Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PENYULUHAN TB PARU PADA BALITA

Oleh:
Nuzulia Kusuma Anggia 10214015
Silvi Septiyani 10214025
Vriarno Umbu Rauta 10214030
Rany Dwi Lestari 10214035

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017
PENYULUHAN TB PARU PADA BALITA
MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI

Ketua Pelaksana

Vriarno umbu Rauta


NIM 10214030

PENYULUHAN TB PARU PADA BALITA


MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017
A. BAHASAN
1. Topik : TBC Paru pada balita
2. Sub Topik : a. Pengertian TBC Paru
b. Penyebab TBC Paru
c. Tanda dan gejala TBC Paru pada Balita
d. Perawatan TBC Paru dirumah
e. Komplikasi TBC Paru pada Balita
f. Pengobatan TBC Paru pada Balita
3. Waktu : 35 menit - selesai
Hari/tanggal : 20 november 2017
Tempat : jln letjen sutoyo II gg 4 tinalan timur kec pesantren kota
kediri
Sasaran : ibu-ibu dari balita pada saat posyandu
Penyuluh : mahasiswa iik bhakti wiyata kediri prodi S1 keperawatan
kelompok 4

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan keluarga


mengerti dan memahami tentang penyakit TBC Paru, serta keluarga
mampu merawat Balita dengan TBC Paru

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 35 menit, keluarga dapat :

a. Menjelaskan pengertian TBC Paru balita.


b. Menyebutkan penyebab TBC paru balita.
c. Menyebutkan tanda dan gejala 3 dari 6 TBC Paru pada balita.
d. Mengerti tentang perawatan penderta TBC paru balita.
e. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi dari TBC Paru pada balita.
f. Keluarga mengerti tentang pengobatan TBC Paru pada balita.
C. MATERI
1. Pengertian TBC Paru.
2. Penyebab TBC Paru.
3. Tanda dan gejala TBC Paru
4. Perawatan pada penderita TBC paru dirumah
5. Komplikasi dari penyakit TBC paru
6. Pengobatan TBC paru
7. Penatalaksanaan TBC paru.
8. Terapi TBC paru.
D. SUMBER MATERI

1. Arif Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Media. Jakarta.


2. Dinkes RI, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan TBC. Jakarta.

E. METODE DAN MEDIA

1. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
2. Media
a. Leaflet
b. Flip chart

F. TABEL KEGIATAN

Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaa 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
n mengucapkan salam kepada 2. Ibu ibu bisa kenal dengan
sasaran penyuluh.
2. Memperkenalkan diri kepada 3. Mendengarkan penyuluh
sasaran menyampaikan topik dan
3. Menyampaikan topik dan tujuan.
tujuan penkes kepada sasaran 4. Menyetujui kesepakatan
waktu pelaksanaan
4. Kontrak waktu untuk penkes
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan sasaran
20 Kegiatan 1. Mengkaji pengetahuan 1. Menyampaikan
menit inti sasaran tentang materi pengetahuannya tentang
penyuluhan. materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan penyuluh
penyuluhan tentang TBC menyampaikan materi
paru kepada sasaran dengan 3. Memperhatikan cara
menggunakan lembar balik tindakan bagian postural
dan leaflet drainage yaitu claping.
3. Mendemonstrasikan tindakan
bagian dari postural drainage
yaitu tindakan claping

5 menit Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan


kepada sasaran tentang materi yang diajukan penyuluh
yang sudah disampaikan
penyaji 2. Mendemonstrasikan
2. Mengkaji ulang pengetahuan penyususunan menu
materi yang diberikan. seimbang untuk ibu hamil

5 menit Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan


penyuluhan yang telah penyampaian kesimpulan
disampaikan kepada sasaran
2. Menutup acara dan 2. Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam. menutup acara dan
menjawab salam

G. EVALUASI
1. Prosedur

a. Post test
b. Pre test
2. Bentuk test
a. Tanya jawab secara lisan
b. Demonstrasi cara tindakan postural drainage yaitu claping.

3. Butir Pertanyaan
a. Jelaskan pengertian TBC paru?
b. Sebutkan penyebab TBC paru?
c. Sebutkan tanda dan gejala TBC ?
d. Sebutkan cara perawatan pada penderita TBC paru dirumah?
e. Sebutkan komplikasi dari TBC paru ?
f. Sebutkan salah satu pengobatan TBC paru ?
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian TBC
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sebagian besar
menyerang Paru dan dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini
berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman TB Paru cepat mati apabila terkena sinar matahari langsung
tetapi dapat bertahan hidup dalam beberapa jam ditempat yang gelap
dan lembab (Depkes RI, 2002).
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia,
Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),
maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China
dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua
penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis /
TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate
kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia
terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC
paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang
menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal
akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

B. Proses penularan
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung
kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin
dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC
melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru
akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan
daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi
TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-
paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering
terkena yaitu paru-paru.

C. Tanda dan Gejala


1. Gejala umum TBC pada anak :
a. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
b. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab
yang jelas dan tidak naik dalam waktu 1 bulan meskipun sudah
dengan penanganan gizi yang baik.
c. Nafsu makan menurun, badan lemas
d. Demam lama lebih dari 1 bulan atau berulang-ulang tanpa sebab
yang jelas dan disertai keringat malam meskipun tidak
melakukan kegiatan.
e. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit,
biasanya multiple paling sering didaerah leher, ketiak dan
lipatan paha.
f. Gejala-gejala dan saluran napas, misalnya batuk lama lebih dari
30 hari, tanda cairan didada dan nyeri dada.
g. Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang-ulang
yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan diperut
dan tanda-tanda cairan diperut.

D. Pencegahan TBC paru


1. Hindari kontak dengan penderita TB
2. Meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberi makan-
makanan yang bergizi.
3. Menjaga kebersihan rumah.
4. Memperbaiki ventilasi rumah agar sinar matahari dan udara segar
bisa masuk
5. Usahakan anak dapat tidur nyenyak atau cukup
6. Bila ada bayi harus segera mendapatkan imunisasi BCG dan ASI
eksklusif.

E. Terapi penderita TBC

Jenis-jenis tablet FDC dikelompokkan menjadi 2, yaitu: FDC


untuk dewasa dan FDC untuk anak-anak.

Tablet FDC untuk dewasa terdiri tablet 4FDC dan 2FDC. Tablet
4FDC mengandung 4 macam obat yaitu: 75 mg Isoniasid (INH), 150
mg Rifampisin, 400 mg Pirazinamid, dan 275 mg Etambutol. Tablet
ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif dan
untuk sisipan. Tablet 2 FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 150 mg
Isoniasid (INH) dan 150 mg Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk
pengobatan intermiten 3 kali seminggu dalam tahap lanjutan. Baik
tablet 4FDC maupun tablet 2FDC pemberiannya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Untuk melengkapi paduan obat kategori II tersedia
obat lain yaitu: tablet etambutol @400 mg dan streptomisin injeksi
(vial @750 mg).

Tablet FDC untu anak-anak terdiri dari tablet 3FDC dan 2FDC.
Kedua jenis tablet diberikan kepada pasien TB anak yang berusia 0 –
14 tahun. Tablet 3FDC mengandung 3 macam obat antara lain: 30 mg
INH, 60 mg Rifampisin, dan 150 mg Pirazinamid. Tablet ini
digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif. Tablet
2FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 30 mg INH dan 600 mg
Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam
tahap lanjutan. Sama halnya dengan pemberian pada pasien dewasa,
pemberian jumlah FDC pada pasien anak juga disesuaikan dengan
berat badan anak.

F. Perawatan penderita TBC paru dirumah


1. Menganjurkan kepada anggota keluarga untuk mengawasi
penderita makan obat sesuai dengan anjuran
2. Memberikan waktu istirahat yang cukup kepada penderita minimal
6-8 jam perhari

3. Melakukan pemeriksaan secara rutin ke tempat pelayanan


kesehatan

4. Melakukan tindakan claping bila penderita batuk berdahak

5. Menganjurkan kepada anggota keluarga untuk mengawasi


penderita makan obat sesuai dengan anjuran

G. Penatalaksanaan penderita TBC paru


1. Uji tuberculin (Mantoux) Uji tuberkulin dilakukan dengan cara
Mantoux (penyuntikan intrakutan). Tuberkulin yang dipakai adalah
tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU atau PPD-S kekuatan 5 TU.
Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur
diameter tranversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan
dalam mm, dikatakan positif bila indurasi : > 10 mm.
2. Reaksi cepat BCG Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi
cepat berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm (dalam 3-7 hari)
maka dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.
3. Foto Rontgen Paru : seringkali tidak khas Pembacaan sulit, hati-
hati kemungkinan overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling
mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar
hilus atau kelenjar paratrakeal
4. Gambaran rontgen paru pada Tb dapat berupa : Milier,
Atelektasis, Infiltrat , pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal,
konsolidasi (lobus), reaksi pleura dan/atau efusi pleura, kalsifikasi,
bronkiektasis, kavitas, destroyed lung. Diskongkruensi antara
gambaran klinis dan gambaran radiologis, harus dicurigai Tb. Foto
Rontgen paru sebaiknya dilakukan PA dan lateral serta dibaca oleh
ahlinya.
5. Pemeriksaan mikrobiologi : pemeriksaan langsung BTA
(mikroskopis) dan kultur dari sputum (pada anak bilasan lambung
karena sputum sulit didapat ).
6. Pemeriksaan serologi (ELISA, PAP, Mycodot, dll) masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
7. Pemeriksaan patologi anatomi.
8. Respon terhadap pengobatan OAT. Kalau dalam 2 bulan terdapat
perbaikan klinis nyata, akan menunjang atau memperkuat
diagnosis TBC

Tahap Evaluasi

a. Evaluasi struktur
 Peserta yang hadir berjumlah 25 orang

 Setting tempat acara langsung di posyandu balita di kota Kediri

 Peran mahasiwa sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran


dan tugas masing masing

 Perlengkapan yang digunakan sudah lengkapn sesuai dengan yang


direncanakan yaitu leafet dan flip chart

 Penggunaan bahasa dan cara penyampaian materi telah sudah di


sesuaikan sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh ibu ibu
posyandu

b. Evaluasi hasil

Ibu ibu posyandu Anggrek mengenai penyakit TBC setelah


diberikan penyuluhan pengetahuan menjadi meningkat mereka
sudah bisa menjelaskan apa itu penyakit TBC dan cara
pencegahan penyakit TBC.
Pertanyaan.

1. Apa perbedaan ISPA dengan TBC??

Jawab:

ISPA merupakan Infeksi Saluran Napas Atas yang merupakan suatu infeksi
pada saluran napas bagian atas yakni dimulai dari hidung, sinus, hingga bagian
laring faring. Sementara TBC merupakan kependekkan dari Tuberculosis yang
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose.
Penyakit ini dapat menginfeksi beragam organ dalam tubuh seperti sistem saraf,
kulit, saluran cerna, saluran kemih, hingga selaput otak. Namun penyakit ini
paling sering menyerang sistem paru, sehingga sering dikenal dengan istilah TB
Paru. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa salah satu persamaan TB
Paru dengan ISPA ialah sama-sama menyebabkan masalah pada sistem
pernapasan. Karena sama-sama menyerang sistem pernapasan, maka mode
penularannya pun hampir serupa yakni melalui percikan yang terlontar ketika
seseorang batuk atau bersin. Keduanya dengan demikian, sangat mudah menular,
terutama pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

ISPA sendiri dapat timbul dalam beragam penyebab namun paling sering
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Flu yang biasa kita temui merupakan
salah satu contoh ISPA. Perbedaan ISPA dengan TB Paru terletak pada lokasi
peradangan dimana ISPA lebih banyak bermain dengan saluran napas atas
sementara TB Paru sesuai namanya lebih banyak menimbulkan masalah pada
bagian paru. Selain itu pengobatannya pun berbeda. ISPA umumnya tidak
memerlukan pengobatan khusus selain pemberian cairan dan anti alergi serta
pengobatan simptomatik atau setidaknya pemberian antibiotik bila disebabkan
oleh infeksi bakteri. Sementara TB Paru sendiri memerlukan pengobatan anti
tuberkulosis yang harus dijalani minimal 6 bulan tanpa terputus. Oleh
karenanya jelas dalam hal ini dapat dikatakan bahwa TB Paru bermanifestasi lebih
berat daripada ISPA.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai