Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDUKASI TB

Oleh kelompok :

Tasya Yolanda Putri (213110152)

Syahdilla (213110150)

Vania Zerlinda Mavandra Putri (213110154)

Dosen Pengampu:

Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Keperawatan Komuntias

Pokok Bahasan : Edukasi Tentang TB dan cara Etika Batuk

Sasaran : Warga RT 03 / RW 08

Tempat : Batipuh Panjang RT 03 / RW 08

Waktu Pertemuan : 09.00 WIB s/d selesai

Hari/Tanggal : Sabtu / 16 Desember 2023

EDUKASI TUBERKULOSIS

A. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan penyakit kronik, menular, yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang ditandai dengan jaringan granulasi nekrotik (perkijauan) sebagai respons
terhadap kuman tersebut. Penyakit ini menular dengan cepat pada orang yang rentan dan
daya tahan tubuh lemah. Diperkirakan seorang penderita tuberkulosis kepada 1 dari 10 orang
di sekitarnya. Tuberkulosis adalah penyakit yang mengganggu sumberdaya manusia dan
umumnya menyerang kelompok masyarakat dengan golongan sosial ekonomi rendah.

Indonesia memiliki beban penyakit tuberkulosis yang tinggi. Indonesia merupakan negara
pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang
mampu mencapai target global tuberkulosis untuk deteksi kasus dan keberhasilan
pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah 294.732 kasus tuberkulosis
telah ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010) dan lebih dari 169.213 diantaranya
terdeteksi BTA (+). Dengan demikian, case notification rate untuk TB BTA (+) adalah 73
per 100.000 (case detection date 73%). Rerata pencapaian angka keberhasilan pengobatan
selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%.
Pencapaian target global tersebut merupakan tonggak pencapaian program pengendalian TB
nasional yang utama.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah di berikan pendidikan kesehatan selama 45 menit, warga mampu


mengetahui tentang TB

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran diharapkan dapat:
a. Mampu mengetahui Pengertian tuberkulosis
b. Mampu mengetahui Penyebab tuberkulosis
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala tuberkulosis
d. Mampu mengetahui cara Pencegahan tuberkulosis
e. Mampu mengetahui cara Pengobatan tuberkulosis
f. Mampu mengetahui Pengertian Etika batuk
g. Mampu mengetahui Tujuan Etika batuk
h. Mampu mengetahui Cara Penerapan Etika batuk

C. Sasaran
Seluruh masyarakat terutama semua warga RT 03/RW08

D. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian Tuberkulosis
b. Penyebab Tuberkulosis
c. Faktor resiko Tuberkulosis
d. Tanda dan Gejala Tuberkulosis
e. Pencegahan Tuberkulosis
f. Pengertian Etika Batuk
g. Tujuan Etika Batuk
h. Penerapan Etika Batuk
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab:
Mengkoordinir persiapan dan pelaksaan penyuluhan.
b. Presentator:
Memberikan penjelasan materi tentang etika batuk
c. Moderator:
1. Membuka acara.
2. Memperkenalkan dosen dan mahasiswa pembimbing.
3. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan yang akan diberikan.
4. Mengadakan kontrak waktu.
5. Menyerahkan jalannya acara pada presentator.
d. Fasilitator:
1. Memfasilitasi hal-hal yang dibutuhkan.
2. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
e. Observer:
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
B. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Warga RT 03 / RW 08
2. Presentator : Vania Zerlinda Mavandra Putri
3. Fasilitator : Syahdilla
4. Observer : Tasya Yolanda Putri
C. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1. Fase Orientasi
 Salam terapeutik  Menjawab salam 5 menit
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Mendengarkan
 Membuat kontrak waktu  Menyutujui
2. Fase Kerja
Menjelaskan materi penyuluhan  Mendengarkan
tentang:  Memperhatikan
- Pengertian tuberkulosis  Bertanya 15 menit
- Penyebab tuberkulosis
- Tanda dan Gejala tuberkulosis
- Pencegahan tuberkulosis
- Pengobatan tuberkulosis
- Pengertian Etika batuk
- Tujuan Etika batuk
- Cara Penerapan Etika batuk

3. Fase Terminasi
 Menyimpulkan  Menjawab 10 menit
 Mengevaluasi pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

D. Metode Penelitian
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
E. Media/Alat Bantu
1. Leaflet
2. Booklet
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana.
b. Tempat, media, alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Laporan telah dikoordinasikan sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses.
a. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar.
b. Peran dan tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan rencana.
c. Peserta penyuluhan dapat mengikuti penyuluhan dengan baik.
d. Tidak adanya hambatan saat melakukan penyuluhan.
e. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.

3. Evaluasi Hasil.
Setelah iberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta dapat:
a. Pengertian Tuberkulosis
b. Penyebab Tuberkulosis
c. Faktor Resiko Tuberkulosis
d. Tanda dan Gejala Tuberkulosis
e. Pencegahan Tuberkulosis
f. Pengertian Etika Batuk
g. Tujuan Etika Batuk
h. Penerapan Cara Etika Batuk

G. Lampiran
1. Materi
2. Media
Lampiran Materi Penyuluhan

TUBERKULOSIS

A. Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah sangat lama dikenal
pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan
yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang vertebra otak yang khas TBC
dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan
yang berasal dari mumi dan ukuriran dinding piramid di Mesir kuno pada tahun 2000 – 4000
SM. Hipokrates telah memperkenalkan sebuah terminologi yang diangkat dari bahasa Yunani
yang menggambarkan tampilan penyakit TBC paru ini (Sudoyo dkk, 2010)

B. Penyebab Tuberkulosis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, TB adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri, tepatnya Mycobacterium tuberculosis. Tahap infeksi bakteri pada pengidap TB
melewati tiga tahapan, di antara sebagai berikut.

1. Infeksi Primer
Tahap ini terjadi saat udara yang mengandung bakteri penyebab TB terhirup oleh hidung
atau mulut hingga masuk menuju paru-paru dan berkembang biak.
2. Infeksi Laten
Ketika bakteri mulai berkembang, sistem imun akan melakukan perlawanan. Ketika
sistem imun berhasil melawannya, maka bakteri akan “tertidur” dan tidak aktif
menginfeksi. Sehingga, orang yang terinfeksi tidak akan merasakan gejala apapun.
3. Infeksi Aktif
Sebaliknya, saat imun tubuh tidak berhasil melawan bakteri yang masuk dan berkembang
biak, maka bakteri akan bebas menyerang sel-sel sehat pada paru-paru. Kondisi ini akan
membuat pengidapnya merasakan gejala.
C. Tanda dan gejala Tuberkulosis

Ciri-ciri TB paru yang menginfeksi seseorang pada awalnya memunculkan gejala utama sebagai
berikut:
1. Sesak nafas.
2. Batuk berlangsung lama hingga lebih dari 3 minggu.
3. Batuk berdarah.
4. Dada terasa nyeri.

Selain gejala TB paru di atas, adapun gejala yang biasanya muncul, di antaranya adalah:

1. Demam.
2. Menggigil.
3. Mudah merasa lelah.
4. Berat badan turun drastis.
5. Nafsu makan menghilang.
6. Berkeringat di malam hari.

Kemunculan gejala-gejala tersebut biasanya akan berbeda di beberapa orang. Sehingga antara
satu dan lainnya tidak bisa dijadikan sebagai acuan. Apabila Anda merasakan beberapa gejala di
atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter

D. Faktor Resiko Tuberkulosis

Beberapa faktor risiko lain seperti riwayat imunisasi, malnutrisi, usia muda, riwayat kontak, dan
asap rokok sangat berperan penting baik dari tingkat individu maupun tingkat populasi. Selain itu
faktor sosial ekonomi, lingkungan, dan perilaku juga terbukti meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi.

E. Upaya Pencegahan Tuberkulosis

Salah satu langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk
melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita TBC. Beberapa
upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan TB yaitu :

1. Menggunakan masker saat berada ditempat ramai dan berinteraksi dengan penderita
TBC, serta mencuci tangan.
2. Tutup mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau gunakan tisu untuk menutup mulut , tisu
yang sudah digunakan dimasukan kedalam plastik dan di buang ke kotak sampah.
3. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
4. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka
pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
5. Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang diderita
tidak lagi menular.
6. Khusus bagi penderita TB menggunakan masker ketika berada disekitar orang terutama
selama tiga minggu pertama pengobatan, upaya ini dapat membantu mengurangi
resiko penularan.

F. Pengertian etika batuk


Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung dan
mulut dengan tisu atau lengan baju. Hal ini berguna untuk mencegah penyebaran bakteri atau
virus ke udara sehingga tidak menularkannya kepada orang lain

G. Tujuan etika batuk


1. Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas sehingga menurunkan
frekuensi sesak nafas
2. Menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal
3. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsinya dengan baik
4. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik
H. Cara penerapan etika batuk yang benar

Etika batuk sebaiknya memang dilakukan kapan pun, sekalipun Anda dalam keadaan sehat.
Sementara, orang yang sakit sangat diwajibkan untuk menerapkan etika batuk ini.Berdasarkan
informasi dari CDC, virus yang terkandung dalam droplet dapat bertahan 15 menit hingga satu
jam di dalam ruangan.Hal ini tentunya menambah risiko seseorang tertular virus apabila tidak
dilakukan pencegahan penyebaran penyakit.Upaya mencegah penyebaran penyakit yang paling
umum diketahui adalah dengan menutup mulut dan hidung dengan tangan saat bersin dan batuk.
Menghalangi droplet tersebar luas dengan cara menutup mulut dan hidung memang tepat.
Namun, menggunakan telapak tangan pun Anda tetap bisa menyebarkan patogen lewat sentuhan.
Tanpa sadar, Anda telah memindahkan bakteri dari telapak tangan ke benda atau orang lain yang
nantinya bersentuhan dengan tangan Anda.Penggunaan sapu tangan untuk menutup batuk juga
tidak tepat. Alih-alih menghindari kontak dengan kuman penyakit, organisme berbahaya ini
malah bisa terperangkap di dalamnya.Jika Anda sakit, kemungkinan untuk terjadinya reinfeksi
atau infeksi berulang akan lebih tinggi.Namun, etika batuk lebih dari sekadar menutup mulut dan
hidung, terdapat beberapa langkah lainnya yang juga perlu diikuti.

1. Menutup hidung dan mulut dengan tisu


jika Anda hendak batuk, etika yang tepat adalah segera mengambil tisu untuk menutupi
mulut dan hidung Anda.Langsung buang segera tisu yang digunakan ke tempat sampah, sebelum
tisu tersebut disentuh atau bahkan digunakan oleh orang lain.Batuk itu sendiri merupakan refleks
yang terkadang sulit dikontrol. Ada kalanya Anda mau batuk tapi tidak sempat mengambil tisu
untuk menutup mulut dan hidung.Maka, batuklah pada bagian dalam lengan atas Anda, jangan
pada telapak tangan.Bagian lengan atas merupakan bagian yang jarang berkontak dengan benda
(gagang pintu, alat makan, atau telepon) atau melakukan sentuhan fisik seperti saat berjabat
tangan dengan orang lain.

2. Menjaga jarak dengan orang lain


Ketika batuk, jangan lupa untuk memalingkan wajah Anda menjauhi orang-orang yang
ada di sekitar.Etika batuk seperti ini dilakukan untuk memastikan tidak ada cipratan droplet yang
mengenai tubuh atau wajah orang lain.Pasalnya, melansir dari International Journal of Indoor
Environment and Health, estimasi droplet yang dapat terhirup seseorang berada pada jarak 1,5
meter dari orang batuk atau bersin.

3. Mencuci tangan menggunakan sabun


Ingatlah untuk selalu mencuci tangan setelah batuk. Sebagian besar penyakit pernapasan
berbahaya disebarkan karena dari sentuhan tangan yang terkontaminasi patogen ke bagian wajah.
Etika mencuci tangan dengan benar adalah dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Cairan pembersih lain seperti sanitizer juga bisa digunakan asalkan mengandung alkohol dengan
kosentrasi 60-95 persen.Selama mencuci tangan, pastikan Anda membersihkan seluruh bagian
telapak tangan, termasuk menggosok sela-sela jari.Lakukanlah selama 20 detik sehingga
memastikan pelindung tubuh patogen benar-benar hancur oleh air sehingga ia tidak bisa lagi
aktif menginfeksi tubuh.Dalam etika batuk, membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir
lebih efektif karena dengan batuan aliran air kuman bisa langsung terlepas dari permukaan
tangan.Menggunakan masker saat sakit

4. Menggunakan masker saat sakit


Terakhir, gunakan masker jika Anda merasa sakit dan batuk terus-menerus.
Penggunaan masker juga sebaiknya digunakan dengan tepat. Ganti masker secara berkala atau
cuci dengan sabun yang mengandung disinfektan jika menggunakan bahan masker yang bisa
dipergunakan ulang.Hindari menggunakan masker yang sudah kotor dan lembab karena justru
dapat menjadi lingkungan yang kondusif untuk kuman penyakit berkembang biak.
Meskipun sudah menggunakan masker, cobalah untuk tetap menjauhkan diri dari orang lain saat
Anda batuk sehingga tidak menyebarkan kuman

Anda mungkin juga menyukai