Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT TUBERCULOSIS (TB PARU)

Pokok Bahasan : Upaya Pencegahan dan Penanggulangan TBC


Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Faktor Penyebab, Tanda dan Gejala, Cara
Penularan, Pencegahan, Nutrisi Penderita TBC, Syarat
Pengobatan TBC, terapi komplementer TBC.
Sasaran : Bapak-Bapak Warga RW 01 Kelurahan Bulustalan
Tempat : Kantor RW 01
Hari/tanggal : Selasa, 12 Maret 2019
Waktu : 35 menit

I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan warga RW 01 kelurahan Bulustalan
diharapkan dapat memahami tentang penyakit TBC dan mampu
melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan TBC.

2. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian penyakit tuberculosis.
b. Menyebutkan faktor penyebab tuberculosis.
c. Menyebutkan tanda dan gejala tuberculosis.
d. Menyebutkan cara penularan tuberculosis.
e. Menyebutkan pencegahan tuberculosis.
f. Menyebutkan nutrisi bagi penderita tuberculosis.
g. Menyebutkan syarat pengobatan tuberculosis.
h. Menyebutkan pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis
paru.
II. SASARAN
Bapak-Bapak Warga RW 01 Kelurahan Bulustalan

III. MATERI
1. Pengertian penyakit tuberculosis.
2. Faktor penyebab penyakit tuberculosis.
3. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis.
4. Cara penularan penyakit tuberculosis.
5. Pencegahan tuberculosis.
6. Nutrisi bagi penderita tuberculosis.
7. Syarat pengobatan tuberculosis.
8. Pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap
penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis paru.

IV. METODE
Ceramah, diskusi dan demonstrasi.

V. MEDIA
1. Leaflet.
2. Flipchart.
3. Daun mint 10 lembar.
4. Air 400cc.
5. Baskom.
6. Lembar observasi sesak nafas.
7. Skala sesak nafas American Thoracic Society (ATS).

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


Tahap Metode /
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan media
Pra 1. Menyiapkan - - 3 menit
kegiatan peralatan
2. Set ruangan
3. Membantu
menyiapkan pasien
dan keluarga
4. Menyiapkan daftar
hadir
Kegiatan 1. Membuka dengan 1. Menjawab Ceramah / 2 menit
pembuka salam, salam, flipchart
memperkenalkan mendengarkan dan leaflet
diri, dan kontrak dan
waktu memberikan
2. Menjelaskan tujuan persetujuan
penyuluhan 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan 3. memperhatikan
cakupan materi
yang akan di bahas
Uraian 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan Ceramah / 15 menit
materi pengertian TBC dan menyimak flipchart
2. Menjelaskan penjelasan dari dan leaflet
penyebab TBC pemateri
3. Menjelaskan tanda
dan gejala TBC
4. Menjelaskan cara
penularan TBC
5. Menjelaskan
pencegahan TBC
6. Menjelaskan nutrisi
bagi penderita TBC
7. Menjelaskan syarat
pengobatan TBC
8. Menjelaskan
pengaruh aroma
terapi daun mint
dengan inhalasi
sederhana terhadap
penurunan sesak
nafas pada pasien
tuberculosis paru.
Penutupan 1. Meminta salah satu 1. Mengutarakan Tanya 10 menit
warga untuk ide / pendapat. jawab
menjelaskan sedikit 2. Menyimak
tentang materi 3. Mengutarakan
penyuluhan jawaban
2. Mengundang 4. Menyimak dan
komentar atau memperhatikan
pertanyaan dari 5. Menjawab
peserta salam
3. Menjawab
komentar atau
pertanyaan dari
peserta
4. Mengajukan
beberapa
pertanyaan
5. Memberikan
kesimpulan dari
pembahasan
6. Menutup pertemuan
dan mengucapkan
salam
VII. SETTING TEMPAT

Media
Pembicara
Flipchart

Notulen

Keterangan :

: Fasilitator

: Peserta

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Klien ikut dalam penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat penyuluhan di Kelurahan Bulustalan digunakan dengan
nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses :
a. Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Post Test.
Jenis Test : Lisan.
Butir Pertanyaan :
a. Menyebutkan pengertian penyakit tuberculosis.
b. Menyebutkan faktor penyebab penyakit tuberculosis.
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit tuberculosis.
d. Menyebutkan cara penularan penyakit tuberculosis.
e. Menyebutkan pencegahan penyakit tuberculosis.
f. Menyebutkan syarat pengobatan penyakit tuberculosis.
g. Menyebutkan terapi komplementer untuk penderita tuberculosis.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Depkes R.I, 2015. Buku Pedoman Penyakit TB Paru. Jakarta.
2. Nadesul handrawan, 2017. Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan TBC.
Jakarta : Puspa Swara.
3. Siswantoro, Edy. 2017. Pengaruh Aroma Terapi Daun Mint Dengan
Inhalasi Sederhana Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien
Tubercolosis Paru. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. Stikes Dian
Husada Mojokerto.
4. WHO Global Report. 2014. Global Tuberculosis Control. WHO Library
Cataloguing-in Plucation Data.
5. Wahid, Suprapto, I. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem
Respirasi. Jakarta Timur . CV. Trans Info Media.
6. Yessi, Andra, S. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa
Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta. Nuha Medika.
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
Tuberculosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri hasil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang
disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-
paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang,
limpa, dan otak. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan.
Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
ketidakefektifan respon imun.
Tuberculosis berasal dari bahasa latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan
kecil dank eras yang berbentuk sewaktu system kekebalan tubuh membangun
dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di
dalam paru-paru.

2. FAKTOR PENYEBAB
a. Dikarenakan bakteri yang berbentuk seperti batang. Di dalam jaringan
tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan
dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun.
b. Selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang
lembab, kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya
sirkulasi udara juga sangat berperan dalam penyebaran bakteri
mikobakterium tuberklosa ini, sehingga sangat mudah menjangkit orang
yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat.
3. TANDA DAN GEJALA
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung
dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
4) Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru
sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothorax, anemia dan lain-lain.
5) Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
6) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejala khusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi
kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50%
anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah
dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

4. CARA PENULARAN
Tuberculosis ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Individu yang
terinfeksi, melalui berbicara, batuk, bersin tertawa atau bernyanyi melepaskan
virus Mycobacterium tuberculosis ke udara dalam bentuk droplet. Selanjutnya
droplet tersebut dapat hidup di udara bebas dan terhirup oleh individu.
Namun virus tuberculosis ini pertumbuhannya sangat lambat, sehingga
saat individu terpapar oleh orang yang terinfeksi virus tuberculosis tidak
langsung terjangkit namun virus tersebut akan tinggal dalam parenkim paru
dalam beberapa waktu dan virus tersebut memilih waktu yang tepat untuk
menampakkan diri pada waktu yang tepat yakni saat imunitas tubuh dalam
kondisi tidak baik. Cara penularan virus ini melalui :
a. Kontak langsung dengan penderita :
1) Melalui batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi melepaskan viru
Mycobcterium tuberculosis ke udara dalam bentuk droplet. Dan
kemudian tanpa disadari terhirup oleh individu bersamaan dengan
menghirup oksigen.
2) Imigran dari Negara insiden tuberculosis tinggi (Afrika, Amerika
latin).
b. Kontak tidak langsung
Bila penderita batuk dan meludah di tempat teduh dan lembap, ludah
tersebut akan mengering dan diterbangkan angin. Ludah yang
mengandung basil ini akan terhisap oleh orang sehat.
Selain cara penularan diatas ada beberapa yang rentan terkena tuberculosis
diantaranya adalah :
a. Alkoholik
Karena tuberculosis menyerang system imun tubuh sedangkan alcohol
sendiri dapat merusak system kekebalan tubuh sehingga rentan terjangkit
tuberculosis.
b. Pasien dengan penyakit pembawa
Penyakit pembawa maksudnya disini adalah gagal ginjal, diabetes mellitus
serta HIV yang dapat menyerang system imun tubuh yang sama halnya
dengan tuberculosis yang juga menyerang system imun tubuh.

5. PENCEGAHAN
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan
Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara
lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC
paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan
mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ;
(1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan
internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua
penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan
tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat
anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus
dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan
Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan
diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar
pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent,
Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan
aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial,
materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan
indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan
dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan
gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai
infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada
TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap
epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk
membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari
tekanan psikis.
c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC.
Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha
penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan
hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung
situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan
penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC,
serta penegasan perlunya rehabilitasi.
Pencegahan TBC bisa juga berupa :
a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahraga teratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.
j. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin).

6. NUTRISI BAGI PENDERITA TUBERCULOSIS


a. Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari, tetapi tetap
dalam jumlah kalori yang direkomendasikan dokter. Pilih sayuran yang
berbeda dari berbagai jenis seperti sayuran hijau tua, sayuran berwarna
oranye, kacang, dll.
b. Susu atau produk susu harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari. Kalsium
dalam susu sangat penting dalam membangun kesehatan tulang pasien
TBC.
c. Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah lemak. 10
persen asupan kalori harian harus berasal dari lemak jenuh dan sekitar 200
mg kolesterol. Jagalah asupan total lemak dan minyak antara 25 – 30
persen kalori harian. Sebagian besar lemak harus berasal dari lemak tak
jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang ditemukan dalam makanan seperti
ikan, kacang-kacangan dan minyak sayur.
d. Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein seperti kacang-
kacangan dan biji-bijian. Makanlah makanan kecil sepanjang hari dengan
rentang waktu yang singkat. Pastikan agar tubuh mendapat cukup asupan
cairan dan garam dalam makanan.
e. Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan baik dan
mudah dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat diberikan kepada
pasien setelah kondisinya sangat membaik. Selain makanan yang
dianjurkan untuk para penderita penyakit TBC, ada juga beberapa
makanan yang harus dihindari bahkan merupakan pantangan bagi para
penderita penyakit tuberkulosis (TBC).

7. SYARAT PENGOBATAN
Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh 4 faktor diantaranya :
a. Paduan obat-obatan
b. Dosis
c. Keteraturan berobat
d. Lama pengobatan

Jenis obat yang biasa digunakan :


 Isoniazid
 Rifampisin
 Pyrazinamide
 Sterptomycin
 Ethambutol
 Vitamin

Syarat pengobatan :
a. Pada awal pengobatan (2 bulan pertaama ) obat harus diminum setiap hari
selama hingga 60 kali.
b. Selama 4 bulan berikutnya obat harus diminum sebanyak 54 kali berkala 3
kali seminggu.
c. Setelah 6 bulan penyakitnya dinilai (dengan foto) paru-parunya.Jika belum
bersih pengobatan dilanjutkan sampai paru-parunya bersih.
8. AROMA TERAPI DAUN MINT DENGAN INHALASI SEDERHANA
TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA PASIEN
TUBERCULOSIS PARU
ANALISA JURNAL :
Sesak nafas pada tuberculosis paru akan ditemukan pada penyakit yang
sudah lanjut, dimana infltrasinya sudah ssetengah bagian paru-paru. Gejala ini
ditemukan bila kerusakan parekim paru sudah luas. Oleh karena itu ditemukan
cara untuk mengurangi sesak nafas, salah satunya dengan aroma terapi daun
mint dengan inhalasi sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap
penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis paru. Desain penelitian ini
menggunakan Pre Eksperimental dengan pendekatan Pretest-Posttest Control
Group Design. Sampel yang diambil sebanyak 16 responden dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control,
dengan teknik simple random sampling.instrumen yang digunakan lembar
lembar observasi sesak nafas (American Thoracic Society). Variable
independen adalah aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dan
variable dependen adalah sesak nafas. Analisa data menggunakan uji
Wilcoxon dan Mann Whitney U.
Salah satu gejala Tuberculosis Paru gejala klinis sesak nafas pada pasien
Tuberculosis Paru selain menggunakan obat-obatan medis dapat pula
menggunakan oabt-obatan non medis. Salah satu cara yang dapat mengurangi
sesak nafas yaitu dengan memberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana sederhana atau metode penguapan. Kandungan penting yang
terdapat di daun mint adalah menthol (dekongestan alami). Daun mint
mempunyai kandungan minyak essensial menthol dan menthone. Pada daun
dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang berbunga mengandung
1% minyak atsiri, 78% menthol bebas, 2% mentol tercampur ester, dan
sisanya resin, tannin, asam cuka (Tjitrosoepomo, 2010). Berdasarkan
penelitian aroma terapi daun mint terbukti bia menurunkan sesak nafas pada
penderita tuberculosis paru.
Mekanisme : terapi ini digunakan pada pasien dengan sesak nafas ringan,
sedang, berat dan sangat berat. Media yang digunakan 10 lembar daun mint
yang direbus dengan air 400cc, lembar observasi sesak nafas, skala sesak
nafas American Thoracic Society (ATS). Taruh baskom berisi rebusan daun
mint diatas meja, pasien bisa duduk dekat meja dan menghirup rebusan daun
mint selama 30 menit.

Anda mungkin juga menyukai