Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Tentang Tb Paru

Sasaran : Kemuning 1

Tempat : Kemuning 1

Hari/Tanggal : 16 April 2018

Waktu : 15 Menit

I. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai TB Paru selama 15 menit, klien
mampu memahami tentang TB Paru.

II. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai TB Paru, maka klien mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian  TB Paru
2. Menjelaskan tentang  penyebab  TB Paru
3. Menjelaskan  gejala TB Paru
4. Menjelaskan cara penularan TB Paru
5. Menjelaskan pengobatan TB Paru
6. Melaksanakan cara pencegahan  TB Paru

III. Materi
1. Pengertian  TB Paru
2. Penyebab   TB Paru
3. Gejala TB Paru
4. Cara Penularan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Cara pencegahan TB Paru
IV. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab

V. Setting
1. Setting Waktu

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUHAN
5 Menit Pembukaan :
1. Memperkenalkan diri 1. Menyambut salam
2. Menjelaskan tujuan dan mendengarkan
dari penyuluhan 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak 3. Mendengarkan
waktu 4. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi 5. Menjawab
penyuluhan yang akan
diberikan
5. Menggali pegetahuan
tentang TB Paru
5 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan
pengertian TB Paru dan
2. Menjelaskan tentang memperhatikan
etiologi TB Paru 2. Bertanya dan
3. Menjelaskan tentang Menjawab
gejala TB Paru
4. Menjelaskan tentang
Cara Penularan TB
Paru
5. Menjelaskan tentang
Pengobatan TB Paru
6. Menjelaskan tentang
pencegahan TB Paru
7. Sesi tanya Jawab
5 Menit Penutupan :
1. Menanyakan pada 1. Menjawab &
peserta tentang materi menjelaskan
yang diberikan dan pertanyaan
reinforcement kepada 2. Mendengarkan
peserta bila dapat 3. Menjawab salam
menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
2. Mengucapkan terima
kasih kepada peserta.
3. Mengucapkan salam

VI. Media
 Leaflet

VII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
 Kesiapan media
2. Evaluasi Proses
 Peserta  antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluan
3. Kriteria Hasil
 Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
 Peserta mampu menjelaskan kembali tentang materi yang di
berikan.
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
sehingga menyebabkan gangguan pada paru–paru. TB ditularkan lewat
batuk dan dahak.

II. Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium tuberculosis
humanis) yang termasuk famili Mycobacteriaceae yang mempunyai
beberapa genus, satu diantaranya adalah Mycobacterium, salah satu
spesiesnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil TB mempunyai
dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaaatkan oleh
Robert Koch untuk mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini
disebut BTA (Basil Tahan Asam). Basil TB sangat rentan terhadap sinar
matahari sehingga dalam beberapa menit saja akan mati karena gelombang
cahaya ultraviolet. Basil TB juga rentan terhadap panas/basah, sehingga
dalam 2 menit Basil TB yang ada di lingkungan basah akan mati bila
terkena air dalam suhu 100°C. Basil TB juga akan terbunuh dalam
beberapa menit bila terkena alkohol 70 % atau lisol 5% (Sediaoetama,
2010).

III. Tanda dan Gejala


1. Gejala sistemik (umum)
 Demam
Salah satu keluhan utama penderita TB paru adalah demam seperti
gejala influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam hari
disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu badan
mencapai 40°- 41°C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang
timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan serangan berikutnya
setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3
bulan).
 Gejala yang tidak spesifik
Dapat ditemukan rasa tidak enak bada (malaise), nafsu makan
berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, sakit
kepala dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat
dijumpai gangguan siklus haid.

2. Gejala respiratorik (paru)


 Batuk
Awal terjadinya penyakit, kuman akan berkembangbiak di jaringan
paru, batuk baru terjadi bila bronkus telah terlibat. Batuk
merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, kemudian akibat
peradangan batuk menjadi produktif karena diperlukan untuk
membuang produk-produk eksresi dari peradangan. Sputum dapat
bersifat mukoid atau purulen.
 Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat atau
ringannya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh
darah yang pecah. Gejala ini tidak selalu terjadi pada setiap
TB paru, kadang-kadang merupakan perluasan proses TB
paru.
 Sesak napas
Terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan paru, didapatkan
pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada
penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
 Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena,dapat bersifat lokal
atau pleuritik.
 Malaise 
Sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan
makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat
malam (Mansjoer, 2007).

IV. Penularan
Sumber utama penularan penyakit ini adalah sputum (dahak). Batuk dan
meludah akan menyebabkan kuman tuberkulosis menular pada orang lain
lewat udara. Penderita TBC ketika batuk, bersin, atau berbicara, akan
memercikkan kuman TBC atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar
dengan kuman TBC hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TBC
(penularan melalui udara). Keluarga yang tinggal dekat penderita memiliki
kemungkinan lebih banyak untuk tertular. Bayi dari ibu yang terinfeksi
tuberkulosis berisiko tinggi untuk terserang, oleh sebab itu penderita harus
dilatih untuk menutup mulutnya dan menghadapkan wajah ke arah lain
saat batuk.

V. Pengobatan
Tujuan pengobatan TB Paru adalah untuk menyembuhkan penderita,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat
penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah pengobatan paduan
OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung dan untuk menjamin
keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat
(PMO).

Prinsip pengobatan TB Paru :


1. Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis
(Isoniasid, Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Etambutol)
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat dibunuh.
2. Dosis tahap intensif dan tahap lanjutan ditelan sebagai dosis
tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong.
3. Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap
semua OAT. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan
secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB Paru BTA positif
menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
4. Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan
penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah
terjadi kekambuhan.

VI. Pencegahan
1. Mencegah dengan menjalankan pola hidup sehat dengan cara :
 Makan bergizi seimbang
 Istirahat cukup dan jangan tidur larut malam
 Tidak merokok (pasif atau aktif)
 Menjemur kasur atau alas tidur teratur agar tidak lembab
 Membuka jendela rumah waktu pagi hari sampai sore hari
2. Mencegah penularan pada pasien TBC dengan cara :
 Bila batuk tutup mulut agar keluarga dan orang sekitar
tidak tertular.
 Jangan meludah di sembarang tempat
 Meludah dengan menggunakan tempolong atau kaleng
yang tertutup dan diisi air sabun atau Lysol untuk
menampung dahak
 Membuang tampungan dahak ke lubang WC atau timbun di
tempat yang jauh dari keramaian.
3. Mencegah TB pada anak dengan cara :
 Mencegah kontak antara anak dengan penderita TB yang
menular.
 Memberikan gizi yang cukup (terutama protein dan Fe yang
cukup)
 Vaksinasi BCG sebagai perlindungan bagi anak terhadap
TB primer serta komplikasi-komplikasinya dengan syarat
bahwa vaksinnya baik, penyimpanan dan handling-nya
baik, teknik penyuntikannya baik dan anak yang
bersangkutan mempunyai respons imun seluler yang baik
pula. (WHO, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaplus FKU Jakarta.

Sediaoetama. (2010) Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Dian Rakyat.

WHO. 2014. World Health Statistic. Geneva: WHO Press: 2014. Diakses di
www.who.int/gho, tanggal 13 Desember 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ TB PARU ”

Di Susun Oleh :

Alfi Afriyanti

Angga Ziwandana

Devi Komalasari

Ichtiar Mahesa

Ibnu Adi Kusumah

M.Farhan

Noerfaizah

Shinta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

SERANG-BANTEN

2018

Anda mungkin juga menyukai