Anda di halaman 1dari 10

SAP KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS

RSU HAJI SURABAYA

Oleh :

1. Dwi Putri Rateh M.S 20204663026


2. Fatma Aula Nursyifa’ 20204663032
3. Adela Tria Cahyani 20204663102
4. Rofiqi 20204663107

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
SAP KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS

Bidang Studi : Keperawatan Anak

Pokok Bahasan : Kepatuhan Minum Obat Pada Anak Dengan Tuberkulosis

Sub Pokok Bahasan : Kepatuhan Minum Obat Pada Anak Dengan Tuberkulosis

Sasaran : Keluarga dan Anak dengan Tuberkulosis

Hari / Tanggal : Kamis, 10 Juni 2021

Jam : 10.00 WIB

Waktu : 30 menit

Penyaji : Program Profesi Ners FIK UMSurabaya

Tempat : Poli Anak Rumah Sakit Haji Surabaya

I. Tujuan

I.1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluuhan selama 30 menit, keluarga mampu


memhami tentang kepatuhan minum obat pada anak dengan tuberkulosis di
rumah.

I.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan klien diharapkan mampu :


1. Menjelaskan kembali pengertian penyakit TB

2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit TB

3. Menjelaskan kembali tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai tanda

dan gejala penyakit TB


4. Menjelaskan kembali cara mencegah penularan penyakit TB

5. Menjelaskan kembali tentang cara minum obat

6. Menjelaskan kembali akibat dari minum obat yang tidak teratur

II. Metode

1. Diskusi

2. Tanya Jawab

III. Media

1. Leaflet

IV. Pengorganisasian

1. Moderator :

2. Pemateri : Fatma Aula N

3. Fasilitator :

4. Observer :

5. Dokumentator :

V. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan


Kegiatan Waktu Penyaji Peserta Media /
Alat
Pembuka 5 menit 1. Salam pembuka  Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri  Mendengarkan
3. Menjelaskan topik yang
akan disampaikan
4. Menjelaskan TIU dan
TIK

Kerja 15 Menit 1. Menjelaskan kembali  Mendengarkan


dengan penuh
pengertian penyakit TB perhatian

2. Menyebutkan kembali

tanda dan gejala

penyakit TB

3. Menjelaskan kembali

tindakan yang harus

dilakukan bila

mempunyai tanda dan

gejala penyakit TB

4. Menjelaskan kembali

cara mencegah penularan

penyakit TB

5. Menjelaskan kembali

tentang cara minum obat

6. Menjelaskan kembali

akibat dari minum obat

yang tidak teratur


5 menit Tanya jawab  Bertanya
Memberikan kesempatan  Menjawab
pada peserta untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan

3 menit Evaluasi  Menjelaskan dan


Memberikan pertanyaan mempraktekkan
tentang materi yang telah
disampaikan
Penutup 2 menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam

VI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Membuat porposal Kepatuhan Minum Obat Pada Anak Dengan
Tuberkulosis
b. Kontrak Waktu
c. Menyiapkan Peralatan
- Tempat duduk audience
- Media untuk PKMRS
d. Setting
Tempat penyuluhan adalah Poli Anak Rumah Sakit Haji Surabaya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta
 Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai.
 Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Pertemuan berjalan dengan lancar.
b. Penyuluh
 Bisa memfasilitasi jalannya PKMRS
 Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab
 Suasana selama kegiatan kondusif
3. Evaluasi Hasil
a) klien dapat memahami dan menerima materi yang diberikan

b) klien dapat menerapkan kepatuhan minum obat

c) keluarga dapat mendukung klien dalam meningkatkan kepatuhan minum obat

Lampiran Materi
1. Definisi Kepatuhan

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Hal ini disebabkan karena

ukuran kuman TB sangat kecil sehingga kuman TB dalam percik renik (droplet

nucle) yang terhirup dapat masuk mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini

akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus

akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar

kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu

menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman

TB dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk

koloni di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru

disebut Fokus Primer GOHN (Departemen Kesehatan, 2007).

Tuberkulosis masih merupakan penyakit penting sebagai penyebab

morbiditas dan mortalitas, dan tingginya biaya kesehatan Setiap tahun

diperkirakan 9 juta kasus TB baru dan 2 juta diantaranya meninggal. Dari 9 juta

kasus baru TB di seluruh dunia, 1 juta adalah anak usia <15 tahun. Dari seluruh

kasus anak dengan TB, 75% didapatkan di duapuluh dua negara dengan beban TB

tinggi (high burden countries). Dilaporkan dari berbagai negara presentase semua

kasus TB pada anak berkisar antara 3% sampai >25%. Kematian akibat TB

didunia sebanyak 95% dan 98% terjadi pada negara‐negara berkembang (WHO,

2014).
2. Tanda Dan Gejala Penyakit TB

Beberapa manifestasi sistemik yang dapat dialami anak yaitu:

1. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas, yang

dapat disertai keringat malam. Demam pada umumnya tidak tinggi. Temuan

demam pada pasien TB berkisar antara 40-80% kasus.

2. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan

dengan penanganan gizi atau naik tetapi tidak sesuai dengan grafik

pertumbuhan.

3. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan

tidak naik dengan adekuat (failure to thrive).

4. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya

multipel.

5. Batuk lama lebih dari 3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan, tetapi pada

anak bukan merupakan gejala utama.

6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.

7. Malaise (letih, lesu, lemah, lelah).

3. Tindakan Apa yang harus dilakukan bila mempunyai tanda dan gejala

penyakit TB

Jika dirasa memiliki gejala sebaiknya langsung memeriksakan diri ke

puskesmas, rumah sakit atau pelayanan kesehatan tewrdekat dan mengikuti anjuran

yang diberikan petugas kesehatan.


4. Cara penularan penyakit TB

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau

bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet

nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya

penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang

lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari

langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam

dalam keadaan yang gelap dan lembab (Asti WR, 2009).

5. Tentang cara minum obat

Cara minum obat yang perlu diketahui pasien dengan Tuberkulosis:

a. Obat TBC diminum secara teratur sampai klien dinyatakan sembuh

b. Lama pengobatan berlangsung 6-8 bulan

c. Selam 2 bulan pertama, obat sekaligus diminum setiap hari

d. Pada 4 bulan berikutnya, obat diminum seminggu 3 kali

e. Obat boleh diminum satu persatu, dan harus habis 2 jam

f. Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi atau sebelum tidur.

6. Akibat dari minum obat yang tidak teratur

Akibat yang akan terjadi jika minum obat tidak teratur:


a. Penyakit ini akan lebih sukar untuk diobati karena ada kemungkinan akan

kebal terhadap obat TBC.

b. Kunman TBC dalam tubuh akan tumbuh dan berkembang biak lebih banyak

c. Menghabiskan biaya lebih besar, karena diperkirakan obat yang lebih ampuh

dan lebih banyak jenisnya.

d. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.


DAFTAR PUSTAKA

Asti WR. (2009). Patofisiologi, diagnosis dan klasifikasi tuberkolousis. Departemen Ilmu

Kedokteran Komunitas, Okupasi dan Keluarga. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Diagnosis dan Tatalaksana

Tuberkulosis pada Anak. Kelompok Kerja TB Anak. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis. Edisi 2, cetakan pertama.Jakarta.

Marlinae, L. S.KM, M.KL., dkk. (2019). DESAIN KEMANDIRIAN POLA PERILAKU

KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB ANAK BERBASIS

ANDROID. Cetakan pertama. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai