnemonia yang menyerang bayi yang mendapat susu botol ialah 2 x lipat
banyaknya dibanding bayi

Hindari penularan dengan mengurangi anak kontak dengan anggota


keluarga yang sakit yang mendapat ASI. Diet makanan yang
mengandung Vitamin A dari buah-buahan berwarna kuning serta sayuran
juga dapat mencegah infeksi.
b Pentingnya Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lengkap harus sudah selesai pada bayi umur 1
tahun. Apabila karena sesuatu alasan, hal ini tidak tercapai maka
bayi/anak harus di imunisasi sesegera mungkin. Penyakit ringan yang
sering menyertai anak bukan merupakan alasan bagi ibu untuk tidak
membawa anaknya kepada petugas imunisasi. Ada beberapa penyakit
saluran nafas yang serius, diantaranya ialah batuk rejan, tuberkulosis dan
campak.
c Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang padat akan mempercepat penularan batuk. Meludah di
sembarang tempat dan bersin di depan anak-anak juga akan memudahkan
penularan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal
serumah dengan perokok lebih sering dirawat di Rumah Sakit oleh
karena menderita ISPA dibanding dengan anak-anak dari keluarga yang
tidak merokok. Oleh karena itu udara yang bersih dan ventilasi yang
cukup merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua untuk
mencegah penularan ISPA. Selain itu bila anak menderita ISPA
sebaiknya istirahat dulu untuk aktifitas berkumpul dengan anak lain
karena akan mudah sekali terjadi penularan.
DAFTAR PUSTAKA

Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa oleh Dr.
yohanes gunawan. Jakarta: EGC.
Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II book 1.
USA: CV. Mosby-Year book. Inc
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. EGC : Jakarta
Staf Pengajar IKA (1995). Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai